Anda di halaman 1dari 64

COACHING

KOMPETENSI COACHING
UNTUK KOMITE PEMBELAJARAN
Pertanyaan Panduan
Di akhir sesi ini, peserta dapat menjawab pertanyaan panduan berikut ini:
● Apa itu coaching?
● Apa bedanya coaching dengan training, mentoring, konseling, dan
fasilitasi?
● Pola pikir apa yang perlu yang perlu dimiliki oleh seorang coach?
● Prinsip apa saja yang perlu dipegang oleh seorang coach?
● Kompetensi apa yang perlu dimiliki oleh seorang coach?
● Bagaimana jalannya alur percakapan coaching?
Review
- Tiga hal yang paling diingat dari sesi asinkronus coaching
Apa itu Coaching?
Arti Coach dan Coaching

• Kereta kuda (tahun 1500-an)


• Kelas ekonomi di pesawat
udara
• Gerbong kereta
• Bus
Membawa orang dari satu tempat ke tempat lain
Sejarah istilah "Coach" & "Coaching"

Universitas Oxford
Pep Guardiola - Manchester City

Sejak 1830 Sejak 1860


Coach = tutor khusus Coach = instruktur
membantu dan pembuat strategi
mahasiswa agar lulus ujian dalam dunia OR
Coaching dan Pendekatan Lain
Kapan dan bagaimana kita
menggunakan masing-masing
pendekatan?
Fasilitasi
• Gunakan untuk memetakan/memahami suatu situasi
• Fasilitator memastikan proses sesuai tujuan fasilitasi berjalan
dengan benar (misalnya mengambil keputusan,
menyelesaikan konflik, membuat rencana tindakan
• Dilakukan untuk grup (lebih dari 10 orang)
Mentoring
• Digunakan untuk mengajarkan
keterampilan tertentu
• Digunakan untuk mengajarkan
pemahaman yang benar tentang
sesuatu
• Dilakukan secara one on one
• Berlangsung dalam periode tertentu
(tidak 1 kali)
• Mentor harus ahli di bidangnya
Konseling
• Digunakan untuk menyelesaikan
masalah yang terkait emosi/psikologis
• Seringkali perlu mundur ke masa lalu
dalam percakapannya
• Melibatkan terapi atau tindakan
remedial
• Biasanya untuk individu
Coaching
Gunakan untuk:
• membuat orang
mengembangkan potensinya
• membuat strategi ke masa
depan
• mengeksplorasi situasi yang
sama sekali baru atau rumit
• mendorong perubahan mindset
dan/atau perilaku
Kasus 1
“Saya sangat ingin mengembangkan kompetensi diri
untuk bisa terus berkontribusi dalam memajukan
pendidikan di Indonesia. Suatu hari saya membaca
adanya kegiatan bimtek untuk Guru Penggerak . Wah
kesempatan ini. Dan hari ini saya duduk di kelas ini
sebagai peserta bimtek.”
Kasus 2
“Saya sudah selesai bimtek Pengawas sekolah penggerak. Sekarang
waktunya bekerja menjadi pengawas sekolah penggerak. Namun
saya masih merasa belum terampil melakukan percakapan coaching.
Saya kemudian menghubungi instruktur saya saat bimtek dan
memintanya untuk membantu saya agar menjadi lebih terampil
dalam melakukan percakapan coaching. Saya bertemu beberapa kali
dengan instruktur ini secara daring, dan saya diajari, dibimbing, dan
dilatih sehingga saya lebih terampil dalam melakukan percakapan
coaching.”
Kasus 3
“Saya sekarang seorang pelatih ahli. Siap mendampingi kepala sekolah.
Ketika saya menerima daftar nama kepala sekolah yang harus saya
dampingi, ada nama yang langsung membuat dada saya sesak dan saya
berkeringat dingin. Saya teringat suatu kejadian di masa kecil yang
sangat membekas hingga kini. Saya kemudian menemui seseorang
untuk membicarakan hal ini. Orang ini bertanya tentang kejadian masa
kecil itu, apa yang saya rasakan. Dia juga memberi teknik untuk bisa
mengatasi sesak napas dan berkeringat dingin yang saya alami.”
Kasus 4
“Sebagai pelatih ahli, saya melihat bahwa kelima orang kepala sekolah
yang harus saya damping ternyata memiliki pengalaman-pengalaman
yang saya rasa jika dibagikan akan membuat satu sama lain belajar.
Saya kemudian menggagas suatu pertemuan untuk berbagi. Saya
meminta masing-masing untuk bercerita tentang pengalamannya, dan
menanyakan apa pendapat yang lain dan pembelajaran apa yang
didapat.”
Kasus 5
“Saya sudah selesai bimtek sebagai pelatih ahli. Sekarang waktunya
bekerja menjadi pelatih ahli. Namun saya masih merasa belum efektif
dalam berkomunikasi. Saya kemudian menghubungi salah satu
instruktur saya saat bimtek dan memintanya untuk membantu saya
agar menjadi lebih efektif dalam berkomunikasi. Saya bertemu
beberapa kali dengan instruktur ini secara daring. Di awal
pertemuan, ia menanyakan apa tujuan yang ingin saya capai. Dalam
pertemuan-pertemuan kami, ia selalu mengajukan pertanyaan dan
saya menjawab.”
Definisi Coaching
Kemitraan dengan individu dalam suatu proses kreatif,
dengan tujuan memaksimalkan potensi pribadi dan
profesionalnya
Proses Coaching
Proses menghantarkan seseorang
dari tempat dia berada saat ini ke
tempat lain yang menjadi
tujuannya
Makna Definisi Coaching

Bermitra Proses Kreatif Memaksimalkan


Potensi

• Seorang coach harus • Proses kreatif dilakukan


membangun rasa setara melalui percakapan yang • Percakapan coaching harus
• Kemitraan ditunjukkan memicu berpikir coachee diakhiri dengan suatu
• Percakapan dilakukan untuk rencana tindak lanjut yang
dengan mengedepankan
tujuan coachee memetakan situasinya, dan diputuskan oleh coachee,
nantinya menghasilkan yang paling mungkin
pemikiran atau ide-ide baru dilakukan dan paling besar
• Percakapan dilakukan dua kemungkinan berhasilnya
arah
Mindset Coaching FOKUS PADA
PEMBELAJAR

MAMPU MELIHAT
MEMILIKI
PELUANG BARU
KESADARAN DIRI
DAN BERPIKIR KE
YANG KUAT
DEPAN

BERSIKAP TERBUKA
DAN INGIN TAHU
Fokus Pada Pembelajar
• Coach memusatkan perhatian pada orang
yang dicoachingnya, bukan pada "topik"
yang dibawanya dalam percakapan.
• Fokus diletakkan pada bagaimana topik apa
pun yang dibawa oleh coachee, dapat
membawa kemajuan pada coachee, sesuai
keinginan coachee.
Bersikap Terbuka
• Coach memiliki pikiran yang terbuka
terhadap pemikiran-pemikiran coachee
• Ditandai dengan minimnya pelabelan atau
analisa tentang baik/buruk atau
benar/salahnya pemikiran tersebut
• Ditandai juga dengan kemampuan
menerima pemikiran dengan tenang, dan
tidak menjadi emosional
Bersikap Ingin Tahu Lebih Banyak
Seorang coach memelihara rasa ingin
tahu (curiosity) yang besar terhadap
apa yang membuat coacheenya
memiliki pemikiran/pendapat/perasaan
tertentu
Memiliki Kesadaran Diri yang Kuat
• Kesadaran diri yang kuat membantu coach
untuk bisa menangkap adanya perubahan
yang terjadi selama pembicaraan
• Juga mampu menangkap adanya
emosi/energi yang timbul dan
mempengaruhi percakapan, baik dari
dalam diri maupun dari coachee
Melihat Peluang Baru dan Masa Depan
Coach harus mampu melihat peluang
perkembangan yang ada dan juga bisa membawa
coachee melihat masa depan
KOMPETENSI COACHING
Presence
• Kemampuan untuk hadir utuh bagi coachee
• Badan - pikiran - hati selaras saat sedang
melakukan percakapan dengan coachee
• Bagian dari kesadaran diri
• Membantu munculnya mindset dan
kompetensi yang lain
• Bersikap terbuka, sabar, dan ingin tahu lebih
banyak
Mendengarkan Aktif
Adalah kemampuan untuk fokus
pada apa yang dikatakan oleh
lawan bicara dan memahami
keseluruhan makna yang tidak
terucapkan.
Tiga Alasan Tidak Bisa Mendengarkan
• Asumsi - sudah mempunyai
anggapan tertentu tentang suatu
situasi
• Judgment/Melabel -memberi label
pada seseorang dalam situasi
tertentu
• Asosiasi - mengaitkan dengan
pengalaman pribadi
Mengajukan Pertanyaan Berbobot
• Pertanyaan lahir dari mendengarkan
• Berbentuk pertanyaan terbuka
• Membuat coachee merenung, menggali,
mengingat, mengaitkan
• Diajukan pada saat yang tepat
Mengajukan Pertanyan Berbobot
• Bentuk pertanyaan terbuka: menggunakan
kata APA - BAGAIMANA - SEBERAPA.
• Tidak menggunakan kata KENAPA atau
MENGAPA
• Bukan pertanyaan TERTUTUP: Apakah,
Sudahkah, Apa sudah, dan pertanyaan
yang dijawab dengan Ya atau Tidak
Mendengarkan dan Bertanya dengan RASA

R - receive
A - acknowledge R
S - summarize
A - ask
A A
S
Receive
• Mendengarkan kata kunci, yaitu kata-kata yang
diucapkan klien
• Ciri-ciri kata kunci
• diucapkan berulang-ulang
• diucapkan dengan intonasi tertentu
• berupa kata yang aneh/metafora/analogi
• tertangkap ada emosi saat diucapkan
• menggambarkan kondisi perasaan/pemikiran dia saat itu
• diucapkan setelah "tapi" atau "namun".
Acknowledge
• Memberi tanda/sinyal bahwa kita
mendengarkan
• Dengan anggukan, dengan kontak mata
• Jika percakapan dilakukan secara daring, bisa
dengan mengatakan "O..", "Ya..".
• Memberikan perhatian penuh pada coachee.
• Tidak sibuk mencatat
• Tidak terganggu dengan situasi lain
Summarize
• Saat coachee selesai bercerita, rangkum untuk
memastikan pemahaman kita sama.
• Gunakan kata kunci.
• Digunakan juga untuk merangkum potongan-
potongan informasi yang telah didapatkan sebelum
ini.
• Mintakan konfirmasi dari coachee apakah
rangkuman kita betul.
Ask
• Berdasarkan yang kita dengar dan hasil merangkum
(summarizing), ajukan pertanyaan yang membuat
pemahaman coachee lebih dalam tentang situasinya
• Pertanyaan harus merupakan hasil mendengarkan -
mengandung penggalian atas kata kunci atau emosi yang
sudah dikonfirmasi
• Dalam format pertanyaan terbuka: menggunakan apa,
bagaimana, seberapa, kapan, siapa atau di mana. Jangan
gunakan ‘mengapa’ atau ‘apakah’ atau ‘sudahkah’.
Alur
Percakapan
Sesi Coaching
Penggunaan Kompetensi Coaching
Dalam Sesi Coaching Dalam Percakapan dengan
Tujuan Tertentu

• Dalam sesi coaching, akan ada alur • Bisa tidak terjadwal


tertentu yang harus diikuti. • Didorong oleh kebutuhan untuk
• Sesi coaching harus terjadwal memiliki teman berpikir menghadapi
• Lamanya 30-90 menit situasi tertentu atau kebutuhan untuk
mengetahui kemajuan
Ingat!
Selalu siapkan PRESENCE (Kehadiran Penuh) sebelum
melakukan sesi atau percakapan coaching
TIRTA
Alur percakapan coaching, untuk digunakan dalam sesi coaching
T Tujuan
● Tujuan yang kita tentukan di sini adalah TUJUAN
PERCAKAPAN (30-90)’, bukan tujuan yang lain.

● Tujuan percakapan terdiri dari 2 hal:


○ Agenda/Topik Percakapan

I ○ Hasil dari Percakapan

Ada 2 Pertanyaan yang Harus diajukan:


● Pertanyaan tentang Agenda:
R ○ Apa yang topik/agenda percakapan kita kali ini?
● Pertanyaan tentang hasil:
○ Apa yang ingin Bapak/Ibu dapatkan dari
percakapan ini?

TA
● Ini tahap saat coach membantu coachee

T melihat/mengidentifikasi apa saja yang sebetulnya


ada di dalam situasinya saat ini.
● Ini mencakup fakta yang kasat mata dan tak kasat
mata (perasaan, keinginan, dorongan)
● Tujuan tahap ini adalah memperjelas, menggali
I dan memetakan situasi

Identifikasi
R Contoh pertanyaan:
● Situasinya sekarang seperti apa?
● Apa yang mempengaruhi hal itu?

TA ●

Situasi yang diinginkan seperti apa?
Apa yang bisa membuat itu terwujud?
T
● Tahap ini adalah tahap mengeksplorasi
gagasan/kemungkinan dan rencana.
● Jika coachee sudah bisa melihat situasi dengan cara
baru (tahap I) biasanya ia sudah siap diajak
mengeksplorasi gagasan atau alternatif baru
I ● Dari tahap ini bisa keluar 1-3 gagasan, tidak perlu
terlalu banyak. Yang penting setiap gagasan harus
dibuat spesifik dan detil.
● Di tahap ini, coach boleh brainstorming atau berbagi
R Rencana pengalaman jika diminta.

aksi Contoh Pertanyaan:


● Ada gagasan apa untuk ……?

TA ● Apa yang harus disiapkan untuk itu?


● Apa yang bisa memastikan hal itu berjalan?
● Apa kriteria… yang diinginkan?
● Apa lagi?
● Di tahap ini, tugas coach adalah mengukuhkan
T komitmen coachee dan meminta coachee
membangun struktur akuntabulitasnya.
● Minta coachee menyimpulkan, jangan
coachnya.
● Coach mungkin perlu mencatat komitmen
I dalam bentuk action

Contoh pertanyaan:
● Jadi apa yang akan dilakukan setelah sesi ini
R dari alternatif-alternatif tadi?
● Kapan? Siapa yang perlu dihubungi?
● Bagaimana Bapak/Ibu memastikan ini bisa
berjalan?

Tanggung
● Siapa yang perlu dimintai dukungan?
TA Pertanyaan penutup:

jawab
● Apa yang bisa disimpulkan dari sesi ini?
● Apa yang menjadi insight dari sesi ini?
Percakapan Berbasis Coaching
Percakapan untuk Perencanaan
Percakapan untuk Perencanaan
Kapan kita melakukannya?
• Sebelum memulai pendampingan kepada coachee.
Pendampingan harus bersifat suatu pengembangan jangka
pendek (3-6 bulan)
• Sebelum coachee memulai/terlibat dalam suatu kegiatan
atau melakukan suatu tugas
Percakapan untuk Perencanaan
Bagaimana melakukannya?
• Tanyakan tujuan perencanaan: apa yang ingin dicapai dengan
program pengembangan/kegiatan
• Tentukan ukuran keberhasilan program pengembangan/kegiatan
• Identifikasi hal-hal yang harus disiapkan/dikembangkan
• Identifikasi hal-hal yang sudah ada yang bisa membantu
keberhasilan
• Identifikasi dukungan yang diperlukan
Percakapan untuk Perencanaan
TIPS
• Untuk membuat rencana pengembangan diri, dapat merujuk ke
Tujuan Capaian coachee.
• Di tahap ini, tidak perlu menggali secara mendetail.
• Dapatkan informasi yang cukup spesifik tapi tidak terlalu
mendetail.
• Pembicaraan yang mendetail akan dilakukan pada sesi coaching.
• Saat melakukan percakapan, jangan meminta coachee mengisi
form, tetapi dapatkan jawaban melalui percakapan.
Ingat!
Selalu siapkan PRESENCE (Kehadiran Penuh)
sebelum melakukan sesi atau percakapan
coaching.
Percakapan untuk Perencanaan Diri
Mulai dengan memberi salam pembuka dan menyampaikan tujuan percakapan, misalnya: “Bapak/Ibu, kita
akan membuat Rencana Pengembangan Kompetensi dalam 15 menit ke depan.”
• Pertanyaan 1: Capaian coachee yang mana yang ingin dikembangkan dalam 3 bulan ke depan? Apa yang
ingin dilihat di capaian tersebut?
• Pertanyaan 2: Apa ukurannya bahwa capaian tersebut sudah tercapai?
• Pertanyaan 3: Apa saja yang dirasakan perlu dikembangkan dalam 3 bulan ini?
• Pertanyaan 4: Perlu dukungan dari siapa saja? Dukungan seperti apa?
Catatan: Dengarkan jawaban atas setiap pertanyaan, tangkap kata kuncinya dan perdalam dengan 1-2
pertanyaan lain, jika perlu.
Percakapan untuk Refleksi
Percakapan untuk Refleksi
Kapan kita melakukannya?
• Setelah ada aktivitas yang dilakukan oleh coachee sendiri
• Setelah mengikuti suatu aktivitas
• Setelah menyelesaikan suatu tugas
• Saat coachee sedang melakukan merefleksikan diri
Percakapan untuk Refleksi
Bagaimana melakukannya?
• Bangun suasana tenang saat melakukan refleksi.
• Mulai dengan menanyakan apa yang didapat/dirasakan dari
event/kegiatan/situasi yang direfleksikan.
• Tanyakan inspirasi apa yang timbul dari pengalaman/perasaan
tersebut.
• Tanyakan apa yang sekarang jadi diketahui/dipahami/disadari oleh
coachee.
• Tanyakan dari kesadaran itu apa yang akan dilakukan.
Percakapan untuk Refleksi
TIPS
• Saat melakukan percakapan refleksi, beri banyak ruang hening.
• Izinkan coachee mengungkapkan refleksinya dengan bebas.
• Jaga presence kita untuk membantu menjaga “ruang” percakapan
yang aman dan nyaman bagi coachee.
Percakapan untuk Pemecahan Masalah
Percakapan untuk Pemecahan Masalah
Kapan kita melakukannya?
• Saat coachee mengontak kita karena ia menghadapi
masalah, merasa buntu, merasa tidak jelas, merasa tidak
berdaya, merasa tidak mampu.
• Saat coachee mengalami krisis.
• Saat coachee membutuhkan bantuan dari luar.
Percakapan untuk Pemecahan Masalah
Bagaimana melakukannya?
• Ajak coachee menggambarkan masalahnya.
• Lalu, ajak coachee untuk melihat apa yang ingin dicapainya jika masalahnya
hilang.
• Ajak coachee untuk melihat faktor-faktor penyebab masalah tersebut dan
faktor-faktor yang bisa membuatnya hilang.
• Ajak coachee memikirkan gagasan untuk mengatasinya.
• Coach boleh melakukan brainstorming.
• Sebelum percakapan berakhir, ajak coachee menyimpulkan apa yang ia
dapat.
Percakapan untuk Pemecahan Masalah
TIPS
• Jaga sikap terbuka, netral dan ingin tahu.
• Jangan terbawa dalam “problem coachee.”
• Ajak coachee untuk melihat dari area yang netral/helicopter view.
• Gunakan gambar/mind map, bila perlu.
Percakapan untuk Kalibrasi
Percakapan untuk Kalibrasi
Kapan kita melakukannya?
• Setiap 3 bulan saat membicarakan kemajuan perkembangan diri
• Saat kita/coachee ingin melakukan swanilai kinerja/perkembangannya
terhadap suatu standar/kriteria
• Saat perlu melakukan penyesuaian ulang atas rencana terhadap
standar/kriteria tersebut
Percakapan untuk Kalibrasi
Bagaimana melakukannya?
• Pastikan kita dalam keadaan mental positif, siap untuk berpikir
bersama, mampu hadir sepenuhnya.
• Pastikan memiliki intensi yang benar (ingin terkoneksi bukan
mengoreksi, ingin memahami bukan memberi tahu).
• Mulai dengan meminta coachee menilai apa hal-hal yang sudah bagus.
• Lanjutkan dengan swanilai area yang menurut coachee dapat
dikembangkan lagi.
• Sampaikan sudut pandang kita sebagai pengamat.
Percakapan untuk Kalibrasi
TIPS
• Selalu mulai dengan hal-hal yang sudah baik.
• Berikan penghargaan atas hal-hal yang sudah baik.
• Lalu gunakan hal yang sudah baik untuk meningkatkan atau
mengembangkan hal-hal yang belum sesuai target/keinginan.
• Berikan umpan balik secara spesifik dan positif.
REFLEKSI TERBIMBING
• Menjawab refleksi pembelajaran di LMS

Anda mungkin juga menyukai