Anda di halaman 1dari 10

1.

Jenis-Jenis Eksposur Valuta Asing


Eksposur adalah tingkat di mana aliran kas (cash flow) perusahaan
dipengaruhi oleh kurs atau nilai tukar. Eksposur valuta asing merupakan ukuran
atau besaran potensi perubahan profitabilitas, arus kas bersih dan nilai pasar suatu
perusahaan karena adanya perubahan kurs nilai tukar. Eksposur valuta asing akan
dialami oleh perusahaan yang melakukan transaksi dalam valuta asing. Eksposur
valuta asing timbul karena kurs valuta asing selalu berubah
Tugas yang penting untuk seorang manajer keuangan adalah mengukur
eksposur valas ini dan mengelolanya sehingga tetap dapat memaksimalkan
profitabilitas, arus kas bersih, dan nilai pasar perusahaan.
Pengaruh yang ditimbulkan perubahan kurs nilai tukar terhadap perubahan
dapat diukur dengan beberapa cara :
a. Eksposur transaksi, mengukur perubahan nilai kewajiban keuangan yang
terjadi sebelum ada perubahan nilai tukar, tetapi tidak akan dilunasi sampai
setelah nilai tukar berubah. Jadi, eskposur ini berkaitan dengan perubahan arus
kas sebagai hasil dari kewajiban kontraktual yang ada, tetapi belum jatuh
tempo. Eksposur transaksi akan mempengaruhi aliran kas jangka pendek
perusahaan. Secara lebih terperinci penyebab transaction exposure adalah
sebagai berikut:
1) Pembelian maupun penjualan barang dan atau jasa secara kredit dimana
harga yang disepakati dalam mata uang asing.
2) Pinjaman atau meminjamkan dana yang pembayarannya dilakukan dalam
mata uang asing.
3) Terlibat di dalam forward contract mata uang asing yang belum jatuh
tempo.
4) Memperoleh aset atau memiliki kewajiban dalam mata uang asing.
Seperti yang telah diungkapkan diatas, ketika perusahaan menghadapi eksposur
transaksi, ia mempunyai dua opsi, yakni hedging atau tidak. Seandainya
perusahaan tidak mau melakukan hedging, maka opsi yang dimilikinya untuk
meminimalisir risiko valas adalah:
1) Mentransfer risiko tersebut terhadap pihak lain. Misalnya, perusahaan
Indonesia mengenakan harga jual produk ekspornya ke AS dalam Rupiah,
bukannya Dollar. Sehingga, pihak lawan (importir AS) yang terekspos
terhadap pergerakan mata uang Rupiah.
2) Meminta pelunasan cepat. Risiko mata uang asing dapat diminimalisir jika
perusahaan meminta pelunasan secepatnya, sehingga bisa menggunakan
nilai mata uang spot.
3) Melakukan netting. Ini biasanya dilakukan oleh perusahaan MNC yang
punya banyak cabang dan melakukan banyak transaksi valas. Yang
dilakukan adalah mengkonsolidasikan seluruh posisi mata uang asing
dalam satu negara, dan dihitung net-nya dari transaksi-transaksi yang
terjadi dengan pihak lain.

b. Eksposur Operasi, mengukur perubahan nilai sekarang perusahaan yang


dihasilkan dari setiap perubahan arus kas operasi masa depan perusahaan yang
disebabkan oleh perubahan kurs nilai tukar yang tak terduga. Dengan kata
lain, eksposur operasi disebabkan oleh pengaruh dari fluktuasi kurs valas
terhadap present value dari future cash flows suatu perusahaan. Analisis
eksposur operasi bertujuan untuk mengetahui dampak dari perubahan kurs
valuta asing (yang tak terduga) terhadap kegiatan operasi dan posisi bersaing
perusahaan.
Eksposur operasi memiliki kesamaan dengan eksposur transaksi, yaitu
berhubungan dengan perubahan aliran kas karena fluktuasi kurs valuta asing.
Akan tetapi, eksposur operasi mempunyai cakupan yang lebih luas dari
eksposur transaksi dan dampaknya terhadap eksistensi perusahaan yang lebih
fundamental dari eksposur transaksi dan eksposur akuntansi. Perubahan kurs
dapat mempengaruhi seluruh kegiatan operasi perusahaan, seperti aktivitas
pemasaran, keuangan, produksi, dan pembelian.
Perbedaan antara eksposur transaksi dan eksposur operasi adalah eksposur
transaksi berkaitan dengan arus kas masa depan yang sudah menjadi
komitmen, sedangkan eksposur operasi berfokus pada arus kas masa depan
yang diharapkan (belum menjadi komitmen) yang akan berubah karena
perubahan kurs nilai tukar telah mengubah daya saing internasional

c. Eksposur translansi adalah potensi terjadinya perubahan akuntansi yang


diturunkan dalam ekuitas pemilik karena kebutuhan untuk "menerjemahkan"
laporan keuangan dalam mata uang asing ke satu mata uang pelaporan guna
menyiapkan keseluruhan laporan keuangan konsolidasi yang mencakup
seluruh dunia.
Eksposur ini timbul saat sebuah perusahaan membuat laporan keuangan
konsolidasi dari seluruh anak perusahaannya yang tersebar di berbagai negara.
Pembuatan laporan keuangan konsolidasi memiliki dua tujuan utama. Pertama
untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan, kedua
untuk mengevaluasi kinerja keuangan anak perusahaan. Dengan
membandingkan laporan keuangan setiap anak perusahaan, manajemen dapat
mengetahui kinerja keuangan masing-masing anak perusahaan.

2. Pentingnya Lindung Nilai (Hedging)


Yang dimaksud dengan hedging adalah tindakan yang dilakukan untuk
melindungi sebuah perusahaan dari eksposur terhadap nilai tukar.
Banyak perusahaan mengelola eksposur mata uangnya dengan melakukan
hedging atau lindung nilai. Hal itu disebabkan karena perusahaan multinasional
memiliki serangkaian arus kas yang sensitif terhadap perubahan kurs nilai tukar,
tingkat bunga, dan harga komoditas. Untuk mengelola risiko mata uang tersebut
maka mereka melalui hedging yaitu sebuah lindung nilai perusahaan dengan
mengambil posisi, seperti memperoleh arus kas atau aset atau kontrak (termasuk
kontrak forward), yang akan naik (turun) nilainya dan mengimbangi penurunan
(kenaikan) nilai posisi yang ada saat ini. Dengan adanya hedging dapat melindungi
pemilik aset dari kerugian, namun juga dapat menghilangkan keuntungan dari
kenaikan nilai aset yang dilindungi nilainya.
Menurut teori keuangan, nilai suatu perusahaan adalah nilai bersih sekarang
dari semua arus kas masa depan yang diharapkan. Fakta bahwa arus kas ini
merupakan sesuatu yang diharapkan memberi penekanan bahwa tidak ada hal yang
pasti di masa depan.
Risiko mata uang kemudian dapat didefinisikan sebagai varians dalam arus
kas yang diharapkan timbul dari perubahan tak terduga dalam nilai tukar. Sebuah
perusahaan yang melakukan lindung nilai terhadap eksposur ini mengurangi
beberapa varians dalam nilai arus kas yang diharapkan di masa depan
Namun terkadang hedging tidak selalu menjawab apa sebenarnya
keuntungan perusahaan dari lindung nilai. Hal ini biasanya menjadi perdebatan
yang berkelanjutan dalam multinational financial management. Sehingga timbul
beberapa alasan untuk tidak melakukan hedging, yaitu:
1) Pemegang saham lebih mampu untuk melakukan diversifikasi risiko mata uang
dibandingkan manajemen perusahaan.
2) Manajemen risiko mata uang tidak meningkatkan arus kas perusahaan yang
diharapkan.
3) Manajemen perusahaan sering melakukan hedging untuk keuntungan
manajemen, namun menimbulkan kerugian dari sisi pemegang saham (konflik
agensi).
4) Manajer tidak dapat menebak pasar. Apabila posisi pasar adalah equilibrium,
maka sesuai dengan teori parity, net present value yang diharapkan dari
hedging adalah nol.
5) Motivasi manajemen untuk mengurangi keadaan yang berubah-ubah kadang-
kadang didorong oleh alasan akuntansi.
Sebaliknya Alasan untuk melakukan hedging adalah:
1) Pengurangan risiko dalam arus kas masa depan memperbaiki kemampuan
perencanaan perusahaan. Bila perusahaan dapat meramalkan arus kas masa
depan dengan lebih akurat, perusahaan tersebut mungkin mampu melakukan
sejumlah invetasi atau aktivitas tertentu yang mungkin tidak akan
dipertimbangkan.
2) Pengurangan risiko dalam arus kas masa depan mengurangi kemungkinan
bahwa arus kas perusahaan akan jatuh di bawah tingkat minimum yang
diperlukan. Sebuah perusahaan harus menghasilkan arus kas yang cukup untuk
membayar utang agar bisa terus beroperasi. Tingkat minimum arus kas ini,
yang sering disebut sebagai titik kesulitan keuangan (point of financial
distress), terletak di bagian kiri pisat distribusi arus kas yang diharapkan.
Hedging mengurangi kemungkinan arus kas perusahaan jatuh ke dalam tingkat
ini.

3) Manajemen mempunyai keunggulan komparatif disbanding pemegang saham


individual dalam mengetahui risiko mata uang sebenarnya yang dihadapi
perusahaan. Tanpa melihat tingkat keterbukaan yang disediakan perusahaan itu
kepada pemilik publik, manajemen selalu memiliki keunggulan pada
kedalaman dan keluasan pengetahuan tentang risiko sebenarnya serta
pengembalian yang inheren dalam setiap bisnis perubahan

4) Manajemen memiliki posisi yang lebih baik untuk mengambil keuntungan dari
kondisi pasar yang tidak ekuilibrium. Pasar biasanya berada dalam
disekuilibrium karena berbagai ketidaksempurnaan structural atau instusional,
maupun berbagai kejutan eksternal yang tak diharapkan (seperti krisik minyak
atau perang). Manajemen berada dalam posisi yang lebih baik daripada
pemegang saham dalam mengenali berbagai kondisi ketidakseimbangan dan
dalam memanfaatkan peluang yang hanya sekali terjadi untuk meningkatkan
nilai perusahaan melalui hedging yang selektif.

3. Pengukuran Eksposur Transaksi


Eksposur transaksi mengukur keuntungan atau kerugian yang timbul dari
penyelesaian kewajiban finansial yang ada, yang kondisinya dinyatakan dalam
mata uang asing, Contoh: ketika perusahaan memiliki tagihan (piutang) atau utang
dalam mata uang asing.
Pengukuran eksposur transaksi dapat dilakukan melalui dua tahapan yakni:
1) Memproyeksikan nettot dari inflow dan outflow atau penerimaan dan
pengeluaran dalam setiap mata uang asing, selama kurun waktu tertentu
(misal per bulan, per tahun, dsb).
2) Menghitung keseluruhan tingkat risiko (eksposur) dari semua penerimaan
dan pengeluaran bersih dari seluruh valas.

A. Menentukan perkiraan netto dari Inflow dan Outflow dalam setiap valas
misalkan suatu perusahaan internasional memiliki 2 subsidiary yang
memiliki transaksi sebagai berikut :
• Subsidiary X memiliki net inflow : USD 500.000,-
• Subsidiary Y memiliki net outflow : USD 600.000,-
Konsolidasi net outflow : - USD 100.000,-
Jika USD apresiasi terhadap rupiah, maka nett effect-nya akan merugikan
perusahaan karena nilai outflow-nya (dalam domestic currency-Rupiah) akan
meningkat; dan sebaliknya jika USD depresiasi terhadap rupiah, net effect-nya
akan menguntungkan perusahaan karena nilai outflow-nya menurun jika dinilai
dalam rupiah.

B. Menentukan Tingkat Risiko (Exposure) dari seluruh valas


Pengukuran Eksposur Transaksi dengan menggunakan kurs saat ini
Penerman/
Penerimaan Pengeluaran Peneriman/ Kurs saat
Mata uang Penglr bersih
Total Total Penglr bersih ini
Dalam US$

Dolar Kanada C$ 2.000.000 C$ 6.000.000 (C$ 4.000.000) US$ 0.80 (US$ 3.200.000)
(C$)

MarkJerman (DM) DM. 10.000.000 DM 12.000.000 (DM 2.000.000) US$ 0.50 (US$ 1.000.000)

Franc Prancis (FF) FF.100.000.000 FF. 60.000.000 FF.40.000.000 US$ 0.10 US$ 4.000.000

Franc Swiss (SF) SF. 6.000.000 SF. 11.000.000 (SF.5.000.000) US$ 0.60 (US$ 3.000.000)

Pengukuran Eksposur Transaksi dengan menggunakan estimasi kurs dalam


rentangan
Penrman/
Penrman/
Mata uang Kurs rentangan Penglr bersih
Penglr bersih
Dalam US$
Dolar Kanada (C$) ( C$ 4.000.000) US$ 0.79 – 0.81 (US$ 3.160.000-3.240.000)

Mark Jerman (DM US$ 0.48 – 0.52 (US$ 960.000-1.040.000)


(DM) 2.000.000)

Franc Prancis (FF) FF.40.000.000 US$ 0.09 – 0.11 US$3.600.000-4.400.000

Franc Swiss (SF) (SF. 5.000.000) US$ 0.56 – 0.64 (US$2.800.000-3.200.000)

• Faktor penting lain yang menentukan risiko atau transaction exposure


adalah Forex Correlation, yaitu kuat atau tidaknya hubungan antara
berbagai valas (forex).
Contoh :
korelasi rupiah dengan valas hard currency pada umumnya, terutama USD. Bila
USD apresiasi terhadap rupiah dengn tingkat tertentu, maka YJP, GBP, EUR dll
juga akan apresiasi pada tingkat yang relatif sama dan demikian pula sebaliknya
Contoh :
misalkan MNC – USA mempunyai transaksi sbb :
• Inflows EUR 4.000.000 x USD 1,10/EUR = USD 4.400.000,-
• Outfows ke Eropa :
GBP 2.000.000 x USD 1,50/GBP = USD 3.000.000,-
CHF 5.000.000 x USD 0,60/CHF = USD 3.000.000,-
Total Outflows ke Eropa = USD 6.000.000,-
• Outflows ke Canada :
CAD 4.000.000 x USD 0,80/CAD = USD 3.200.000,-

Jika ketiga mata uang Eropa tsb mempunyai korelasi yang kuat dan positif dengan
USD, maka individual transaction exposure dari masing-masing valas akan
mengkompensasi (offsetting) satu sama lain dengan cara sbb :
Jika USD depresiasi :
• Outflow dalam GBP dan CHF → Unfavorable
• Inflow dalam EUR → Favorable
Jika USD apresiasi :
• Outflow dalam GBP dan CHF → Favorable
• Inflow dalam EUR → Unfavorable
Sedangkan Transaction Exposure yang dihadapi oleh perusahaan berkaitan
dengan CAD sebesar CAD 3.200.000,-
Secara umum transaction exposure yang dihadapi MNC-USA ini relatif kecil
karena :
1. Adanya kompensasi (offestting effect) dari fluktuasi valas Eropa
(USD 6.000.000 – USD 4.4.00.000)
2. Adanya stabilitas nilai tukar CAD dengan USD

Transaction Forex
Exposure Apresiasi Depresiasi
Inflow Untung Rugi

Outfow Rugi Untung

Bagi sebuah perusahaan besar yang memiliki banyak anak perusahaan,


penghitungan eksposur transaksi harus didasarkan pada proyeksi keseluruhan
penerimaan dan pengeluaran setelah konsolidasi. Eksposur transaksi dapat
dilakukan dengan melakukan kontrak hedging valuta asing atau menempuh
strategi operasi tertentu. Kontrak hedging valuta asing bisa dilakukan di pasar
forward, pasar futures, pasar uang, opsi, dan kesepakatan swap.
Ekposur transaksi mata uang asing dapat dikelola melalui lindung nilai
kontraktual, operasi dan finansial. Lindung nilai kontraktual mencakup pasar
forward, pasar uang, pasar future, dan pasar opsi. Lindung nilai operasional dan
finansial memanfaatkan penggunaan perjanjian pembagian risiko, pembayaran
secara leads dan lag, swap, dan strategi lainnya.
Istilah lindung nilai natural mengacu pada upaya untuk mengimbangi arus
kas operasi, yaitu utang yang timbul dari aktivitas bisnis. Lindung nilai finansial
mengacu pada mengimbangi kewajiban utang (seperti pinjaman) atau beberapa
jenis derivatif finansial seperti swap suku bunga.
Contoh yang paling umum dari transaction exposure muncul ketika suatu
perusahaan memiliki piutang atau hutang dalam mata uang asing.

 T1 = penjual menyampaikan harga ke pembeli


(verbal/tertulis)
 T2 = pembeli menyampaikan pesan kepada penjual
 T3 = penjual mengirim barang dan tagihan ke pembeli
 T4 = pembeli menyelesaikan transaksi dan membayar
tagihan
 T1-T2 = exposure kuotasi (quotation exposure)
 T2-T3 = exposure pra pemenuhan pesanan (backlog
exposure)
 T3-T4 = exposure penagihan (billing exposure)
Eksposur transaksi valuta asing dapat dikelola dengan menggunakan kontrak,
operasi, dan lindung nilai keuangan. Kontrak utama lindung nilai menerapkan
forward, money, futures, and options markets. Pada operasi dan lindung nilai
keuangan menerapkan penggunaan berbagi perjanjian pembagian risiko, yang
berisi petunjuk serta ketentuan jika terjadi keterlambatan dalam hal pembayaran,
pertukaran, dan strategi lainnya.

Pada lindung nilai alami merujuk pada off-setting dari arus kas operasi, atas
hutang yang timbul dari pelaksanaan bisnis. Sebuah lindung nilai keuangan
mengacu baik pada off-setting kewajiban utang (misalnya pinjaman) atau
beberapa jenis derivatif keuangan seperti pertukaran suku bunga. Hal ini perlu
diperhatikan untuk membedakan lindung nilai operasi dari lindung nilai
pembiayaan.

Anda mungkin juga menyukai