Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH DIPTEROCARPACEAE

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Botani Tumbuhan Tinggi”
Dosen Pengampu: Nurma Aini Hanapi, M. Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 7
1. Ahmad Syaifudin (1901081002)
2. Alicia Puspita Maharani (1901082002)
3. Hani Dwi Aryanti (1901081013)
4. Riza Elprilda Paraswati (1901081027)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN 2020
1
Kata Pengantar
Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
kita ucapkan. Atas rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shawalat serta salam tercurah
pada Rasulullah SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita kelak. Makalah
dengan judul “DIPTEROCARPACEAE” dibuat untuk melengkapi tugas mata
kuliah Botani Tumbuhan tinggi. Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan.
Terima kasih atas semua pihak yang membantu penyusunan dan membaca
makalah ini.

2
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR  ..................................................................
........2
DAFTAR ISI 
BAB1 PENDAHULUAN
A. 
LatarBelakang.................................................................................
..4
B. 
RumusanMasalah............................................................................
..4
C. 
TujuanPenulisan..............................................................................
..4
BABIIPEMBAHASAN
A. Pengertian Dipterocarpaceae.....................................................
........6
B. Morfologi Dipterocarpaceae ....................................................
.........6
C. KeanekaragamanFamili Dipterocarpaceae ...............................
........7
BABIIIPENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................19
B. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN.........................................20

3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Suku meranti-merantian atau Dipterocarpaceae merupakan
sekelompok tumbuhan pantropis yang anggota-anggotanya banyak
dimanfaatkan dalam bidang perkayuan. Suku ini praktis semuanya
berupa pohon, yang biasanya sangat besar, dengan ketinggian
dapat mencapai 70-85 meter. Hutan Kalimantan merupakan satu
pusat keragaman suku ini. Karena banyak dieksploitasi, beberapa
anggota penting suku ini telah masuk dalam Red List. Dipterocarpaceae
merupakan kelompok kayu perdagangan utama (meranti dan balau/,
Shorea, mersawa/ Anisoptera, keruing/ Dipterocarpus dan kapur/
Dryobalanops).
Batangnya silinder, dan banyak yang mencapai ukuran sangat
besar, 30 m atau lebih (tinggi bebas cabang). Hopea, Vatica yang
secara umum berupa pohon-pohon kecil. Sub famili Dipterocarpaceae
ini memiliki 8 genus dan 470 jenis. Famili Dipterocarpaceae
yang terdapat di Indonesia adalah Anisoptera Dipterocarpus,
Dryobalanops, Hopea, Parashorea, Shorea, Vatica, dan Upuna.
Kebanyakan dari jenis-jenis Dipterocarpaceae bersifat toleran
terhadap intensitas cahaya pada saat semai dan intoleran setelah
mencapai tahap pancang dan tiang. Sebagian dari jenis
Dipterocarpaceae yang toleran terutama yang memiliki kayu dengan
berat jenis yang tinggi (tenggelam) contohnya Dipterocarpus spp dan
sebagian lagi tergolong semi toleran, yaitu jenis-jenis yang memiliki
kayu dengan berat jenis rendah (terapung) contohnya Shorea spp,
Hopea spp. Kebutuhan cahaya untuk keperluan pertumbuhan waktu
muda (tingkat anakan) berkisar antara 50 – 75% dari cahaya total.
Untuk jenis semi toleran, anakan membutuhkan naungan 3 – 4 tahun
atau sampai tanaman mencapai tinggi 1- 3 meter. Sedangkan jenis yang
toleran lebih lama lagi, yaitu
5 sampai 5 – 8 tahun.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Dipterocarpaceae?
2. Bagaimana morfologi dari Dipterocarpaceae?
3. Apa saja keanekaragaman pada Family Dipterocarpaceae?
C. Tujuan Penulisan

6
1. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengann
Dipterocarpaceae.
2. Untuk mengetahui dan memahami morfologi pada Dipterocarpaceae.
3. Untuk mengetahui dan memahami Keanekaragaman family
Dipterocarpaceae.

7
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dipterocarpaceae
Dipterocarpaceae merupakan anggota dari suku Meranti-merantian yang
terdiri dari pohon-pohon besar yang menjadi penyusun utama sebagian besar
hutan tropika basah pada kawasan dataran rendah tropis Asia. Berbagai jenis
Dipterocarpaceae yang dikenal di Indonesia, antara lain sekelompok
tumbuhan pantropis yang anggota- anggotanya banyak dimanfaatkan dalam
bidang perkayuan.

B. Morfologi Dipterocarpaceae
1. Pohon berukuran besar, Batang lurus dan monopodial.
2. Daun tunggal dengan kedudukan berselang-seling (alternate), bertepi
rata atau beringgit, bertulang sirip, seringkali berdaging, daun
menumpu (stipula) besar atau kecil.
3. Tajuk bentuk kubah yakni bulat bagian atasnya dengan dahan-dahan
yang menompangnya tampak jelas dari bagian samping.
4. Pucuk muda atau batang muda biasa digunakan untuk penyetekan.
5. Bunga berkelamin dua, terletak di ujung ranting atau diketiak daun
dalam bentuk malai atau tandan.
6. Daun kelopak bejumlah 5 helai, seringkali menyerupai sayap.
7. Daun mahkota berjumlah 5 helai, berpilin dalam kuncup dan dasar
lepas atau berlekatan.
8. Bakal buah beruang 3. Bakal biji berjumlah 2-3 pada setiap ruang,
menempel pada dinding. berbiji satu, kulit buah mengeras
(mengayu).
9. Penyerbukan pohon ini biasanya dibantu oleh angin, maupun burung.
10. Bergetah bening yang dikenal sebagai damar.
8
C. Klasifikasi Dipterocarpaceae
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Family : Dipterocarpaceae

D. Keanekaragaman Famili Dipterocarpaceae


Suku meranti-merantian ( Dipterocarpaceae) dikenal luas oleh manusia.
Beberapa anggotanya bahkan memiliki nilai ekonomi penting. Terdapat
beberapa genus,diantaranya Anisoptera, Dipterococarpus, Dyrobalanops,
Hopea, Shorea,Vatica, Parashorea, dan Upuna

1. Genus Anisoptera
Anisoptera adalah genus tanaman dalam keluarga dipterocarpaceae.
Nama anisoptera berasal dari bahasa yunani anisos berarti tidak setara dan
pteron berarti sayap dan menggambarkan lobus kelopak buah yang tidak
sama. Berisi 10 spesies yang di distribusikan dari Bangladesh ke papua dan
terdapat spesies yang terancam punah, Ancaman utama adalah hilangnya
habitat.Kayu pada anisoptera ini adalah kayu keras.
1) Habitat.
Habitat pohon mersawa ini tumbuh baik di hutan hujan
tropis dataran rendah hingga ketinggian 700 meter dpl. Mersawa
ini ada di Indonesia terdiri dari (Sumatera, Kalimantan, dan Jawa
bagian barat), Brunei Darussalam, Filipina, Kamboja, Malaysia
(Semenanjung, Sabah, Serawak), Myanmar, Singapura, Thailand,
dan Vietnam
2) Morfologi
Pohon mersawa ini memiliki daun lebar merupakan pohon
9
besar.Tinggi pohonnya mencapai 67 meter dengan diameter batang
bagian bawah mencapai lebih 150 cm. Batang tinggi, lurus, dan
berbentuk silinder.
Kulit batang berwarna kelabu, kelabu kekuningan, kelabu
kecoklatan, hingga coklat. Pohon mudanya memiliki kulit
halus, sedang pohon tuanya memiliki kulit beralur dangkal dan
sedikit terkelupas. Batang mengeluarkan resin berwarna keputihan,
hijau muda, hingga kekuningan.
Daun nya lonjong atau jorong, simetris dengan ujung lancip
pendek dan pangkal membulat. Daun berukuran panjang 7-15 cm
dengan lebar 4-7,5 cm. Bagian bawah daun berbulu warna kuning.
Bunga berwarna keputihan, hijau keputihan dengan ukuran sekitar
1,5 cm. Buah berkatup, bersatu membentuk tabung (Winged nut).

( Gambar 01: Daun, Bunga, Batang, Mersawa)

3) Kegunaan
Mersawa ini adalah pohon penghasil kayu berkualitas.
Kayunya digunakan sebagai furniture,kayu lapis, konstruksi,
dan papan kapal.

4) Klasifikasi 

Kingdom
10 : Plantae
Divisi :Tracheophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo : Theales
Family :Dipterocarpaceae
Genus :Anisoptera
Spesies : Anisopteracostata

2. Genus Dipterocarpus 
Dipterocarpus adalah marga pepohonan penghasil kayu pertukangan
yang berasal dari keluarga dipterocarpaceae. Marga ini memiliki sekitar
70 spesies yang menyebar terutama di asia tenggara, mulai dari india dan
srilanka, Kalimantan, Lombok, Jawa dan Sumbawa. Tumbuhan ini
merupakan komponen yang penting dari hutan dipterocarpa. Nama
ilmiahnya berasal dari bahasa yunani yang berarti buah yang bersayap
dua.

a. Keruing

(gambar 2: pohon keruing)

1) Habitat.
Pada habitat keruing ini biasanya tumbuhnya hutan primer
ataupun ditempat kering. Didaerah beriklim basah jenis tumbuhan
ini tumbuh pada ketinggian 1500 mdpl permukaan laut,
11
sedangkan didaerah beriklim kering dapat tumbuh pada
ketinggian 100 meter.
2) Morfologi
Kruing umumnya berupa pohon sedang hingga besar
bahkan tumbuh hingga ketinggian 65 meter. Batang nya lurus,
berbentuk bulat dan sedikit bercabang. Batang dan ranting nya
mengeluarkan resin apabila dilukai. Daun kruing menyirip lurus
dan terlihat urat-urat dibagian bawah daun, berseling,
bergelombang dan melipat diantara urat-urat daun sekunder.
Berbunga tunggal dan berukuran besar serta memiliki lima
kelopak, dan buahnya dinamakan buah geluk, terbungkus oleh
kelopak dan berukuran besar. Tipe buahnya samara yaitu
terbungkus oleh kelopak serta memiliki akar babir dengan tinggi
mencapai lima meter.
3) Kegunaan
Karena batang pohonya yang besar dan tinggi, kayu
keruing ini banyak dimanfaatkan dalam dunia pertukangan
dan cocok untuk konstruksi keperluan interior seperti kusen
pintu, jendela, tiang, tangga, dan panel kayu. Serta menjadi
kayu penghasil minyak, menjadi bahan baku pembuat
kertas, dan sebagai pewarna untuk industri keramik.

4) Klasifikasi
Kingdom :Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Family : Dipterocarpaceae
Genus : Dipterocarpus
Spesies : Dipterocarpus Retutus

3. Genus Drybalanops 
12

Drybalanops  adalah genus tanaman berbunga dan genus family


dipterocarpaceae. Nama drybalanops  berasal dari bahasa yunani Dryas
artinya nimfa yang terkait dengan pohon ek dan balanops artinya biji dan
menggambarkan kacang seperti biji. Genus ini memiliki 7 spesies,
terbatas pada hutan tropis yaitu Sumatra, semenanjung Malaysia, dan
Kalimantan. Genus ini adalah salah satu spesies yang paling berlimpah
dihutan yang tumbuh hingga 80 meter.

a. Kapur (Dryobalanops aromatic )

(gambar 3: pohon kapur)

1) Habitat
Tanaman kapur ( Drybalanops aromatica) tumbuh di hutan
dipterocarp campuran hingga ketinggian 300 meter dpl.
Persebaran tumbuhan langka ini mulai dari Indonesia (pulau
Sumatera dan Kalimantan) dan Malaysia (Semenanjung Malaysia,
Sabah, dan Serawak).

2) Morfologi
Pohon kapur ( Drybalanops aromatica)  mempunyai
ukuran yang  besar dan tinggi. Diameter batangnya mencapai 70
cm bahkan 150 meter dengan tinggi pohon mencapai 60
meter. Kulit pohon berwarna coklat dan coklat kemerahan di
daerah dalam.
13 Pada batangnya akan mengeluarkan aroma
kapur bila dipotong. Daun kapur tunggal dan berseling, memiliki
stipula disisi ketiak, dengan  permukaan daun mengkilap, dan
tulang daun sekunder menyirip sangat rapat dengan stipula
berbentuk garis. Akar pada pohon kapur ini ialah akar banir.
Bunga berukuran sedang, kelopak mempunyai ukuran yang
sangat besar, mempunyai mahkota bunga elips, mekar, putih
berlilin, dan memiliki 30 benang sari. Pohon kapur memiliki buah
agak besar, dan bersayap sebanyak 5.
3) Kegunaan
Pohon kapur selain menghasilkan kamper, pohon kapur
juga dapat dimanfaatkan kayunya sebagai bahan bangunan,
perkapalan.

4) Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyt
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Theale
Famili : Dipterocarpaceae
Genus : Drybalanops
Spesies : Drybalanops aromaticica

4. Genus Vatica.
a. Resak (Vatica Pauciflora) 

14
(gambar 4: pohon resak)

1) Habitat
Pohon ini tersebar di Sumatera, Jawa, Bangka dan
Semenanjung Thailand. Tumbuhan pada tepian sungai berarus
lambat, rawa air tawar
2) Morfologi
Pohon ini berukuran kecil sampai medium. Di samping
perhiasan  bunga, bagian lainya kurang lebih berwarna
cokelat- abu dan berambut halus (cinereous) menetap pada
ovarium, malai, dan pucuk ranting akan segera gugur.  bunga
khas serupa. Tangkai buah mencapai panjang 7 mm dan lebar 3
mm, terlihat jelas.
3) Kegunaan
Resak ini mempunyai kegunaan diantaranya sebagai kayu
bangunan, kayu lapis, untuk kayu perkapalan, membuat jendela
dan rangka pintu dikarenakan kayu ini merupakan kayu yang kuat
dan awet.
4) Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
15
Kelas : Angiospermae
Ordo : Malvales
Family : Dipterocarpaceae
Genus : Vatica
Spesies : Vatica pauciflora

5. Genus Shorea
Shorea  adalah genus dari sekitar 196 spesies pohon hutan
hujanterutama di famili  Dipterocarpaceae.  Genus ini dinamai Sir
Jhon Shore, gubernur jenderal British East India Company, 1793-
1798. Beberapa spesies yang terdapat dalam genusShorea  yaitu
Shorea roxburghii.

a. Meranti Tembaga  (Shorea leprosula) 

(gambar 5: meranti tembaga)

1) Habitat
Meranti tembaga atau Shorea leprosula miq  yaitu
merupakanspesies tumbuhan dalam famili dipterocarpaceae
yang berasal dari semenanjung Malaysia, Borneo
danSumatera.
16

2) Morfologi
Dihutan alam pohon meranti tembaga dapat mencapai
tinggi 60 m. Batangnya lurus dan silindris dengan diameter
mencapai 100 cm dengan tinggi batang bebas cabang 30 m.
Tajuknya itu lebar, berbentuk payung dengan ciri berwarna
coklat kekuning-kuningan seperti tembaga.Daun lonjong
sampai bulat telur, panjang 8-14 cm, lebar 3,5-4,5 cm.
Permukaan daun bagian bawah bersisik, tangkai utamaurat
daun dikelilingi domatia terutama pada pohon muda, sedang
urat daun tersier rapat seperti tangga.
Buahnya seperti kacang yang terbungkus kelopak
bunga yang membesar. Kelopak ini berbulu jarang dengan 3
cuping memanjang sampai 10 cm dan melebar 2 cm
berbentuk sendok, 2 cuping lainya.

3) Kegunaan
Bahan Furniture indoor maupunoutdoor Pohon Shorea
ini menghasilkan kayu yang keras dengan
kualitastinggi.Kayujenisinibiasanyadijadikansebagai  bahan
dasar membuat meja, kursi, peti perhiasaan, maupun aneka
cenderamata lainya. Hal ini menjadikan jenis kayu ini,
memiliki nilai jual yang ekonomis.
-   Fungsi Ekologi 
Shorea ini biasanya dimanfaatkan oleh
beberapa macam satwa seperti burung-burung sebagai
tempat bersarang.
- Mengurangi dampakerosi 
SamasepertifungsiekosistemfloralainyaShoreai
nijuga  berfungsi untuk membantu mencegah
terjadinya erosi (terkikisnya lapisan tanah akibat
terjangan air). Hal ini tentu saja merupakan sebuah
17
bencana bagi manusiadan  juga ekologi lainya.
4) Klasifikasi
Kingdom :Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Theales
Family : Dipterocarpaceae
Genus : Shorea
Spesies :Shorea leprosula miq

6. GenusHopea 
Hopeaadalah genus tanaman dalam
famili Dipterocarpaceae. Genus ini dinamai Jhon Hope, 1725-
1786. Regius Keeper pertama dariRoyal Botanic Garden,
Edinburgh. Ini berisi sekitar 104 spesies,
didistribuskandariSriLankadanIndiaSelatankeCinaSelatandanke
selatan di seluruh Malaysia ke Papua. Terutama pohon utama dan
subkopi dari hutan hujan dataran rendah, tetapi beberapa spesies
juga dapat menjadi pohon yang muncul, seperti Hopea nigra.

a. Merawan(Hopea calebica).
Hopeacalebica adalah spesies tumbuhandalam family
Dipterocarpaceae.Hopea celwbica merupakan jenis endemic di
Sulawesi.
Tumbuhpadahutanprimer,ketinggiandibawah500mdpl.

18

(gambar 6: pohon merawan)


1) Morfologi
Tinggi pohon ini 40 m, diameternya 100 cm, berbanir.
Batang  berwarna sawo matang atau hitam kelabu, beralur
banyak, mengelupas kecil-keci. Daun bulat telur atau jorong
memanjang,
ujungmeruncing,pangkalmembulat,panjangdaun15-
20cm,lebar 6-8 cm, sedikit mengkilap, sedikit kaku. Tangkai
daun besar.

2) Kegunaan
Hopea ini mempunyai kayu yang sangat disukai
penduduk untuk membuat perahu dikarenakan awet dan
tidak mudah pecahdan  banyak dipakai sebagai balok,
tiang papan dalam bangunan perumahan dan jembatan
atau sebagai balok penyangga dan ambangjendela.

3) Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Rosidae
Ordo : Malvales
Famili : Dipterocarpaceae
Genus : Hopea
Spesies : Hopeacalebica

7. GenusUpuna 
19
Upuna  adalah genus tanaman monotipik yang mengandung
spesies tunggal Upuna borneensis. Genus upana hanya ditemukan
di Kalimantan, kayunya keras dan mirip dengan Vatica.
Ditemukandi
tamannasionalbaku,danjugatelahdicatatdaritamannasionalkubah
a. Upuna borneensis.
1) Habitat.
Spesiesini sering ditemukan di hutan
dipterocarpaceae campuran dan hutan kesehatan
Kalimantan. Spesies ini identic di Kalimantan.
2) Morfologi
Upuna borneensis adalah tanaman monotypic, artinya
hanya ada satu
spesiesdalamgenusini.Upanaborneensis adalahpohonbesard
engan  berbanir rendah. Kulitnya coklat tua, halus
bersisik dengankulit
bagiandalamtidakdilaminasi.Daunupunaadalahdaunyangtipi
sdan biasanya agak membengkak.

(gambar 7: pohon Upana borneensis)

20
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa:  Dipterocarpaceae  merupakan anggota dari suku
Meranti-merantian yang terdiri dari pohon-pohon besar yang
menjadi penyusun utama sebagian besar hutan tropika basah pada
kawasan dataran rendah tropis Asia. Berbagai jenis
Dipterocarpaceae  yang dikenal di Indonesia,
antaralainsekelompoktumbuhanpantropisyanganggota-anggotanya
banyak dimanfaatkan dalam bidang perkayuan.

21
Morfologi  Dipterocarpaceae  terdiri dari  Pohonnya
yangberukuran  besar, daun tunggal dengan kedudukan berselang-
seling, tajuk bentuk kubah, penyerbukan pohon ini biasanya
dibantu oleh angin, serangga, maupun burung serta bergetah bening
yang dikenal sebagai damar.  Dipterocarpaceae mempunyai
beberapa genus diantaranyayaitu Anisoptera, Dipterocarpus, 
Dryobalanops,  Hopea,  Parahorea, Shorea, Vatica, dan Upuna.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2014. “ Mengenal Pohon Meranti”. Diakses dari


https://bibithijau.blogspot.com/2014/06/. 
22 (pada tanggal 10
November 2020 pukul 16.00)
Anonimus. 2017. “Klasifikasi Dan Morfologi Meranti
Tembaga”  . Diakses dari https://Bukuteori.com/2017/11/16 (pada
tanggal 11 November 2020 16.30)

Anonimus. 2012. “Persemaian Hutan Kalimantan”. Diakses


dari http://persemaian-hutan-kalimantan.blogspot.com (Pada
tanggal 12 November2020 pukul 20.08)

Boy. 2009. “Ciri Umum Famili Dipterocarpaceae”.


Diakses dari https://dipterocarpaceae-wordpress-
com.cdn.ampproject.org  padatanggal 12 oktober 2019
pukul12.00.

Saron.2017. “Dipterocarpaceae”. Diakses dari


https://caridokumen.com.  (padatanggal11 november
2020pukul08.00)

Widiwati. 2016. “ Identifikasi jenispohon family


dipterocarpaceae di kawasan arboretum sylva universitas
Tanjungpura Pontianak ”. Vol.4 (4) :527- 534. Diakses dari
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfkh/article/view/18162. (Pada
tanggal 8 November 2020 pukul11.13)

Yusliansyah. 2016.“ Jenis dan Status Pengetahuan sifat


DasarkayuDipterocarpaceae Asal Kalimantan”. Diakses dari http://fords-
mof.prg/files/jenis_dan_status_pengetahuan_sifat_dasar_kayu_.pdf.  (Pada
tanggal 9 November 2020 pukul 20.07)

23

Anda mungkin juga menyukai