Anda di halaman 1dari 4

Bahan Bacaan 3

Kerangka Refleksi 4P1


Seorang pakar pendidikan dan pelatihan yang memiliki spesialisasi dalam membuat
pembelajaran berbasis pengalaman lebih partisipatif, dinamis, dan efektif, bernama Dr. Roger
Greenaway mengembangkan kerangka yang disebutnya “Active Reviewing Cycle” (dapat
diterjemahkan agak bebas menjadi “Siklus Refleksi Aktif”).

Mengapa hal ini dipandang penting?


Kerangka ini dikembangkan oleh beliau untuk membantu kita merefleksikan pengalaman dan
menyusun rencana ke depan. Dengan menyusuri tahapannya, kita bisa memeriksa dengan
cukup kritis situasi, pengalaman, kondisi yang kita ingin tinjau, dan memikirkan pelajaran apa
yang bisa kita petik untuk ke depan. Kerangkanya dibuat untuk mudah diingat, sehingga dapat
diterapkan baik untuk refleksi verbal maupun untuk memandu menstrukturkan refleksi tertulis.

Seperti apa kerangka ini?


Dalam bahasa Inggris, kerangka ini dipandu dengan singkatan 4F. Di Indonesia, kerangka ini
jamak diadaptasi menjadi 4P.

F1: Facts P1: Peristiwa Deskripsi objektif tentang apa yang terjadi

F2: Feelings P2: Perasaan Reaksi emosional atas situasi/pengalaman

F3: Findings P3: Pembelajaran Analisis dan pembelajaran konkret yang bisa
diambil dari situasinya

F4: Future P4: Penerapan ke Pembelajaran yang tertata yang bisa kita
depan pakai ke depan

Peristiwa
P yang pertama merujuk pada fakta-fakta nyata, seperti urutan kejadian, momen-momen
penting. Kadang-kadang, pada tahap ini pun sudah mulai terdapat perbedaan persepsi
mengenai fakta objektifnya, dan perlu diluruskan lebih dulu. Berhati-hatilah jangan sampai fakta
terpeleset menjadi opini, seperti dalam pernyataan, “Lalu X melakukan kesalahan ketika

1
Diadaptasi dari https://scoutship.scout.org/handbook/active-review-cycle/ (diakses pada 18 Februari 2022).

1
melakukan…” Penyajian yang lebih faktual adalah: “X melakukan ini, dan akibat yang terjadi
adalah…”

Perasaan
Pada tahap ini Anda bisa menggambarkan perasaan dalam situasinya. Perasaan dapat memandu
Anda untuk memahami situasinya sepenuhnya dan membantu memastikan pembelajaran kita
ini beranjak dari pengalaman yang dijalani.
Sangat mungkin kita tanpa sadar langsung mengevaluasi dan menilai pada tahap ini, namun
cobalah untuk tetap membahas perasaan-perasaan saja. Waspadalah untuk tidak menggunakan
klaim perasaan untuk menilai, seperti “Saya rasa mereka keliru,” atau “Menurut perasaan saya
sih itu keputusan yang baik ya.” Untuk pernyataan kedua ini, Anda bisa mengatakan, “Saya
merasa percaya diri ketika membuat keputusan itu.”

Pembelajaran
Di sini Anda bisa mulai menafsirkan situasi dan menganalisis, untuk kemudian menarik makna
dan membuat penilaian. Kata tanya utamanya adalah ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’.

Penerapan ke Depan
Tarik kesimpulan tentang apa yang dianggap baik dan dapat diterapkan ke depan, tentu saja
penting untuk membubuhkan catatan tentang konteks tertentu sebagai asumsinya. Temuan
atau kesimpulan yang berbeda sangat bisa jadi akan diperoleh ketika konteksnya berbeda.

Mengoperasionalkan Kerangka menjadi Pertanyaan


Sebagai fasilitator sebuah proses review, tugas Anda adalah lebih dahulu mengoperasionalkan
kerangka di atas menjadi pertanyaan yang sesuai dengan konteks pengalaman atau kejadian
yang akan dibahas. Pastikan, pertanyaan-pertanyaan ini mengalir alamiah dari satu tahap ke
tahap lainnya.
Untuk persoalan menjaga alur secara alamiah ini, sangat bisa jadi, dalam proses review-nya,
Anda akan harus menyisipkan pertanyaan tambahan atau pertanyaan pendalaman, untuk
merespons percakapan yang berkembang. Yang penting, dalam setiap tahapan, setialah pada
esensi dari tahapan itu, sehingga pertanyaan yang Anda ajukan tidak justru menyimpang dari
tahapan P4-nya.
Berikut ini adalah contoh-contoh pertanyaan untuk setiap tahapan.

Peristiwa
● Buat semacam laporan berita singkat yang berisi: Siapa? Apa? Di mana? Dan Kapan?
[Simpan Mengapa? dan Bagaimana? untuk tahap ‘Pembelajaran.]

2
● Apakah ada hal yang tidak diperkirakan sebelumnya yang terjadi? Apakah ada hal yang
mengejutkan?
● Apakah hal-hal yang diperkirakan terjadi memang terjadi?
● Apa hal yang tidak terjadi, yang semula diperkirakan/diharapkan terjadi?
● Apa yang paling kita ingat/paling menonjol?
● Apa saat-saat kritis pada kejadian itu?
● Apa yang terjadi tepat sebelumnya? Apa yang terjadi sesudahnya?
● Apa yang paling mempengaruhi sikap dan tindakan kita atau aktor tertentu waktu itu?

Perasaan
● Apa emosi-emosi yang Anda alami?
● Pada saat apa Anda merasa paling terlibat, atau paling tidak terlibat, bahkan tersisih?
● Pada saat apa Anda merasa paling bisa mengendalikan emosi?
● Pada saat apa Anda merasa paling bisa mengekspresikan emosi?
● Kapan Anda merasa paling bersemangat?
● Kapan terasa semangat kelompok paling turun?

Pembelajaran
● Mengapa rencana kita dapat berjalan/tidak dapat berjalan?
● Mengapa Anda mengambil peran itu? Mengapa Anda melakukan hal yang Anda
lakukan?
● Apa alasan Anda tidak melakukan hal lain?
● Sejauh mana perasaan Anda mempengaruhi apa yang Anda katakan dan lakukan?
● Bagaimana kemarin kita bisa mencapai hasil yang kita raih?
● Apakah ada kesempatan yang tersia-siakan kemarin?
● Apakah ada hal yang Anda sesali?
● Apa hal yang dirasakan paling bermanfaat?
● Apakah ada umpan balik? Dari kita sendiri? Dari orang lain yang terlibat kemarin?

Penerapan ke depan
● Pilihan-pilihan apa yang kita punyai?
● Bagaimana kita bisa menggunakan pembelajaran kita ke depannya?
● Apa yang sudah berjalan dengan baik dan perlu kita pertahankan?
● Apa yang akan kita ubah dalam praktik kelompok kita?
● Apa rencana yang bisa kita buat ke depan?

Bagaimana menggunakannya?
Untuk bisa menggunakan kerangka ini secara efektif, susun pertanyaan yang sesuai dan
tetapkan alokasi waktu untuk setiap tahapan. Lamanya sebuah proses review tergantung pada
kerumitan topik yang dibahas dan besarnya kelompok.

3
Contoh Linimasa

Contoh
Tahap Hasil yang diharapkan alokasi
waktu
Penjelasan proses dan Pemahaman yang jelas atas prosesnya, kelompok 5 menit
membangun trust di fokus pada situasi yang di-review atau
kelompok direfleksikan
Pertanyaan-pertanyaan Bukti-bukti yang terkumpul mengenai 5 menit
Peristiwa pengalaman atau kejadian
Pertanyaan-pertanyaan Teridentifikasinya perasaan atau emosi yang 5 menit
Perasaan muncul di antara anggota kelompok
Pertanyaan-pertanyaan Analisis lebih jauh atas kejadiannya, misalnya 15 menit
Pembelajaran hal-hal yang mendukung, hal-hal yang menjadi
kendala
Pertanyaan-pertanyaan Rencana tindak lanjut atau langkah berikutnya 15 menit
Penerapan ke depan yang disepakati.
Penutup Penutup yang jelas dari review-nya 5 menit

Sebagai orang yang memfasilitasi review, fasilitator perlu mempraktikkan keterampilan


mendengarkan aktif, seperti afirmasi nonverbal, menjaga kontak mata, memperlihatkan
pemahaman, memparafrase, dan mengemas ulang pernyataan anggota kelompok untuk
mendapatkan klarifikasi.

Dalam konteks Bacaan 1, hal di atas adalah contoh “Fasilitasi sebagai Proses”.
Untuk mengeksekusinya dengan baik, Anda perlu menjaga ruh “Fasilitasi sebagai Falsafah”
dan menerapkan “Fasilitasi sebagai Keterampilan”.

Anda mungkin juga menyukai