Anda di halaman 1dari 52

Konsep

COACHING
Coaching dalam Konteks Pendidikan

C o a ching menjadi salah s a t u p r o s e s


‘menuntun’ b e l a j a r m u r i d u n t u k
m e n c a p a i k e k uatan k o d r a t n y a
Sebagai s e o r a n g ‘pamong’. G u r u
d a p a t m e m b e r i k a n ‘tuntunan’ melalui
p e r t a n y a a n - p e r t a n y a a n reflektif d a n
efektif a g a r k e k uatan k o d r a t a n a k
t e r p a n c a i d a r i dirinya.
Coaching dalam Konteks Pendidikan

Pentingnya proses coaching:

• Proses u n tu k mengaktivasi kerja otak murid.

•Pertanyaan -pertanyaan reflektif dapat

me m b u a t m u r i d melakukan metakognisi.

•Pertanyaan -pertanyaan d a la m proses coaching


juga m e mb u a t m u r i d lebih b e r p i k i r secaia kritis
dan mendalam sehingga murid dapat
menunjukkan potensinya.
No Aspek Coaching Mentoíing Konseling

1. Tujuan m e n u n t u n coachee u n t u k membagik an p e n g a l a m a n n y a m e m b a n t u konseli


Menemukan ide b a r u a t a u u n t u k m e m b a n t u mentee memec ahk an mas alahny a
c a r a untuk mengatasi mengembangkan dirinya
tantangan yang dihadapi
atau mencapai tujuan
y ang dikehendaki

2. Hubungan k e m i t i a a n y ang s e t a r a d a n h u b u n g a n a n t a r a s es eoiang hubungan antara seorang


coachee s end rii y ang y ang b e i p e n g a l a m a n d a n y ang ahli d a n s es eo rang y ang
mengambil keputusan. kurang berpengalaman. membutuhkan

Coach h a n y a m e n g a r a h k a n M e n t o r langs ung m e m b e r i k a n bantuanny a. Konselor bisa

saja, coachee lah y a n g tips b a g a i m a n a menyelesaikan saja langs ung m e m b e i i

m e m b u a t k eputus an s endiri s u a t u mas alah a t a u m e n c a p a i solusi.


sesuatu
Paradigma Berpikir Coaching
Kompetensi
COACHING
● Presence
● Mendengarkan Aktif
● Melontarkan Pertanyaan Berbobot
PRESENCE
● Kemampuan untuk hadir utuh bagi coachee
kita.
● Badan - pikiran - hati selaras saat sedang
melakukan percakapan dengan coachee
● Ini bagian dari Kesadaran Diri
● Ini membantu munculnya mindset dan
kompetensi yang lain
● Bersikap terbuka
● Bersikap sabar
● Bersikap ingin tahu lebih banyak
MENDENGARKAN AKTIF

adalah kemampuan untuk fokus pada apa yang


dikatakan oleh lawan bicara dan memahami
keseluruhan makna yang tidak terucapkan.
MENDENGARKAN AKTIF

3 ALASAN TIDAK BISA MENDENGARKAN

• Asumsi - sudah mempunyai anggapan


tertentu tentang suatu situasi
• Judgment/Melabel -memberi label pada
seseorang dalam situasi tertentu
• Asosiasi - mengaitkan dengan pengalaman
pribadi
MENGAJUKAN
PERTANYAN BERBOBOT

• Pertanyaan lahir dari mendengarkan


• Berbentuk pertanyaan terbuka
• Membuat coachee merenung, menggali,
mengingat, mengaitkan
• Diajukan pada saat yang tepat
MENGAJUKAN
PERTANYAN BERBOBOT

• Bentuk pertanyaan terbuka: menggunakan kata


APA - BAGAIMANA - SEBERAPA.
• Tidak menggunakan kata KENAPA atau
MENGAPA
• Bukan pertanyaan TERTUTUP: Apakah,
Sudahkah, Apa sudah, pertanyaan yang dijawab
dengan Ya atau Tidak
MENDENGARKAN &
BERTANYA DENGAN R
RASA

R - receive
A - acknowledge
A A
S - summarize
A - ask
S
Model mendengarkan yang dikembangkan oleh Julian Treasure
RECEIVE (Terima)
Menangkap kata kunci - kata-kata yang diucapkan klien

CIRI-CIRI KATA KUNCI:


• diucapkan berulang-ulang
• diucapkan dengan intonasi tertentu
• berupa kata yang aneh/metafora/analogi
• tertangkap ada emosi saat diucapkan
• menggambarkan kondisi perasaan/pemikiran dia
saat itu
• diucapkan setelah "tapi" atau "namun".
ACKNOWLEDGE
(Beri tanda)
• Memberi tanda/sinyal bahwa kita mendengarkan
• Dengan anggukan, dengan kontak mata
• Jika percakapan dilakukan secara daring, bisa
dengan mengatakan "O..", "Ya..".
• Memberikan perhatian penuh pada coachee.
• Tidak sibuk mencatat
• Tidak terganggu dengan situasi lain
SUMMARIZE (Rangkum)

• Saat coachee selesai bercerita, rangkum


untuk memastikan pemahaman kita sama
• Gunakan kata kunci
• Digunakan juga untuk merangkum potongan-
potongan informasi yang telah didapatkan
sebelum ini.
• Mintakan konfirmasi dari coachee apakah
rangkuman kita betul
ASK (Tanya)
• Berdasarkan yang kita dengar dan hasil
merangkum (summarizing), ajukan
pertanyaan yang membuat pemahaman
coachee lebih dalam tentang situasinya
• Pertanyaan harus merupakan hasil
mendengarkan - mengandung penggalian
atas kata kunci atau emosi yang sudah
dikonfirmasi
• Dalam format pertanyaan terbuka:
menggunakan apa, bagaimana, seberapa,
kapan, siapa atau di mana.
• Jangan gunakan ‘mengapa’ atau ‘apakah’
atau ‘sudahkah’.
Alur Percakapan
COACHING
ALUR PERCAKAPAN “TIRTA”
1 T (Tujuan) 3 R (Rencana Aksi)

Menyepakati topik pembicaraan Mengembangkan ide untuk


dan hasil pembicaraan alternatif rencana
aksi/solusi

TIRTA
2 I (Identifikasi) 4 TA (Tanggung Jawab)

Menggali dan memetakan Berkomitmen akan langkah


situasi saat ini. Hubungkan selanjutnya
fakta-fakta yang ada.
T Tujuan ● Tujuan yang kita tentukan di sini adalah TUJUAN
PERCAKAPAN (30-90)’, bukan tujuan yang lain.

● Tujuan percakapan terdiri dari 2 hal:


○ Agenda/Topik Percakapan
I ○ Hasil dari Percakapan

Ada 2 Pertanyaan yang Harus diajukan:


● Pertanyaan tentang Agenda:
R ○ Apa yang topik/agenda percakapan kita kali ini?
● Pertanyaan tentang hasil:
○ Apa yang ingin Bapak/Ibu (Murid) dapatkan dari
percakapan ini?

TA
● Ini tahap saat coach membantu coachee
melihat/mengidentifikasi apa saja yang
T sebetulnya ada di dalam situasinya saat ini.
● Ini mencakup fakta yang kasat mata dan tak kasat
mata (perasaan, keinginan, dorongan)
● Tujuan tahap ini adalah memperjelas, menggali
I dan memetakan situasi
Identifikasi
R Contoh pertanyaan:
● Situasinya sekarang seperti apa?
● Apa yang mempengaruhi hal itu?
● Situasi yang diinginkan seperti apa?
TA ● Apa yang bisa membuat itu terwujud?
● Tahap ini adalah tahap mengeksplorasi
T gagasan/kemungkinan dan rencana.
● Jika coachee sudah bisa melihat situasi dengan cara
baru (tahap I) biasanya ia sudah siap diajak
mengeksplorasi gagasan atau alternatif baru
I ● Dari tahap ini bisa keluar 1-3 gagasan, tidak perlu
terlalu banyak. Yang penting setiap gagasan harus
dibuat spesifik dan detil.
● Di tahap ini, coach boleh brainstorming atau berbagi
R Rencana pengalaman jika diminta.

aksi Contoh Pertanyaan:


● Ada gagasan apa untuk ……?
● Apa yang harus disiapkan untuk itu?
TA ● Apa yang bisa memastikan hal itu berjalan?
● Apa kriteria…yang diinginkan?
● Apa lagi?
● Di tahap ini, tugas coach adalah
T mengukuhkan komitmen coachee dan
meminta coachee membangun struktur
akuntabilitasnya.
● Minta coachee menyimpulkan, jangan
coachnya.
I ● Coach mungkin perlu mencatat komitmen
dalam bentuk action
Contoh pertanyaan:
● Jadi apa yang akan dilakukan setelah sesi ini
R dari alternatif-alternatif tadi?
● Kapan? Siapa yang perlu dihubungi?
● Bagaimana Bapak/Ibu memastikan ini bisa
berjalan?
● Siapa yang perlu dimintai dukungan?
TA Tanggung Pertanyaan penutup:
● Apa yang bisa disimpulkan dari sesi ini?
jawab ● Apa yang menjadi insight dari sesi ini?
Supervisi Akademik
dengan Prinsip Coaching

Alur Percakapan TIRTA | Supervisi Akademik


Supervisi Akademik (SA)
◼ Secara definisi: SA merupakan serangkaian aktivitas untuk
memberikan dampak secara langsung pada guru dan kegiatan
pembelajaran di kelas.
◼ Dalam pelaksanaannya, S A sering dilihat sebagai proses penilaian 1
arah dan dilakukan menjelang akhir tahun ajaran.
◼ S A menjadi sebuah tagihan atau kewajiban bagi para pemimpin
sekolah dalam tanggung jawabnya mengevaluasi para pendidik.
Supervisi Akademik (SA)
Dengan paradigma berpikir coaching, Supervisi Akademik perlu
dilihat sebagai:

◼ Kegiatan berkelanjutan yang meningkatkan kompetensi guru


◼ yang bertujuan untuk pemberdayaan dan pengembangan
kompetensi diri dalam rangka peningkatan performa mengajar dan
mencapai tujuan pembelajaran (Glickman, 2007, Daresh, 2001).
Supervisi Akademik
sebagai
proses berkelanjutan
yang memberdayakan
Fokus pengembangan kompetensi seorang
pendidik:
mendesain pembelajaran yang berpihak
pada murid yang berdampak pada
pengembangan sekolah sebagai komunitas
praktik pembelajaran.
Tujuan pelaksanaan supervisi akademik di sekolah (Sergiovanni, dalam
Depdiknas, 2007):
1. Pertumbuhan: setiap individu melihat supervisi sebagai bagian dari
daur belajar bagi pengembangan performa sebagai seorang guru,
2. Perkembangan: supervisi mendorong individu dalam mengidentifikasi
dan merencanakan area pengembangan diri,
3. Pengawasan: sarana dalam monitoring pencapaian tujuan
pembelajaran.
Beberapa prinsip-prinsip supervisi akademik dengan paradigma
berpikir coaching meliputi:
1. Kemitraan: proses kolaboratif antara supervisor dan guru
2. Konstruktif: bertujuan mengembangkan kompetensi individu
3. Terencana
4. Reflektif
5. Objektif: data/informasi diambil berdasarkan sasaran yang
sudah disepakati
6. Berkesinambungan
7. Komprehensif: mencakup tujuan dari proses supervisi
akademik
Tiga tahapan supervisi akademik

1 2 3
AKTIVITAS SUPERVISI AKADEMIK
Supervision for a Better School, Lovell (1980)
mendefinisikan supervisi klinis sebagai rangkaian
kegiatan berpikir dan kegiatan praktik yang
dirancang oleh guru dan supervisor dalam
rangka meningkatkan performa pembelajaran guru
di kelas dengan mengambil data dari peristiwa
yang terjadi, menganalisis data yang didapat,
merancang strategi untuk meningkatkan hasil
belajar murid dengan terlebih dulu meningkatkan
performa guru di kelas.
Sebuah kegiatan supervisi klinis bercirikan:
1. Interaksi yang bersifat kemitraan
2. Sasaran supervisi berpusat pada strategi pembelajaran atau aspek
pengajaran yang hendak dikembangkan oleh guru dan disepakati bersama
antara guru dan supervisor
3. Siklus supervisi klinis: pra-observasi, observasi kelas, dan pasca-
observasi
4. Instrumen observasi disesuaikan dengan kebutuhan
5. Objektivitas dalam data observasi, analisis dan umpan balik
6. Analisis dan interpretasi data observasi dilakukan bersama-sama melalui
percakapan guru dan supervisor
7. Menghasilkan rencana perbaikan pengembangan diri
8. Merupakan kegiatan yang berkelanjutan
Tahapan Supervisi
Akademik
Pra Pasca
Observasi
Observasi
Observasi

Pertemuan pra-observasi ini merupakan percakapan yang membangun


hubungan antara guru dan supervisor sebagai mitra dalam pengembangan
kompetensi diri

Aktivitas kunjungan kelas yang dilakukan oleh supervisor

Percakapan supervisor dan guru terkait hasil data observasi, menganalisis data,
umpan balik dan rencana pengembangan kompetensi. Proses percakapan
bersifat reflektif dan bertujuan perbaikan ke depan.
Pra
Observasi

◼ Supervisor menyampaikan tujuan besar supervisi dan tujuan dari percakapan awal.
◼ Guru menyampaikan rancangan pelaksanaan pembelajaran dan menginformasikan
aspek perkembangan yang hendak diobservasi

◼ Supervisor dan guru menyepakati sasaran observasi, waktu kunjungan kelas dan
waktu percakapan pasca-observasi
◼ Supervisor menginformasikan bahwa ia akan mencatat kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru di kelas
Pra
Observasi

Contoh pertanyaan:
• Bapak/Ibu ingin saya membantu mengembangkan kompetensi yang mana?
• Bagian mana yang nanti Bapak/Ibu inginkan untuk saya amati?
• Bagaimana penilaian Bapak/Ibu sendiri terhadap apa yang akan kita
kembangkan ini?

• Apa harapan dari observasi yang akan kita lakukan bersama ini?
Observasi

◼ Motivasi kegiatan observasi berawal dari kebutuhan pembelajaran


murid dan kebutuhan pengembangan potensi guru.
◼ Menggunakan instrumen yang telah ditentukan sebelumnya dan
fokus pada sasaran yang sudah disepakati.
Observasi

Amati supervisee Anda dan catat hal-hal yang dilakukan di kelas:


• yang Selaras dengan kompetensi yang ingin dikembangkan
• yang Melebihi kompetensi yang ingin dikembangkan
• yang Belum sesuai kompetensi yang dikembangkan
Lakukan dengan netral, tanpa penilaian, gunakan mata pengamat.
Pasca
observasi

Idealnya berisikan aktivitas berikut:


◼ Tujuan percakapan: analisis hasil data observasi
◼ Percakapan umpan balik
◼ Percakapan perencanaan area pengembangan
◼ Rencana aksi pengembangan diri
Supervisor memberikan ruang bagi guru berefleksi pada saat analisis hasil data observasi
dan melalui percakapan coaching, guru dapat menemukan sendiri area pengembangan
selanjutnya
Pasca
observasi

Durasi waktu umumnya 15-30 menit untuk mendiskusikan hasil.


• Pertanyaan awal: “Bagaimana Bapak/Ibu menilai sendiri performa dalam kompetensi tadi?” (tunggu jawaban,
catat).
• Lanjutkan, “Apa yang membuat Bapak/Ibu menilai demikian?”. (mendengarkan hasil refleksi supervisee dan
catat).
• Kemudian sampaikan, ”Boleh saya menyampaikan hasil pengamatan saya?”.
• Sampaikan hal-hal yang teramati sesuai atau lebih baik dari standar/keinginan, gunakan pernyataan “Saya
mengamati tadi pada saat….. Bapak/Ibu melakukan…. Itu sudah sesuai dari/lebih tinggi dari standar yang
kita rujuk.”

• Lanjutkan lagi. “Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mendengar ini?”, izinkan mereka mengungkapkan pendapat.
Pasca
observasi

• Lanjutkan dengan pengamatan yang belum sesuai. Katakan, “Namun demikian, saya juga melihat
hal-hal yang masih bisa dikembangkan. Misalnya tadi saat... saya mengamati Bapak/Ibu
melakukan ………….,yang sebetulnya kalau merujuk ke standar seharusnya…. Bagaimana
pendapat Bapak/Ibu?”

• Ajak membicarakan rencana tindakan untuk selanjutnya.


• Tanyakan lebih lanjut, ”Dari diskusi kita ini, apa yang sudah terbayang akan Bapak/Ibu lakukan
untuk meningkatkan lagi performa di area ini?” (Bisa dilanjutkan dengan kapan, di mana, siapa yang bisa
bantu)

• Lalu sampaikan bagaimana hasil pengamatan tersebut dicatatkan ke dalam form Supervisi Akademik
• Sebagai penutup, minta supervisee menyatakan apa yang ia dapat dari proses ini.
Tips Melakukan Supervisi Akademik dengan Paradigma Berpikir Coaching

◼ Selalu gunakan paradigma berpikir Coaching: Fokus


pada rekan (Coachee) dengan semangat
memberdayakan potensi.

◼ Hadir seutuhnya dalam sesi percakapan


◼ Aktivasi keterampilan mendengarkan dan bertanya
dengan pertanyaan berbobot
Seorang supervisor dengan paradigma berpikir seorang Coach akan senantiasa
menjadi mitra pengembangan diri para guru dan rekan sejawatnya demi mencapai
tujuan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Percakapan-percakapan antara supervisor dan para guru senantiasa
memberdayakan sehingga setiap guru dapat menemukan potensi dan

meningkatkan kompetensi yang ada pada setiap individu. Supervisi akademik


menjadi bagian dalam perjalanan seorang pendidik menuju tujuan
pembelajaran yang berpihak pada murid dan membawa setiap murid
mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
TERIMA
KASIH
TUJUAN PENDIDIKAN ADALAH M E NUNT UN
ANAK MENCAPAI KEKUATAN KODRATNYA
KI HADJAR DEWATARA

Anda mungkin juga menyukai