Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN KEGIATAN MEMBACA

Judul buku : ECCEDENTESIAST


Penulis : Itakrn
Penerbit : Akad
Kota terbit :Depok
Cover : Nia Design
Halaman :356

Kegiatan Prabaca

No Pertanyaan sebelum membaca buku

1. Apa yang diceritakan didalam Novel kamu tak perlu


sempurna ?

2. Dimana latar tempat kejadian ceritanya ?

3. Kapan buka tersebut diliris/diterbitkan?

4. Siapa saja pelaku /tokoh yang terlibat dalam cerita


tersebut?

5. Mengapa buku ini diliris?

6. Bagaimana alur cerita dalam novel kumu tak perlu


sempurna?

Tanggal No Bab/sub bab/Halaman Butir butir penting /menarik

10-20- 1 PART 1 - PART 5 "Hari ini ulang tahun, kan? Berhubung


2023 •Anak yang malang kami kasihan, jadi, kami bantu rayain biar
•Lembaran Baru lo seneng." Ucapan itu terlontar dari mulut
•Diamond geng Zayyan Abrisam-murid paling pintar di
•Kehilangan SMP Trisakti, tempat mereka bersekolah.
•Membaik Namun, guru-guru tidak tahu tentang
Halaman 4- 29 Zayyan yang menjadi ketua perisakan
terhadap Canva. Dia selalu mengajak
teman-temannya untuk membenci cowok
itu. Bahkan, Zayyan memprovokasi para
cewek meski belum berhasil sampai
sekarang. Karena itulah dia semakin
membenci Canva."Murid bodoh tapi jadi
kesayangan guru-guru," ujar Zayyan
diakhiri dengan decak meremehkan. "Gue
yang berhasil dapetin banyak piala buat
sekolah, nggak pernah dilirik sekali pun
sama mereka."
"Namanya juga caper, Zen. Selain caper ke
guru-guru, dia juga caper ke cewek-cewek.
Si paling baik hati, si paling menghargai
perasaan perempuan, si paling kurang
perhatian," balas Danu-siswa paling nakal
seantero sekolah. Hanya karena
orangtuanya berpengaruh di sekolah, tidak
ada guru yang berani memarahinya.
Marko dan Bayu tertawa puas mendengar
ejekan yang dilontarkan Danu kepada
Canva. Mereka semua sudah berhenti
melempari Canva dengan telur dan tepung.
Bau busuk yang menyengat itu membuat
mereka berempat menutup hidung dengan
tangan.
Canva terlihat sangat menyedihkan
sekarang. Hari ulang tahun yang
seharusnya dirayakan dengan penuh
kehangatan, justru penuh isak tangisan.
Selama ini, Canva hampir tidak pernah
membalas perbuatan mereka. Sebisa
mungkin dia akan menghindar saja dan
tidak ingin menyakiti balik mereka
•"Samuel Erlangga. Anak pemilik yayasan
sekolah ini. Panggil aja El, supaya
gampang," ucap seorang cowok yang
memakai headband di keningnya pada lima
cowok dan satu cewek di depannya."Gue
Areksa dan ini Ilona, sahabat gue dari kecil.
Dia masuk kelas IPA 4 tapi mampir ke sini
dulu," ucap Areksa, cowok yang
berpenampilan sangat rapi seraya
merangkul cewek tomboi di
sebelahnya."Ini yakin sahabatan doang?
Kalian kelihatan cocok padahal," ujar
Marvin menatap Areksa dan Ilona secara
bergantian dengan heran."Beda agama,"
balas Ilona. Cewek itu memutar bola
matanya malas lalu menyingkirkan tangan
Areksa dari pundaknya."Uhuk!" Seorang
cowok yang sejak tadi sibuk memakan pop
mie goreng itu tiba-tiba tersedak dan batuk-
batuk. Farzan, cowok itu, mengambil botol
dari dalam tas dan dengan cepat meneguk
air minum yang sudah disiapkan mamanya
untuk meredakan batuknya. "Miris amar lo
berdua," ujarnya yang ditujukan pada
Areksa dan Ilona.Yang lain pun tertawa
mendengarnya, termasuk Canva yang
berdiri di tengah-tengah mereka. Sungguh,
baru kali ini diam merasakan asyiknya
memiliki
teman. "Nama lo Canva, ya? Lucu, kayak
aplikasi," ucap Ilona seraya tertawa kecil
dan menunjuk name tag Canva.
Canva menampilkan cengirannya seraya
menutup name tag-nya. Dia sudah terbiasa
mendapatkan respons seperti itu dari orang-
orang ketika pertama kali mengetahui
namanya. "Orangtua gue yang punya
perusahannya."
•David berdiri dari duduknya lalu berjalan
mendekat ke arah Samuel dan sahabat-
sahabatnya. Kedua matanya mengamati
satu persatu dari mereka. Senyum tipis
akhirnya terukir di bibirnya kala melihat
wajah penuh tekad yang tercipta di mimik
wajah mereka."we are Diamond Gang
Friendship is the main thing.
•Nenek janji nggak akan ninggalin
Anva."Bohong... Nenek Kamila bohongin
Anva..., gumam Canva dengan suara
bergetar. Kedua matanya yang memerah itu
menatap penuh luka ke arah gundukan
tanah nyata di nisan.
*Setelah puas mencorat-coret, Canva
memilih untuk menyudahinya karena waktu
sudah menunjukkan pukul enam pagi. Dia
menutup buku diari itu dan membiarkannya
tergeletak di meja ruang tamu. Setelah itu,
Canva melangkahkan kakinya keluar rumah
untuk berangkat ke sekolah.

2 Part6-15. •"Nek, kira-kira suatu saat nanti apa


aku bisa ketemu orang yang istimewa?
Halaman 30-92
Yang bikin aku nggak ngerasa kesepian
•Berawal Dari Mimpi lagi?" gumamnya pelan. "Semoga ada
orang yang seperti itu, ya, Nek?"
•Kesan Pertama •Dengan perlahan, Canva menuntun Aily
untuk masuk ke rumahnya. Terbiasa
•He's an angel membantu orang-orang membuat cowok
itu tidak sungkan jika bertemu dan
•Keluarga itu luka
membantu orang asing seperti kali ini.
•Cantik Keduanya melangkah umpai ke teras
rumah karena rintik hujan masih setia
•Ai berjatuhan, sehingga hawa dingin cukup
•Ibu terasa menyapa kulit.
gindahkan perkatan
•Si cantik yang menangis cowok itu tertarik ki mu pulang?"
"Terima kasih bantuannya," ucap Aily
•Lembur
disertai senyum manisnya. "Ah, iya,"
•24 yang bersejarah jawab Canva sedikit grogi.
•"Cantik," gumam Canva.
Air hujan yang mengenai matanya itu
memberikan rasa yang lumayan perih.
Tangan kanannya mengusap pelan
seluruh wajah. Baru setelah itu, Canva
mengacak rambutnya yang basah. Takut
jika tiba-tiba Aily menatap ke arahnya
dan melihat penampilannya yang kucel
saat ini. Beberapa detik kemudian,
Canva teringat akan sesuatu. "Gue lupa
dia nggak bisa lihat." Dia menampar
pipinya pelan karena melupakan
kenyataan itu.

Anda mungkin juga menyukai