Anda di halaman 1dari 16

PT Telkom Indonesia

PT Telkom Indonesia
Latar Belakang Jasa informasi merupakan jasa yang sangat menentukan kehidupan manusia hari ini di masa mendatang. Berbagai jenis informasi setiap detik diserap oleh manusia diberbagai penjuru dunia guna memberi petunjuk untuk melangkah kehidupan sehari-hari bagi kemajuan manusia dan dalam organisasi. Globalisasi telah menciptakan persaingan yang ketat, baik itu dalam industri jasa maupun produk. Tidak terkecuali dalam bidang penyediaan jasa telekomunikasi seluler yang mengalami perkembangan cukup pesat. Menghadapi persaingan tersebut, setiap perusahaan memiliki strategi tersendiri agar tetap eksis. Salah satu strategi manajemen peruahaan agar tetap eksis dan berkembang lazim dilakukan dengan merumuskan visi dan misi baru. Perubahan tersebut dapat diwujudkan dengan cara merubah identitas perusahaan. Sejumlah perusahaan di tanah air sudah melakukan perubahan identitas perusahaannya. Dibidang telekomunikasi, PT. Indosat Tbk telah melakukan perubahan identitas perusahaan. PT. Exelcom juga melakukan perubahan identitas perusahaan, yaitu Exelcom menjadi XL, berikut logo yang digunakannya. Identitas perusahaan begitu penting, sehingga perusahaan rela untuk

mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mengubah identitasnya. Hal ini disebabkan banyak orang melakukan kontak pertama kali dengan suatu perusahaan melalui iklan, surat kabar, alat transformasi, kemasan produk dan sebagainya. Segala hal yang telah disebutkan di atas merupakan citra perusahaan secara visual bagi mereka yang tidak mengenal perusahaan sebelumnya, dan mereka dapat mempersepsikan apa yang mereka lihat tersebut sebagai kesan mereka terhadap perusahaan.

PT Telkom Indonesia
Bulan Oktober 2009, Perusahaan Telekomunikasi Indonesia ( PT. Telkom Indonesia ) resmi mengganti logonya dengan lambang yang menggambarkan Lima Jari Tangan bertuliskan Telkom Indonesia. Selain logo baru, Telkom juga merubah tagline yang tadinya Commited 2 You menjadi The World Is In Your Hand. Berikut adalah gambar dari logo baru dan dari logo lama Telkom : Logo Lama

Arti Logo Bentuk bulatan dari logo melambangkan: Keutuhan Wawasan Nusantara; Ruang gerak TELKOM secara nasional dan internasional. TELKOM yang mantap, modern, luwes, dan sederhana. Warna biru tua dan biru muda bergradasi melambangkan teknologi telekomunikasi tinggi/ canggih yang terus berkembang dalam suasana masa depan yang gemilang. Garis-garis tebal dan tipis yang mengesankan gerak pertemuan yang beraturan menggambarkan sifat komunikasi dan kerjasama yang selaras secara berkesinambungan dan dinamis. Tulisan INDONESIA dengan huruf Futura Bold Italic,menggambarkan kedudukan perusahaan TELKOM sebagai Pandu Bendera Telekomunikasi Indonesia {Indonesian Telecommunication Flag Carrier).

PT Telkom Indonesia
Berawal dari peristiwa bersejarah, yaitu pengoperasian layanan jasa

telekomunikasi pertama di Indonesia berupa hubungan telegraf elektromagnetik antara Batavia (Jakarta) dengan Buitenzorg (Bogor) pada 23 Oktober 1856, Kini layanan jasa telekomunikasi dan informasi berkembang pesat dan menjadi kebutuhan mutlak manusia pada era informasi ini.Inilah awal hadirnya perusahaan telekomunikasi dan informasi yang sekarang dikenal dengan nama PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM).Perjalanan panjang, pengabdian tulus dan inovasi tiada henti telah menjadikan TELKOM sebagai penyedia jasa layanan informasi dan telekomunikasi tersebar dengan ragam produk terlengkap di Indonesia. TELKOM terus beradaptasi dan bertransformasi untuk menjadikan dirinya selalu dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan para stakeholder (Pemegang Saham). Logo Baru

Arti dari simbol-simbol logo tersebut yaitu:

Lingkaran sebagai simbol dari kelengkapan produk dan layanan dalam

portofolio bisnis baru TELKOM yaitu TIME (Telecommunication, Information, Media & Edutainment). Expertise.

Tangan yang meraih ke luar. Simbol ini mencerminkan pertumbuhan dan

ekspansi ke luar. Empowering.

PT Telkom Indonesia

Jemari tangan. Simbol ini memaknai sebuah kecermatan, perhatian, serta Kombinasi tangan dan lingkaran. Simbol dari matahari terbit yang Telapak tangan yang mencerminkan kehidupan untuk menggapai masa

kepercayaan dan hubungan yang erat. Assured.

maknanya adalah perubahan dan awal yang baru. Progressive.

depan. Heart. Warna-warna yang digunakan adalah :

Expert Blue pada teks Telkom melambangkan keahlian dan pengalaman Vital Yellow pada telapak tangan mencerminkan suatu yang atraktif, Infinite sky blue pada teks Indonesia dan lingkaran bawah mencerminkan

yang tinggi

hangat, dan dinamis

inovasi dan peluang yang tak berhingga untuk masa depan. Kini TELKOM memasuki era baru dengan mendeklarasikan dirinya sebagai operator dengan portofolio telecommunication, information, media dan edutainment (T.I.M.E), terlengkap dan terbesar di tanah air melalui kekuatan dan sinergi dalam lingkup TELKOMGroup. TELKOM hadir dengan portofolio baru, spirit baru, komitmen baru dan citra baru demi kenyamanan dan kepuasan Anda.TELKOM akan mengantarkan Anda pada sebuah era dalam dunia dan kehidupan menjadi begitu mudah dikendalikan, serasa dalam genggaman Anda The World in Your Hand!. Soal logo, nampaknya memang saat ini dibutuhkan semangat baru untuk menghadapi tantangan di masa depan. Logo sekarang yang diperlombakan Ir.H.Cacuk Sudarijanto di tahun 1992 terlihat masih agak kaku ketimbang Logo Pertamina yang nampak luwes dalam menghadapi era kompetisi di abad 21 ini. Perubahan logo Telkom, hendaknya dapat menggambarkan paradigma baru operator terkemuka ini dalam menjawab tantangan jaman. Sebab yang pasti itu adalah perubahan. Perubahan selalu diharapkan memberikan yang terbaik bagi sebuah perusahaan kelas dunia seperti Telkom. Artinya harus ada peningkatan pendapatan yang signifikan, meningkatnya kualitas SDM,

PT Telkom Indonesia
meningkatnya penerapan teknologi IT teranyar, meningkatnya layanan kepada pelanggan, meningkatnya citra perusahaan dan tegaknya GCG. Semoga PT.Telkom Tbk lebih maju, lebih baik, lebih berkembang di hari-hari mendatang. Ke depan harus lebih baik dari hari ini maupun dari masa lalu. Bravo PT.Telkom Tbk Tujuan Perubahan Seperti yang diketahui, Telkom melakukan perubahan dikarenakan harus menyesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada, baik lingkungan Makro maupun Mikro. Perkembangan teknologi dan ketatnya persaingan industri teknologi komunikasi dan informasi di indonesia juga mendorong untuk melakukan perubahan. Potensi pasar dan pengguna di bisnis ini memang masih sangat besar. Namun itu juga harus bersaing dengan kompetitor lain dari merebutkan pasar dan pelanggan. Perubahan bisnis Telkom menyeluruh dan terintegrasi yang melibatkan empat aspek dasar perusahaan. Yakni, transformasi bisnis, infrastruktur, sistem dan model operasi, serta transformasi sumber daya manusia. yang menjadi pertanyaan Apakah Telkom sudah siap dengan perubahan itu ? Kebijakan manajerial dan Strategik (Telkom ways) Budaya Organisasi, Perkembangan Teknologi. Apalagi dengan perkembangan new wave era (web 2.0) dan destructive Technology yang menyebabkan suatu tren cepatnya suatu laju untuk mengalami perubahan. jika tidak ingin tertinggal dan kalah bersaing dengan yang lain.yang penting dalam melakukan transformasi bisnis ini yang tetap jadi patokan adalah pelanggan. Seperti yang diketahui perusahaan ini bergerak di bidang jasa teknologi, komunikasi dan informasi maka yang menjadi tujuan utama dari perusahaan adalah pencapaian kepuasaan pelanggan. Dalam bidang jasa kepuasan pelanggan sangat menentukan. Sekali pelanggan dikecewakan, maka persepsi dan citra suatu produk di mata pelanggan akan berkurang. Strategi mengelola perubahan Operator telekomunikasi terkemuka PT.Telkom Tbk menyambut Tahun 2009 ini bukan saja dengan tekad meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja, tapi konon akan meluncurkan struktur organisasi baru dari 7 Divisi Regional (Divre) menjadi hanya 5

PT Telkom Indonesia
3 Divre, membentuk Divisi baru khusus mengelola bisnis Flexi dan mengganti logo lama dengan logo baru. Sebagai operator kelas dunia yang bersaing ketat dengan operator lainnya di dalam negeri untuk menjadi market leader, Telkom yang sudah go public internasional sejak 1996 ini tak pernah termenung menghabiskan waktu. Solusi dan inovasi selalu diluncurkan Direkrorat Konsumer untuk meningkatkan citra, memberikan kepuasan kepada pelanggan dan menjadi yang terdepat dalam berbagai hal. Menuju penyitraan terbaik memang bukan pekerjaan gampang. Butuh komitmen seluruh jajaran operator ini dari mulai kasta terendah sampai ke puncak kasta tertinggi Direksi Telkom. Untuk itu dibutuhkan sinergi karena sinergi bukan proses yang bersifat instant. Melainkan memerlukan tahapan waktu dan formulasi strategi yang tepat untuk mengimplementasikannya. (Patriot Februari 2009). Sinergi bukan merupakan pilihan, tapi merupakan keharusan menuju leading infocom player. Hal ini disadari jajaran perusahaan ini karena secara bisnis, kekuatan group bisa memberikan keunggulan nyata yang sulit dikejar para pesaing. Sebab itu sinergi harus menyentuh area product, services dan billing. Perusahaan dengan 25.000 lebih tenaga kerja saat ini jauh hari sebelumnya telah melakukan gerakan yang tepat dalam mengoptimalkan potensi melalui sinergi group. Keputusan strategis ini memberikan layanan infocom terlengkap dengan kualitas super ketimbang lawan-lawannya. Kini pertempuran di bisnis infocom sudah sedemikian ketatnya, nyaris merupakan perang saling mematikan melalui perang tariff yang belum juga berakhir. Bahkan para pakar memformulasikan bahwa suksesnya sinergi tergantung pada suksesnya perpaduan dari 3W yakni winning concept, winning system dan winning team.Operator ini memperkuat layanan informasi dan komunikasi (infocom) di segmen korporasi di mana memasuki tahun 2009 lalu meluncurkan produk baru Telkom i-SURE (integrated Service Assurance Center) dan menjalin kerjasama strategis dengan National Computer System (NCS). Ini merupakan upaya strategis perusahaan tersebut untuk memberikan layanan prima dari ujung ke ujung (end to end) di pasar korporasi. Menurut VP Public and Marketing Communication (PMC) Telkom Eddy Kurnia, layanan ini merupakan wujud akhir dari program INFUSION 2008 (Indonesia Flexible & United BuSiness SolutiON) yang telah disosialisasikan sejak 2005.

PT Telkom Indonesia
Inti layanan Telkom i-SURE adalah memberikan jaminan atau assurance bahwa system informasi milik pelanggan korporasi senantiasa berada dalam kondisi berjalan lancar. Malahan sebelum pelanggan korporasi melaporkan adanya kerusakan , pihak pengelola Telkom i-SURE sudah lebih dulu mengetahuinya dan langsung melakukan perbaikan. Pelanggan korporasi dapat tetap melakukan aktivitas bisnisnya tanpa dilanda kekhawatiran. Ini bisa terjadi karena Telkom I-SURE sudah dilengkapi dengan teknologi alarm system yang memonitor kondisi jaringan di seluruh tanah air. Untuk mengelola dan mengoperasikan layanan baru ini Telkom secara khusus membangun pusat layanan iSURE. Produk baru ini merupakan wujud nyata operator telekomunikasi terkemuka ini memberikan layanan berbasis Commitment to Excellent Service Assurance kepada para pelanggan korporasi. Keberadaan i_SURE sangat dibutuhkan terkait komitmen Telkom untuk memberikan future lifestyle melalui INSYNC2014. Lewat teknologi khusus ini Telkom dapat melakukan monitoring pada semua layanan yang digunakan para pelanggannya secara lebih detail. I-SURE juga menjamin ketersediaan layanan selama 24 jam sehari. Dalam upaya memenuhi kebutuhan pelanggan korporasi yang bergerak dinamis, operator ini harus memiliki sifar lean and agle. Dengan sifat itu diharapkan mampu melakukan maneuver bisnis yang lebih lincah, perbaikan tingkat layanan, pendapatan dan cost assurance. Untuk dilakukan kesiapan di bidang information technology. Untuk itu telah dibangun transformasi IT dengan mengembangkan INFUSION bertujuan untuk mendukung strategy customer centric. Artinya konsepnya harus kuat, matang dan komprehensip. Sistemnya harus handal dan terintegrasi dan timnya harus berdedikasi dan solid. Dan pembentukan 3 Divre dari 7 Divre, yaitu Divre I Sumatera, Divre II Jawa-Bali dan Divre III Indonesia Timur, merupakan jawaban untuk lebih meningkatkan dan mendongkark value melalui sinergi. Sehingga Divre-divre yang hilang pada struktur baru organisasi akan menjadi ujung tombak marketing yang ampuh untuk memenangkan duel menghadapi operator lain.

PT Telkom Indonesia
Jika penciutan Divre dilakukan, maka diharapkan Telkom lebih gesit dan lincah lagi dalam memabangun bisnisnya. Regulasi apapun tidak akan menjadi masalah bagi perusahaan terkemuka ini apapun yang dihadapinya hari ini maupun di hari-hari mendatang. Yang jelas ke depan diharapkan jauh lebih baik lagi siapapun Nakhodanya. Menyangkut kemungkinan Flexi akan dikelola divisi khusus seperti seluler di 1996 yang dimanage oleh anak perusahaan PT.Telkomsel, nampak merupakan upaya untuk tetap mempertahankan market leader di bisnis CDMA. Hal ini adalah jawaban atas semakin sengitnya persaingan saat ini antar operator telekomunikasi di negeri ini. Flexi kini sudah berusia enam tahun dan pelanggannya kini sudah menyentuh tak kurang 14 juta pelanggan. Sudah jauh meninggalkan total pelanggan telepon tetap yang stagnasi pada angka 8,7 juta pelanggan. Bahkan 2009 ini diharapkan pelanggan wireless ini mencapai 16,5 juta-18 juta pelanggan. Padahal 2003 lalu pelanggan Flexi hanya 265 ribu. Tahun 2004 tercatat 1,4 juta, 2005 naik menjadi 4,1 juta, 2006 tercatat 4,2 juta, 2007 mencapai 6,5 juta dan akhir 2008 sudah mengkemas 11,5 juta pelanggan. Akhir 2009 ini diharapkan dengan promosi menelpon gratis sesama Flexi area Banten, Jabodetabek, Jawa Barat, Yogyakarta, total pelanggan dapat menyentuh angka fantatis. Berdasarkan data yang dimuat Majalah Patriot Januari 2009, pendapatan Telkom dari Flexi ini pada 2004 baru menyentuh angka Rp.674 miliar. Pada 2005 naik menjadi Rp.1,7 triliun, 2006 sebesar Rp.2,9 triliun, 2007 sebanyak Rp.3,6 triliun. Akhir 2008 lalu diperkirakan pendapatan Telkom dari bisnis telepon wireless ini mencapai Rp.5,5 triliun. Dari angka-angka tersebut menurus penulis di majalah Patriot itu Muhammad Yusuf, tahun 2007 dan 2008, tidak ada pertumbuhan pendapatan. Walaupun pendapatan tidak tumbuh menggembirakan, penyerapan beban tetap saja meningkat. Tercatat beban Flexi di tahun 2994 berjumlah Rp.972 miliar, 2005 mencapai Rp.1,8 triliun, 2006 Rp.2,1 triliun, 2007 sebesar Rp.3,5 triliun dan Oktober 2008 tercatat beban belanja Flexi Rp.2,4 triliun.Dari perolehan pendapatan dan penyerapan beban, menurut penulis, Flexi sudah

PT Telkom Indonesia
mencatat net income 2004 sebesar minus Rp.385 miliar, 2005 minus Rp.260 miliar, 2006 Rp.536 miliar, 2007 Rp.20 miliar dan Oktober 2008 mencapai Rp.422 miliar. Usia yang mencapai 6 tahun bagi industri telekomunikasi merupakan usia yang sudah seharusnya memberikan net income yang cukup signifikan bagi operator terkemuka ini seperti halnya saat bisnis seluler yang dikelola anak perusahaan Telkom, PT.Telkomsel pada tahun 2001 sudah memberikan pendapatan yang luar biasa tingginya bagi perusahaan plat merah ini. Divisi Flexi sebelumnya pernah dikelola secara khusus saat Alex J.Sinaga dan Dian Rahmawan mendapatkan kepercayaan manajemen Telkom sebagai pimpinan di divisi tersebut. Kalaupun akan dibentuk anak perusahaan yang khusus memanage bisnis Flexi tersebut mungkin ke dua orang ini dapat dipertimbangkan sebagai pucuk pimpinan dengan melakukan kontrak manajemen karena mereka selain memenuhi persyaratan juga sangat professional dalam bekerja. Analisis Berdasarkan Buku Change Management karangan Jeff Davidson bahwa Manajemen Perubahan (Change Management) merupakan sebuah proses penyejajaran (alignment) berkelanjutan sebuah organisasi dengan pasarnya dan melakukanya lebih tanggap dan efektif dari pada para peasingnya. Dimana Manajemen Perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi. Perubahan dapat terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi tersebut. Michael Hammer dan James Champy menuliskan bahwa ekonomi global berdampak terhadap 3 C, yaitu customer, competition, dan change. Pelanggan menjadi penentu, pesaing makin banyak, dan perubahan menjadi konstan. Tidak banyak orang yang suka akan perubahan, namun walau begitu perubahan tidak bisa dihindarkan. Harus dihadapi. Karena hakikatnya memang seperti itu maka diperlukan satu manajemen perubahan agar proses dan dampak dari perubahan tersebut mengarah pada titik positif.

PT Telkom Indonesia
Teori-teori yang mendasari Change Management adalah teori-teori yang berspesialisasi pada isu-isu kualitas organisasi dan mengangkat perubahan sebagai sebagai bagian dari teori mereka, teori tersebut adalah sebagai berikut: a) W. Edwards Deming, Ph.D (1900-1993) mengemukakan bahwa kualitas

bukanlah sesuatu yang perlu didifinisikan dalam pengertian kongkrit dan kualitas hanya dapat didifinisikan oleh pelanggan serta mengusulkan agar para manajer secara agresif menciptakan dan memimpin perubahan-perubahan sercara alamiah. b) Joseph Juran (1979) mengemukakan bahwa peralihan keseimbangan di

antara upaya dan waktu yang difokuskan untuk mengembangkan ciri-ciri khusus sebuah produk versus upaya untuk menghilangkan seluruh kekurangan dari sebuah produk. Permulaan perubahan yang alamiah yang merupakan sebuah elemen tak terpisahkan dari manajemen kualitas total. c) Philip B. Crosby (Quality is free, 1979, Quality without Tears, 1984 dan

Leading, 1999) mengemukakan kualitas sebagai sebuah keselarasan terhadap persyaratan dan kualitas bisa ada atau tidak, tiada tingkatan-tingkatan langsungnya. Para manajer harus mengukur kualitas dengan secara rutin menghitung biaya akibat terciptanya kesalahan-kesalahan. Ia menekankan penghapusan perubahan-perubahan yang merusak lewat pencegahan kesalahan-kesalahan yang membawa pada perubahan-perubahan tersebut. d) Kurt Lewin (1890-1947) yang merupakan psikolog yang mempelajari

perilaku kelompok-kelompok sosial dan terkenal sebagai Pendiri psikologi Sosial Modern. Lewin berpendapat bahwa seluruh data atau informasi di dunia tidaklah bermanfaat kecuali diterjemahkan menjadi tindakan yang tepat, yang merupakan apa yang perlu dilakukan para manajer perubahan. Ia mengembangkan analisis medan gaya sebagai sebuah alat bagi perubahan lewat pencegahan yang digunakan untuk menentukan kekuatan-kekuatan mana yang mendorong atau menahan sebuah perubahan tertentu. e) Robert Blake, Ph.D dan Jene Mouton, telah menciptakan sebuah model

untuk menggambarkan gaya-gaya kepemimpinan lewat pembuatan grafik watak-watak 10

PT Telkom Indonesia
manajerial pada sebuah kisi. Kisi manajerial Blake and Mouton menunjukkan kepada para Manajer perubahan jenis-jenis pemimpin apa sebenarnya mereka, sebagai kebalikan dari jenis-jenis pemimpin yang mereka sangkakan atas diri mereka. Suatu perubahan terjadi melalui tahap-tahapnya. Pertama-tama adanya dorongan dari dalam (dorongan internal), kemudian ada dorongan dari luar (dorongan eksternal). Untuk manajemen perubahan perlu diketahui adanya tahapan perubahan. Tahap-tahap manajemen perubahan ada empat, yaitu: Tahap 1, yang merupakan tahap identifikasi perubahan, diharapkan seseorang dapat mengenal perubahan apa yang akan dilakukan /terjadi. Dalam tahap ini seseorang atau kelompok dapat mengenal kebutuhan perubahan dan mengidentifikasi tipe perubahan. Tahap 2, adalah tahap perencanaan perubahan. Pada tahap ini harus dianalisis mengenai diagnostik situasional tehnik, pemilihan strategi umum, dan pemilihan. Dalam proses ini perlu dipertimbangkan adanya factor pendukung sehingga perubahan dapat terjadi dengan baik. Tahap 3, merupakan tahap implementasi perubahan dimana terjadi proses pencairan, perubahan dan pembekuan yang diharapkan. Apabila suatu perubahan sedang terjadi kemungkinan timbul masalah. Untuk itu perlu dilakukan monitoring perubahan. Tahap 4, adalah tahap evaluasi dan umpan balik. Untuk melakukan evaluaasi diperlukan data, oleh karena itu dalam tahap ini dilakukan pengumpulan data dan evaluasi data tersebut. Hasil evaluasi ini dapat di umpan balik kepada tahap 1 sehingga memberi dampak pada perubahan yang diinginkan berikutnya. Suatu perubahan melibatkan perasaan, aksi, perilaku, sikap, nilai-nilai dari orang yang terlibat dan tipe gaya manajemen yang dibutuhkan. Jika perubahan melibatkan sebagian besar terhadap perilaku dan sikap mereka, maka akan lebih sulit untuk merubahnya dan membutuhkan waktu yang lama. Jika pimpinan manajemen perubahan

11

PT Telkom Indonesia
mengetahui emosi normal yang dicapai, ini akan lebih mudah untuk memahami dan menghandel emosi secara benar. Tantangan dari perubahan adalah akan banyak masalah yang bisa terjadi ketika perubahan akan dilakukan. Masalah yang paling sering dan menonjol adalah penolakan atas perubahan itu sendiri. Istilah yang sangat populer dalam manajemen adalah resistensi perubahan (resistance to change). Penolakan atas perubahan tidak selalu negatif karena justru karena adanya penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Penolakan atas perubahan tidak selalu muncul dipermukaan dalam bentuk yang standar. Penolakan bisa jelas kelihatan (eksplisit) dan segera, misalnya mengajukan protes, mengancam mogok, demonstrasi, dan sejenisnya; atau bisa juga tersirat (implisit), dan lambat laun, misalnya loyalitas pada organisasi berkurang, motivasi kerja menurun, kesalahan kerja meningkat, tingkat absensi meningkat, dan lain sebagainya. Sumber penolakan atas perubahan dapat dikategorikan, yaitu penolakan yang dilakukan oleh individual (Karena persoalan kepribadian, persepsi, dan kebutuhan, maka individu punya potensi sebagai sumber penolakan atas perubahan) dan yang dilakukan oleh kelompok atau organisasional. Dalam Mengatasi Penolakan Atas Perubahan, Coch dan French Jr. mengusulkan ada enam taktik yang bisa dipakai untuk mengatasi resistensi perubahan yaitu sebagai berikut: 1) belakang, Pendidikan dan Komunikasi. Berikan penjelasan secara tuntas tentang latar tujuan, akibat, dari diadakannya perubahan kepada semua pihak.

Komunikasikan dalam berbagai macam bentuk. Ceramah, diskusi, laporan, presentasi, dan bentuk-bentuk lainnya. 2) Partisipasi. Ajak serta semua pihak untuk mengambil keputusan. Pimpinan

hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Biarkan anggota organisasi yang mengambil keputusan

12

PT Telkom Indonesia
3) Memberikan kemudahan dan dukungan. Jika pegawai takut atau cemas,

lakukan konsultasi atau bahkan terapi. Beri pelatihan-pelatihan. Memang memakan waktu, namun akan mengurangi tingkat penolakan. 4) Negosiasi. Cara lain yang juga bisa dilakukan adalah melakukan negosiasi

dengan pihak-pihak yang menentang perubahan. Cara ini bisa dilakukan jika yang menentang mempunyai kekuatan yang tidak kecil. Misalnya dengan serikat pekerja. Tawarkan alternatif yang bisa memenuhi keinginan mereka 5) Manipulasi dan Kooptasi. Manipulasi adalah menutupi kondisi yang

sesungguhnya. Misalnya memlintir (twisting) fakta agar tampak lebih menarik, tidak mengutarakan hal yang negatif, sebarkan rumor, dan lain sebagainya. Kooptasi dilakukan dengan cara memberikan kedudukan penting kepada pimpinan penentang perubahan dalam mengambil keputusan. 6) Paksaan. Taktik terakhir adalah paksaan. Berikan ancaman dan jatuhkan

hukuman bagi siapapun yang menentang dilakukannya perubahan. Pendekatan dalam manajemen perubahan organisasi dengan pendekatan klasik yang dikemukaan oleh kurt lewin mencakup tiga langkah. pertama: unfreezing the status quo, lalu movement to the new state, dan ketiga refreezing the new change to make it pemanent Selama proses perubahan terjadi terdapat kekuatan-kekuatan yang mendukung dan yang menolak . Melalui strategi yang dikemukakan oleh Kurt Lewin, kekuatan pendukung akan semakin banyak dan kekuatan penolak akan semakin sedikit. a) Unfreezing : Upaya-upaya untuk mengatasi tekanan-tekanan dari kelompok

penentang dan pendukung perubahan. Status quo dicairkan, biasanya kondisi yang sekarang berlangsung (status quo) diguncang sehingga orang merasa kurang nyaman.

13

PT Telkom Indonesia
b) Movement : Secara bertahap (step by step) tapi pasti, perubahan dilakukan.

Jumlah penentang perubahan berkurang dan jumlah pendukung bertambah. Untuk mencapainya, hasil-hasil perubahan harus segera dirasakan. c) Refreezing : Jika kondisi yang diinginkan telah tercapai, stabilkan melalui

aturan-aturan baru, sistem kompensasi baru, dan cara pengelolaan organisasi yang baru lainnya. Jika berhasil maka jumlah penentang akan sangat berkurang, sedangkan jumlah pendudung makin bertambah. Kesimpulan Identitas perusahaan begitu penting, sehingga perusahaan rela untuk

mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mengubah identitasnya. Hal ini disebabkan banyak orang melakukan kontak pertama kali dengan suatu perusahaan melalui iklan, surat kabar, alat transformasi, kemasan produk dan sebagainya. Segala hal yang telah disebutkan di atas merupakan citra perusahaan secara visual bagi mereka yang tidak mengenal perusahaan sebelumnya, dan mereka dapat mempersepsikan apa yang mereka lihat tersebut sebagai kesan mereka terhadap perusahaan. Kehadiran suatu logo baru atau hasil revitalisasi logo lama mengundang pro dan kontra serta menjadi bahan olokan dan banyak diperguncingkan publik. Kebanyakan orang hanya melihat dan mengkritisi sebuah logo baru dari satu sisi saja yaitu dari segi grafis saja. Tetapi bagaimanapun juga, sebuah logo didesain dengan kualitas yang optimal demi tujuan memperoleh respon yang positif seperti menciptakan reputasi yang lebih baik dan kuat. Bila yang terjadi sebaliknya, maka mungkin ada sesuatu hal yang salah dengan logo tersebut. Dengan motto word in our hand Ini membuktikan bahwa telkom mempunyai komitmen baru dalam menjajaki kemajuan teknologi di Indonesia. Lalu apa yang menjadi dasar bahwa telkom perlu melakukan perubahan baik dari segi logo perusahaan maupun komitmen usahanya. Tentunya semua ini dilakukan oleh PT Telkom agar kedepan dapat lebih mempunyai daya saing yang cukup kuat terutama dalam menghadapi kemajuan teknologi dan arus global yang semakin hari menuntut tidak hanya kinerja tapi juga bisa 14

PT Telkom Indonesia
lebih mendekati diri terhadap masyarakat. Jelas dengan logo baru ini, telkom ingin membuktikan kepada dunia bahwa telkom mempunyai pengaruh besar terhadap kemajuan teknologi khususnya di Indonesia dan menjadi leader bagi perusahaan teknologi di pasar internasional. Namun kita sendiri masih belum tahu kebijakan apa yang akan dikeluarkan oleh PT Telkom menyangkut kemajuan teknologi dan informasi bagi bangsa Indonesia. Kita hanya berharap agar komitmen dari PT Telkom yang dicerminkan dalam iklan layanan masyarakat ini, betul-betul bisa membawa pengaruh positif terhadap kemajuan bangsa khususnya dalam bidang teknologi dan informasi. Saat ini PT Telkom masih dan sedang terus mensosialisasikan logo baru tersebut kepada masayrakat, agar pada waktunya nanti telkom telah siap dengan komitmen baru dan mendukung kemajuan bangsa lebih nyata lagi. Kita sebagai pengguna jasa dari produk PT Telkom dan sebagai masyarakat umum, hanya berharap agar kebijakan baru yang akan di keluarkan oleh manajemen baru PT Telkom ini, nantinya bisa membawa pengaruh positif bagi masyarakat Indonesia, dan terlebih lagi untuk kemajuan dunia usaha ekonomi menengah kebawah sehingga bisa memberikan manfaat yang maksimal untuk masyarakat pada umumnya. Dengan adanya perubahan logo pada PT. Telkom Indonesia Tbk, diharapkan memiliki komitmen yang pasti untuk menjalankan perubahan menajemen. Penilaian akan dinilai oleh pelanggan, oleh karena itu PT. Telkom harus memperhatikan perubahan yang ada yang dirasakan secara langsung oleh para pelanggan.

15

PT Telkom Indonesia
DAFTAR PUSTAKA

http://aguswibisono.com/2009/new-logo-telkom/ http://www.telkom.co.id Kotler, Philip., et all. 2008. Marketing Management Thirteenth Edition. Erlangga. Change Management, Jeff Davidson http://sadikinkuswanto.wordpress.com/2007/05/11/change-management-theory/ Penerbit

16

Anda mungkin juga menyukai