Anda di halaman 1dari 4

Cyber Space dan konsekuesi nyata dalam berkomunikasi

Savina Salsabila (22105030056)


Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Abstrak

Cyber space terdiri dari dua kata yakni cyber dan Space., cyber yang berarti ilmu
komunikasi dan sistem kontrol otomatis pada mesin, sedangkan space adalah ruang atau.
Sehingga Cyber Space dapat diartikn dengan ruang maya. Ruang maya yang dimaksud
adalah media sosial yang sebagai perkembangan teknologi sudah menjadi kebutuhan
banyak orang di zaman sekarang. Hadirnya media digital ini membuat banyak perubahan
karakter dari zaman ke zaman. Yang awalnya manusia sangat bergantung pada
komunikasi tatap muka guna menjalin hubungan antar hubungan bermasyarakat akhir
akhir ini menjadi sangat tidak diperlukan karena kehadiran media digital tepatnya pada
sosial media yang dapat menjangkau masyarakat luas diluar jangkauan. Perubahan
perubahan itu menjadi konsekuensi pada berubahan moral, nilai, sikap dan sebagainya.
Sehingga tak heran jika banyak terlihat fenomena seseorang lebih asik di dunia maya dan
menghindari pertemuan dengan masyarakat disekitanya.
Kata kunci : Cyber Space, Media sosial, Media digital, Komunikasi.

Pembahasan
Kemajuan teknologi komunikasi saat ini semakin banyak di konsumsi oleh masyarakat
luas, hal ini bisa dilihat semakin banyaknya pengguna handphone dari berbagai kalangan
masyarakat, tua sampai muda bahkan golongan atas sampai golongan menengah kebawah.
Awalnya teknologi di ciptakan guna mempermudah manusia dalam beraktivitas dan
berkomunikasi jarak jauh, tetapi akhir-akhir ini teknologi justru menimbulkan masalah bagi
diri manusia dan kehidupan sosial.

Salah satu tanda berkembangnya teknologi yakni berkembangnya media sosial seperti
hadirnya aplikasi Instagram, Facebook, Tiktok, Twitter dan sebagainya. Kehadiran aplikasi ini
tentu sangat mempermudah manusia mendapat informasi, mencari hiburan bahkan
berkomunikasi dengan cakupan lebih luas tanpa harus mencatat nomor telepon, tentu tawaran
ini sangat menarik bagi sebagian besar manusia. Laporan dari We Are Social menunjukkan
bahwa pengguna media sosial aktif di Indonesia pada januari 2023 telah mencapai 167 juta
jiwa, jumlah tersebut setara dengan 60,4% dari popolasi penduduk Indonesia. Walaupun tahun
2023 ini mengalami penurunan sebanyak 12.57% dari tahun sebelumnya yang sebanyak 191
juta jiwa tetapi tetaplah efek dari penggunaan aplikasi komunikasi ini berpengarauh bagi sifat
komunikasi interpersonal manusia (shilvina widi, 2023).
Komunikasi interpersonal menurut Wood (2013) adalah konumikasi yang dilakukan
dua orang atau lebih dengan interaksi secara tatap muka ataupun bermedia, dan biasnaya
feedback nya langsung diketahui. Sebagaimana telah diketahui pula bahwa komunikasi
merupakan aspek penting dalam kehidupan sehari hari baik secara verbal maupun non-verbal.
Secara praktis komunikasi dipahami sebagai proses penyampaian informasi dari seorang
komunikator melalui sarana tertentu dan tujuan tertentu pula. Secara etimologis kata
komunikasi berasal dari kata latin ‘comunicare’, yang artinya membuat kesamaan pengertian,
to make common. Kemajuan teknologi semakin merubah bagaiman komunikasi itu terjalin.
Dimana komunikasi interpersonal mampu terubah dengan adanya media sosial dan menjadi
sebab hilangnya keterampilan sosial di kehidupan masyarkat. Semakin gencar masyarakat
dalam ruang virtual maka dalam berkehidupan manusia sulit membedakan antara kenyataan
dan fantasi. Fenomena ini menurut merupakan suatu peoblematik karena hiper realitas vitual
menjauhkan seseorang dari kehidupan nyata daan dapat mengakibattkan realitas (Yanti Dwi
Astuti, 2015) .

Media sosial yang menjadi perantara berkomunikasi membuat manusia memiliki


ketidak mampuan untuk berinteraksi secara langsung akibat ketergantungan mereka terhadap
media digital, seperti gambar, video, teks, audio dan sebagainya. Bahkan hadirnya fitur story
dalam instagram atau fitur status dalam whatsapp semakin membuat manusia terhambat
dalam berkomnukasi, karena dengan hanya melihat aktivitas keseharian orang lain, manusia
lebih mudah mengetahui kabar seseorang tanpa adanya komunikasi. Hal ini tentu menjadi
salah satu penyebab terhambatnya pengaplikasian gaya komunikasi seseorang kepada orang
lain.

Media sosial juga dapat menciptakan dunia palsu, dimana seseorang dapat
memanipulasi karakter dirinya sesuai kehendaknya lalu bersembunyi dibalik layar dengan
kepribadian yang berbeda di media sosial. Tentu aktivitas ini akan mempengaruhi prespektif
orang lain terhadap pelaku akibatnya persepsi orang lain terhadap pelaku hanya ditentukan
berdasarkan ‘posting an’ bukan berdasarkan komunikasi langsung. Melalui media sosial ini
seeseorang tidak dapat melakukan salah satu aspek berkomunikasi yang sangat penting, yakni
komunikasi non verbal, dimana manusia dapat berinteraksi tatap muka dengan fokus pada
bahasa tubuh dan ekspresi wajah guna memperkuat pesan yang disampaikan saat
berkomunikasi. Meskipun media digital mampu melakukannya dnegan sistem video call
namun tetap saja hasilnya akan berbeda dengan bertemu secara tatap muka. Menurut penelitian
Praybylski dan Weinstein dalam jurnalnya yang berjudul Can you connect with me now? How
the presence of mobile communicaton technology influences face to face conversation quality
menjelaskan bahwa hasil sempel data yang diambil memaparkan bahwa kehadiran ponsel akan
menghambat perkembangan interpersonal dan kedekatan serta kepercayaan. Dan mengurangi
rasa empati antar individu karena terhalangnya percakapan tatap muka (Przybylski &
Weinstein, 2013).

Konsekuensi ini dapat dilihat dari perubahan hubungan individu dengan individu,
individu dengan komunitas, indiviu dengan lembaga sosial, individu dengan media massa,
komunitas dengan media massa, dan komunitas dengan lembaga sosial. Dimana dampaknya
terlihat jelas dengan berkurangnya kadar hubungan antar manusia di dalam masyarakat karena
telah ketergantungan terhadap teknologi. Maka tak heran jika dewasa ini banyak terlihat
fenomena hilangnya kontak sosial secara interpersonal dengan teman dan keluarga meskipun
jarak temu nya bisa ditempuh rumah bahkan yang sering terjadi orang tua berkomunikasi
dengan anaknya menggunakan media handphone serta jarangnya terlihat perkumpulan anak
kecil sampai dewasa untuk berbincang bersama diluar (Zulkarnain Nasution, 2011)

Perubahan perubahan ini sangat berdampak pada keseimbanagan hubungan sosial yang
didalamnya di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok masyarakat
(Tiar Sirait, 2020). Hadirnya media digital ini juga menjadi sebab kurangnya kepedulian antar
sesama, menutup diri dari bersosialisai sangat susah mengekspresikan diri didepan publik, serta
berdampak pada cara bicara seseorang. Komunikasi dan interaksi tentu tak bisa terlepas dari
hubungan antar manusia, walaupun begitu cara-cara berkomukasi yang baik harus tetap di latih,
bukan hanya secara virtual saja tetapi juga secara face to face. Walaupun sudah memiliki
banyak lingkaran interaksi didunia maya seseorang harus tetap melakukan komunikasi kepada
orang disekitarnya guna terbagunnya relasi, kepedulian, dan keeratan hubungan dalam
bermasyarakat.

Tujuan dibentuknya teknologi komunikas adalah untuk memudahkan manusia dalam


mendapatkan informsi dan bertukar informasi, tergantung bagaimana masyarakat
menggunaknnya. Tapi yang sering terlihat saat ini adalah fenomena dimana manusia yang
diatur dan bergantung pada teknologi. (Zulkarnain Nasution, 2011). Fenomena ini tentu
menjadi tugas bagi kita semua para remaja dan orang dewasa agar selanjutnya terbangun
kembali budaya komunikasi antar manusia dengan baik secara tatap muka, sehingga anak anak
usia dini yang telah bergantung pada handphone mulai terbentuk pribadi yang komunikatif dan
peduli pada sekitanya
Daftar Pustaka
Przybylski, A. K., & Weinstein, N. (2013). Can you connect with me now? How the
presence of mobile communication technology influences face-to-face conversation
quality. Journal of Social and Personal Relationships, 30(3), 237–246.
https://doi.org/10.1177/0265407512453827
Shilvina Widi. (2023, February). Pengguna Media Sosial di Indonesia Sebanyak 167
Juta pada 2023.
Tiar Sirait, F. E. (2020). Manusia Dan Teknologi: Perilaku Interaksi Interpersonal
Sebelum dan Sesudah Media Digtal. Journal of Education, Humaniora and Social
Sciences (JEHSS), 3(2), 524–532. https://doi.org/10.34007/jehss.v3i2.366
Yanti Dwi Astuti. (2015). DARI SIMULASI REALITAS SOSIAL HINGGA HIPER-
REALITAS VISUAL: Tinjauan Komunikasi Virtual Melalui Sosial Media di
Cyberspace. 08.
Zulkarnain Nasution. (2011). konsekuensi Sosial media teknologi komunikasi bagi
masyarakat. Jurnal Reformasi, 1.

Anda mungkin juga menyukai