Anda di halaman 1dari 7

BUDAYA KERJA PADA PT.

UNILEVER INDONESIA

PT. Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk
produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia. Rangkaian Produk
Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama yang disukai masyarakat Indonesia
seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto,
Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain.
Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan di
masa datang yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan, mulai dari
jenjang yang paling atas sampai yang paling bawah, bahkan pesuruh sekalipun. Misi adalah
penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi mudah dimengerti atau jelas bagi
seluruh staf perusahaan. Berikut adalah visi dan misi PT. Unilever,
Visi :To become the first choice of consumer, costumer and community
Misi:
1. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi
konsumen.
2. Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.
3. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
4. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.Bertujuan
meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan imbalan di atas
rata-rata karyawan dan pemegang saham.
5. Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat dan lingkungan
hidup.
Misi vitalitas Unilever mengharuskan Unilever untuk menumbuhkan usahanya dengan
menangani masalah-masalah kesehatan dan gizi. Unilever memusatkan perhatiannya pada
sejumlah prioritas yang mencakup gizi anak dan keluarga, kesehatan jantung dan pengendalian
berat badan. Budaya Unilever juga menggambarkan vitalitas. Menambah vitalitas hidup
memerlukan standar tertinggi perilaku terhadap setiap orang yang berhubungan dengan Unilever;
masyarakat yang Unilever sentuh dan lingkungan yang terpengaruh oleh Unilever. Permintaan
yang terus meningkat akan lebih banyak vitalitas hidup memberi Unilever kesempatan besar
untuk tumbuh. Cara Unilever bekerja dan produk-produk yang Unilever kembangkan dibentuk
oleh kecenderungan pelanggan, bersama-sama dengan kebutuhan untuk membantu
meningkatkan standar kesehatan dan higiene baik di negara-negara berkembang maupun maju di
seluruh dunia.
Integritas merupakan nilai yang sangat fundametal bagi setiap individu dalam organisasi,
tanpa adanya integritas pada diri seseorang maka sulit bagi seseorang untuk berdisplin,
bertanggungjawab atas tugas/amanah yang diberikan kepadanya, yang pada akhirnya berakibat
kepada tidak terwujudnya profesionalisme dan tidak tercapainya produktivitas serta tidak
tercapainya tujuan organisasi. Pengembangan budaya kerja Membangun Integritas adalah
sebagai salah satu alasan dalam rangka mengembangkan nilai integritas sehingga dapat
menggabungkan perusahaan dengan lokasi yang berbeda. Nilai integritas yang ditanamkan
menjadikan komitmen bersama untuk berkembang lebih baik sehingga menjadi perusahaan yang
besar dan selalu berkembang.
Dari strategi bisnis secara otomatis akan memperluas pasar dan perusahaan mempunyai
kemampuan yang sangat kuat dalam pengolahan dan pemasaran. Bahwa perusahaan tersebut
pasti memiliki kesamaan budaya organisasi sehingga secara intensitasnya akan mampu
membentuk perusahaan yang besar. Merger adalah strategi yang tepat dan akan menghasilkan
sinergi dan manfaat yang mendasar dalam sumber bahan baku , produksi, logistik dan
perdagangan untuk perusahaan merger. Perusahaan merger akan menjadi lebih meningkatkan
daya saing dalam bisnis. Pengelolaan setelah merger akan menjadi lebih luas dan hal tersebut
justru akan mendorong untuk mencari solusi yang simple dan sederhana dan berfikir lebih efisien
dalam pengelolaan bisnis.
Unilever selalu mengeluarkan produk baru, sementara produk lama diperbarui agar
konsumen tetap loyal. Inovasi tiada henti ini diimbangi dengan iklan dan public relations yang
amat gencar. Dalam bahasa strategi bisnis, strategi Unilever ini diberi nama prospektor. Artinya
perusahaan selalu melakukan inovasi agar produk-produknya tetap dikonsumsi konsumennya.
Strategi prospektor tidak melulu melakukan inovasi produk baru, tetapi juga memperbarui
produk lamanya agar tetap sejalan dengan perkembangan zaman dan perubahan perilaku
konsumen.
Visi yang kemudian diwujudkan ke dalam misi perusahaan akan berpengaruh besar
terhadap budaya perusahaan. Budaya perusahaan merupakan aturan, nilai-nilai, prinsip dan
asumsi dasar yang dapat mengarahkan perilaku organisasi. Bagi perusahaan, budaya merupakan
aset yang sangat berharga karena kemampuannya mengarahkan perilaku seluruh warga
organisasi menuju cita-cita yang dikehendaki. Perusahaan yang memiliki budaya kerja kuat akan
mempunyai karyawan yang berkomitmen tinggi, berorientasi pada hasil, selalu melakukan
pengembangan, bermotivasi superior dan memiliki tekad kuat untuk menjaga keberadaan
perusahaan.
Membangun organisasi tidak berhenti pada memperkokoh budaya perusahaan semata.
Untuk mewujudkan budaya perusahaan seperti yang sudah dideklarasikan, perusahaan harus
mempunyai lima kompetensi manajemen: proses, kualitas, perubahan, pengetahuan dan orang.
Manajemen proses, kualitas dan perubahan sudah lazim dilakukan perusahaan. Di era kekinian,
manajemen pengetahuan dan orang menjadi bidang garapan paling serius dilakukan perusahaan.
Dalam bahasa sederhana, perusahaan yang unggul adalah perusahaan yang selalu konsisten
mengembangkan manajemen pengetahuan.
Pengembangan budaya kerja Pengendalian Mutu Terpadu dimaksudkan guna
menambah wawasan akan pentingnya kualitas dalam pelaksanaan setiap pekerjaan. Pengetahuan
merupakan salah satu aset utama dalam suatu organisasi, tanpa pengetahuan maka suatu
organisasi akan kehilangan kemampuan untuk berkompetisi. Agar suatu organisasi siap dalam
mengantisipasi dan beradaptasi dengan setiap perubahan yang selalu terjadi, maka diperlukan
kemampuan organisasi untuk selalu dapat memelihara, memanfaatkan dan mengembangkan
pengetahuan yang dimilikinya. Pengembangan budaya kerja Organisasi Berbasis Pengetahuan
dimaksudkan untuk menambah wawasan mengenai konsep Organisasi Berbasis Pengetahuan
menjadi lebih peduli dengan pengembangan budaya belajar di dalam organisasi dalam rangka
mewujudkan organisasi yang berbasis pengetahuan.
Membangun budaya yang kuat tentulah bukan pekerjaan mudah, banyak biaya, tenaga,
energi, dan kreatifitas yang mesti dicurahkan untuk mencapai image, reputasi, budaya
perusahaan yang diinginkan. Salah satu cara untuk membangun budaya yang dapat diterima
dalam lingkungan pekerjaan terlebih dahulu harus dilakukan pengenalan kepada masyarakat
sehingga karyawan yang masuk dalam Unilever telah sedikit banyak menyiapkan diri untuk
bergabung dengan budaya yang diterapkan Unilever. Harapannya adalah perusahaan
membangun budaya organisasi lebih dini, sehingga bisa lebih fokus pada peningkatan performa,
disribusi dan penjualan atau target dari perusahaan. Pengenalan budaya perusahaan tetap
dilakukan untuk memperoleh persamaan persepsi dan langkah karyawan. Langkah ini biasa
dilakukan oleh berbagai perusahaan di dunia. Memiliki hirarkhi organisasi yang jelas dan
tanggungjawab masing-masing tugas dipegang oleh tenaga ahli dan pakar diberbagai daerah
karena area geogerafik. Suasana kantor terkesan antic dan anggun, serius dan seragam yang rapi,
suasana hening dengan irama klasik. Para manajer bekerja dengan tekun, budaya memperbaiki
diri untuk meningkatkan kompetensi menjadikan budaya organisasi unilever menjadi kuat.
Ruang rapat tersusun formal, rapi, bersih dan anggun. Penciptaan suasana kerja akan mendorong
kinerja karyawan lebih baik. Suasana rapat jarang terjadi konfrontasi langsung namun digunakan
sebagai sarana pemberitahuan keputusan perusahaan dan informasi-informasi. Budaya
menciptakan produk yang bermutu/berkualitas adalah hal yang utama agar suatu organisasi dapat
bersaing dan unggul dalam persaingan global.
Pengembangan lintas budaya Unilever sangat dimungkinkan melakukan merger, akuisisi
atau kerjasama dengan perusahaan Korea, Jepang atau Amerika. Dengan melakukan pendekatan
kesamaan ciri-ciri budaya di Negara tersebut pasti akan diperoleh kesamaan cara pandang atau
bahkan melakukan sinergi budaya sehingga bias jadi akan tercipta Unilever dengan budaya yang
dinamis di seluruh Negara yang terdapat bisnis Unilever. Pelaksanaan pengembangan budaya
kerja pada suatu unit kerja, termasuk masalah-masalah atau kendala yang dihadapi. Laporan
budaya kerja juga dimaksudkan untuk memberikan masukan (feedback) kepada pimpinan guna
pengambilan keputusan dalam rangka pengembangan budaya kerja yang selanjutnya dapat
digunakan untuk langkah merger atau opsi lainnya. Negara-negara Korea, Jepang dan Amerika
memiliki kesamaan budaya disiplin yang tinggi dengan dukungan system informasi yang
memadai maka akan dapat mudah menyesuaikan dengan budaya organisasi PT Unilever
sehingga hal tersebut justru dapat memperkuat intensitas dan clarity budaya organisasi.
Organisasi sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusianya. Pengembangan dan
perbaikan kualitas SDM akan sangat membantu organisasi dalam mencapai tujuannya. Di
Negara tersebut telah memiliki row material (atau bahan baku sumber daya manusia) yang baik
sehingga dengan tingkat pendidikan dan kemajuan Negara yang terus berkembang dapat
dimungkinkan menciptakan merger antar perusahaan.
Tujuan dalam menciptakan budaya organisasi adalah menyelaraskan visi misi yang
hendak dicapai dari konsepsi budaya organisasi dapat sampaikan sebagai berikut :
1. Budaya organisasi menjadi pedoman sebagai aturan yang harus kita patuhi dan dijalankan
sebagai komitmen yang datang dari diri sendiri dalam bersikap dan berperilaku.
2. Dengan pedoman budaya organisasi yang diformalkan dan dapat diterima oleh Warga
komunitas diharapkan dapat menuntun dalam menjalankan peran yang dibebankan
kepadanya (sebagai acuan).
3. Dengan pedoman itu pula mendorong kepada setiap warga untuk mampu membangun
kebiasaan yang produktif.
4. Menjadi pedoman dalam merumuskan budaya kerja kedalam masing-masing unit kerja sesuai
dengan bidangnya.
5. Menjadi pedoman bagi setiap orang yang merasakan akan arti penting untuk terus
meningkatkan kompetensi agar dapat berperan dalam dimensi pembangunan
6. Menjadi pedoman bagi setiap pemimpin pada semua tingkatan untuk menumbuh
kembangkan kepemimpinan kolaboratif.
7. Menjadi pedoman bagi setiap warga yang selalu siap menghadapi perubahan dalam
gelombang ketidak pastian.
8. Menjadi pedoman sebagai daya dorong agar setiap warga mampu menggerakkan kreativitas
dan inovasi.
Keberhasilan Unilever dalam meningkatkan performa budaya organisasi memberikan
kontribusi positif bagi Unilever Indonesia menjadi alasan bagi Unilever untuk lebih diminati
produk-produknya oleh konsumen. Pemilihan produk yang inovatif dilakukan untuk
menyesuaikan dengan gaya hidup dan budaya masyarakat. Pendekatan pluralisme budaya
merupakan sebuah alternatif dalam kaitannya dengan relasi sosial diantara kelompok-kelompok
etnis dan kebudayaan. Pendekatan ini dapat dijadikan sebagai strategi pemecahan konflik
maupun pembangunan modal kedamaian sosial di lingkungan dan organisasi. Pluralisme
menunjuk pada saling penghormatan antara berbagai kelompok dalam masyarakat dan
penghormatan kaum mayoritas terhadap minoritas dan sebaliknya, yang memungkinkan mereka
mengekspresikan kebudayaan mereka tanpa prasangka dan permusuhan. Ketimbang berupaya
untuk mengeliminasi karakter etnis, pluralisme budaya berjuang untuk memelihara integritas
budaya. Pluralisme menghindari penyeragaman. Dalam praktek pekerjaan sosial, pluralisme
budaya merupakan sebuah ideologi yang kuat yang mengharuskan para pekerja sosial untuk
memahami sejarah, tradisi-tradisi yang berbeda, perananan-peranan, pola-pola keluarga, simbol-
simbol budaya, dan relasi-relasi mayoritas-minoritas. Pemahaman, sensitifitas, dan keterampilan
pekerjaan sosial, sangat menekankan para pekerja sosial untuk senantiasa mampu menghindari
kecenderungan memaksakan kehendak dirinya, kepercayaannya dan bahkan keyakinan-
keyakinan akademiknya dalam membantu orang-orang dari berbagai latar belakang budaya yang
berbeda.

Poin-poin/ hal penting mengenai Budaya Kerja PT. Unilever


1. Memiliki hirarkhi organisasi yang jelas dan tanggungjawab masing-masing tugas dipegang
oleh tenaga ahli dan pakar diberbagai daerah karena area geogerafik.
2. Suasana kantor terkesan antic dan anggun, serius dan seragam yang rapi, suasana hening
dengan irama klasik.
3. Para manajer bekerja dengan tekun, budaya memperbaiki diri untuk meningkatkan
kompetensi menjadikan budaya organisasi unilever menjadi kuat.
4. Ruang rapat tersusun formal, rapi, bersih dan anggun. Penciptaan suasana kerja akan
mendorong kinerja karyawan lebih baik.
5. Suasana rapat jarang terjadi konfrontasi langsung namun digunakan sebagai sarana
pemberitahuan keputusan perusahaan dan informasi-informasi.
6. Budaya menciptakan produk yang bermutu/berkualitas adalah hal yang utama agar suatu
organisasi dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global.
DAFTAR PUSTAKA

Wied. 2008. PT Unilever ditinjau dari Budaya Organisasi, (Online).


(http://cireks.blogspot.com/2008/03/pt-unilever-ditinjau-dari-budaya.html

Astuti, Fajar Suri. 2010. Budaya kerja Membangun Organisasi & Komitmen Perusahaan PT.
Unilever, (online). (http://fajarsuriastuti.wordpress.com/2010/11/02/budaya-kerja-
membangun-organisasi-komitmen-perusahaan-pt-unilever-2/

Ratnasari, Dwi. 2010. Budaya kerja Perusahaan unilever, (online).


(http://uuidcnibhgia.blogspot.com/2010/11/budaya-kerja-perusahaan-unilever.html

Ratna, Mega. 2009. Arah PT Unilever,Tbk, (online).


http://megaratna.wordpress.com/2009/03/16/arah-pt-unilever-tbk/

Syakieb, Dita. 2011. Fungsi Manajemen pada PT Unilever Indonesia, (online).


(http://ditasyakieb.wordpress.com/2011/01/03/fungsi-manajemen-pada-pt-unilever-
indonesia/
MAKALAH PERILAKU ORGANISASI

BUDAYA KERJA
PADA
PT. UNILEVER
INDONESIA

Oleh:
DEWI UTARY
12A016010
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MATARAM
2017

Anda mungkin juga menyukai