Anda di halaman 1dari 11

OPRERATING EKSPOSURE

KELOMPOK 19 :
1. SUKAMTO 23.1.09.34.0502
Karakteristik Operating Exposure

Eksposure operasi merupakan eksposure dari sebuah asset (valas) yang terjadi ketika perusahaan melakukan operasi
kegiatan usaha, periode setelah melakukan kontrak transaksi sampai produk dikirim ke gudang pembeli atau saat produk/jasa
diterima oleh pembeli dan sekaligus pembeli melunasi pembayarannya. Eksposur operasi (Operating exposure) yang juga
dikenal sebagai eksposur ekonomi (economic exposure), eksposur kompetitif (competitive exposure), dan terkadang bahkan
eksposur strategis (strategic exposure) mengukur setiap perusahaan dalam nilai kini perusahaan yang terjadi akibat perubahan
arus kas operasi masa mendatang, yang disebabkan oleh perubahan kurs nilai tukar secara tak terduga.

Mengukur eksposur operasi perusahaan memerlukan peramalan dan analisis atas seluruh eksposur transaksi masa
depan perusahaan dan eksposur masa depan atas seluruh kompetitor dan kompetitor perusahaan di seluruh dunia. Analisis
jangka yang lebih panjang – yaitu ketika perubahan kurs nilai tukar tidak dapat diprediksi dan tidak dapat diperkirakan –
merupakan tujuan analisis eksposur operasi. Arus kas perusahaan multinasional dapat dibagi menjadi arus kas operasi dan arus
kas pendanaan. Namun demikian, eksposur operasi tetap bersifat subjektif karena tergatung pada estimasi perubahan arus di
masa depan selama periode waktu tertentu. Perencanaan terhadap eksposur operasi merupakan tanggung jawab manajemen
seutuhnya karena tergantung pada interaksi antara strategi keuangan, pemasaran, pembelian, dan produksi.
Karakteristik Operating Exposure (2)

Ekspektasi dalam perubahan kurs nilai tukar valuta asing tidak termasuk dalam pengertian eksposur operasi karena baik manajemen
maupun investor semestinya telah memperhitungkan informasi ini dalam melakukan evaluasi terhadap hasil operasi dan nilai pasar yang
diharapkan. Dari sudut pandang investor, jika pasar valuta asing bersifat efisien, maka informasi mengenai perubahan kurs valuta asing yang terduga
dapat tercermin dalam nilai pasar perusahaan. Hanya perubahan yang tidak terduga atau pasar valuta asing yang tidak efisien yang menyebabkan nilai
pasar berubah

Eksposur operasi dan transaksi dapat dikelola sebagian dengan mengadopsi kebijakan operasi atau pendanaan yang dapat mengimbangi eksposur mata
uang asing yang diantisipasi. Enam kebijakan proaktif yang umumnya diterapkan adalah:

1) Menyamakan arus kas mata uang

2) Perjanjian pembagian risiko

3) Back-to-back atau parallel loan

4) Swap mata uang

5) Leads and lags

6) Reinvoicing center
Tehnik mengelola exposure
1. Hedging Kontrak Future, Kontrak currency future dapat digunakan oleh perusahaan yang ingin meng-hedge exposure transaksi. Kontrak
future dalam banyak hal serupa dengan kontrak forward. Kontrak Forward lebih umum bagi transaksi bernilai besar
sementara kontrak future lebih tepat bagi perusahaan yng ingin meng-hedge exposure transaksi yang bernilai kecil

2. Hedging memakai Kontrak Forward, Kontrak forward sering digunakan oleh perusahaan- perusahaan besar yang ingin melakukan hedging.
Untuk melakukan hedging memakai kontrak forward, perusahaan multinasional harus membeli kontrak forward untuk valuta yang sama
dengan valuta yang mendenominasi kewajiban dimasa depan.

3. Hedging Instrumen Pasar Uang, Hedging memakai instrument pasar uang melibatkan pengambilan suatu posisi dalam Pasar Uang untuk
melindungi posisi hutang atau piutang dimasa depan.

4. Hedging Opsi Valuta, Perusahaan-perusahaan menyadari bahwa perangkat- perangkat hedging seperti kontrak,
forward dan instrumen pasar uang kadang dapat
merugikan jika valuta dari hutang mengalami depresiasi atau valuta dari piutang mengalami apresiasi sepanjang periode hedging.
Mengelola eksposure operasi

Strategi operasi tertentu bisa menutup dengan strategi sebelumnya yaitu strategi pengelolaan eksposure transaki (dengan
kontrak), biaya strategi operasi ini relative lebih tidak pasti. Pada suatu saat, operasi dapat menjadi
kurang efisien atau menyimpang dari rencana, pada saat lain, penelahaan yang lebih cermat terhadap prosedur
operasi dapat memberikan hasil yang diharapkan.

1.Leads dan Lags, To Leads is to pay early; to lag is to pay late. Strategi ini secara sederhana melakukan pelunasan dengan
dua cara yaitu membayar utang lebih awal dan membayar utang melewati batas jatuh tempo. Oleh karena proses pembayaran
melalui mekanisme perbankan, maka strategi ini bisa dilakukan dengan mentransfer dana lebih awal (strategi leads), atau
mentransfer dana lewat batas jatuh tempo pembayaran (Strategi lags)

2.Leads and Lags antar Perusahaan Independent (Intracompany leads and lags.) Strategi
Leading atau lagging antar perusahaan-perusahaan independen dapat dilakukan jika perusahaana-perusahaan yang
terlibat dalam transaksi bersedia mengikuti usulan mitranya. Untuk kesediaannya itu, biasanya ada semacam kontraprestasi
yang diperoleh
Translation Exposure

Eksposur translasi (translation exposure), yang juga disebut sebagai accounting exposure,
timbul karena laporan keuangan perusahaan anak di luar negeri – yang dinyatakan dalam mata uang
asing – harus disajikan kembali dalam mata uang pelaporan perusahaan induk agar perusahaan dapat
menyusun laporan keuangan konsolidasi. Proses akuntansi untuk translasi mencakup pengubahan
(konversi) laporan keuangan perusahaan anak di luar negeri menjadi laporan keuangan yang
berdenominasi rupiah. Eksposur translasi juga merupakan potensi kenaikan atau penurunan kekayaan
bersih dan laba bersih per usahaan induk, yang disebabkan oleh perubahan kurs nilai tukar sejak tanggal
terakhir dilakukanya translasi.
Translation Exposure (2)

Banyak negara-negara di dunia – yang termasuk dalam kategori negara maju


menggunakan standar yang ditetapkan oleh International Accounting Standards Board
(IASB) dan mengikuti prosedur translasi dasar yang serupa, yaitu:

1.Anak perusahaan luar negeri dapat berupa anak perusahaan luar negeri terintegrasi
atau anak perusahaan luar negeri mandiri.
2.Anak perusahaan luar negeri terintegrasi (integrated foreign entities) umumnya
diukur kembali dengan menggunakan metode temporal.
3.Anak perusahaan luar negeri mandiri (self-sustaining foreign entities)
ditranslasikan dengan menggunakan metode current rate method, yang juga dikenal
sebagai metode kurs penutupan.
Alasan-alasan untuk melakukan translasi
Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk
mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar negeri. Untuk mencapai hal ini, laporan keuangan anak
perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang pelaporan induk perusahaan. Proses penyajian
ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut sebagai translasi.

Kebanyakan masalah yang berkaitan dengan translasi mata uang berasal dari fakta bahwa nilai relative mata uang asing jarang sekali ditetapkan.
Kurs nilai tukar variable, yang digabungkan dengan berbagai macam metode translasi yang dapat digunakan dan perbedaan perlakuan atas
keuntungan dan kerugian translasi, membuat perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain, atau perbandingan hasil suatu
perusahaan yang sama dari satu periode ke periode lain sulit dilakukan. Keadaan ini merupakan tantangan tersendiri bagi perusahaan multinasional
untuk menyediakan pengungkapan informasi hasil operasi dan posisi keuangan.

Alasan tambahan untuk translasi mata uang asing adalah untuk mencatat transaksi mata uang asing, mengukur risiko suatu perusahaan terhadap
pengaruh perubahan mata uang dan berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan dari luar negeri. Untuk keperluan akuntansi, suatu aktiva dan
kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi resiko mata uang jika suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk
perusahaan (pelaporan) juga berubah. Pengukuran resiko ini akan berbeda-beda tergantung dari metode translasi yang dipilih untuk digunakan oleh
perusahaan.
Contoh Kasus Carrefour
Carrefour merupakan perusahaan retail yang memiliki banyak cabang di berbagai Negara, keuntungan yang mereka
dapatkan terus meningkat dari tahun ketahun sehingga manajemen Carrefour memutuskan untuk meminjam dana
untuk melakukan ekspansi sebesar EUR13,5 miliar. Mata uang perusahaan induk adalah EURO, masalah terjadi
ketika 5 tahun terakhir nilai mata uang EURO menurun sehingga hal ini menyebabkan perusahaan memiliki modal
kerja negative sehingga meningkatkan debt to equity ratio.
Analisis:

Modal kerja merupakan likuiditas operasi yang tersedia untuk bisnis. Ini biasanya dihitung dengan mengurangkan
aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Keputusan yang berkaitan dengan modal dan pembiayaan jangka pendek yang
bekerja disebut manajemen modal kerja. Tujuan dari pengelolaan modal kerja adalah untuk memastikan bahwa
perusahaan mampu melanjutkan operasi dan bahwa ia memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi keduanya jatuh
tempo utang jangka pendek dan biaya operasional yang akan datang. Manajemen modal kerja memerlukan keputusan
jangka pendek berdasarkan arus kas dan profitabilitas. Arus kas dapat diukur dengan siklus konversi kas, profitabilitas
sementara biasanya diukur dengan ROC (Return on Capital) atau ROE (Return on Equity).
Modal kerja negatif Carrefour sedang dipengaruhi oleh utang jangka pendek yang tinggi, Akibatnya, total hutang
yang rendah dan peningkatan ekuitas akan menurunkan rasio Debt-to-Equity. Debt to-Equity (D / E) rasio
menunjukkan peningkatan rasio utang terhadap ekuitas berarti bahwa semakin banyak utang yang digunakan dan
semakin besar risiko bahwa entitas mungkin dipaksa untuk melikuidasi perusahaannya. kewajiban lancar yang lebih
tinggi (atau utang) dibandingkan dengan aktiva lancar. Jika Carrefour di beberapa situasi tidak dapat menghasilkan
konversi kas, itu akan berakhir dengan Carrefour memiliki banyak utang yang tidak dapat ditutupi oleh aset.
komposisi yang lebih baik antara utang jangka pendek dan utang jangka panjang yang akan menyebabkan modal
kerja bersih yang positif. Untuk memenuhi kemampuan Carrefour dalam memenuhi kegiatan
investasi, sebaiknya Carrefour untuk meningkatkan ekuitas mereka dengan merilis beberapa saham baru (saham) ke
pasar. Ini nantinya akan membiayai pertumbuhan dalam cara yang lebih baik.
Kesimpulan

Operating exposure, biasa disebut juga dengan economic exposure atau strategic exposure, yakni mengukur perubahan pada
present value yang diterima oleh perusahaan akibat perubahan pada arus kas operasi perusahaan di masa depan, yang
disebabkan oleh perubahan yang tidak terduga pada nilai tukar Exposure ini mengakibatkan penjualan turun dari pelanggan
internasional. Meskipun dampaknya tidak muncul di neraca, namun munculnya di laporan laba/rugi, sehingga kemudian
mempengaruhi daya saing perusahaan di pasar.

Translation atau accounting exposure muncul karena laporan keuangan dari cabang asing yang dalam mata uang asing, harus
dikonversi ke dalam reporting currency perusahaan induk untuk membuat laporan keuangan konsolidasi. perbedaan transaction
dengan operating exposure yaitu Transaction exposure muncul dari arus kas masa depan yang kontraknya sudah disepakati
sejak sekarang, sementara itu operating exposure arus kas-nya tidak terkait dengan kontrak. Transaction dan operating exposure
sama-sama muncul ketika adanya perubahan yang tidak terduga dalam arus kas di masa depan

Anda mungkin juga menyukai