Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PSIKOLOGI KOMUNIKASI
Karakteristik Virtual; Perkembangan Realitas Virtual;
Empat Pilar Komunikasi Realitas Virtual dalam Masyarakat

Disusun oleh Kelompok 7 :


Angelica Aurelia Toloh 210811050066
Farhan Aslah 210811050072
Sheryl Ngangi 210811050164
Syalom G. Sondakh 210811050012
Yefta H. Tandayu 210811050066
Romi Afinyuda 230814050103

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
2023
KATA PENGANTAR

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dalam beberapa dekade terakhir,


masyarakat kita telah menyaksikan transformasi fundamental dalam cara berkomunikasi dan
berinteraksi. Salah satu inovasi terkemuka yang mengubah lanskap komunikasi adalah realitas
virtual. Makalah ini, berjudul "Karakteristik Virtual; Perkembangan Realitas Virtual; Empat Pilar
Komunikasi Realitas Virtual dalam Masyarakat," bertujuan untuk menyelidiki dan menguraikan
perkembangan realitas virtual serta karakteristik-karakteristik yang mendasarinya, serta
bagaimana realitas virtual mempengaruhi dan membentuk komunikasi dalam masyarakat
kontemporer.

Melalui analisis mendalam terhadap empat pilar komunikasi dalam realitas virtual, makalah
ini berupaya memberikan wawasan yang lebih baik tentang bagaimana teknologi ini telah
mempengaruhi cara kita berkomunikasi, berinteraksi, dan memahami dunia di sekitar kita.
Makalah ini menggabungkan kajian psikologi komunikasi, teknologi, dan ilmu sosial untuk
menggambarkan perubahan signifikan dalam paradigma komunikasi yang sedang terjadi.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 .Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Virtual

2.2 Perkembangan Realitas Virtual

2.2.1 Pengertian Realitas Virtual dan Sejarah Perkembangannya

2.2.2 Peran Teknologi dalam Mengubah Realitas Virtual

2.2.3 Aplikasi Realitas Virtual di Berbagai Sektor

2.2.4 Pengaruhnya Terhadap Pengalaman Komunikasi

2.3 Empat Pilar Komunikasi Realitas Virtual dalam Masyarakat

2.3.1 Interaksi Manusia dengan Lingkungan Virtual

2.3.2 Aspek Verbal dan Non-Verbal dalam Realitas Virtual

2.3.3 Pengenmbangan Identitas Online dan Dampak Psikologisnya

2.3.4 Kualitas Interaksi Sosial dalam Realitas Virtual

BAB III PENUTUP.

3.1 Kesimpulan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam beberapa dekade terakhir telah
menghadirkan perubahan mendasar dalam cara manusia berinteraksi dan berkomunikasi.
Fenomena ini bukan hanya transformasi teknis, tetapi juga perubahan dalam pola pikir, budaya,
dan psikologi komunikasi. Salah satu tonggak penting dalam evolusi komunikasi adalah konsep
realitas virtual. Realitas virtual adalah istilah yang mencakup berbagai lingkungan komunikasi
digital yang menciptakan dunia maya, tempat individu dapat berinteraksi dan berkomunikasi
dengan cara yang mirip dengan dunia fisik.

Realitas virtual telah tumbuh secara signifikan, dan penggunaannya meresap ke berbagai
aspek kehidupan masyarakat. Dari permainan video hingga pertemuan bisnis, dari media sosial
hingga pendidikan, realitas virtual telah merasuk dalam banyak aspek kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang karakteristik dan perkembangan realitas virtual
menjadi semakin penting. Realitas virtual menciptakan tantangan dan peluang baru dalam
psikologi komunikasi yang harus dijelajahi dan dipahami. Dalam konteks ini, makalah ini akan
membahas karakteristik virtual, perkembangan realitas virtual, serta empat pilar komunikasi
dalam realitas virtual, dengan harapan memberikan gambaran yang lebih baik tentang bagaimana
realitas virtual telah memengaruhi interaksi manusia dan dinamika komunikasi dalam
masyarakat saat ini.

Makalah ini mencoba untuk mengurai berbagai aspek psikologi komunikasi yang relevan
dengan realitas virtual, menciptakan pemahaman yang lebih mendalam tentang dampaknya
terhadap individu dan masyarakat. Selain itu, melalui analisis karakteristik dan perkembangan
realitas virtual, makalah ini bertujuan untuk menggambarkan tren dan perubahan dalam
komunikasi yang mungkin akan terus memengaruhi interaksi manusia di masa depan. Dengan
melihat lebih dekat ke dalam empat pilar komunikasi dalam realitas virtual, kita dapat
memahami bagaimana realitas virtual telah menjadi faktor penting dalam membentuk cara kita
berkomunikasi, memahami, dan merasakan dunia di sekitar kita.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan karakteristik virtual dalam komunikasi dan bagaimana
karakteristik ini mempengaruhi interaksi manusia dalam lingkungan realitas virtual?
2. Bagaimana perkembangan teknologi realitas virtual mempengaruhi cara individu
merasakan dan berpartisipasi dalam komunikasi virtual, dan bagaimana perubahan ini
mempengaruhi psikologi individu?
3. Bagaimana realitas virtual mempengaruhi identitas individu dalam komunikasi online,
dan apa dampaknya pada persepsi diri dan identitas sosial?
4. Apakah ada perbedaan signifikan dalam respons emosional dalam komunikasi virtual
dibandingkan dengan komunikasi tatap muka, dan bagaimana perbedaan ini
mempengaruhi interaksi sosial dan kesejahteraan psikologis individu?
5. Bagaimana kebebasan anonimitas dalam komunikasi virtual mempengaruhi perilaku dan
komunikasi individu, serta apa dampaknya pada pembentukan citra diri online dan
offline?
6. Apa empat pilar komunikasi dalam realitas virtual dan bagaimana mereka berperan dalam
membentuk dinamika sosial dan komunikasi masyarakat kontemporer?
7. Apakah dampak dari realitas virtual terhadap pembentukan budaya digital, dan
bagaimana perubahan ini mempengaruhi cara individu memandang nilai, norma, dan
etika dalam komunikasi?
8. Bagaimana realitas virtual mempengaruhi relasi antara komunikasi individu dan
hubungan sosial, termasuk perkembangan interaksi sosial, pembentukan hubungan
interpersonal, dan konsep komunitas dalam dunia maya?
9. Bagaimana realitas virtual mempengaruhi pembentukan opini publik, persepsi
masyarakat, dan respons terhadap isu-isu sosial dan politik?
10. Bagaimana penelitian dan studi psikologi komunikasi dapat memberikan wawasan lebih
mendalam tentang karakteristik virtual, perkembangan realitas virtual dan implikasinya
dalam masyarakat kontemporer?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelidiki, menganalisis, dan
menguraikan karakteristik virtual, perkembangan realitas virtual, serta menganalisis empat
pilar komunikasi dalam konteks realitas virtual dalam masyarakat. Makalah ini bertujuan
untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana realitas virtual telah
memengaruhi dinamika komunikasi dan interaksi manusia, serta bagaimana fenomena ini
mempengaruhi psikologi komunikasi dalam era digital yang semakin berkembang.
Diharapkan makalah ini akan memberikan wawasan yang berharga tentang dampak realitas
virtual dalam membentuk cara kita berkomunikasi, berinteraksi, dan memahami realitas
sosial kita saat ini.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Virtual

Dalam konteks psikologi komunikasi, karakteristik virtual memainkan peran sentral


dalam memahami perubahan dramatis dalam cara manusia berinteraksi dan berkomunikasi di era
digital ini. Lingkungan komunikasi virtual, yang mencakup internet, media sosial, dan berbagai
platform teknologi, telah menghadirkan tantangan dan peluang unik dalam dinamika interaksi
manusia. Kehadiran terpisah, media interaktif, anonimitas, dan identitas online adalah sebagian
dari ciri-ciri penting dari komunikasi virtual yang mempengaruhi bagaimana individu
merasakan, memahami, dan berpartisipasi dalam proses komunikasi. Dalam paragraf ini, kita
akan menjelajahi karakteristik-karakteristik ini dan bagaimana mereka mempengaruhi psikologi
individu dan hubungan sosial dalam era komunikasi yang semakin terdigitalisasi.

Karakteristik virtual dalam psikologi komunikasi mencakup beberapa elemen utama:

1. Kehadiran Terpisah: Karakteristik utama dari komunikasi virtual adalah bahwa peserta
berkomunikasi dalam lingkungan yang berbeda secara fisik. Mereka mungkin berlokasi di
tempat yang jauh satu sama lain, sehingga tidak ada kehadiran fisik atau tatap muka langsung.
Ini dapat memengaruhi cara peserta merasakan kehadiran dan interaksi satu sama lain.

2. Media Interaktif: Lingkungan komunikasi virtual sering melibatkan penggunaan media


interaktif, seperti teks, gambar, audio, video, dan emoji. Ini memungkinkan ekspresi yang
beragam dan kreatif dalam komunikasi, yang mungkin tidak mungkin dalam komunikasi tatap
muka.

3. Asinkron dan Sinkron: Komunikasi virtual dapat terjadi secara asinkron, di mana pesan dapat
dikirim dan diterima pada waktu yang berbeda, atau secara sinkron, seperti obrolan langsung
atau konferensi video. Kedua jenis komunikasi ini memiliki karakteristik unik yang
mempengaruhi interaksi dan respon peserta.

4. Anonimitas dan Kebebasan: Beberapa lingkungan komunikasi virtual memberikan tingkat


anonimitas yang lebih besar, yang dapat memengaruhi cara peserta berperilaku dan berbicara.
Orang mungkin merasa lebih nyaman untuk mengungkapkan diri atau berbicara lebih terbuka
ketika mereka merasa tidak terlihat secara fisik.

5. Jangkauan Global: Komunikasi virtual memungkinkan interaksi dengan individu dari seluruh
dunia tanpa batasan geografis. Hal ini menciptakan peluang untuk pertukaran budaya, gagasan,
dan pengalaman yang lebih luas.

6. Rekaman dan Arsip: Banyak bentuk komunikasi virtual dapat direkam dan diarsipkan dengan
mudah. Ini memiliki dampak pada bagaimana informasi dan interaksi dapat dipertahankan,
dipelajari ulang, atau dijadikan bukti dalam konteks hukum atau bisnis.

7. Kecenderungan terhadap Distraksi: Dalam komunikasi virtual, terdapat banyak rangsangan


eksternal yang dapat menyebabkan gangguan, seperti pemberitahuan dari media sosial atau
email. Ini dapat mempengaruhi fokus dan perhatian peserta dalam berkomunikasi.

8. Pengembangan Identitas Online: Peserta dalam komunikasi virtual sering kali


mengembangkan identitas online yang dapat berbeda dari identitas mereka dalam dunia nyata.
Hal ini menciptakan tantangan dan peluang dalam memahami dan menginterpretasi identitas
orang lain.

9. Respon Emosional: Meskipun pesan teks dan komunikasi virtual lainnya kurang kaya akan
ekspresi emosional daripada komunikasi tatap muka, peserta seringkali tetap merasakan emosi
dalam interaksi virtual. Emosi ini dapat dipengaruhi oleh ekspresi teks, emoji, atau nada suara
dalam komunikasi.

2.2 Perkembangan Realitas Virtual

2.2.1 Pengertian Realitas Virtual dan Sejarah Perkembangannya

Realitas virtual adalah teknologi yang menciptakan lingkungan simulasi tiga


dimensi yang sering kali interaktif, dimana pengguna dapat berinteraksi dengan
objek-objek dan elemen dalam lingkungan tersebut menggunakan perangkat khusus,
seperti headset VR atau sarana lainnya.

Sejarah perkembangan realitas virtual:


1. Awal mula (1960-an dan 1970-an)

Konsep awal realitas virtual muncul pada tahun-tahun ini. dimana Ivan Sutherland
menciptakan “The Sword of Damocles” yaitu sebuah sistem komputer yang
menggantung di atas kepala dan memungkinkan pengguna untuk melihat
lingkungan virtual dalam tiga dimensi.

2. Era penelitian dan militer (1980-an)

Dalam perkembangan di tahun-tahun ini lebih banyak digunakan dalam penelitian


ilmiah dalam aplikasi militer, termasuk pelatihan untuk pilot dan simulasi medis.

3. Perkembangan Komersial (1990-an)

Teknologi VR mulai merambah ke ranah komersil. Ditahun inilah muncul seperti


headset virtuality, yang digunakan dalam permainan video dan pusat hiburan.

4. Kemunduran (Awal 2000-an)

Meskipun ada minat awal dalam VR, perkembangannya melambat di awal


2000-an karena terbatasnya kemampuan teknologi saat itu.

5. Kebangkitan (2010-an)

VR kembali bangkit dalam pengembangannya pada kisaran tahun 2010-an


dimana teknologi komputer yang lebih canggih mulai bermunculan dan
terjangkau. Perusahaan seperti Oculus Rift dan HTC Vive memperkenalkan
headset VR yang mampu memberikan pengalaman yang lebih mendalam.

6. Perkembangan konten dan aplikasi (2010-an - sekarang)

VR kini digunakan dalam berbagai konteks, termasuk hiburan, pendidikan,,


perawatan kesehatan, arsitektur, dan banyak lagi.
Perkembangan realitas virtual telah berubah dari sebuah konsep ilmiah menjadi

teknologi yang semakin terjangkau dan beragam penggunaannya. Ini telah mengubah

cara kita berinteraksi dengan dunia digital dan membuka berbagai peluang dalam

berbagai bidang, mulai dari hiburan hingga pendidikan dan perawatan kesehatan.

2.2.2 Peran Teknologi dalam Mengubah Realitas Virtual

Perkembangan teknologi dalam berbagai aspek, termasuk perangkat keras


(hardware) dan perangkat lunak (software), telah memungkinkan kemajuan besar dalam
pengalaman VR. Berikut adalah beberapa cara teknologi telah mempengaruhi
perkembangan realitas virtual:

1. Perangkat Headset VR yang lebih canggih: Headset VR kini sudah banyak


dilengkapi dengan sensor gerak, layar tajam, audio 3D, dan pelacakan posisi yang
lebih akurat.
2. Grafika dan Visualisasi yang lebih Realistis: Lingkungan virtual dapat lebih
realistis, dengan tekstur yang lebih halu, pencahayaan yang lebih akurat, dan
objek-objek yang lebih terperinci.
3. Pemrosesan Data yang Cepat:
4. Perangkat Gerak dan Kendali yang Lebih Lanjut: Dari penggunaan kontroler VR
yang lebih canggih hingga pengenalan gestur dan pelacakan tubuh, teknologi ini
memungkinkan pengguna untuk berinteraksi lebih alami dengan lingkungan VR.
5. Jaringan yang Lebih Cepat dan Stabil: Hal ini termasuk kemampuan untuk
melibatkan banyak objek interaktif dalam lingkungan VR tanpa penundaan yang
signifikan.
6. Integrasi dengan Teknologi Terkait: Integrasi VR dengan teknologi lain seperti
augmented reality (AR) dan mixed reality (MR) telah memungkinkan penciptaan
pengalaman yang lebih beragam dan interaktif.
7. Kemampuan Sensor dan Pelacakan yang Lebih Akurat: Sensor gerak yang lebih
akurat, termasuk pelacakan kepala dan tubuh, telah meningkatkan kemampuan
VR untuk mendeteksi gerakan dan posisi pengguna, sehingga menciptakan
pengalaman yang lebih alamiah.

2.2.3 Aplikasi Realitas Virtual di Berbagai Sektor

Realitas virtual (VR) telah mendapat penerimaan luas dalam berbagai sektor,
memberikan manfaat dalam hal pelatihan, pendidikan, hiburan, perawatan kesehatan, dan
banyak lagi. Berikut beberapa contoh aplikasi VR di berbagai sektor:

1. Pendidikan

- Pendidikan Jarak Jauh: VR memungkinkan siswa untuk berpartisipasi dalam


pengalaman pembelajaran yang mendalam dan interaktif tanpa harus berada di
lokasi fisik yang sama.
- Pelatihan Medis: Dokter dan tenaga medis dapat menggunakan VR untuk berlatih
prosedur medis tanpa risiko bagi pasien.
- Pendidikan Sejarah dan Budaya: VR dapat membawa siswa ke masa lalu atau ke
berbagai tempat di dunia tanpa harus bepergian.

2. Hiburan

- Gaming VR: VR telah menghadirkan game yang sangat immersif, yang


memungkinkan pemain merasakan diri mereka berada di dalam permainan.
- Film dan Hiburan Virtual: Pengguna dapat menikmati konser musik, pertunjukan
teater, dan acara olahraga dalam format VR.

3. Pariwisata dan Real Estate

- Tur Virtual: Agen real estate dapat memberikan tur virtual ke dalam properti yang
dijual kepada calon pembeli tanpa harus mengunjungi fisiknya.
- Turisme Virtual: Wisatawan dapat mengunjungi tempat-tempat wisata terkenal di
dunia dalam format VR sebelum benar-benar pergi ke sana.

4. Kesehatan dan Perawatan:

- Terapi VR: VR digunakan dalam terapi fisik dan mental untuk mengurangi rasa
nyeri, mengatasi kecemasan, dan membantu pemulihan.
- Pelatihan Medis: Dokter dan perawat menggunakan VR untuk melatih
penanganan pasien dan tindakan medis yang rumit.

5. Teknik dan Manufaktur

- Perancangan Produk: Insinyur dan perancang produk menggunakan VR untuk


memvisualisasikan dan merancang produk baru sebelum mereka dibuat secara
fisik.
- Pelatihan Operator Mesin: Operator mesin dapat melatih penggunaan peralatan
tanpa risiko kecelakaan.

6. Militer dan Keamanan

- Pelatihan Militer: Militer menggunakan VR untuk latihan taktis, simulasi


penerbangan, dan latihan perang.
- Simulasi Keamanan: VR digunakan untuk melatih personel keamanan dalam
menghadapi situasi darurat dan situasi bahaya.

7. Kesenian dan Kreativitas

- Seni Digital: Seniman digital menggunakan VR untuk menciptakan karya seni


tiga dimensi yang imersif.
- Desain Arsitektur dan Interior: Arsitek dan desainer interior menggunakan VR
untuk merancang dan menguji rencana mereka.

8. Bisnis dan Konferensi:

- Konferensi Virtual: VR digunakan untuk konferensi dan pertemuan bisnis di mana


peserta dari seluruh dunia dapat bertemu dalam ruang virtual.
- Pelatihan Karyawan: Perusahaan dapat melatih karyawan mereka dalam situasi
yang realistis tanpa harus mengganggu operasi sehari-hari.

9. Simulasi Lalu Lintas dan Transportasi:

- Pelatihan Pengemudi: VR digunakan dalam pelatihan pengemudi, terutama bagi


pengemudi truk besar atau mesin berat.
- Simulasi Lalu Lintas Kota: Simulasi VR digunakan untuk merencanakan
perubahan lalu lintas kota.

Aplikasi VR yang semakin beragam ini mencerminkan dampak positifnya di


berbagai sektor, membantu dalam pelatihan, pemahaman, dan pengalaman dalam konteks
yang berbeda. Teknologi VR terus berkembang, membuka peluang lebih lanjut di masa
depan.

2.2.4 Pengaruh Realitas Virtual Terhadap Pengalaman Komunikasi

Pengaruh realitas virtual (VR) terhadap pengalaman komunikasi sangat signifikan


dan beragam. Berikut adalah beberapa aspek utama tentang bagaimana VR
mempengaruhi pengalaman komunikasi:

1. Imersi yang Lebih Mendalam: Dalam VR, pengguna benar-benar tenggelam


dalam lingkungan virtual yang diciptakan. Ini menciptakan pengalaman
komunikasi yang jauh lebih mendalam daripada komunikasi tradisional. Pesan,
konten, atau interaksi menjadi lebih meyakinkan dan emosional karena pengguna
merasa seperti mereka benar-benar berada dalam lingkungan tersebut.
2. Interaksi yang Lebih Kaya: Dalam VR, interaksi menjadi lebih kaya dan
kompleks. Pengguna dapat berkomunikasi dengan objek-objek dalam lingkungan
virtual, bahkan dengan pengguna lain dalam dunia virtual. Ini menciptakan
pengalaman yang lebih dinamis dan interaktif.
3. Empati dan Identifikasi yang Lebih Kuat: Dalam VR, pengguna dapat merasakan
empati yang lebih kuat dengan karakter atau pengguna lain dalam lingkungan
virtual. Mereka dapat merasakan kehadiran orang lain dalam cara yang lebih
mendalam, yang dapat mempengaruhi pengalaman komunikasi sosial.
4. Kepelbagaian Media Komunikasi: VR memungkinkan berbagai bentuk media
komunikasi, termasuk teks, suara, video, gambar, dan bahkan gerakan tubuh,
untuk digabungkan dalam satu pengalaman. Ini memberikan fleksibilitas lebih
besar dalam ekspresi dan komunikasi.
5. Kebebasan Identitas: Dalam lingkungan VR, pengguna sering memiliki identitas
virtual yang dapat berbeda dari identitas fisik mereka. Ini menciptakan
kesempatan untuk berkomunikasi dengan cara yang mungkin tidak mungkin
dalam dunia nyata, dan dapat memengaruhi bagaimana pesan dikomunikasikan
dan diterima.
6. Kontrol Penuh atas Pengalaman: Pengguna memiliki kendali penuh atas
pengalaman mereka dalam VR. Mereka dapat memilih untuk berinteraksi dengan
lingkungan atau objek tertentu sesuai dengan preferensi mereka, menciptakan
pengalaman yang disesuaikan.
7. Dunia Virtual yang Terkustomisasi: Dalam beberapa kasus, pengguna dapat
menciptakan dan mengatur lingkungan virtual mereka sendiri, yang memberikan
fleksibilitas lebih besar dalam cara mereka berkomunikasi dan berinteraksi
dengan dunia virtual tersebut.
8. Pelatihan dan Simulasi yang Realistis: Dalam banyak sektor, termasuk
pendidikan, kesehatan, dan industri, VR digunakan untuk pelatihan dan simulasi
yang realistis. Ini memungkinkan pengguna untuk berlatih dan belajar dalam
situasi yang aman, yang mempengaruhi cara mereka berkomunikasi dalam
kehidupan nyata.

Pengalaman komunikasi dalam VR membawa berbagai perubahan dalam cara kita


berinteraksi dan berkomunikasi. Ini menciptakan peluang untuk pengalaman yang lebih
mendalam, kreatif, dan kontekstual, namun juga dapat menimbulkan pertanyaan tentang
identitas dan etika dalam dunia virtual. Seiring perkembangan teknologi VR, kita dapat
mengharapkan pengaruhnya terhadap komunikasi terus berkembang.

2.3 Empat Pilar Komunikasi Realitas Virtual dalam Masyarakat

2.3.1 Interaksi Manusia dengan Lingkungan Virtual

Interaksi manusia dengan lingkungan virtual (VR) adalah proses di mana


pengguna berinteraksi dengan dunia maya yang diciptakan oleh teknologi VR. Ini
melibatkan penggunaan perangkat keras seperti headset VR yang menyediakan tampilan
tiga dimensi, audio 3D, dan sensor gerak yang mendeteksi gerakan pengguna. Pengguna
merasakan diri mereka tenggelam dalam lingkungan yang diciptakan oleh VR, yang
memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan cara yang
mendalam dan imersif.

Dalam lingkungan VR, pengguna memiliki kontrol penuh atas interaksi mereka.
Mereka dapat menggunakan perangkat kontroler VR atau sensor tubuh untuk bergerak,
meraih, dan memanipulasi objek-objek virtual. Pergerakan fisik dan kontrol yang halus
memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas, mulai dari
bermain game hingga pelatihan medis yang rumit. Mereka juga dapat berinteraksi dengan
pengguna lain dalam dunia virtual, berkomunikasi melalui suara atau gerakan tubuh
avatar mereka, menciptakan pengalaman sosial yang mendalam.

Selain itu, interaksi manusia dengan lingkungan virtual menciptakan peluang


untuk berkreasi dan mengkustomisasi lingkungan. Beberapa lingkungan VR
memungkinkan pengguna untuk merancang dan membangun dunia mereka sendiri,
menambahkan objek, atau merancang pengalaman yang sesuai dengan preferensi mereka.
Hal ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam cara mereka berinteraksi dengan
dunia virtual tersebut. Dengan teknologi terus berkembang, interaksi manusia dengan
lingkungan virtual semakin menjadi pusat perhatian dalam berbagai sektor, membuka
potensi pengalaman yang semakin kaya dan beragam di masa depan.

2.3.2 Aspek Verbal dan Non-Verbal dalam Realitas Virtual

Aspek verbal dan non-verbal dalam realitas virtual (VR) memainkan peran
penting dalam komunikasi dan interaksi dalam dunia maya. Berikut adalah penjelasan
mengenai kedua aspek ini:

Aspek Verbal

1. Percakapan Suara:Pengguna VR dapat berkomunikasi melalui percakapan suara. Ini


dapat mencakup obrolan antar pengguna dalam aplikasi sosial VR atau instruksi yang
diberikan dalam konteks pelatihan atau pendidikan.

2. Teks dan Pesan Chat: Dalam VR, pengguna sering memiliki akses ke pesan teks atau
obrolan dalam lingkungan virtual. Pesan teks ini dapat digunakan untuk berkomunikasi
secara tertulis dan memberikan informasi atau instruksi tambahan.
3. Audio 3D: Beberapa aplikasi VR mendukung audio tiga dimensi, yang memungkinkan
suara untuk berasal dari arah tertentu dalam lingkungan virtual. Ini menciptakan
pengalaman yang lebih realistis dan memungkinkan pengguna untuk menentukan lokasi
suara dalam lingkungan tersebut.

Aspek Non-Verbal:

1. Ekspresi Wajah dan Tubuh Avatar: Dalam lingkungan VR sosial, pengguna sering
memiliki avatar yang mewakili mereka. Avatar ini dapat menggambarkan ekspresi wajah
dan gerakan tubuh yang mencerminkan emosi dan reaksi pengguna. Ini memberikan
elemen non-verbal dalam komunikasi.

2. Gerakan Tubuh dan Gestur: Sensor gerak dalam headset VR dan kontroler VR
memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan lingkungan virtual dengan gerakan
tubuh dan gestur. Misalnya, mereka dapat mengangkat tangan untuk menyapa, menunjuk
ke suatu tempat, atau membuat gerakan tubuh lainnya yang memiliki makna non-verbal.

3. Emoji dan Reaksi Visual: Beberapa aplikasi VR memungkinkan pengguna untuk


menggunakan emoji atau reaksi visual untuk mengekspresikan emosi atau tanggapan
terhadap situasi tertentu dalam dunia virtual. Ini mirip dengan penggunaan emoji dalam
komunikasi teks.

4. Kontak Mata Virtual: Beberapa lingkungan VR telah mengintegrasikan teknologi yang


memungkinkan avatar untuk membuat kontak mata virtual, yang memberikan sentuhan
yang lebih manusiawi dalam komunikasi.

Aspek verbal dan non-verbal dalam VR bekerja bersama untuk menciptakan


pengalaman komunikasi yang lebih kaya dan mendalam. Mereka membantu pengguna
merasa seperti mereka berkomunikasi dalam konteks yang mirip dengan dunia nyata, dan
ini berkontribusi pada pengalaman sosial, pelatihan, hiburan, dan berbagai aplikasi VR
lainnya. Dengan perkembangan teknologi VR, aspek-aspek ini terus ditingkatkan untuk
menciptakan pengalaman komunikasi yang semakin realistis.
2.3.3 Pengembangan Identitas Online dan Dampak Psikologisnya

Pengembangan identitas online adalah proses di mana individu menciptakan dan


memelihara gambaran diri mereka dalam dunia maya, melalui berbagai platform dan
interaksi di internet. Dampak psikologis dari pengembangan identitas online dapat
bervariasi tergantung pada bagaimana individu mengelola identitas mereka dalam ruang
digital. Berikut adalah beberapa dampak psikologis utama yang terkait dengan
pengembangan identitas online:

1. Identitas Ganda atau Multipel

Pengembangan identitas online dapat menyebabkan individu menciptakan identitas


tambahan yang mungkin berbeda dari diri mereka dalam dunia nyata. Ini dapat mengarah
pada identitas ganda atau multiple, di mana individu memiliki kepribadian yang berbeda
dalam dunia maya. Dampaknya bisa positif jika individu dapat mengelola identitas
tersebut dengan sehat, namun juga bisa mengakibatkan konflik internal jika identitas
online dan offline bertentangan.

2. Perasaan Anonimitas

Di dunia maya, orang sering merasa lebih anonim dan cenderung untuk berbicara atau
bertindak lebih terbuka daripada dalam kehidupan nyata. Ini dapat mempengaruhi cara
individu berkomunikasi dan berperilaku, baik secara positif dengan memungkinkan
ekspresi diri yang bebas, maupun negatif dengan memicu perilaku tidak etis atau agresif.

3. Perbandingan Sosial dan Rasa Diri

Terlibat dalam lingkungan online seringkali mengarah pada perbandingan sosial yang
intensif. Individu dapat merasa tertekan untuk mencocokkan diri dengan citra ideal yang
sering ditampilkan oleh orang lain di media sosial. Ini dapat mempengaruhi rasa diri,
citra tubuh, dan kesejahteraan mental.

4. Dampak Cyberbullying dan Pelecehan

Identitas online dapat membuat individu lebih rentan terhadap cyberbullying dan
pelecehan. Ini dapat berdampak serius pada kesejahteraan psikologis, dengan individu
mengalami stres, kecemasan, depresi, atau bahkan merasa terisolasi.
5. Dampak Positif pada Kesejahteraan

Pengembangan identitas online juga dapat memiliki dampak positif pada kesejahteraan
psikologis. Menciptakan komunitas online yang mendukung dan berpartisipasi dalam
diskusi yang berarti dapat meningkatkan rasa keterlibatan sosial dan memberikan
dukungan emosional.

6. Kepuasan dalam Ekspresi Diri

Bagi beberapa individu, identitas online memungkinkan mereka untuk mengungkapkan


diri dengan cara yang mungkin tidak mungkin dalam kehidupan nyata. Ini dapat
memberikan rasa kepuasan dan penguatan psikologis.

Dampak psikologis pengembangan identitas online sangat bervariasi dan


bergantung pada berbagai faktor, termasuk cara individu mengelola identitas mereka,
sejauh mana mereka terlibat dalam dunia maya, serta kualitas interaksi dan hubungan
yang mereka bentuk secara online. Penting bagi individu untuk memiliki kesadaran diri
dan keterampilan untuk mengelola identitas online mereka dengan sehat, sekaligus untuk
mengenali tanda-tanda masalah psikologis yang mungkin muncul akibat interaksi online.

2.3.4 Kualitas Interaksi Sosial dalam Realitas Virtual

Kualitas interaksi sosial dalam realitas virtual (VR) adalah konsep yang
mencerminkan sejauh mana pengguna merasa terlibat, terhubung, dan memperoleh
pengalaman sosial yang memadai dalam dunia maya. Pertama-tama, tingkat kehadiran
dan imersi dalam VR sangat mempengaruhi kualitas interaksi sosial. Dalam lingkungan
yang dirancang dengan baik dan menggunakan teknologi tinggi seperti headset VR,
pengguna dapat merasa seolah-olah mereka benar-benar hadir dalam lingkungan virtual
tersebut. Ini menciptakan dasar yang kuat untuk interaksi sosial yang mendalam, seperti
pertemuan teman-teman dalam ruang sosial virtual atau berpartisipasi dalam aktivitas
bersama.

Selanjutnya, aspek teknis seperti pelacakan gerakan, audio 3D, dan kontroler VR
memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas interaksi sosial dalam VR.
Pengguna yang dapat berkomunikasi melalui gerakan tubuh, suara yang terasa nyata, dan
alat pengontrol yang responsif dapat berinteraksi dengan cara yang lebih alami dan kaya.
Ini menciptakan pengalaman yang lebih mendalam dan ekspresif, mirip dengan
komunikasi dalam dunia nyata.

Terakhir, pembentukan komunitas online dan adopsi norma-norma sosial yang


positif dalam lingkungan VR memperkuat kualitas interaksi sosial. Ketika pengguna
dapat bergabung dengan komunitas yang mendukung dan berpartisipasi dalam aktivitas
yang bermakna, kualitas interaksi sosial meningkat secara signifikan. Etika dalam
komunikasi dan perilaku online juga berperan penting dalam menciptakan lingkungan
VR yang ramah dan mendukung.

Kualitas interaksi sosial dalam realitas virtual memiliki potensi besar untuk
menciptakan pengalaman yang memenuhi kebutuhan manusia untuk berinteraksi dengan
orang lain, terlepas dari lokasi geografis. Dengan teknologi VR yang terus berkembang
dan fokus pada pengembangan komunitas yang positif, kita dapat mengharapkan bahwa
kualitas interaksi sosial dalam VR akan terus meningkat di masa depan.

2.4 Dampak Psikologis Komunikasi dalam Realitas Virtual

2.4.1 Pengaruh Karakteristik Virtual pada Psikologi Individu

Karakteristik virtual dalam dunia maya, seperti yang ditemukan dalam realitas
virtual (VR) atau lingkungan digital lainnya, memiliki pengaruh signifikan pada
psikologi individu. Pertama, tingkat kehadiran dalam lingkungan virtual dapat
mempengaruhi perasaan individu tentang realisme dan imersi. Ketika individu merasa
sepenuhnya hadir dalam dunia virtual, ini dapat mempengaruhi tingkat keterlibatan
emosional dan kognitif mereka. Hal ini dapat berdampak positif, memungkinkan
pengalaman yang mendalam dan kaya dalam VR, tetapi juga dapat berpotensi
mengaburkan batas antara realitas dan dunia maya, yang menghasilkan dampak
psikologis yang kompleks.

Selain itu, karakteristik virtual juga dapat mempengaruhi persepsi waktu dan
ruang individu. Dalam lingkungan virtual, waktu dan ruang dapat diubah dengan cara
yang mungkin tidak mungkin dalam dunia nyata. Ini dapat mengubah persepsi waktu
individu, dengan potensi mengaburkan perbedaan antara waktu virtual dan waktu nyata.
Dalam beberapa konteks, ini bisa menjadi positif, seperti dalam pendidikan atau hiburan.
Namun, pengaruhnya terhadap psikologi individu dapat memunculkan tantangan terkait
dengan manajemen waktu dan ketergantungan pada pengalaman virtual.

Karakteristik virtual juga mempengaruhi identitas individu dalam dunia maya.


Dalam lingkungan virtual, individu sering memiliki identitas yang dapat berbeda dari diri
mereka dalam dunia nyata. Ini menciptakan peluang untuk eksplorasi identitas yang
berbeda, yang dapat memiliki dampak psikologis yang bervariasi. Ini dapat memberikan
rasa kebebasan ekspresi, tetapi juga dapat memunculkan pertanyaan tentang otentisitas
dan keselarasan identitas online dan offline. Dengan demikian, karakteristik virtual dalam
dunia maya tidak hanya mempengaruhi pengalaman individu tetapi juga mempengaruhi
perasaan diri dan identitas mereka.

2.4.2 Respon Emosional dalam Komunikasi Virtual

Respon emosional dalam komunikasi virtual mencerminkan bagaimana individu


merasakan dan mengungkapkan emosi mereka dalam lingkungan digital atau dunia maya.
Ini dapat mencakup berbagai tipe emosi, seperti kebahagiaan, kecemasan, marah,
gembira, dan banyak lagi. Dalam konteks komunikasi virtual, respon emosional dapat
tercermin dalam beberapa cara:

1. Emoji dan Emoji Emosi: Emoji adalah simbol grafis yang digunakan dalam
pesan teks atau komunikasi online untuk mengungkapkan emosi. Pengguna dapat
menggunakan emoji seperti " 😊" untuk menunjukkan kebahagiaan atau "😠" untuk
mengekspresikan kemarahan. Ini adalah cara yang umum digunakan dalam komunikasi
virtual untuk menyampaikan emosi secara cepat dan jelas.

2. Reaksi Visual dalam Aplikasi Sosial: Beberapa aplikasi sosial dan platform
media sosial menyediakan fitur reaksi visual, seperti tombol "suka" atau "tanda hati"
untuk mengekspresikan reaksi emosional terhadap konten yang dibagikan. Ini
memungkinkan pengguna untuk memberikan respon emosional yang lebih kaya terhadap
kiriman teman atau konten online.
3. Percakapan Suara dan Video: Dalam komunikasi virtual yang lebih interaktif,
seperti panggilan video atau konferensi virtual, ekspresi emosi dapat tercermin dalam
intonasi suara, bahasa tubuh, dan ekspresi wajah individu. Sebagai contoh, seseorang
dapat mengekspresikan kebahagiaan dengan senyuman atau kecemasan dengan nada
suara yang bergetar.

4. Gerakan Tubuh dalam Realitas Virtual: Dalam realitas virtual (VR), pengguna
dapat mengekspresikan emosi melalui gerakan tubuh dan gestur avatar mereka. Misalnya,
mereka dapat mengangguk dan menggelengkan kepala, mengedipkan mata, atau
membuat gerakan tubuh lain yang mencerminkan emosi.

5. Pesan Teks Emosional: Dalam pesan teks, individu sering mengungkapkan


emosi mereka dalam kata-kata. Mereka dapat menggambarkan perasaan mereka,
berbicara tentang apa yang membuat mereka bahagia, marah, atau sedih, dan
menciptakan narasi emosional melalui teks.

Respon emosional dalam komunikasi virtual adalah cara bagi individu untuk
berbagi dan merasakan emosi dalam dunia maya. Ini dapat memperkaya pengalaman
komunikasi dan membantu dalam memahami perasaan individu di lingkungan digital.
Dengan berbagai alat dan teknik yang tersedia, komunikasi virtual dapat mencerminkan
emosi dengan berbagai cara, memungkinkan individu untuk tetap terhubung secara
emosional bahkan dalam interaksi online.
BAB 3

KESIMPULAN

Dalam makalah ini, telah dijelaskan karakteristik virtual, perkembangan realitas virtual,
dan empat pilar komunikasi realitas virtual dalam masyarakat. Karakteristik virtual melibatkan
elemen-elemen seperti kehadiran, interaksi, dan imersi yang menciptakan pengalaman yang
memadai dalam dunia maya. Perkembangan realitas virtual telah membawa perkembangan
teknologi yang mengubah cara kita berkomunikasi, berinteraksi, dan berpartisipasi dalam
berbagai aspek kehidupan kita. Sementara itu, empat pilar komunikasi realitas virtual, yaitu
kehadiran, kualitas interaksi, ekspresi emosional, dan identitas, menjadi landasan penting dalam
memahami dinamika komunikasi dalam lingkungan virtual.

Makalah ini menunjukkan bahwa realitas virtual bukan hanya merupakan teknologi yang
menarik, tetapi juga memiliki dampak signifikan dalam berbagai aspek masyarakat. Kehadiran
yang mendalam dalam lingkungan virtual menciptakan pengalaman yang meyakinkan, sementara
kualitas interaksi dan ekspresi emosional yang kaya memungkinkan komunikasi yang mendalam.
Sementara itu, kemampuan individu untuk mengelola identitas mereka dalam dunia maya
memunculkan pertanyaan menarik tentang realitas, identitas, dan etika. Oleh karena itu,
memahami karakteristik, perkembangan, dan pilar-pilar komunikasi realitas virtual sangat
penting dalam menghadapi masa depan komunikasi yang semakin tergantung pada teknologi.

Anda mungkin juga menyukai