Anda di halaman 1dari 12

KISAH SEBENTAR oleh

Andi Muh Yasin Nur


10 per 100 orang mengatakan masa putih abu-abu adalah fase terindah, masa yang paling sulit
dilupakan dan masa penuh kebahagian serta masa yang dimana penuh dengan kisah
persahabatan, percintaan bahkan pergaulan yang makin keras dan jauh.

Mengharap memiliki kisah SMA yang indah seperti yang dirasakan oleh beberapa orang, sulit
rasanya!. Kenapa? alih-alih pengen belajar di kelas ehh sekolah malah tutup dan pembelajaran
dilakukan di rumah masing-masing. Bumi agaknya sudah muak melihat manusia-manusia
tukang onar, makanya dirinya dibuat lumpuh dari segala aktivitas manusia di tubuhnya.

Bulan Juli 2020 adalah tahun pertama Muhammad Ivan Khaliq alias Ivan masuk sekolah. Ivan
adalah seorang anak remaja sederhana, Ivan berumur 15 tahun yang baru saja lulus dari SMP,
ia dikenal sebagai seorang anak yang berpendirian teguh dan aktif dalam berbagai kegiatan
organisasi. Watak Ivan yang selalu serius, heboh dan cenderung pendiam pada orang yang dia
suka. Ivan, salah seorang siswa disebuah sekolah negeri, Ia begitu menggebu-gebu studinya,
terutama sekali ketika namanya dinyatakan masuk di SMA swasta unggulan favoritnya.

SMAS CIPTA BANGSA lah sekolah favorit Ivan. Sekolah unggulan dengan segudang prestasi dari
berbagai tingkat kategori. Sekolah itu juga adalah sekolah dambaan para siswa yang baru saja
lulus SMP dan banyak peminat.

Selama sekolah dari rumah, Ivan hobinya suka nonton film the movie atau yang series buat ngisi
kegabutan di rumah, dia lebih tertarik kalo yang genrenya percintaan. Makannya jangan nanya
kalo Ivan ngebet pengen banget punya pasangan, soalnya terinspirasi dari film romantis yang
suka ditontonya .

Cinta agaknya memang tak mengenal pangkat dan kedudukan. Ia juga merupakan kekuatan
dari yang maha pencipta, yang tak dapat ditahan atau dimusnahkan. Demikianlah yang
dirasakan Muhammad Ivan Khaliq alias Ivan.

Merasa Ivan sudah dewasa dan layak untuk jatuh cinta. Namun tak semulus itu jalan yang harus
dilewati baginya. Bukankah cinta lahir dari mata turun ke hati?. Tapi gimana caranya bagi Ivan,
terlebih sekolah masih belum dibuka, karena menurut ivan akan banyak gadis cantik disekolah
namun belum saja dijumpainya.

Jika ingin dikata, sebetulnya Ivan bukanlah orang yang begitu tertarik buat pacaran. Dulu disaat
Ivan masih duduk di bangku SMP pernah mencoba dekat dengan beberapa teman ceweknya,
semua kandas ditengah jalan dengan cerita yang berbeda-beda dan ada yang pdkt an doang
trus dipatahkan. Memori itu yang kadang masih terlintas dalam benak kepalanya. Menjadikan
Ivan sedikit trauma untuk memulai kembali jatuh cinta pada orang lain. Namun dirasa itu
hanyalah kisah masa lalu.

"Apa salahnya memulai kembali hal yang sama dari kegagalan terdahulu!". Bisik Ivan pada
dirinya sendiri memberi keyakinan untuk bangkit.

Tepat setahun kemudian, masih dengan hari-hari biasanya. Ivan duduk dimeja belajar, menatap
HP menunggu guru mengirimkan absen digrub pembelajaran. Mencatat hal-hal penting dari
video yang dikirim. Hari yang sangat membosankan itu terus terjadi berulang kali.

"Semoga ada kebijakan untuk sekolah dibuka kembali" harap Ivan dalam doa.

Setelah setahun belajar tentu akan dilaksanakn ulangan kenaikan kelas dan libur semester.
Artinya Ivan harus mengurangi main dan harus lebih fokus belajar demi masa depan yang
cerah.

Selama ulangan dilaksanakan semua berjalan lancar. Sampai pada akhirnya penerimaan rapor
dan Ivan berhasil naik kelas dengan nilai tertinggi di kelasnya tentu saja itu menjadikan Ivan
sebagai juara kelas waktu itu dan membanggankan ibunya.

Sementara itu libur semester tiba. Ivan mengisi hari liburnya dengan banyak kegiatan
keagaaman karena saat itu libur sekolah berbarengan dengan bulan ramadhan. Sekolah
membuat jadwal sholat berjamaah isya dan tarwih di mushollah sekolah. Jadwal sholat kelas
Ivan bersamaan dengan kelas XI.1 dan XI.2. Kesempatan itu sangat berarti buatnya, untuk bisa
saling berinteraksi dengan teman-teman yang baru Ivan jumpai.

Dalam suatu kesempatan itu, Ivan tak sengaja bertemu dengan Agnes, seorang anak kelas
sebelah. Pertemuan itu berlanjut dengan perkenalan.

"Hai, kamu kelas XI 3 kan, Oh iya nama kamu siapa?, nama aku Agnes" Sapa Agnes pada Ivan
diatas motor hendak pulang.

"Eh iya, namaku Ivan senang bertemu kamu Agnes" jawab Ivan yang sedang duduk diteras
mushollah.

"Senang kembali, kamu bareng siapa pulangnya? Kalo nggak bawa motor, kita bareng aja aku
kosong kok" kata Agnes menatap Ivan.

"Tau aja kalo aku lagi nggak bawa motor hahaha, iya nih kalo nggak ngerepotin kita bareng aja"
sahut Ivan.
Akhirnya mereka pulang bareng naik motor, dalam perjalan pulang mereka keliling jalan-jalan
dulu. Setelah dirasa udah jam 10 malam, langsung aja mereka pulang dan tak lupa saling
bertukaran nomor wa.

Perkenalan yang tiba-tiba itu menjadi semakin akrab dengan melanjutkan obrolan di wa.
Membahas hal yang random hingga larut malam.

Sikap ramah yang dimiliki Agnes pada Ivan rupanya membuat rasa nyaman tumbuh pada diri
Ivan. Ivan berusaha untuk bisa lebih dekat dan kenal pribadi Agnes. Hal itu dilakukan Ivan
dengan selalu mengajak Agnes untuk keluar. Agnes selalu nurut jika diajak keluar.

Sampai pada suatu waktu dimana Agnes mulai slowrespon jika dichat dan selalu menjauh dari
Ivan. Lambat laun timbul kecurigaan dalam diri Ivan terhadap perilaku Agnes belakangan ini.
Ternyata benar Agnes sedang dekat dengan Imam yang tidak lain adalah teman kelas Ivan di SD
dulu.

"Siaaaallllll.........!" gumam Ivan.

Pupus harapan bagi Ivan untuk mendapatkan Agnes. Hari yang sial dirasakannya. Hari-hari
dilalui dengan kegalauan dan kebencian pada diri Agnes.

Dalam suasana malam yang merangkak amat perlahan. Kekecewaan yang sangat mendalam
itulah yang membuatnya terpaksa terkurung dalam kamar. Hanya suara motor saja yang
sesekali terdengar di balik pintu. Ivan dengan hati yang penuh kekecewaan itu berbaring pada
ranjang kayunya, memutar beberapa kaset lagu jadul sambil menatap langit-langit kamar
berusaha melupakan hal yang sedang terjadi.

Hari-hari berikutnya dilalui Ivan dengan ketenangan. Mengobati luka yang sudah menusuk
hatinya hingga dirasa benar-benar sembuh.

Ketenangan dan kelegaan perasaan Ivan kemudian lengkap sudah ketika Ivan berjumpa dengan
sosok Zahra di mushollah sekolah saat sholat isya. Seorang gadis cantik berkulit putih membuat
Ivan kagum dan jatuh cinta kepadanya. Percikan benih itu muncul saat mula pertama matanya
saling beradu pandang dengan Zahra ditempat parkir sekolah, dengan tak disangka-sangkanya,
hal itu kembali terulang pada malam-malam selanjutnya.

"Tinggg" notif instagram berbunyi

Keesokan harinya Ivan terbangun dari tidur siang setelah mendengar notif berbunyi dihpnya.
Ivan segera membuka dengan penasaran, ternyata akun instagram milik Zahra menfollow akun
intagram Ivan. Ivan kegirangan bukan main dan segera menerima permintaan Zahra
diinstagram dan menfollow kembali akun Zahra.
Waulaupun demikian, Zahra sudah terikat janji dengan seseorang entah siapa nama
pasanganya. Itu diketahui oleh Ivan dari cerita instagram Zahra yang memajang wajah
kekasihnya itu. Ivan tak dapat marah sebab memang Zahra belum akrab dengannya dan itu
wajar menurutnya.

Sebuah buku harian pemberian almarhum mendiang ayah Ivan masih tersimpan rapih dilaci
lemari. Buku harian yang sudah berdebu itu dikelurkan dari laci lemari dan diletakkan pada
meja. Buku kosong itu dimulaikannya dengan isi kegalauan Ivan karena pujaan hatinya, Zahra
telah punya kekasih.

Bulan berganti bulan Ivan masih saja selalu memantau instagram zahra dan sudah tak
dijumpainya zahra memasang wajah kekasihnya. Tahap itu kesempatan terbuka lebar bagi Ivan
untuk bisa kenal dekat sosok Zahra.

Hasil doa yang dipanjatkan akhirnya dikabulkan. Kabar gembira pun datang, sekolah dibuka
kembali dengan persentase 50 persen dari populasi siswa di sekolah. Pada saat pembagian sesi,
Ivan dan Zahra tidak satu sesi. Perasaan menjadi campur aduk, senang dan sedih semua
melebur menjadi satu.

Untungnya Ivan bergabung dalam paduan suara sekolah. Karenanya menjadi alasan buat Ivan
bisa bertemu dengan Zahra disetiap seninnya. Menunggu dia didepan pintu sembari
menyiapkan senyum terbaik miliknya. Pertemuan dihari senin yang terus-menerus membuat
Ivan tidak bisa melupakan bayangan Zahra dari pikirannya. Disetiap malam Ivan selalu
membayangkan wajah Zahra sekaligus mengharap Zahra juga membayangkan dia sebelum
tidur.

Tepat Pukul 00:00 14 januari 2021 Ivan berulang tahun yang ke tujuh belas tahun. Ucapan
selamat dari teman-temannya membanjiri notifikasi hp Ivan.

"Ivan kamu turun dulu deh" pangil Aliya adek Ivan

"Iyaaa tunggu" sahut Ivan

Ivan beranjak dari sofa dan segera turun ke bawah. Sebox pizza menjadi mini suprise yang
diberikan oleh keluarganya kepadanya. Doa yang baik dipanjatkan sebelum meniup lilin yang
dipegang oleh Ibu Ivan.

"Aamiinnn, huffffffff...." kata Ivan sambil meniup lilin.

Sebox pizza kemudian dimakan bersama-sama, Ivan bahagia karena sudah berumur tujuh belas
tahun dan akan mempersiakan diri untuk menghadapi keras dan pahitnya hidup dikala dia
sudah besar.
Keesokan harinya tak disangka Zahra memberikan ucapan pada Ivan yang berulang tahun lewat
dm

"HBD Ivann, semoga kamu panjang umur yah" dari @zahraamn

Notif instagram muncul pada jendela hp Ivan dan segera dia melihat notif apa itu. Rupanya
Zahra memberikan ucapan ulang tahun pada Ivan disiang hari. Ivan jadi salting merasa sedang
berada diatas awan-awan dan segera membalas dm dari Zahra dan berterimakasih

"Huwahhh rasa nggak percaya banget sumpahhhhh, ini bukan mimpikan" kata Ivan dengan
menampar pipihnya.

Berselang sudah beberapa hari. Dinas pendidikan provinsi mengeluarkan putusan bahwa
sekolah sudah dibuka 100%. Nampak Ivan tak akan lagi menunggu senin untuk melihat Zahra di
sekolah. Kerinduan Ivan untuk berjumpa dengan sang pujaan hati tak terbendung lagi dan ingin
segera menemui Zahra di kelasnya.

Akhirnya senin pun tiba. Angin lembut meyelimuti pagi, nampak langit sedikit mendung tak
panas tanda langit mendukung untuk pelaksanaan upacara bendera di lapangan sekolah.

Zahra selalu memerhatikan Ivan saat upacara bendera berlangsung. Ivan juga rupanya selalu
mencuri pandang untuk melihat Zahra dibarisan kelasnya. Rupanya Zahra sudah melihat Ivan
lebih dulu. Kedua sejoli itu akhirnya saling eye contak.

Sehabis upacara bendera dilaksanakan, Ivan segera naik ke kelasnya dan berdiri di teras kelas
menunggu Zahra untuk lewat. Tak berlangsung lama Zahra kemudian naik bersama teman-
temannya dan Zahra menoleh ke arah kelas Ivan untuk melihat Ivan yang sedang berdiri di teras
kelas. Zahra memerhatikan Ivan yang cakep lagi keche. Ivan juga menoleh ke arah Zahra dan
sadar kalo Zahra sedang memerhatikan dirinya sedari tadi. Ivan kemudian masuk ke kelas
tersipu malu dan grogi.

Sesekali mereka berdua berpapasan saat ingin pergi jajan ke kantin dan Zahra selalu menyapa
Ivan lebih dulu.

"Haii..." sapa Zahra sambil melambaikan tangannya

"Eh haiii..." jawab Ivan

Hanya sekedar sapaan biasa namun Ivan tersipu malu saat menjawab sapaan dari pujaan
hatinya Zahra. Setibanya dikelas Ivan kemudian salah tingkah teriakk kegirangan bak orang
kesurupan seperti yang dilakukan orang yang biasa saat jatuh cinta. Teman Ivan bingung apa
yang sedang terjadi padanya.
"Ivan kamu kenapasih, kayak orang salah tingkah gitu, habis jatuh cintayaaaa!" Tegur Lyodra,
teman kelas Ivan.

"hahaha lu kok bisa tau sihh ahhh, iya nih lagi disapa sama crush di kantin tadi" balas Ivan
dengan tertawa.

"Cieeeeee cieeeeees!!" Sorak 1 kelas.

Sepulang dari sekolah Ivan kemudian makan dan lanjut untuk tidur siang. Dipikiran Ivan hanya
Zahra saja yang terlintas disetiap hari, sebelum makan mikirin Zahra, sebelum tidur mikirin
Zahra semua tentang Zahra. Ivan juga selalu stalking medsos milik Zahra.

Semua rasa gembira dan bahagia yang dirasakanya tentang Zahra, Ivan tumpahkan pada buku
harianya. Segaris demi segaris tinta membentuk huruf menghias pada lembaran putih.

"~Dengan BISMILLAH ku mulakan buku ini untuk menulis. Dear my princess Zahra. Rasaku
sudah mulai tumbuh padamu saat itu dimana kamu sedang terikat janji dengan seseorang. Jujur
memang sakit dihati bila kini nyatanya kamu memilih dia. Walau begitu Ku selalu menunggumu
di depan pintu disetiap pagimu, kukira kita akan lebih akrab pada waktu itu ternyata tidak, tapi
cukup bagiku melihatmu dan menyapamu. Kau selalu buatku bertanya-tanya dengan teka-teki
teka-teki yang kau beri, hari ini kau sweet esok lusa kau dingin, kau buatku penasaran.
Menyalakan notif instagram kamu untuk menjadi orang pertama adalah prioritasku.
Membutuhkan waktu yang cukup panjang sampai aku bisa berada pada fase sering merhatiin
kamu diam-diam dan disaltingin kamu, lucu nggak sih? i think b aja haha. Terimakasih mungkin
kata yang pantas aku sampaikan pada semesta, karena semenjak itu kita mulai akrab dan
memberikan kepercayaan untuk kamu jadi orang terdekat aku. Makanya ku tetap selalu
menunggu dirimu lewat di depan kelasku, menyiapkan topik untuk menyapamu dan di lain sisi
aku masih canggung berinteraksi denganmu~" halaman pertama.

Buku harian mungil itu dimulakanya cerita tentang Zahra. Setiap kali habis menulis, buku itu
diletakkan dibawah lipatan pakain dilemari. Agar tak seseorang pun dapat membaca buku itu.

Selanjutnya keesokan harinya bel istirahat berbunyi. Ivan menuju taman sekolah dan melihat
teman kelas Zahra yang bernama Keiyla sedang duduk sendiri. Tak berpikir panjang Ivan
kemudian menghampiri keiyla dan bertanya kabar Zahra padanya.

"Halo keiyy, sendiri aja" ujar Ivan.

"Iya lagi sendiri, kenapa?" Jawab keiyla.

"Zahra ada kesekolah? Kok ngga pernah muncul dari tadi" kata Ivan.

"Iya dia kesekolah kok, lagi malas aja mungkin dia keluar kelas" sambut Keiyla.
"Oh gitu! Minta nomor wa nya dong ada yang pengen aku omongin kedia" ucap Ivan sambil
mengeluarkan hp disaku celananya.

"Iya bentar... nih wa nya" kata keiyla sambil melihatkan nomor Zahra pada Ivan

"Makasih keiyla" kata Ivan sambil pergi.

Rupanya keiyla memberi tahu Zahra bahwa Ivan meminta nomor wanya sebab ada sesuatu hal
penting yang ingin disampaikan. Zahra dengan raut wajah resah kebingungan kemudian
menunggu pesan dari Ivan. Tak berselang lama Ivan mengirim pesan singkat pada Zahra.

"Haii!! sv back yah Ivan kelas sebelah" chat dari Ivan.

"Siap prend" ketik Zahra sambil tersenyum.

"Eh iya Zahra mau nanya dong kamu ruangan berapa saat UAS nanti?" Tanya Ivan dalam chat.

"Kayaknya sih ruangan 1" balas Zahra.

"Owhhhh okeeyyy zahraa thxx" chat dari Ivan lagi, dengan typing orang yang sedang dilanda
asmara yang tinggi.

Obrolan keduanya tak diteruskan lagi dan hanya sampai disitu saja. Ekspektasi Ivan sebetulnya
obrolan itu masih dilanjut hingga pulang sekolah tapi Ivan yang pada dasarnya malas nyari topik
akhirnya mengakhiri pesan itu.

Seminggu kemudian ulangan akhir semester pun dilaksanakan. Kerap setiap kali selesai ulangan
Ivan dan Zahra selalu ketemuan dan sharing about ulangan tadi. Zahra kadang kala menchat
Ivan untuk bertanya mengenai materi-materi apa saja yang akan diulangani esok harinya. Ivan
selalu memperlihatkan mimik wajahnya yang menyatakan kalo sebenarnya dia itu cinta banget
dengan Zahra namun Zahra belum peka waktu itu. Ivan kembali melanjutkan diarynya menulis
tentang dia dan zahra

"~Rasanya kepalaku berat sekali, kalo ditanyak kok bisa ya soalnya di kepalaku isinya only you
everytime. Kamu selalu membuatku fall in love with you setiap kali bertemu. Rasanya kau
menangkan hatiku, kau buatku tergila-gila. Ratusan hari ku dekat denganmu tak mungkin bila
kau tak tahu bila ku menyimpan rasa yang ke padang sejak lama. Tapi ku sangat tersiksa dengan
rasa ini. I am so honey now~" halaman kedua.

Ivan kembali bersedih hati karena libur semester telah tiba. Dia sangat rindu untuk berjumpa
Zahra disekolah. Sesekali Ivan gowes naik sepeda bersama temannya dan sengaja untuk lewat
didepan rumah Zahra di jalan jati. Sambil lalu Ivan menoleh kearah rumah Zahra dan benar saja
Zahra sedang berada dihalaman rumahnya bermain laptop. Ivan canggung untuk menyapanya
dan langsung mengayuh sepedanya dengan kecepatan tinggi. Setelah pulang dari gowes
sepeda, Ivan lanjut mandi dan tidur lelap hingga keesokan harinya.

Matahari lohor yang teriknya melecut langit. Udara bergetar. Disana-sini ia beruap hanya
segelas es cendol dan sepotong donat yang menemani Ivan dimeja belajar. Kamis siang yang
panas itu Ivan mengisi kegabutan dengan melanjutkan cerita tentang Zahra di buku harian
miliknya.

"~Please 911 help me libur telah tiba aku tidak mampu untuk tidak bertemu kamu satu hari
saja. Meski rasaku tak terbalas tapi jangan biarkan dirimu tidak terlihat oleh mata kecil hitamku.
Semoga libur itu tidak mendatangkan rindu, soalnya bukan cuman milea saja yang berat aku
pun berat. Ku nikmati tiap detik ku dengan namamu di hatiku, ku rasa bahagia dan hati
berbunga-bunga, kau buat aku tergila-gila. Beri aku kesempatan juga ruang bebas sendiri aku
butuh tahu seberapa aku butuh kamu~" halaman ketiga.

Sore harinya Ivan melanjutkan aktivitasnya dengan bermain futsal di lapangan Indoor. Secara
tidak sengaja dan di luar keinginannya, kamis sore itu mempertemukan kedua orang tersebut
yaitu Zahra dan Ivan dijalan. Ivan yang habis main futsal di lapangan akhirnya pulang
mengendarai motor lexi andalannya sementara Zahra sedang jalan-jalan makan angin
menggunakan motor seorang diri. Zahra menyalip Ivan dan melambaikan tangan kepadanya
sementara Ivan hanya membunyikan klakson motor.

Tibalah di perempatan jalan yang lagi lampu merah. Ivan dan zahra berhenti berdampingan,
Ivan hanya tersenyum melihatnya dia tak sempat menyapa lebih kepada Zahra karena Ivan
masih kaku dan malu kepadanya. Saatnya lampu hijau Zahra langsung menggas motornya dan
belok kiri sedangkan Ivan langsung terus. Itu adalah yang kedua kalinya sejoli itu bertemu
diperempatan yang sama.

Gimana ya cara menjelaskan perasaan Ivan saat itu. intinya waktu itu perasaan ivan sangat
senang banget pokoknya, kayak perasaan menyambut bulan suci ramadhan yang setiap
kebaikan pahalanya dilipat gandakan.

Setelah libur yang bekepanjangan, tiba waktunya sekolah cipta bangsa buka dan sekolah
kembali. Masih seperti yang dulu Ivan masih kerap menunggu Zahra didepan kelas, namun kali
ini beda Zahra mulai ramah dan ingin terus bermain dengan Ivan, Ivan pun turut bermain dan
kumpul bareng dengan Zahra. Kepribadian Ivan yang malu dan kaku itu berubah menjadi Ivan
yang tak malu lagi dan asik kepada Zahra.

Dibalik bilik kamar, Ivan selalu berpikir bagaimana ia dapat mendapatkan hati Zahra sang
pujaan hatinya. Termenung menatap tembok mengeluarkan semua ide yang tepat. Tak satupun
cara didapatnya untuk meluluhkan hati pujaan hati. Ivan lebih memilih memutar musik, alunan
senandung lirik menyejukkan perasaan menambah gairah cinta seorang Ivan.

Suatu hari saat pulang sekolah, Ivan mendapati Zahra yang lagi duduk ditaman sedang
menunggu jemputan seorang diri. Ivan berniat untuk mengantarnya pulang, Ivan segera
bergegas kearah Zahra dengan motor lexi andalannya. Ivan kemudian sudah berada ditaman
dan izin untuk mengantarnya.

"Zahra kamu pulang bareng siapa?" Tanya Ivan diatas motor.

"Nggak tau entar, soalnya ayah aku lagi ngantor hari ini" jawab Zahra dengan nada bersedih

"Yaudah kita bareng aja, nggak usah segan sama aku kitakan udah saling kenal sekarang.
Yaudah sekarang kamu naik biar aku antar" balas Ivan penuh semangat.

"Serius? Okey aku naik" jawab Zahra sambil naik dibelakang

Akhirnya untuk yang pertama kalinya Ivan membonceng Zahra dan mengantarnya pulang.
Sebelum Zahra turun kerumahnya Ivan sempat memberikannya sepucuk surat dan memohon
kepada Zahra untuk membaca dan membalas suratnya. Pada malam yang lalu hanya dengan
tekad dan keberanian, Ivan membuat surat itu, isi surat itu untuk mengutarakan niatnya untuk
memacari Zahra.

Begitulah, saat yang dinanti pun tiba. Melayanglah sepucuk surat cinta Ivan yang diterima Zahra
dan segera masuk kedalam rumah. Surat itu tak langsung dibukanya namun surat itu disimpan
dulu diatas meja. Setelah Zahra selesai makan siang Zahra lanjut kerja kelompok dirumah
Keiyla. Zahra memberi tahu Keiyla kalo Ivan memberikanya sepucuk surat saat diantar pulang,
namun Zahra belum membaca surat apa sebetulnya yang diberikan padanya

"Entar kalo habis kerja kelompok kamu buka surat dari Ivan yah!! Aku turut penasaran surat
apa sebetulnya itu btw kamu ngabar kalo habis baca suratnya" kata Keiyla.

"Okesih" sahut Zahra

Beberapa jam kemudian Zahra menyelesaikan tugas kerja kelompoknya, Zahra akhirnya pulang
kerumah. Malam harinya Zahra mencoba mengambil surat dari Ivan dan dibukanyalah surat itu.
Dengan matanya yang hitam gemerlap itu pun memulai membaca. Betapa kaget dan tak
menyangka ketika Zahra membacanya. Ivan teman yang mengantarnya tadi ternyata jatuh
cinta ke padanya dan menembak dia untuk bersedia menjadi pacarnya.

Zahra kemudian menghubungi Keiyla sahabatnya dan menceritakan semuanya kepada keiyla.
Zahra meminta pendapat dari sahabatnya itu apa yang harus dilakukannya. Setelah obrolan
yang cukup panjang dalam wa itu akhirnya Zahra memutuskan untuk menerima cinta Ivan atas
rayuan Keiyla.

Beberapa saat kemudian, dengan waktu yang tepat, ditulisnya surat balasan buat Ivan. Setelah
reda gelora cinta itu, zahra pun terus menulis, demikian bunyinya. "Tiada yang dapat andinda
katakan betapa girang hati adinda menerima surat darimu itu'....... yang kemudian ditutup
dengan kalimat, "dengan melaluli pertimbangan yang cukup panjang, adinda siap menerima
cinta darimu dan bersedia menjadi pacarmu".

Zahra akhirnya tidur setelah membuat surat balasan tesebut dan menyetel alarm agar dia
bangun pagi-pagi dan menyimpan surat itu diatas meja Ivan.

Keesokan harinya Zahra bergegas kesekolah pagi-pagi lebih awal dan meletakkan surat itu
dimeja Ivan dan kembali kekelasnya. Ivan segera datang kesekolah, setibanya di kelas ivan
melihat surat tergeletak dimeja dan yakin kalo surat itu adalah surat balasan dari Zahra.

Segera Ivan membuka surat itu dan membacanya, betul itu adalah balasan dari Zahra. Pagi yang
cerah Ivan awali dengan rasa bahagia disaat tau jika Zahra menerima cintanya. Ivan ingin segera
bertemu Zahra jika bel istirahat berbunyi dan kekantin bersama.

"Kringgggggggggg" bel istirahat berbunyi.

Segera Ivan mengajak Zahra kekantin bareng.

"Sayang, yuk kekantin aku yang belanja" ujar Ivan.

"Iya bentar yah yank, habis nulis ini dulu" jawab Zahra sambil tersenyum.

Setelah menunggu Zahra menulis tugas, akhirnya mereka kekantin buat jajan bareng. Sehabis
jajan mereka berdua duduk ditaman. Mereka sua foto dan bermesraan yang wajar dan saling
bertukar canda. Dunia serasa hanya milik berdua dibenak kedua sejoli tersebut.

Bukti kebesaran cinta Ivan kepada Zahra, dia buktikan dengan rela berkorban demi cintanya itu.
Ivan selalu rela memenuhi segala keperluan Zahra. Ivan selalu membelikan keperluan sekolah
Zahra dan yang lainnya. Zahra juga tidak pernah meminta semua itu, hanya saja itulah cara
untuk membuktikan cinta Ivan.

Malamnya mereka sudah janjian buat nonton bareng dibioskop. Ivan kemudian menjemput
Zahra di rumahnya dengan mobil pajero miliknya. Sehabis nonton mereka lanjut makan di
angkringan, kemudian Ivan meminjam gitar pengamen pinggir jalan dan memainkannya dan
bernyanyi untuk Zahra.
"Bila kau berkenan biarkanku disampingmu, berkuranglah satu jiwa yang sepi" lantun Ivan
dalam lagu yang dibawakanya.

Zahra merasa terspesialkan dengan sosok Ivan yang hadir untuk selalu berada disampingnya.
Setelah cukup lama, mereka bergegas pulang. Ivan mengantar Zahra pulang dan kembali ke
rumahnya.

Beberapa hari terus berjalan. Zahra dan Ivan berantem dengan persoalan yang sepeleh,
keduanya hanya saling salah paham. Zahra cemburu kepada Ivan saat hendak kesekolah Ivan
tak datang menjemputnya dan disaat tiba disekolah Zahra melihat Ivan kesekolah
berboncengan dengan Nadhifa. Zahra sangat marah kepada Ivan. Sayang Zahra belum tahu jika
Nadhifa adalah sepupuh Ivan dan Ivan sudah menjemput Zahra dirumahnya namun Zahra
sudah pergi lebih awal. Dalam perjalanan kesekokah Ivan melihat sepupunya Nadhifa sedang
menunggu angkot untuk ke sekolah. Karena tujuannya sama ke sekolah akhirnya Ivan
mengambil Nadhifa.

Sudah berbagai cara dilakukan Ivan untuk menjelaskan semuanya kepada Zahra. Namun Zahra
tetap saja tidak percaya dengan cerita Ivan. Zahra hanya menangis dan meminta menyelesaikan
hubungan mereka

"Sekarang aku minta kita putus" ucap Zahra dengan air menitik dipipihnya dan langsung pergi.

"Arghhhhhhhh apasihhhhhh" gumam Ivan sambil memegang rambutnya.

Ivan segera pulang kerumah dan masuk kekamar tergeletak lemah. Tak percaya apa yang
sedang terjadi hari ini kepadanya. Langsung Ivan memutar kaset musik untuk mengiringi
harinya yang sial. Ivan berencana healing jalan-jalan malamnya dengan harapan dapat
mengurangi beban yang ada dipikiranya.

Matahari pun tenggelam dengan damai. Gelap langit menutupi malam. Ivan keluar jalan-jalan
seorang diri hanya ditemani motor andalannya. Sepanjang jalan Ivan hanya bernyanyi dan
berteriak meluapkan segala kekesalannya. Pada malam itu Ivan tak sengaja melihat Zahra
berboncengan bersama Raikal sambil pelukan. Hati Ivan semakin retak, semua sumpah serapah
diluapkannya diatas motor. Segera dia pulang kerumah sambil menangis.

Sejauh ini Ivan tak dapat berbuat banyak selain menyelesaikan ikatan cinta antara dirinya
dengan Zahra yang baru berjalan dua minggu. Ivan kemudian melanjutkan tulisannya dalam
keadaan yang lagi galau, berharap Zahra dapat membaca semua tentang dirinya dibuku harian
Ivan.

"~Kuingin engkau tau aku sayang kamuu, ingin rasanya ku namakan kisah ini cinta yang tulus
yang pernah ku miliki. Namun semua tak berlangsung lama, sayang ini kesalahan fatal yang ku
lakukan, kekaguman keliru arah. Bait-bait indah yang ku tulis tentangmu yang ku buat di buku
harianku ini akan tetap tersimpan abadi. Sekali lagi Aku mohon pamit untuk mengosongkan
pikiranku dari kamu selamanya, hatiku tersakiti dan aku lelah. Tidak ada yang berbeda hanya
saja ku ikhlaskan dan ku izinkan kamu untuk bukan lagi menjadi impianku. Takkan lagi ku
sebodoh ini larut didalam angan angan tanpa tujuan. Intinya aku cuman pengen bilang
"MAKASIH". Makasih udah membiarkan aku bisa mencintaimu, makasih udah singgah di hati
aku, makasih sudah memberi rasa dari setiap notifikasi yang datang serta kau sempat ajak aku
bermimpi. Kita masih bisa saling menyapa dan berteman baik right. Ingat kamu temanku, ku
doakan kamu selalu yang terbaikkkkk. Percayalah ada hati yang benar-benar pupus menulis bait
bait ini. Ku doakan semoga kamu menemukan seseorang versi terbaik menurut kamu dan kamu
harus temukan cinta yang lebih tulus dari aku dan kamu harus lebih bahagia. Akan tiba masa
yang tak ingin aku rasakan tapi hal itu pasti akan terjadi dimana masa waktunya kita benar-
benar di pisahkan untuk meraih cita-cita, lalu aku Ivan mengirim singkat sebuah pesan kepada
dirimu, aku bertanya kapan ada waktu lain, Insyaaallah pasti bertemu lagii. Nanti aku cerita
tentang hari ini nantinya. Senang bisa bertemu kamu di SMAS CIPTA BANGSA. Sekali lagi aku
pamit byee Zahraa~" halaman keempat dan kelima. Air mata menetes di tiap permukaan
halaman.

Beberapa hal memang lebih menyenangkan ketika masih ada dalam etalase bukan ketika dalam
genggaman!!!.

Anda mungkin juga menyukai