Anda di halaman 1dari 3

Pasien laki laki usia 21 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan demam

sejak 7 hari yang lalu. Demam terjadi terus menerus, beberapa kali disertai
dengan periode badan menggigil selama 20-30 menit, berkeringat dingin lalu
suhu kembali normal. Keluhan lain seperti nyeri kepala, nyeri otot, badan terasa
lemas, dan nafsu makan berkurang juga dirasakan oleh pasien. Pasien diketahui
berkunjung ke Papua 10 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisis didapatkan tanda
vital tekanan darah 120/70 mmHg, denyut nadi 104 kali/ menit, pernafasan 20
kali/ menit dan suhu 39,5 C.

Kata kunci
 laki- laki berusia 21 tahun
 keluhan demam sejak 7 hari
 badan menggigil 20-30 mnt
 berkeringat dingin
 gejala hilang timbul
 berkunjung ke papua 10 hari yang lalu
 TD 120/70 mmHg
 Denyut nadi 104 kali/ menit
 Pernafasan 20 kali/ menit
 Suhu 39,5 C.

KATA SULIT
 Demam
 Menggigil
 Nyeri
 Otot
 Vital

Kata sulit
Menggigil (shivering) merupakan reaksi tubuh yang dapat muncul ketika terpapar suhu dingin.
Hipotalamus memanfaatkan peningkatan aktivitas otot rangka yang dapat menghasilkan panas
tambahan sebagai respons terhadap paparan dingin. Pada termogenesis menggigil, tubuh
menggunakan tremor ritmik yang disebabkan oleh kontraksi otot rangka untuk menghasilkan panas

(Silverthorn et al., 2019).

Demam (pireksia) dapat didefinisikan secara patofisiologis dan klinis. Secara patofisiologis, demam
didefinisikan sebagai peningkatan set-point suhu tubuh di hipotalamus yang diperantarai oleh
interleukin-1 (IL-1). Tubuh berespon secara aktif untuk encapai peningkatan set-point hipotalamus
tersebut yaitu heminimalkan kehilangan panas dengan cara vasokonstriksi pembuluh darah dan
menghasilkan panas dengan cara menggigil. Sedangkan secara klinis, demam didefinisikan sebagai
peningkatan suhu tubuh 1°C (1.8°F) atau lebih di atas nilai rata-rata suhu tubuh normal. Nilai rata-
rata suhu tubuh normal tersebut bervariasi, tergantung lokasi pengukuran suhu.

Demam merupakan respons tubuh secara total terhadap infeksi yang ditandai dengan peningkatan
suhu tubuh. Suhu tubuh tinggi akan meningkatkan metabolisme seluler (mempercepat perbaikan
sel), memperkuat efek alarm kimia, dan menciptakan lingkungan yang tidak kondusif bagi patogen.
Demam yang terlalu tinggi dapat menurunkan aktivitas enzim yang dibutuhkan untuk metabolisme
seluler, akibatnya tubuh keluar ri kondisi homeostasis.

Suhu rektal 237,8°C

Suhu oral 237,6°C

Suhu aksila 237,4°C

Suhu membran timpani 237,6°C

Sumber: (El-Radhi, 2018)

Pentingnya makna peningkatan suhu tubuh setidaknya 1°C di atas nilai rata-rata suhu tubuh tersebut
berkaitan dengan variasi diurnal suhu tubuh normal, yang mencapai nilai tertinggi pada sore hari
(pukul 16.00-18.00) dan nilai terendah pada pagi hari (pukul 04.00-05.00). Ritme tersebut diatur
oleh hypothalamic light sensitive suprachiasmatic nucleus (SCN) yang berespons terhadap cahaya
yang ditangkap mata. Fluktuasi suhu tubuh pada anak-anak lebih besar daripada orang dewasa, yang
semakin nampak selama episode demam (El-Radhi, 2018).

Suhu relative tubuh 37,8 derajat. Suhu tubuh rata2 37 erajat Celsius kisaran normalnya 35,5-37,7

Variasi pengaturan suhu tubuh dapat bersifat fisiologis atau patologis. Contoh variasi fisiologis di
antaranya adalah ritme sirkadian suhu tubuh, variasi siklus menstruasi, dan hot flashes
pascamenopause (sensasi panas, berkeringat dan tidak nyaman). Sebaliknya, pengaturan suhu tubuh
yang bersifat patologis terjadi pada pasien yang mengalami demam akibat infeksi patogen
(Silverthorn et al., 2019).

Bukti ilmiah menunjukkan bahwa IL 1ẞ, IL-6, interferon beta (IFN-ß), IFN-y, dan tumor necrosis
factor alpha (TNF-a) mampu bertindak secara independen dalam menimbulkan demam. Sitokin
tersebut bekerja di organ circumventricular yaitu organum vasculosum of the lamina terminalis
(OVLT), kemudian mengaktifkan area preoptik hipotalamus. Selanjutnya, hipotalamus
mengeluarkan prostaglandin. Intrahypotalamic injection prostaglandin yang masuk meningkatkan
set-point suhu tubuh di hipotalamus, sehingga terjadilah demam (Barrett et al., 2019).
otot

Pada kasus tertentu seperti hipertemia malignan, terjadi mutasi genetik pada reseptor ryanodine
yang menyebabkan produksi Ca²+ secara berlebihan selama kontraksi otot. Kelebihan Ca²+ tersebut
mengakibatnya terjadinya kontraktur (kekakuan) otot, peningkatan metabolisme otot, dan
peningkatan produksi panas pada otot secara signifikan. Hal tersebut menyebabkan peningkatan
suhu tubuh yang bersifat fatal apabila tidak mendapatkan terapi yang adekuat (Barrett et al., 2019).

BAGAIMANA PROSTAGLANDIN MENYEBABKAN DEMAM?

Bakteri patogen yang masuk ke dalam tubuh akan mengeluarkan toksin


(contohnya endotoksin) yang akan menstimulasi monosit, makrofag, dan sel
Kupffer untuk memproduksi sitokin yang bertindak sebagai pirogen endogen
(endogenous pyrogens (EPs)). Bukti ilmiah menunjukkan bahwa IL 1ß, IL-6,
interferon beta (IFN-ß), IFN-y, dan tumor necrosis factor alpha (TNF-a) mampu
bertindak secara independen dalam menimbulkan demam. Sitokin tersebut
bekerja di organ circumventricular yaitu organum vasculosum of the lamina
terminalis (OVLT), kemudian mengaktifkan area preoptik hipotalamus.
Selanjutnya, hipotalamus mengeluarkan prostaglandin. Intrahypotalamic
injection prostaglandin yang masuk meningkatkan set-point suhu tubuh di
hipotalamus, sehingga terjadilah demam (Barrett et al., 2019).

Endotoksin adalah toksin yang dihasilkan oleh gram negative.


Pyrogen adalah senyawa yang menyebabkan suhu meningkat
Pyrogen endogen berasal dari dalam tubuh. Contohnya bahwa IL 1ß, IL-6,
interferon beta (IFN-ß), IFN-y, dan tumor necrosis factor alpha (TNF-a)
toksin adalah zat beracun yang berasasl dari sela tau organisme hidup.

Anda mungkin juga menyukai