KOMPETENSI COACHING
UNTUK KOMITE PEMBELAJARAN
Pertanyaan Panduan
Di akhir sesi ini, peserta dapat menjawab pertanyaan panduan berikut ini:
● Apa itu coaching?
● Apa bedanya coaching dengan training, mentoring, konseling, dan
fasilitasi?
● Pola pikir apa yang perlu yang perlu dimiliki oleh seorang coach?
● Prinsip apa saja yang perlu dipegang oleh seorang coach?
● Kompetensi apa yang perlu dimiliki oleh seorang coach?
● Bagaimana jalannya alur percakapan coaching?
Review
- Tiga hal yang paling diingat dari sesi asinkronus coaching
Apa itu Coaching?
Arti Coach dan Coaching
Universitas Oxford
Pep Guardiola - Manchester City
MAMPU MELIHAT
MEMILIKI
PELUANG BARU
KESADARAN DIRI
DAN BERPIKIR KE
YANG KUAT
DEPAN
BERSIKAP TERBUKA
DAN INGIN TAHU
Fokus Pada Pembelajar
• Coach memusatkan perhatian pada orang
yang dicoachingnya, bukan pada "topik"
yang dibawanya dalam percakapan.
• Fokus diletakkan pada bagaimana topik apa
pun yang dibawa oleh coachee, dapat
membawa kemajuan pada coachee, sesuai
keinginan coachee.
Bersikap Terbuka
• Coach memiliki pikiran yang terbuka
terhadap pemikiran-pemikiran coachee
• Ditandai dengan minimnya pelabelan atau
analisa tentang baik/buruk atau
benar/salahnya pemikiran tersebut
• Ditandai juga dengan kemampuan
menerima pemikiran dengan tenang, dan
tidak menjadi emosional
Bersikap Ingin Tahu Lebih Banyak
Seorang coach memelihara rasa ingin
tahu (curiosity) yang besar terhadap
apa yang membuat coacheenya
memiliki pemikiran/pendapat/perasaan
tertentu
Memiliki Kesadaran Diri yang Kuat
• Kesadaran diri yang kuat membantu coach
untuk bisa menangkap adanya perubahan
yang terjadi selama pembicaraan
• Juga mampu menangkap adanya
emosi/energi yang timbul dan
mempengaruhi percakapan, baik dari
dalam diri maupun dari coachee
Melihat Peluang Baru dan Masa Depan
Coach harus mampu melihat peluang
perkembangan yang ada dan juga bisa membawa
coachee melihat masa depan
KOMPETENSI COACHING
Presence
• Kemampuan untuk hadir utuh bagi coachee
• Badan - pikiran - hati selaras saat sedang
melakukan percakapan dengan coachee
• Bagian dari kesadaran diri
• Membantu munculnya mindset dan
kompetensi yang lain
• Bersikap terbuka, sabar, dan ingin tahu lebih
banyak
Mendengarkan Aktif
Adalah kemampuan untuk fokus
pada apa yang dikatakan oleh
lawan bicara dan memahami
keseluruhan makna yang tidak
terucapkan.
Tiga Alasan Tidak Bisa Mendengarkan
• Asumsi - sudah mempunyai
anggapan tertentu tentang suatu
situasi
• Judgment/Melabel -memberi label
pada seseorang dalam situasi
tertentu
• Asosiasi - mengaitkan dengan
pengalaman pribadi
Mengajukan Pertanyaan Berbobot
• Pertanyaan lahir dari mendengarkan
• Berbentuk pertanyaan terbuka
• Membuat coachee merenung, menggali,
mengingat, mengaitkan
• Diajukan pada saat yang tepat
Mengajukan Pertanyan Berbobot
• Bentuk pertanyaan terbuka: menggunakan
kata APA - BAGAIMANA - SEBERAPA.
• Tidak menggunakan kata KENAPA atau
MENGAPA
• Bukan pertanyaan TERTUTUP: Apakah,
Sudahkah, Apa sudah, dan pertanyaan
yang dijawab dengan Ya atau Tidak
Mendengarkan dan Bertanya dengan RASA
R - receive
A - acknowledge R
S - summarize
A - ask
A A
S
Receive
• Mendengarkan kata kunci, yaitu kata-kata yang
diucapkan klien
• Ciri-ciri kata kunci
• diucapkan berulang-ulang
• diucapkan dengan intonasi tertentu
• berupa kata yang aneh/metafora/analogi
• tertangkap ada emosi saat diucapkan
• menggambarkan kondisi perasaan/pemikiran dia saat itu
• diucapkan setelah "tapi" atau "namun".
Acknowledge
• Memberi tanda/sinyal bahwa kita
mendengarkan
• Dengan anggukan, dengan kontak mata
• Jika percakapan dilakukan secara daring, bisa
dengan mengatakan "O..", "Ya..".
• Memberikan perhatian penuh pada coachee.
• Tidak sibuk mencatat
• Tidak terganggu dengan situasi lain
Summarize
• Saat coachee selesai bercerita, rangkum untuk
memastikan pemahaman kita sama.
• Gunakan kata kunci.
• Digunakan juga untuk merangkum potongan-
potongan informasi yang telah didapatkan sebelum
ini.
• Mintakan konfirmasi dari coachee apakah
rangkuman kita betul.
Ask
• Berdasarkan yang kita dengar dan hasil merangkum
(summarizing), ajukan pertanyaan yang membuat
pemahaman coachee lebih dalam tentang situasinya
• Pertanyaan harus merupakan hasil mendengarkan -
mengandung penggalian atas kata kunci atau emosi yang
sudah dikonfirmasi
• Dalam format pertanyaan terbuka: menggunakan apa,
bagaimana, seberapa, kapan, siapa atau di mana. Jangan
gunakan ‘mengapa’ atau ‘apakah’ atau ‘sudahkah’.
Alur
Percakapan
Sesi Coaching
Penggunaan Kompetensi Coaching
Dalam Sesi Coaching Dalam Percakapan dengan
Tujuan Tertentu
TA
● Ini tahap saat coach membantu coachee
Identifikasi
R Contoh pertanyaan:
● Situasinya sekarang seperti apa?
● Apa yang mempengaruhi hal itu?
TA ●
●
Situasi yang diinginkan seperti apa?
Apa yang bisa membuat itu terwujud?
T
● Tahap ini adalah tahap mengeksplorasi
gagasan/kemungkinan dan rencana.
● Jika coachee sudah bisa melihat situasi dengan cara
baru (tahap I) biasanya ia sudah siap diajak
mengeksplorasi gagasan atau alternatif baru
I ● Dari tahap ini bisa keluar 1-3 gagasan, tidak perlu
terlalu banyak. Yang penting setiap gagasan harus
dibuat spesifik dan detil.
● Di tahap ini, coach boleh brainstorming atau berbagi
R Rencana pengalaman jika diminta.
Contoh pertanyaan:
● Jadi apa yang akan dilakukan setelah sesi ini
R dari alternatif-alternatif tadi?
● Kapan? Siapa yang perlu dihubungi?
● Bagaimana Bapak/Ibu memastikan ini bisa
berjalan?
Tanggung
● Siapa yang perlu dimintai dukungan?
TA Pertanyaan penutup:
jawab
● Apa yang bisa disimpulkan dari sesi ini?
● Apa yang menjadi insight dari sesi ini?
Percakapan Berbasis Coaching
Percakapan untuk Perencanaan
Percakapan untuk Perencanaan
Kapan kita melakukannya?
• Sebelum memulai pendampingan kepada coachee.
Pendampingan harus bersifat suatu pengembangan jangka
pendek (3-6 bulan)
• Sebelum coachee memulai/terlibat dalam suatu kegiatan
atau melakukan suatu tugas
Percakapan untuk Perencanaan
Bagaimana melakukannya?
• Tanyakan tujuan perencanaan: apa yang ingin dicapai dengan
program pengembangan/kegiatan
• Tentukan ukuran keberhasilan program pengembangan/kegiatan
• Identifikasi hal-hal yang harus disiapkan/dikembangkan
• Identifikasi hal-hal yang sudah ada yang bisa membantu
keberhasilan
• Identifikasi dukungan yang diperlukan
Percakapan untuk Perencanaan
TIPS
• Untuk membuat rencana pengembangan diri, dapat merujuk ke
Tujuan Capaian coachee.
• Di tahap ini, tidak perlu menggali secara mendetail.
• Dapatkan informasi yang cukup spesifik tapi tidak terlalu
mendetail.
• Pembicaraan yang mendetail akan dilakukan pada sesi coaching.
• Saat melakukan percakapan, jangan meminta coachee mengisi
form, tetapi dapatkan jawaban melalui percakapan.
Ingat!
Selalu siapkan PRESENCE (Kehadiran Penuh)
sebelum melakukan sesi atau percakapan
coaching.
Percakapan untuk Perencanaan Diri
Mulai dengan memberi salam pembuka dan menyampaikan tujuan percakapan, misalnya: “Bapak/Ibu, kita
akan membuat Rencana Pengembangan Kompetensi dalam 15 menit ke depan.”
• Pertanyaan 1: Capaian coachee yang mana yang ingin dikembangkan dalam 3 bulan ke depan? Apa yang
ingin dilihat di capaian tersebut?
• Pertanyaan 2: Apa ukurannya bahwa capaian tersebut sudah tercapai?
• Pertanyaan 3: Apa saja yang dirasakan perlu dikembangkan dalam 3 bulan ini?
• Pertanyaan 4: Perlu dukungan dari siapa saja? Dukungan seperti apa?
Catatan: Dengarkan jawaban atas setiap pertanyaan, tangkap kata kuncinya dan perdalam dengan 1-2
pertanyaan lain, jika perlu.
Percakapan untuk Refleksi
Percakapan untuk Refleksi
Kapan kita melakukannya?
• Setelah ada aktivitas yang dilakukan oleh coachee sendiri
• Setelah mengikuti suatu aktivitas
• Setelah menyelesaikan suatu tugas
• Saat coachee sedang melakukan merefleksikan diri
Percakapan untuk Refleksi
Bagaimana melakukannya?
• Bangun suasana tenang saat melakukan refleksi.
• Mulai dengan menanyakan apa yang didapat/dirasakan dari
event/kegiatan/situasi yang direfleksikan.
• Tanyakan inspirasi apa yang timbul dari pengalaman/perasaan
tersebut.
• Tanyakan apa yang sekarang jadi diketahui/dipahami/disadari oleh
coachee.
• Tanyakan dari kesadaran itu apa yang akan dilakukan.
Percakapan untuk Refleksi
TIPS
• Saat melakukan percakapan refleksi, beri banyak ruang hening.
• Izinkan coachee mengungkapkan refleksinya dengan bebas.
• Jaga presence kita untuk membantu menjaga “ruang” percakapan
yang aman dan nyaman bagi coachee.
Percakapan untuk Pemecahan Masalah
Percakapan untuk Pemecahan Masalah
Kapan kita melakukannya?
• Saat coachee mengontak kita karena ia menghadapi
masalah, merasa buntu, merasa tidak jelas, merasa tidak
berdaya, merasa tidak mampu.
• Saat coachee mengalami krisis.
• Saat coachee membutuhkan bantuan dari luar.
Percakapan untuk Pemecahan Masalah
Bagaimana melakukannya?
• Ajak coachee menggambarkan masalahnya.
• Lalu, ajak coachee untuk melihat apa yang ingin dicapainya jika masalahnya
hilang.
• Ajak coachee untuk melihat faktor-faktor penyebab masalah tersebut dan
faktor-faktor yang bisa membuatnya hilang.
• Ajak coachee memikirkan gagasan untuk mengatasinya.
• Coach boleh melakukan brainstorming.
• Sebelum percakapan berakhir, ajak coachee menyimpulkan apa yang ia
dapat.
Percakapan untuk Pemecahan Masalah
TIPS
• Jaga sikap terbuka, netral dan ingin tahu.
• Jangan terbawa dalam “problem coachee.”
• Ajak coachee untuk melihat dari area yang netral/helicopter view.
• Gunakan gambar/mind map, bila perlu.
Percakapan untuk Kalibrasi
Percakapan untuk Kalibrasi
Kapan kita melakukannya?
• Setiap 3 bulan saat membicarakan kemajuan perkembangan diri
• Saat kita/coachee ingin melakukan swanilai kinerja/perkembangannya
terhadap suatu standar/kriteria
• Saat perlu melakukan penyesuaian ulang atas rencana terhadap
standar/kriteria tersebut
Percakapan untuk Kalibrasi
Bagaimana melakukannya?
• Pastikan kita dalam keadaan mental positif, siap untuk berpikir
bersama, mampu hadir sepenuhnya.
• Pastikan memiliki intensi yang benar (ingin terkoneksi bukan
mengoreksi, ingin memahami bukan memberi tahu).
• Mulai dengan meminta coachee menilai apa hal-hal yang sudah bagus.
• Lanjutkan dengan swanilai area yang menurut coachee dapat
dikembangkan lagi.
• Sampaikan sudut pandang kita sebagai pengamat.
Percakapan untuk Kalibrasi
TIPS
• Selalu mulai dengan hal-hal yang sudah baik.
• Berikan penghargaan atas hal-hal yang sudah baik.
• Lalu gunakan hal yang sudah baik untuk meningkatkan atau
mengembangkan hal-hal yang belum sesuai target/keinginan.
• Berikan umpan balik secara spesifik dan positif.
REFLEKSI TERBIMBING
• Menjawab refleksi pembelajaran di LMS