Anda di halaman 1dari 37

PRESENTATION BY KELOMPOK 5

MANAJEMEN KEUANGAN BELLA MARCELINA PUTRI, S.E., M.M


NAMA ANGGOTA KELOMPOK

MAR'ELFAN HADI PRATAMA 223030303316


MARVELIN 223020303157
M. SHOLEH ANSHORIE 223020303142
MUHAMMAD ABSHAR NOER RAMADHAN 223020303251
MUHAMMAD AJI LAMPANG 223010303001
PRATAMA 223010303013
PUTRI MELIYANSYAH 223020303183
RAMLAH 223010303041
RANI SETIA WATI 223010303006
RATIH MAULIYANTI 223010303030
INTERMEDIASI Kelompok 5

Intermediasi (intermediary), merupakan


salah satu fungsi lembaga keuangan bank
melalui cara penarikan atau penghimpunan
dana dari para penabung (ultimate lenders)
yang kemudian disalurkan kembali dalam
bentuk pinjaman kepada pihak-pihak yang
membutuhkan (ultimate borrowers), baik
untuk kepentingan konsumtif maupun
produktif. Intermediasi berfungsi
menghubungkan antara masyarakat yang
memiliki kelebihan dana (surplus) dengan
masyarakat yang kekurangan dana (defisit)
INTERMEDIASI &
DISINTERMEDIASI
OBLIGASI PINJAMAN SAHAM PREFEREN SUMMARY
Studi Kasus Perkembangan Intermediasi Bank Rakyat Kelompok 5
Indonesia di Indonesia
Pada tanggal 5 November 2007, Presiden meluncurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
yang bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja dan mengatasi kemiskinan.
Program KUR ini dapat diakses oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta
koperasi melalui kantor cabang atau kantor pembantu bank pelaksana, seperti BRI.

Studi kasus dilakukan di pasar Kumba Sari dan pasar Kreneng. Sebelum menerima KUR
BRI, pedagang di kedua pasar memiliki modal usaha kurang dari Rp 21.000.000. Namun,
setelah menerima KUR BRI, modal usaha mereka meningkat, bahkan beberapa
pedagang memiliki tambahan modal usaha hingga mencapai Rp 200.000.000. Selain itu,
di pasar Kumba Sari, banyak pedagang yang berhasil meningkatkan aset mereka, seperti
unit kendaraan roda dua, roda empat, serta tabungan emas dan deposito. Di pasar
Kreneng, beberapa pedagang dapat memiliki hunian sendiri, tanah sebagai investasi, dan
kendaraan roda empat setelah menerima KUR BRI.
INTERMEDIASI &
DISINTERMEDIASI
OBLIGASI PINJAMAN SAHAM PREFEREN SUMMARY
Kelompok 5
Data kinerja Bank BRI pada Desember 2020 menunjukkan bahwa bank tersebut
telah menyalurkan kredit sebesar Rp 938,37 Triliun dengan rasio NPL gross sebesar
2,99%, yang merupakan tingkat kualitas aset yang baik. Rasio NPL yang rendah
menunjukkan bahwa nasabah bank BRI, yang mayoritas adalah pelaku UMKM, tetap
mampu memenuhi kewajiban pembayaran kreditnya meskipun menghadapi kondisi
sulit akibat pandemi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa KUR BRI adalah contoh intermediasi, di
mana bank mewadahi investor atau nasabah yang memiliki kekayaan harta untuk
menyalurkan dan menggunakannya dalam kegiatan investasi yang aman dan
menguntungkan. Dalam hal ini, penerima KUR adalah pihak yang mendapat manfaat
dari intermediasi ini, yang membantu meningkatkan kesejahteraan baik individu,
kelompok, maupun usaha. Program KUR BRI terbukti efektif dalam membantu pelaku
usaha kecil dan mikro, bahkan di tengah kondisi pandemi, dan sesuai dengan tujuan
intermediasi, yaitu mewadahi investor dan mendukung pelaku usaha.
INTERMEDIASI &
DISINTERMEDIASI
OBLIGASI PINJAMAN SAHAM PREFEREN SUMMARY
Kelompok 5
DISINTERMEDIASI

Disintermediasi adalah suatu proses di mana produsen produk


atau jasa menghantarkan produk langsung ke tangan
konsumen, tanpa melalui perantara atau saluran pemasaran.
Istilah disintermediasi mengacu pada proses penghapusan
perantara keuangan dalam suatu transaksi. Hal ini
memungkinkan konsumen untuk membeli langsung dari
pedagang grosir dibandingkan melalui perantara seperti
pengecer, atau memungkinkan suatu bisnis untuk memesan
langsung dari produsen dan bukan dari distributor.
INTERMEDIASI &
DISINTERMEDIASI
OBLIGASI PINJAMAN SAHAM PREFEREN SUMMARY
Studi Kasus Disiintermediasi : Studi Kasus Bantuan Kelompok 5
DISINTERMEDIASI
Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)
Kasus BLBI adalah contoh yang mengilustrasikan disintermediasi perbankan
yang dipicu oleh faktor penawaran kredit. Kasus ini muncul sebagai akibat dari
krisis moneter di Indonesia pada tahun 1997-1998, yang mengakibatkan
banyak bank dan lembaga keuangan mengalami kesulitan likuiditas dan
solvabilitas. Untuk menyelamatkan mereka, pemerintah melalui Bank
Indonesia memberikan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) sebesar Rp
144 triliun. Namun, sebagian besar bank yang menerima BLBI tidak
mengembalikan dana tersebut, melainkan menyalahgunakannya untuk
kepentingan pribadi, seperti investasi spekulatif dan tindakan korupsi. Kasus
BLBI menyebabkan kerugian besar bagi negara dan masyarakat, dan
menunjukkan ketidakmampuan dan ketidakjujuran manajemen bank-bank
dalam menjalankan fungsi intermediasi keuangan.
INTERMEDIASI &
DISINTERMEDIASI
OBLIGASI PINJAMAN SAHAM PREFEREN SUMMARY
Kelompok 5
DISINTERMEDIASI
Kasus BLBI juga berdampak pada disintermediasi perbankan di Indonesia,
di mana masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap perbankan dan
beralih mencari sumber dana dari pasar modal atau lembaga keuangan
non-bank. Disintermediasi perbankan ini dapat menghambat
pertumbuhan sektor riil, investasi, dan meningkatkan risiko sistemik serta
ketidakstabilan keuangan. Untuk mengatasi disintermediasi perbankan,
diperlukan upaya untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan
pengawasan perbankan, serta mendorong sinergi antara pasar modal,
lembaga keuangan non-bank, dan perbankan. Hal ini penting untuk
memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan dan
mempromosikan stabilitas ekonomi.

INTERMEDIASI &
DISINTERMEDIASI
OBLIGASI PINJAMAN SAHAM PREFEREN SUMMARY
OBLIGASI Kelompok 5

Obligasi = surat utang

OBLIGASI
INTERMEDIASI &
PINJAMAN SAHAM PREFEREN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
OBLIGASI Kelompok 5

Kontrak Perjanjian
Obligasi atau Bond
Indenture

OBLIGASI
OBLIGASI
INTERMEDIASI &
PINJAMAN SAHAM PREFEREN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
OBLIGASI Kelompok 5

Hal-hal yang terdapat dalam perjanjian obligasi

Penjelasan
kontrak Dasar Detail Ketentuan
Jaminan yang Sinking Fund
Obligasi Pembatasan 'Call'
Dipakai

OBLIGASI
INTERMEDIASI &
PINJAMAN SAHAM PREFEREN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
OBLIGASI Kelompok 5

Kontrak Dasar Obligasi

Nilai nominal Jangka Waktu Pembayaran Atas Unjuk


Bunga atau Tercatat

00X
OBLIGASI
INTERMEDIASI &
PINJAMAN SAHAM PREFEREN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
OBLIGASI Kelompok 5

Jaminan Obligasi:
Obligasi Bisa Dilindungi Oleh Aset Tertentu
atau Tidak

Sinking Fund
Tabungan atau Rekening
Cadangan Perusahaan
Pembatasan: Beberapa Aturan
Karakteristik Call: Pembayaran Sebelum Jatuh
Tempo

OBLIGASI
INTERMEDIASI &
PINJAMAN SAHAM PREFEREN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
RATING OBLIGASI Kelompok 5

Rating obligasi merupakan penilaian yang memiliki standar yang


mengevaluasi kemampuan suatu pemerintah atau perusahaan dalam
melakukan pembayaran hutang-hutangnya.

Tahapan melakukan rating obligasi ada 2, yaitu:


Tahap pertama, Analisis Pefindo menyiapkan tinjauan internal
terhadap perusahaan penerbit instrumen utang tersebut.
Tahap kedua, rekomendasi pemeringkatan kepada komite
pemeringkat akan menentukan peringkat perusahaan.

OBLIGASI
INTERMEDIASI &
PINJAMAN SAHAM PREFEREN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
RATING OBLIGASI Kelompok 5
Rating Obligasi (Moody’s) Rating Obligasi (S&P)

OBLIGASI
INTERMEDIASI &
PINJAMAN SAHAM PREFEREN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
BEBERAPA VARIASI OBLIGASI Kelompok 5

Ada beberapa penggolongan variasi obligasi, yaitu:

1. Berdasarkan Kupon Bunga: 3. Berdasarkan Rating:


Obligasi Tanpa Kupon Bunga (Zero Obligasi Investment Grade
Coupon) (Investment Grade Bond)
Obligasi Kupon Bunga Tetap (Fixed Obligasi Sampah (Junk Bond)
Coupon)
Obligasi Kupon Bunga Variabel (Variable
Coupon)

2. Berdasarkan Penerbit: 4. Berdasarkan Himbah Hasil:


Obligasi Pemerintah (Government Bond) Obligasi Konvensional
Obligasi Korporasi (Corporate Bond) Obligasi Syariah (Sukuk)

OBLIGASI
INTERMEDIASI &
PINJAMAN SAHAM PREFEREN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
Kelompok 5
LISTING OBLIGASI

Listing obligasi adalah proses pencatatan obligasi di Bursa Efek. Obligasi


yang telah dilisting dapat diperjualbelikan di pasar sekunder, yaitu pasar di
mana obligasi yang telah diterbitkan diperjualbelikan oleh investor.

Persyaratan listing obligasi adalah:


1. Bapepam menyetujui listing obligasi perusahaan tersebut.
2. Laporan keuangan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar pada
Bapepam, dengan opini wajar tanpa syarat (unqualified opinion) untuk
tahun fiskal sebelumnya.
3. Nilai nominal obligasi yang dicatatkan minimal adalah Rp25 miliar.
OBLIGASI
INTERMEDIASI &
PINJAMAN SAHAM PREFEREN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
Kelompok 5
LISTING OBLIGASI

4. Tenggang waktu dari aplikasi sampai ke tanggal efektif listing tidak


boleh lebih dari enam bulan. Umur obligasi yang tersisa minimum
adalah empat tahun.
5. Perusahaan telah beroperasi minimal tiga tahun.
6. Perusahaan telah memperoleh keuntungan selama dua tahun fiskal
sebelumnya, dan tidak mengalami kerugian untuk tahun lalu.
7. Anggota direksi mempunyai reputasi yang baik.

OBLIGASI
INTERMEDIASI &
PINJAMAN SAHAM PREFEREN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
STUDI KASUS OBLIGASI PT JASA MARGA Kelompok 5

PT Jasa Marga menerbitkan obligasi Jasa Marga X Seri 0 Tahun 2002 dengan
tingkat bunga tetap.
Jangka waktu: 8 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 4 Desember 2010.
Jumlah nominal obligasi: Rp650.000.000.000 (enam ratus lima puluh miliar
rupiah).
Bunga obligasi: 16,15% per tahun, berlaku untuk jangka waktu 8 (delapan) tahun.
Bunga dibayarkan setiap triwulan, bunga pertama kali dibayarkan pada tanggal 4
Maret 2003, sedangkan bunga ke-32 dibayarkan pada tanggal 4 Desember 2010.
Penggunaan dana yang diperoleh: dana yang diperoleh akan digunakan untuk:
30% untuk membangun jalan ruas Pondok Pinang-Ulujami
70% untuk membangun jalan ruas TMII Junction-Cikunir
Wali amanat: PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Hasil Pemeringkatan: A+ (stable outlook)

OBLIGASI
INTERMEDIASI &
PINJAMAN SAHAM PREFEREN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
PENGERTIAN PINJAMAN DARI LEMBAGA
Kelompok 5
KEUANGAN

Pinjaman dari lembaga keuangan adalah pinjaman langsung yang


didapatkan dari bank atau lembaga Non-Bank (asuransi, koperasi, dan lain
sebagainya). Adapun istilah yang sering digunakan untuk pinjaman
langsung yaitu dikenal dengan sebutan term loan atau private placement.

Karakteristik

Amortisasi Jaminan

PINJAMAN DILUNASI JAMINAN '3R' DAN '5C'


SECARA BERTAHAP UNTUK PEMBERIAN KREDIT

PINJAMAN
INTERMEDIASI &
OBLIGASI SAHAM PREFEREN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
PEDOMAN 3R DAN Kelompok 5
PEDOMAN 5C

Pedoman 3R Pedoman 5C

Character

Capacity

Repayment Risk-bearing Capital


Return
Capacity Ability
Collateral Condition

PINJAMAN
INTERMEDIASI &
OBLIGASI SAHAM PREFEREN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
Kelompok 5
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PINJAMAN UTANG LANGSUNG

Kelebihan Kekurangan

Peminjam tidak perlu melalui proses Bunga Tinggi


1
pendaftaran dan evaluasi yang panjang
Waktu yang diperlukan bisa lebih singkat Pembatasan-pembatasan yang
2 dilakukan oleh pemberi pinjaman
dibandingkan dengan penerbitan obligasi
Karena hanya berhadapan dengan satu Lembaga keuangan membatasi
3 lembaga perusahaan (peminjam) pinjaman minimum yang bisa
diberikan.
mempunyai
Hubungan dengan lembaga keuangan Pinjaman utang langsung
4
kurang 'visible'
bisa terjalin lebih baik
PINJAMAN
INTERMEDIASI &
OBLIGASI SAHAM PREFEREN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
Kelompok 5
JENIS-JENIS PINJAMAN DARI LEMBAGA KEUANGAN

KREDIT KONSUMEN KREDIT PROPERTI KREDIT INVESTASI

KREDIT UNTUK
KREDIT USAHA KECIL PENDIDIKAN KREDIT UNTUK
DAN MENENGAH (UKM) PROPERTI
PINJAMAN
INTERMEDIASI &
OBLIGASI SAHAM PREFEREN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
Kelompok 5
SYARAT DAN KETENTUAN PINJAMAN DARI LEMBAGA KEUANGAN

Identifikasi dan Dokumentasi Usia

Suku Bunga Kredit Score Jaminan

Tenor Pinjaman Biaya dan Biaya Lainnya

Proses Persetujuan Penggunaan Dana Pinjaman


HUKUM DAN PERATURAN
Jangka Waktu Pembayaran Hukum(OPSIONAL)
ASURANSI dan Peraturan

Asuransi (Opsional)
PINJAMAN
INTERMEDIASI &
OBLIGASI SAHAM PREFEREN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
Kelompok 5
HAK DAN KEWAJIBAN

HAK KEWAJIBAN
Hak atas Pembatalan atau Pelunasan Awal
Mendapatkan Dana Pinjaman

Informasi yang Jelas


Perlindungan Hukum
Kepatuhan Hukum

Privasi dan Keamanan Informasi Penilaian Kelayakan


Pembayaran Tepat Waktu
Menginformasikan Perubahan
Membaca dan Memahami Perjanjian
PINJAMAN
INTERMEDIASI &
OBLIGASI SAHAM PREFEREN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
STUDI KASUS PINJAMAN DARI LEMBAGA KEUANGAN Kelompok 5

PGN RAIH PINJAMAN RP 11,79 TRILIUN DARI SEJUMLAH BANK

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mendapatkan fasilitas pinjaman 800 juta
dolar AS. Emiten bersandi saham PGS ini memperoleh utang senilai Rp 11,79
triliun dari beberapa bank antara lain BTPN, OCBC NISP, BRI, dan Mandiri.
Dana itu dibutuhkan untuk mendukung keperluan pengembangan usaha
Perseroan. "Dana juga akan digunakan untuk membayar kembali utang,
belanja modal hingga modal kerja," kata Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat
Hutama dalam keterbukaan informasi Bursa dikutip Ahad (14/5/2023).

Lebih rinci, Rachmat menjelaskan, pinjaman itu terdiri dari fasilitas A sebesar
600 juta dolar AS, dan fasilitas B sebesar 200 juta dolar AS. Nilai total fasilitas
tersebut mencapai sekitar 23 persen dari total ekuitas Perseroan. Adapun
waktu jatuh tempo untuk fasilitas A mencapai lima tahun, sedangkan fasilitas
B mencapai tiga tahun. Kedua fasilitas ini menawarkan tingkat bunga marjin +
term SOFR 3 bulan.
PINJAMAN
INTERMEDIASI &
OBLIGASI SAHAM PREFEREN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
STUDI KASUS PINJAMAN DARI LEMBAGA KEUANGAN Kelompok 5

Sebagai informasi, PGN berhasil mencatatkan Laba Bersih pada kuartal I


2023 Yang Diatribusikan ke Entitas Induk sebesar 86 juta dolar AS atau
setara Rp 1,31 triliun. Laba bersih tersebut berasal dari pendapatan
sebesar 933,7 juta dolar AS. Secara operasional, volume lifting minyak &
gas meningkat tujuh persen menjadi 27.568 BOEPD dari 26.885 BOEPD
pada kuartal I 2022 dengan adanya tambahan produksi & lifting Blok
Fasken. Produksi minyak & gas naik tiga persen sebesar 28.685 BOEPD,
transportasi minyak juga menunjukkan kenaikan kinerja cukup
signifikan yang mencapai 15.718 BOEPD atau naik 66 persen ytd.

PINJAMAN
INTERMEDIASI &
OBLIGASI SAHAM PREFEREN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
Saham Preferen Kelompok 5
Saham Preferen merupakan surat berharga tanda
kepemilikan dalam Perusahaan yang memiliki hak
lebih terhadap Dividen
Keuntungan penerbitan saham preferen bagi
Perusahaan
Rasio utang terhadap ekuitas rendah
Dapat mencakup pasar saham biasa dan obligasi
Mendapat banyak Pendanaan
Tidak terjadi diluksi hak suara pemegang saham
biasa
Kekurangan:
Deviden yang dibayarkan bersifat earning (laba
bersih)
Deviden yang dibayarkan ditentukan di awal atau
mengikut suku bunga
SAHAM PREFEREN
INTERMEDIASI &
OBLIGASI PINJAMAN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
Keuntungan penerbitan saham preferen bagi Kelompok 5
Investor

Didahulukan dalam hal pembagian deviden


Dapat menukar saham Preferen ke saham Biasa
diprioritaskan dalam pengembalian modal jika
Perusahaan mengalami Likuidasi

Kekurangan saham preferen bagi Investor:


Resiko lebih tinggi dari Obligasi
Saham sulit di perjual-belikan
Tidak memiliki hak suara dalam RUPS
Saham Preferen harus di beli dalam jumlah lebih banyak
SAHAM PREFEREN
INTERMEDIASI &
OBLIGASI PINJAMAN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
Jenis-jenis Saham Preferen Kelompok 5

Saham preferen Saham Preferen Saham Preferen Saham Preferen Saham Preferen
Kovertibel Partisipasi Kumulatif Yang dapat Disesuaikan
Convertible Participating Cumulative Ditukar Callable Adjustable Rate
Preferred Stock Preferend Stock Preferend Stock Preferred Stock Preferred Stock

MAMIP
Saham MAMI atau PT. Mas Murni
Indonesia Tbk memiliki saham
preferens untuk pendanaan
perusahannya,

SAHAM PREFEREN
INTERMEDIASI &
OBLIGASI PINJAMAN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
Kelompok 5
PT yang menerbitkan saham preferend
di Bursa Efek Indoensia (BEI)

Saham MAMI atau PT. Mas Murni


Indonesia Tbk memiliki saham
preferens untuk pendanaan
perusahannya, data yang kami
ambil berasal dari laporan tahunan
PT. Mas Murni Indonesia Tbk. Tahun
2022, dari laporan arus kas. Saham
preferen MAMI berkode emiten
MAMIP.

SAHAM PREFEREN
INTERMEDIASI &
OBLIGASI PINJAMAN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
Kelompok 5

SAHAM PREFEREN
INTERMEDIASI &
OBLIGASI PINJAMAN SAHAM PREVEREN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
Kelompok 5
Perusahaan PT. Mas Murni Indonesia Tbk. Dengan kode emiten MAMI dan
menerbitkan saham preferen MAMIP dengan anam akun saham seri A di
laporan keuangan. Untuk harga saham preferen Rp 240 Perlembar.

SAHAM PREFEREN
INTERMEDIASI &
OBLIGASI PINJAMAN SAHAM PREVEREN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
Kelompok 5
Pada tahun yang sama Perusahaan melakukan pembagian deviden dengan
total deviden kas yang di berikan Rp. 1.311.732.090, berikut rinciannya:

Deviden kas yang diberikan


Nilai persaham biasa yang beredar
Nilai persaham preferen (1,39%) yang beredar sebesar

Saham Nonkumulatif dan Nonpartisipatif

SAHAM PREFEREN
INTERMEDIASI &
OBLIGASI PINJAMAN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
Kelompok 5

Saham Preferen Kumulatif dan Nonpartisipatif

SAHAM PREFEREN
INTERMEDIASI &
OBLIGASI PINJAMAN SUMMARY
DISINTERMEDIASI
KESIMPULAN
Kelompok 5

Pendanaan jangka panjang perusahaan dilakukan melalui surat utang


(Obligasi) & saham (Preferen)

Pinjaman dapat diperoleh perantara lembaga keuangan Intermediasi


atau secara langsung Disintermediasi

Pendanaan jangka panjang sangatlah Penting bagi perusahaan dan,


perbedaan konsep pinjaman dapat berdampak signifikan pada sistem
keuangan dan alokasi dana dalam ekonomi

SUMMARY
INTERMEDIASI &
OBLIGASI PINJAMAN SAHAM PREFEREN
DISINTERMEDIASI
Kelompok 5
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai