Psikologi Komunikasi
Psikologi Komunikasi
PSIKOLOGI KOMUNIKASI
Karakteristik Virtual; Perkembangan Realitas Virtual;
Empat Pilar Komunikasi Realitas Virtual dalam Masyarakat
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
2023
KATA PENGANTAR
Melalui analisis mendalam terhadap empat pilar komunikasi dalam realitas virtual, makalah
ini berupaya memberikan wawasan yang lebih baik tentang bagaimana teknologi ini telah
mempengaruhi cara kita berkomunikasi, berinteraksi, dan memahami dunia di sekitar kita.
Makalah ini menggabungkan kajian psikologi komunikasi, teknologi, dan ilmu sosial untuk
menggambarkan perubahan signifikan dalam paradigma komunikasi yang sedang terjadi.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam beberapa dekade terakhir telah
menghadirkan perubahan mendasar dalam cara manusia berinteraksi dan berkomunikasi.
Fenomena ini bukan hanya transformasi teknis, tetapi juga perubahan dalam pola pikir, budaya,
dan psikologi komunikasi. Salah satu tonggak penting dalam evolusi komunikasi adalah konsep
realitas virtual. Realitas virtual adalah istilah yang mencakup berbagai lingkungan komunikasi
digital yang menciptakan dunia maya, tempat individu dapat berinteraksi dan berkomunikasi
dengan cara yang mirip dengan dunia fisik.
Realitas virtual telah tumbuh secara signifikan, dan penggunaannya meresap ke berbagai
aspek kehidupan masyarakat. Dari permainan video hingga pertemuan bisnis, dari media sosial
hingga pendidikan, realitas virtual telah merasuk dalam banyak aspek kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang karakteristik dan perkembangan realitas virtual
menjadi semakin penting. Realitas virtual menciptakan tantangan dan peluang baru dalam
psikologi komunikasi yang harus dijelajahi dan dipahami. Dalam konteks ini, makalah ini akan
membahas karakteristik virtual, perkembangan realitas virtual, serta empat pilar komunikasi
dalam realitas virtual, dengan harapan memberikan gambaran yang lebih baik tentang bagaimana
realitas virtual telah memengaruhi interaksi manusia dan dinamika komunikasi dalam
masyarakat saat ini.
Makalah ini mencoba untuk mengurai berbagai aspek psikologi komunikasi yang relevan
dengan realitas virtual, menciptakan pemahaman yang lebih mendalam tentang dampaknya
terhadap individu dan masyarakat. Selain itu, melalui analisis karakteristik dan perkembangan
realitas virtual, makalah ini bertujuan untuk menggambarkan tren dan perubahan dalam
komunikasi yang mungkin akan terus memengaruhi interaksi manusia di masa depan. Dengan
melihat lebih dekat ke dalam empat pilar komunikasi dalam realitas virtual, kita dapat
memahami bagaimana realitas virtual telah menjadi faktor penting dalam membentuk cara kita
berkomunikasi, memahami, dan merasakan dunia di sekitar kita.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan karakteristik virtual dalam komunikasi dan bagaimana
karakteristik ini mempengaruhi interaksi manusia dalam lingkungan realitas virtual?
2. Bagaimana perkembangan teknologi realitas virtual mempengaruhi cara individu
merasakan dan berpartisipasi dalam komunikasi virtual, dan bagaimana perubahan ini
mempengaruhi psikologi individu?
3. Bagaimana realitas virtual mempengaruhi identitas individu dalam komunikasi online,
dan apa dampaknya pada persepsi diri dan identitas sosial?
4. Apakah ada perbedaan signifikan dalam respons emosional dalam komunikasi virtual
dibandingkan dengan komunikasi tatap muka, dan bagaimana perbedaan ini
mempengaruhi interaksi sosial dan kesejahteraan psikologis individu?
5. Bagaimana kebebasan anonimitas dalam komunikasi virtual mempengaruhi perilaku dan
komunikasi individu, serta apa dampaknya pada pembentukan citra diri online dan
offline?
6. Apa empat pilar komunikasi dalam realitas virtual dan bagaimana mereka berperan dalam
membentuk dinamika sosial dan komunikasi masyarakat kontemporer?
7. Apakah dampak dari realitas virtual terhadap pembentukan budaya digital, dan
bagaimana perubahan ini mempengaruhi cara individu memandang nilai, norma, dan
etika dalam komunikasi?
8. Bagaimana realitas virtual mempengaruhi relasi antara komunikasi individu dan
hubungan sosial, termasuk perkembangan interaksi sosial, pembentukan hubungan
interpersonal, dan konsep komunitas dalam dunia maya?
9. Bagaimana realitas virtual mempengaruhi pembentukan opini publik, persepsi
masyarakat, dan respons terhadap isu-isu sosial dan politik?
10. Bagaimana penelitian dan studi psikologi komunikasi dapat memberikan wawasan lebih
mendalam tentang karakteristik virtual, perkembangan realitas virtual dan implikasinya
dalam masyarakat kontemporer?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelidiki, menganalisis, dan
menguraikan karakteristik virtual, perkembangan realitas virtual, serta menganalisis empat
pilar komunikasi dalam konteks realitas virtual dalam masyarakat. Makalah ini bertujuan
untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana realitas virtual telah
memengaruhi dinamika komunikasi dan interaksi manusia, serta bagaimana fenomena ini
mempengaruhi psikologi komunikasi dalam era digital yang semakin berkembang.
Diharapkan makalah ini akan memberikan wawasan yang berharga tentang dampak realitas
virtual dalam membentuk cara kita berkomunikasi, berinteraksi, dan memahami realitas
sosial kita saat ini.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Kehadiran Terpisah: Karakteristik utama dari komunikasi virtual adalah bahwa peserta
berkomunikasi dalam lingkungan yang berbeda secara fisik. Mereka mungkin berlokasi di
tempat yang jauh satu sama lain, sehingga tidak ada kehadiran fisik atau tatap muka langsung.
Ini dapat memengaruhi cara peserta merasakan kehadiran dan interaksi satu sama lain.
3. Asinkron dan Sinkron: Komunikasi virtual dapat terjadi secara asinkron, di mana pesan dapat
dikirim dan diterima pada waktu yang berbeda, atau secara sinkron, seperti obrolan langsung
atau konferensi video. Kedua jenis komunikasi ini memiliki karakteristik unik yang
mempengaruhi interaksi dan respon peserta.
5. Jangkauan Global: Komunikasi virtual memungkinkan interaksi dengan individu dari seluruh
dunia tanpa batasan geografis. Hal ini menciptakan peluang untuk pertukaran budaya, gagasan,
dan pengalaman yang lebih luas.
6. Rekaman dan Arsip: Banyak bentuk komunikasi virtual dapat direkam dan diarsipkan dengan
mudah. Ini memiliki dampak pada bagaimana informasi dan interaksi dapat dipertahankan,
dipelajari ulang, atau dijadikan bukti dalam konteks hukum atau bisnis.
9. Respon Emosional: Meskipun pesan teks dan komunikasi virtual lainnya kurang kaya akan
ekspresi emosional daripada komunikasi tatap muka, peserta seringkali tetap merasakan emosi
dalam interaksi virtual. Emosi ini dapat dipengaruhi oleh ekspresi teks, emoji, atau nada suara
dalam komunikasi.
Konsep awal realitas virtual muncul pada tahun-tahun ini. dimana Ivan Sutherland
menciptakan “The Sword of Damocles” yaitu sebuah sistem komputer yang
menggantung di atas kepala dan memungkinkan pengguna untuk melihat
lingkungan virtual dalam tiga dimensi.
5. Kebangkitan (2010-an)
teknologi yang semakin terjangkau dan beragam penggunaannya. Ini telah mengubah
cara kita berinteraksi dengan dunia digital dan membuka berbagai peluang dalam
berbagai bidang, mulai dari hiburan hingga pendidikan dan perawatan kesehatan.
Realitas virtual (VR) telah mendapat penerimaan luas dalam berbagai sektor,
memberikan manfaat dalam hal pelatihan, pendidikan, hiburan, perawatan kesehatan, dan
banyak lagi. Berikut beberapa contoh aplikasi VR di berbagai sektor:
1. Pendidikan
2. Hiburan
- Tur Virtual: Agen real estate dapat memberikan tur virtual ke dalam properti yang
dijual kepada calon pembeli tanpa harus mengunjungi fisiknya.
- Turisme Virtual: Wisatawan dapat mengunjungi tempat-tempat wisata terkenal di
dunia dalam format VR sebelum benar-benar pergi ke sana.
- Terapi VR: VR digunakan dalam terapi fisik dan mental untuk mengurangi rasa
nyeri, mengatasi kecemasan, dan membantu pemulihan.
- Pelatihan Medis: Dokter dan perawat menggunakan VR untuk melatih
penanganan pasien dan tindakan medis yang rumit.
Dalam lingkungan VR, pengguna memiliki kontrol penuh atas interaksi mereka.
Mereka dapat menggunakan perangkat kontroler VR atau sensor tubuh untuk bergerak,
meraih, dan memanipulasi objek-objek virtual. Pergerakan fisik dan kontrol yang halus
memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas, mulai dari
bermain game hingga pelatihan medis yang rumit. Mereka juga dapat berinteraksi dengan
pengguna lain dalam dunia virtual, berkomunikasi melalui suara atau gerakan tubuh
avatar mereka, menciptakan pengalaman sosial yang mendalam.
Aspek verbal dan non-verbal dalam realitas virtual (VR) memainkan peran
penting dalam komunikasi dan interaksi dalam dunia maya. Berikut adalah penjelasan
mengenai kedua aspek ini:
Aspek Verbal
2. Teks dan Pesan Chat: Dalam VR, pengguna sering memiliki akses ke pesan teks atau
obrolan dalam lingkungan virtual. Pesan teks ini dapat digunakan untuk berkomunikasi
secara tertulis dan memberikan informasi atau instruksi tambahan.
3. Audio 3D: Beberapa aplikasi VR mendukung audio tiga dimensi, yang memungkinkan
suara untuk berasal dari arah tertentu dalam lingkungan virtual. Ini menciptakan
pengalaman yang lebih realistis dan memungkinkan pengguna untuk menentukan lokasi
suara dalam lingkungan tersebut.
Aspek Non-Verbal:
1. Ekspresi Wajah dan Tubuh Avatar: Dalam lingkungan VR sosial, pengguna sering
memiliki avatar yang mewakili mereka. Avatar ini dapat menggambarkan ekspresi wajah
dan gerakan tubuh yang mencerminkan emosi dan reaksi pengguna. Ini memberikan
elemen non-verbal dalam komunikasi.
2. Gerakan Tubuh dan Gestur: Sensor gerak dalam headset VR dan kontroler VR
memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan lingkungan virtual dengan gerakan
tubuh dan gestur. Misalnya, mereka dapat mengangkat tangan untuk menyapa, menunjuk
ke suatu tempat, atau membuat gerakan tubuh lainnya yang memiliki makna non-verbal.
2. Perasaan Anonimitas
Di dunia maya, orang sering merasa lebih anonim dan cenderung untuk berbicara atau
bertindak lebih terbuka daripada dalam kehidupan nyata. Ini dapat mempengaruhi cara
individu berkomunikasi dan berperilaku, baik secara positif dengan memungkinkan
ekspresi diri yang bebas, maupun negatif dengan memicu perilaku tidak etis atau agresif.
Terlibat dalam lingkungan online seringkali mengarah pada perbandingan sosial yang
intensif. Individu dapat merasa tertekan untuk mencocokkan diri dengan citra ideal yang
sering ditampilkan oleh orang lain di media sosial. Ini dapat mempengaruhi rasa diri,
citra tubuh, dan kesejahteraan mental.
Identitas online dapat membuat individu lebih rentan terhadap cyberbullying dan
pelecehan. Ini dapat berdampak serius pada kesejahteraan psikologis, dengan individu
mengalami stres, kecemasan, depresi, atau bahkan merasa terisolasi.
5. Dampak Positif pada Kesejahteraan
Pengembangan identitas online juga dapat memiliki dampak positif pada kesejahteraan
psikologis. Menciptakan komunitas online yang mendukung dan berpartisipasi dalam
diskusi yang berarti dapat meningkatkan rasa keterlibatan sosial dan memberikan
dukungan emosional.
Kualitas interaksi sosial dalam realitas virtual (VR) adalah konsep yang
mencerminkan sejauh mana pengguna merasa terlibat, terhubung, dan memperoleh
pengalaman sosial yang memadai dalam dunia maya. Pertama-tama, tingkat kehadiran
dan imersi dalam VR sangat mempengaruhi kualitas interaksi sosial. Dalam lingkungan
yang dirancang dengan baik dan menggunakan teknologi tinggi seperti headset VR,
pengguna dapat merasa seolah-olah mereka benar-benar hadir dalam lingkungan virtual
tersebut. Ini menciptakan dasar yang kuat untuk interaksi sosial yang mendalam, seperti
pertemuan teman-teman dalam ruang sosial virtual atau berpartisipasi dalam aktivitas
bersama.
Selanjutnya, aspek teknis seperti pelacakan gerakan, audio 3D, dan kontroler VR
memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas interaksi sosial dalam VR.
Pengguna yang dapat berkomunikasi melalui gerakan tubuh, suara yang terasa nyata, dan
alat pengontrol yang responsif dapat berinteraksi dengan cara yang lebih alami dan kaya.
Ini menciptakan pengalaman yang lebih mendalam dan ekspresif, mirip dengan
komunikasi dalam dunia nyata.
Kualitas interaksi sosial dalam realitas virtual memiliki potensi besar untuk
menciptakan pengalaman yang memenuhi kebutuhan manusia untuk berinteraksi dengan
orang lain, terlepas dari lokasi geografis. Dengan teknologi VR yang terus berkembang
dan fokus pada pengembangan komunitas yang positif, kita dapat mengharapkan bahwa
kualitas interaksi sosial dalam VR akan terus meningkat di masa depan.
Karakteristik virtual dalam dunia maya, seperti yang ditemukan dalam realitas
virtual (VR) atau lingkungan digital lainnya, memiliki pengaruh signifikan pada
psikologi individu. Pertama, tingkat kehadiran dalam lingkungan virtual dapat
mempengaruhi perasaan individu tentang realisme dan imersi. Ketika individu merasa
sepenuhnya hadir dalam dunia virtual, ini dapat mempengaruhi tingkat keterlibatan
emosional dan kognitif mereka. Hal ini dapat berdampak positif, memungkinkan
pengalaman yang mendalam dan kaya dalam VR, tetapi juga dapat berpotensi
mengaburkan batas antara realitas dan dunia maya, yang menghasilkan dampak
psikologis yang kompleks.
Selain itu, karakteristik virtual juga dapat mempengaruhi persepsi waktu dan
ruang individu. Dalam lingkungan virtual, waktu dan ruang dapat diubah dengan cara
yang mungkin tidak mungkin dalam dunia nyata. Ini dapat mengubah persepsi waktu
individu, dengan potensi mengaburkan perbedaan antara waktu virtual dan waktu nyata.
Dalam beberapa konteks, ini bisa menjadi positif, seperti dalam pendidikan atau hiburan.
Namun, pengaruhnya terhadap psikologi individu dapat memunculkan tantangan terkait
dengan manajemen waktu dan ketergantungan pada pengalaman virtual.
1. Emoji dan Emoji Emosi: Emoji adalah simbol grafis yang digunakan dalam
pesan teks atau komunikasi online untuk mengungkapkan emosi. Pengguna dapat
menggunakan emoji seperti " 😊" untuk menunjukkan kebahagiaan atau "😠" untuk
mengekspresikan kemarahan. Ini adalah cara yang umum digunakan dalam komunikasi
virtual untuk menyampaikan emosi secara cepat dan jelas.
2. Reaksi Visual dalam Aplikasi Sosial: Beberapa aplikasi sosial dan platform
media sosial menyediakan fitur reaksi visual, seperti tombol "suka" atau "tanda hati"
untuk mengekspresikan reaksi emosional terhadap konten yang dibagikan. Ini
memungkinkan pengguna untuk memberikan respon emosional yang lebih kaya terhadap
kiriman teman atau konten online.
3. Percakapan Suara dan Video: Dalam komunikasi virtual yang lebih interaktif,
seperti panggilan video atau konferensi virtual, ekspresi emosi dapat tercermin dalam
intonasi suara, bahasa tubuh, dan ekspresi wajah individu. Sebagai contoh, seseorang
dapat mengekspresikan kebahagiaan dengan senyuman atau kecemasan dengan nada
suara yang bergetar.
4. Gerakan Tubuh dalam Realitas Virtual: Dalam realitas virtual (VR), pengguna
dapat mengekspresikan emosi melalui gerakan tubuh dan gestur avatar mereka. Misalnya,
mereka dapat mengangguk dan menggelengkan kepala, mengedipkan mata, atau
membuat gerakan tubuh lain yang mencerminkan emosi.
Respon emosional dalam komunikasi virtual adalah cara bagi individu untuk
berbagi dan merasakan emosi dalam dunia maya. Ini dapat memperkaya pengalaman
komunikasi dan membantu dalam memahami perasaan individu di lingkungan digital.
Dengan berbagai alat dan teknik yang tersedia, komunikasi virtual dapat mencerminkan
emosi dengan berbagai cara, memungkinkan individu untuk tetap terhubung secara
emosional bahkan dalam interaksi online.
BAB 3
KESIMPULAN
Dalam makalah ini, telah dijelaskan karakteristik virtual, perkembangan realitas virtual,
dan empat pilar komunikasi realitas virtual dalam masyarakat. Karakteristik virtual melibatkan
elemen-elemen seperti kehadiran, interaksi, dan imersi yang menciptakan pengalaman yang
memadai dalam dunia maya. Perkembangan realitas virtual telah membawa perkembangan
teknologi yang mengubah cara kita berkomunikasi, berinteraksi, dan berpartisipasi dalam
berbagai aspek kehidupan kita. Sementara itu, empat pilar komunikasi realitas virtual, yaitu
kehadiran, kualitas interaksi, ekspresi emosional, dan identitas, menjadi landasan penting dalam
memahami dinamika komunikasi dalam lingkungan virtual.
Makalah ini menunjukkan bahwa realitas virtual bukan hanya merupakan teknologi yang
menarik, tetapi juga memiliki dampak signifikan dalam berbagai aspek masyarakat. Kehadiran
yang mendalam dalam lingkungan virtual menciptakan pengalaman yang meyakinkan, sementara
kualitas interaksi dan ekspresi emosional yang kaya memungkinkan komunikasi yang mendalam.
Sementara itu, kemampuan individu untuk mengelola identitas mereka dalam dunia maya
memunculkan pertanyaan menarik tentang realitas, identitas, dan etika. Oleh karena itu,
memahami karakteristik, perkembangan, dan pilar-pilar komunikasi realitas virtual sangat
penting dalam menghadapi masa depan komunikasi yang semakin tergantung pada teknologi.