Anda di halaman 1dari 3

Nama : Febrian Rasendriya Sanenda

NIM : 122190132
Kelas : E-Commerce (A)

TUGAS PERTEMUAN 7
STRATEGI BISNIS DIGITAL PADA PT TELKOM INDONESIA

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, biasa disebut Telkom Indonesia atau Telkom saja
(IDX: TLKM, NYSE: TLK) adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa
dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. Telkom mengklaim sebagai
perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap
sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 104 juta. Telkom merupakan salah
satu BUMN yang 52,09% sahamnya saat ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, dan 47,91%
dimiliki oleh publik. Telkom juga menjadi pemegang saham mayoritas di 13 anak perusahaan,
seperti PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), PT Telkom Akses, PT Multimedia Nusantara
(TelkomMetra), PT PINS Indonesia (PINS).
Telkom memiliki strategi bisnis digital. Strategi bisnis digital tersebut terdiri dari tiga
antara lain build, borrow, dan buy. Melalui strategi build, Telkom membangun kapabilitas
infrastruktur digital serta peningkatan kompetensi talenta digital di internal perusahaan,
sehingga bisa memberi pelayanan secara optimal kepada masyarakat. Strategi borrow
diterapkan Telkom melalui kemitraan strategis yang terus dilakukan perusahaan dengan
berbagai perusahaan teknologi besar skala domestik dan global. Salah satu contoh penerapan
strategi ini adalah adanya kesepahaman untuk kerja sama antara Telkom dengan Microsoft
Indonesia yang telah diresmikan pada Agustus lalu. Sementara, penerapan strategi buy
dilakukan Telkom melalui sejumlah investasi yang mengutamakan synergy value yang dapat
meningkatkan kapabilitas digital TelkomGroup. Hasil yang diperoleh Telkom setelah
menerapkan strategi bisnis digital yang dimilikinya adalah antara lain:
1. Telkom telah mengucurkan investasi untuk perusahaan digital skala besar maupun
rintisan (startup) dari Indonesia dan luar negeri.
2. Melalui Telkomsel, Telkom telah menambah nilai investasi pada perusahaan
teknologi GoJek pada Mei 2021.
3. Kemudian, melalui perusahaan ventura MDI Telkom juga telah berinvestasi pada
lebih dari 50 startup di 12 negara. Melalui investasi ini, perusahaan tak semata
bertujuan pada peningkatan capital gain namun juga fokus untuk menghasilkan
nilai sinergi pada bisnis digital TelkomGroup.
4. Fokus kerja yang terjaga, diiringi konsistensi dalam menerapkan strategi bisnis,
membuat Telkom berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan konsolidasian
perseroan sebesar 3,9 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp69,5 triliun. Laba
sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) Telkom mencapai
Rp37,8 triliun atau tumbuh 4,7 persen secara tahunan. Marjin EBITDA perseroan
juga naik dari 54 persen pada tahun lalu, menjadi 54,4 persen per semester I-2021.
Sementara itu, laba bersih konsolidasian mencapai Rp12,5 triliun atau tumbuh 13,3
persen yoy pada paruh pertama 2021. Dengan kinerja tersebut, marjin laba bersih
mencapai 17,9 persen, naik signifikan dari 16,4 persen pada semester I 2020.
Kendala yang dihadapi PT Telkom Indonesia ketika menerapkan strategi bisnis digital
yaitu terkadang kecepatan internet yang diberikan kepada konsumen tidak sesuai dengan
permintaan konsumen seperti produk Indihome yang merupakan WIFI sering kali mengalami
kendala sinyal yang tidak baik namun Telkom dapat mengatasi kendala tersebut dengan
memberikan fitur untuk melaporkan kendala kepada pihak Telkom sehingga jika ada kendala
segera diproses oleh Telkom dan akhirnya kendala terselesaikan. Seperti pada akhir-akhir ini,
Telkom juga mengalami kendala yang sangat besar yaitu gangguan layanan fixed broadband
dan mobile broadband terjadi pada sistem komunikasi kabel laut Jawa, Sumatera dan
Kalimantan (JaSuKa) ruas Batam-Pontianak yang menyebabkan pelanggan layanan fixed
broadband Indihome dan mobile broadband Telkomsel mengalami penurunan kecepatan pada
internet mereka. Telkom saat mengalami kendala tersebut dengan sigap langsung memperbaiki
kabel di laut sehingga gangguan tersebut dapat teratasi serta membuat pelanggan Telkomsel
tetap percaya dan tetap menggunakan produk yang dimiliki Telkomsel.
Kendala yang lain pada Telkom yaitu harga produk Telkomsel yang mahal karena pada
produk Telkomsel yang memiliki kelebihan yaitu tetap terdapat sinyal walupun di tempat
terpencil. Namun dengan produk Telkomsel yang lebih mahal daripada produk sejenisnya
membuat semua orang di Indonesia tidak menggunakan kartu Telkomsel pada handphone
mereka sehingga pendapatan Telkom tidak maksimal dan membuat keterlambatan kemajuan
perusahaan Telkom itu sendiri. Solusi dari pihak Telkomsel yaitu melakukan pengurangan
harga atau diskon pada produk-produk mereka seperti harga paket indihome, harga kuota
Telkomsel, dan yang lain sebagainya sehingga menarik pelanggan untuk membeli produk yang
diproduksi oleh Telkomsel dan meningkatkan jumlah pelannggan serta memajukan
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

“Telkom Ungkapkan 3 Strategi Utama Pengembangan Bisnis Digital”. www.medcom.id. 7


September 2021. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2021.
https://www.medcom.id/ekonomi/bisnis/eN43195K-telkom-ungkapkan-3-strategi-
utama-pengembangan-bisnis-digital
“Telkom Indonesia”. id.wikipedia.org. 3 Oktober 2021. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2021.
https://id.wikipedia.org/wiki/Telkom_Indonesia
“Telkom Sebut Indihome Dan Telkomsel Lambat Karena Kendala Kabel Laut”.
www.sinarmassekuritas.co.id. 20 September 2021. Diakses pada tanggal 8 Oktober
2021. https://www.sinarmassekuritas.co.id/telkom-sebut-indihome-dan-telkomsel-
lambat-karena-kendala-kabel-laut

Anda mungkin juga menyukai