Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MANAJEMEN PROYEK

ANALISIS ETIKA BISNIS


PERUSAHAAN

NAMA KELOMPOK :
1. Nadila Puspita 2016110062
2. Rindang Tihantoro 2016110064
3. Dinny Alfaj Sahri 2016110083
4. Nur Faiqoh 2016110096
5. Laila Rohma 2016120056
Analisis Etika Bisnis
PT. Unilever Indonesia

Unilever Indonesia merupakan perusahaan terkenal untuk produk Home dan Personal Care
serta Foods dan Ice Cream di Indonesia. Produk unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama
yang di sukai masyarakat , yaitu: Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sansilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso,
Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain.
Saham Perseroan pertama kali di tawarkan kepada masyarakat pada tahun 1981 dan tercatat di
Bursa Efek Indonesia.Pada akhir tahun 2011, saham perseroan menempati peringkat ke enam
kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia. Perseroan Unilever memiliki dua anak perusahaan,
yaitu PT.Anugrah Lever (dalam likuidasi) kepemilikan perseroan sebesar 100% sebelumnya adalah
perusahaan patungan untuk pemasaran kecap yang telah di konsolidasi dan PT. Technopia Lever
kepemilikan perseroan sebesar 51% bergerak di bidang distributor impor dan ekspor dengan merek
Domestos Nomes.
Bagi unilever,sumber daya manusia sangat penting karena masyarakat menjadi pusat dari
seluruh aktivitas perseroan. Kami memberikan prioritas kepada mereka dalam mengembangkan
profesionalisme, keseimbangan hidup dan kemampuan mereka dalam berkontribusi pada perusahaan.
Perseroan memiliki enam pabrik di kawasan industri Jababeka, Cikarang, Bekasi dan dua pabrik di
kawasan industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur dengan kantor pusat di Jakarta.
Sebagai perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial,Unilever Indonesia menjalankan
program Corporate Social Responsibility yang luas. Unilever juga mempunyai empat pilar dimana
berisikan program Unilever adalah Lingkungan, Nutrisi, Higiene dan Pertanian Berkelanjutan.
Ke empat pilar Unilever menggambarkan visi yang ke arah masa depan yang lebih baik, yaitu :
• Kami bekerja untuk membangun masa depan yang lebih baik setiap hari.
• Kami membantu orang agar merasa lebih pede dengan menggunakan produk yang mempunyai brand-
brand terbaik.
• Kami menjadi sumber inspirasi orang-orang untuk melakukan hal kecil yang bermanfaat.
• Kami akan mengembangi cara baru untuk membesarkan perusahaan menjadi dua kali lipat sambil
mengurangi dampak lingkungan.
Tujuan dan prinsip Unilever Indonesia selalu bekerja dengan integritas, melakukan dampak
positif, mempunyai komitmen yang berlanjut, menjalankan aspirasi perusahaan, dan bekerja dengan
yang lain.
1. Budaya Organisasi
Upaya adaptasi dari PT.Unilever Indonesia yang kalian ketahui pada saat ini, dengan
menggunakan pendekatan manajemen Budaya Organisasi, yaitu:
Membangun budaya yang sangat kuat tentulah bukan pekerjaan yang mudah, banyak biaya, tenaga,
energi, dan kreatifitas yang mesti di curahkan untuk mencapai image, reputasi dan budaya perusahaan
yang di inginkan. Salah satu cara untuk membangun budaya yang dapat di terima dalam lingkungan
pekerjaan terlebih dahulu harus di lakukan pengenalan kepada masyarakat sehingga karyawan yang
masuk dalam PT.Unilever telah sedikit banyak menyiapkan diri untuk bergabung dengan budaya yang di
terapakan. Harapannya adalah perusahaan membangun budaya organisasi lebih dini, sehingga bisa lebih
fokus pada peningkatan performa, distribusi dan target dari perusahaan.
Nampaknya keberhasilan Unilever dalam meningkatkan performa budaya organisasi
memberikan kontribusi positif bagi Unilever Indonesia menjadi alasan bagi unilever untuk lebih di minati
produk-produknya oleh konsumen. Pemilihan produk yang inovatif di lakukan untuk menyesuaikan
dengan gaya hidup dan budaya masyarakat.
Pendekatan pluralisme budaya merupakan sebuah alternatif dalam kaitannya dengan relasi
sosial di antara kelompok-kelompok etnis dan kebudayaan. Pendekatan ini dapat di jadikan sebagai
strategi pemecahan konflik maupun pembangunan modal kedamaian sosial di lingkungan dan
organisasi.
Ditinjau dari budaya organisasinya mungkin unilever melakukan merger, akuisisi atau kerjasama
dengan perusahaan lainnya misalnya perusahaan Korea, Jepang atau Amerika. Pengembangan lintas
budaya unilever sangat di mungkinkan melakukan merger, akuisisi atau bekerjasama dengan
perusahaan Korea ,Jepang atau Amerika. Dengan melakukan pendekatan kesamaan ciri-ciri budaya di
Negara tersebut pasti akan memperoleh kesamaan cara pandang atau melakukan sinergi budaya
sehingga bisa jadi akan tercipta unilever dengan budaya yang di namis di seluruh negara yang terdapat
bisnis unilever.
Negara Korea, Jepang dan Amerika memiliki kesamaan budaya di siplin yang tinggi dengan
dukungan sistem informasi yang memadai maka akan dapat mudah menyesuaikan budaya yang
terdapat di PT.Unilever sehingga hal tersebut justru dapat memperkuat intensitas dan clarity budaya
organisasi.
Tujuan dalam menciptakan budaya organisasi adalah menyelaraskan misi dan visi yang hendak
di capai dari konsepsi budaya organisasi dapat di sampaikan,sebagai berikut:
• Budaya organisasi menjadi pedoman sebagai aturan yang harus kita patuhi dan di jalankan sebagai
komitmen yang datang pada diri kita sendiri dalam bersikap.
• Dengan pedoman budaya organisasi yang di formalkan dan dapat di terima oleh warga komunitas
dalam menjalankan peran yang di bebankan kepadanya.
• Dengan pedoman ini juga mendorong kepada setiap warga untuk mampu membangun kebiasaan yang
produktif.
• Menjadi pedoman dalam merumuskan budaya kerja kedalam masing-masing unit kerja sesuai dengan
bidangnya.
• Menjadi pedoman agar setiap orang yang merasakan akan arti penting untuk terus meningkatkan
kompetensi agar dapat berperan dalam dimensi pembangunan.
Dengan demikian bahwa budaya organisasi sangat di butuhkan dalam setiap perusahaan untuk
meningkatkan produktivitas yang kuat serta mengeratkan solidaritas untuk mencapai tingkat kemajuan
agar terciptanya produk yang berkualitas. Bila mana budaya organisasi sudah tidak berfungsi lagi,
sebaiknya di lakukan perubahaan budaya organisasi sehingga selalu terjadi penyesuaian budaya namun
tidak menghilangkan akar-akar budaya yang telah di bentuk sebelumnya.
Wawasan merupakan langkah awal dalam peran budaya organisasi masa depan dalam
menyeimbangkan perencanaan dengan pelaksanaan yang sejalan,bila perlu di adakan penyesuaian
sesuai dengan tuntutan supaya perubahan di suatu perusahaan akan lebih mewujudkan tingkat
kejayaannya.
2. Kode Etik Perseroan
Pendekatan kami terhadap praktik etika bisnis dirangkum dalam Prinsip Bisnis Unilever.

 Standar Perilaku

Dalam melaksanakan semua kegiatan, kami melakukannya dengan penuh kejujuran, integritas,
keterbukaan serta menghormati hak azasi manusia, menjaga kepentingan para karyawan kami dan
menghormati kepentingan sah dari para relasi kami.

 Mematuhi Hukum

Seluruh perusahaan Unilever dan para karyawannya berkewajiban mematuhi ketentuan hokum dan
peraturan masing-masing negara di tempat mereka melaksanakan usahanya.

 Karyawan

Unilever memiliki komitmen pada keanekaragaman dalam lingkungan kerja yang diwarnai oleh
sikap saling percaya dan ssaling menghormati dimana semua memiliki rasa tanggung jawab atas kinerja
dan reputasi Perseroan. Kami merekrut, mempekerjakan, dan mengembangkan para karyawan hanya
atas dasar kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan bagi pekerjaan yang harus dilakukan. Kami
memiliki komitmen untuk menyediakan kondisi kerja yang aman dan sehat. Kami tidak akan
menggunakan sarana kerja apapun yang bersifat memaksa atau mempekerjakan anak. Kami bertekad
bekerjasama dengan karyawan demi mengembangkan dan memperkuat ketrampilan dan kemampuan
setiap individu. Kami menghargai martabat dan hak individu untuk kebebasan berserikat dalam satu
asosiasi. Kami akan memelihara terjalinnya komunikasi yang baik dengan para karyawan melalui
informasi dari perusahaan dan proses konsultasi.

 Pemegang Saham

Unilever melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik
dan bertaraf internasional. Kami menyediakan informasi atas kegiatan kami, struktur dan situasi serta
kinerja finansial kepada pemegang saham pada waktunya secara teratur dan benar.

 Mitra Usaha

Unilever memiliki komitmen tinggi dalam menjalin hubungan yang saling bermanfaat dengan
para pemasok, pelanggan, dan mitra usaha. Dalam jalinan bisnis, kami mengharapkan para mitra kami
untuk mematuhi prinsip bisnis yang selaras dengan prinsip bisnis kami.

 Keterlibatan pada masyarakat

Unilever berupaya menjadi perusahaan yang dapat diandalkan, dan sebagai bagian integral dari
masyarakat serta memenuhi kewajiban terhadap masyarakat dan komunitas setempat.

 Kegiatan Umum

Perusahaan Unilever diharapkan untuk menggerakkan dan mempertahankan kepentingan


bisnisnya yang sah. Unilever akan bekerjasama dengan instansi pemerintah dan organisasi lainnya, baik
secara langsung maupun melalui asosiasi-asosiasi dalam rangka mengembangkan legislasi dan peraturan
lainnya yang mungkin memengaruhi kepentingan bisnis. Unilever tidak mendukung partai politik atau
pun memberi sumbangan yang dapat membiayai kelompok-kelompok tertentu yang kegiatannya
diperkirakan akan mendukung kepentingan partai.

 Lingkungan

Unilever memiliki komitmen untuk terus menerus mengadakan perbaikan dalam pengelolaan
dampak lingkungan dan mendukung sasaran jangka panjang untuk mengembangkan suatu bisnis yang
berkelanjutan. Unilever akan bekerjasama dalam kemitraan dengan pihak lain untuk menggalakkan
kepedulian lingkungan, meningkatkan pemahaman akan masalah lingkungan dan menyebar-luaskan
budaya karya yang baik.

 Inovasi

Dalam upaya melaksanakan inovasi ilmiah demi memenuhi kebutuhan konsumen, kami akan
senantiasa merujuk pada keinginan konsumen dan masyarakat. Kami akan bekerja atas dasar keilmuan
yang tepat, dan menerapkan standar keamanan produk secara ketat.

 Persaingan

Unilever percaya akan persaingan ketat namun sehat dan mendukung pengembangan
perundang-undangan tentang prinsip persaingan yang wajar. Perusahaan Unilever beserta seluruh
karyawannya akan melakukan kegiatan atas dasar prinsip persaingan yang sehat dan mengikuti semua
peraturan yang berlaku.

 Integritas Bisnis

Unilever tidak menerima ataupun memberi, baik secara langsung maupun tidak langsung,
suapan atau keuntungan lainnya yang tidak pantas demi keuntungan bisnis atau finansial. Tidak satupun
karyawan kami yang boleh menawarkan, memberi atau menerima hadiah atau pembayaran yang
merupakan, atau dapat diartikan sebagai sarana suap. Setiap tuntutan, atau penawaran suap harus
ditolak langsung dan dilaporkan kepada manajemen. Catatan akuntansi Unilever berikut dokumen
pendukungnya harus secara tepat menjelaskan dan mencerminkan kondisi transaksinya. Tidak ada
transaksi dana atau aset yang disembunyikan atau tidak dicatat. Semuanya akan dicatat serta
dibukukan.

 Benturan Kepentingan

Seluruh karyawan Unilever diharapkan menghindarkan diri dari kegiatan pribadi dan
kepentingan finansial yang dapat menyebabkan benturan kepentingan dengan tanggung jawab mereka
terhadap Perseroan. Seluruh karyawan Unilever tidak dibenarkan mencari keuntungan pribadi atau bagi
orang lain melalui penyalahgunaan kedudukan mereka.

 Kepatuhan, Pemantauan dan Pelaporan

Kepatuhan terhadap CoBP merupakan syarat utama bagi keberhasilan dan keberlanjutan bisnis
kami. Direksi Unilever bertanggung jawab agar prinsip-prinsip tersebut dikomunikasikan, dipahami dan
dipatuhi oleh seluruh karyawan.

Untuk pelaksanaan sehari-hari, tanggung jawab ini didelegasikan kepada manajemen senior di
area masing-masing. Sebagai bagian dari tanggung jawab ini, dimana perlu, mereka harus memberikan
pengarahan yang lebih rinci, yang disesuaikan dengan keperluan setempat, disamping tanggung jawab
untuk melakukan pemantauan dan pelaporan tentang kepatuhan terhadap CoBP ini setiap tahunnya.

 Mekanisme Pelaporan Pelanggaran (whistleblower)

Unilever Indonesia telah mengatur mekanisme pelaporan (whistleblower) untuk setiap kejadian
pelanggaran atau dugaan pelanggaran terhadap CoBP maupun terhadap setiap bentuk pelanggaran
etika lainnya. Para karyawan dapat melaporkan kejadian pelanggaran baik secara langsung kepada
atasan langsung maupun kepada Tim Blue Umbrella, yang mencakup departemen Human Resource,
Legal, Internal Audit dan Communication, yang dipimpin oleh Direktur Human Resource.

Setelah menerima laporan, Tim Blue Umbrella menunjuk sebuah tim untuk melakukan
penyelidikan terhadap permasalahan tersebut. Selanjutnya akan dilakukan tindakan yang sesuai terkait
dengan setiap tindakan pelanggaran etika yang terbukti.

Seluruh laporan tersebut akan dicatat dalam sebuah sistem yang dapat diakses oleh kantor-
kantor Unilever Regional maupun Global. Kantor-kantor tersebut juga melakukan pemantauan terhadap
penyelesaian kasus dan tindak lanjut yang diambil.

Para karyawan memiliki pilihan untuk menyampaikan laporan melalui hotline Global Ethics
Unilever. Dalam hal demikian, permasalahan tersebut akan memperoleh tanggapan dan tindak lanjut
dari Unilever Global.

 Pengendalian Internal

Unilever memiliki kerangka kerja pengendalian yang didokumentasikan, ditelaah dan


diperbaharui secara berkala oleh Direksi. Kerangka kerja tersebut meliputi manajemen risiko, prosedur
pengendalian internal dan pengendalian pengungkapan informasi. Yang dirancang guna memberikan
jaminan yang memadai, namun tidak mutlak, bahwa aset-aset Perseroan terjaga, risiko bisnis telah
dinyatakan dan seluruh informasi yang perlu diungkapkan sudah dilaporkan ke Direksi. Pengendalian ini
mencakup risiko finansial, operasional, sosial, strategis dan lingkungan, serta ketentuan perundang-
undangan.

Kerangka kerja pengendalian didukung melalui CoBP, yang menetapkan standar profesionalisme
dan integritas untuk operasional Unilever di seluruh dunia, kepatuhan terhadap Sarbanes-Oxley Act,
khususnya section 404 tentang proses Operational Control Assessment untuk keperluan pelaporan
entitas induk, yang mensyaratkan manajemen senior di setiap unit untuk melakukan penilaian terhadap
efektivitas pengendalian finansial.

 Unit Internal Audit

Unit Audit Internal memberikan layanan konsultasi dan jaminan kemandirian yang obyektif guna
peningkatan efektivitas, disiplin dan integritas operasional Perseroan sehingga menunjang pencapaian
tujuan Perseroan.

Unit Audit Internal bertanggung jawab untuk menyusun rencana audit tahunan melalui
konsultasi dengan Direktur Utama dan Komite Audit, dan disyaratkan dalam pelaksanaannya untuk
mengkomunikasikannya secara intensif dengan Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit. Sesudah
kesimpulan dari masing-masing audit, Unit ini bertugas membuat laporan tertulis mengenai temuan,
kesimpulan dan rekomendasi sekaligus mempresentasikan hasil ringkasannya kepada Direktur Utama
dan Dewan Komisaris.

Unit Audit Internal bertanggung jawab untuk menindak-lanjuti hasil audit untuk memastikan
tindakan manajemen telah diterapkan secara efektif atau bahwa manajemen senior telah menerima
risiko untuk tidak mengambil keputusan. Unit ini juga membantu manajemen dalam kesesuaiannya
dengan Sarbanes-Oxley Act, khususnya section 404 untuk keperluan pelaporan entitas induk. Sedangkan
tanggung jawab penuh atas proses kepatuhan tetap berada di pundak manajemen.

Unit Audit Internal juga berkoordinasi dengan Auditor Eksternal terkait dengan hasil auditnya
terhadap laporan keuangan Perseroan.Unit ini diatur berdasarkan Piagam Audit Internal, yang merinci
struktur Unit Audit Internal, tugas serta tanggung jawabnya. Unit ini dipimpin oleh Internal Audit Group
Manager, yang diangkat oleh Direksi setelah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris, dan
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama Perseroan. Dalam pelaksanaan tugasnya, Internal
Audit Group Manager dibantu oleh sejumlah auditor internal. Bapak Ferry Arief Sunandar adalah
Internal Audit Group Manager saat ini.

 Audit External

Laporan Keuangan Konsolidasian kami untuk tahun yang berakhir tanggal 31Desember 2011
diaudit oleh KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan (firma anggota jaringan global PwC). Selain
melaksanakan audit tersebut, KAP ini tidak melakukan jasa non-audit apapun terhadap Perseroan.

 Implementasi Sistem Manajemen Mutu

Operasional usaha kami berlandaskan pada sejumlah sistem manajemen dengan persyaratan
mutu yang ketat. Produk-produk, pabrik-pabrik operasional dan sistem-sistem internal kami telah
memperoleh sertifikasi ISO 9001 selama lebih dari sepuluh tahun, yang diverifikasi setiap tahun. Bahkan
kami telah menerapkan ISO 22000 Food Safety System untuk proses fabrikasi Foods & Beverages kami,
sedangkan sistem manajemen lingkungan kami telah memenuhi ISO 14001 Environmental Management
Standard.

Keamanan produk selalu merupakan prioritas utama kami, dan kami telah membangun lembaga
Safety and Envrionmental Assurance Center (SEAC) guna memberikan penilaian sekaligus jaminan
terhadap produk maupun proses yang berlangsung. Produk-produk baru dan teknologi baru menjalani
proses keamanan secara mandiri dan ketat, dan keseluruhan proses inovasi produk dihadapkan pada
penilaian keamanan dan kesehatan yang intensif, termasuk dari aspek penilaian kepatuhan terhadap
ketentuan peraturan maupun persyaratan legal. Serangkaian penilaian tersebut dilakukan kembali
sebelum peluncuran suatu produk. Kadangkala, suatu produk secara insidental diluncurkan ke pasar
tanpa melalui standar keamanan dan kualitas yang tinggi. Produk-produk demikian mungkin mengalami
cacat kualitas, kontaminasi bahan mentah, ataupun pelabelan ingredient yang salah.

Untuk memastikan terpenuhinya kualitas dalam mata rantai pasokan, para pemasok hanya
dapat diluluskan setelah menjalani audit yang cermat tentang keandalan produk, manajemen mutu dan
kepatuhan terhadap berbagai kriteria atas dasar praktik bisnis yang wajar dan berkelanjutan. Setiap
pasokan bahan mentah harus melalui serangkaian checkpoint untuk memastikan keamanan dan
kepatuhannya dengan ketentuan peraturan dan persyaratan hukum yang berlaku.
 Suara Konsumen

Perseroan menangani keluhan dan pertanyaan konsumen melalui sebuah layanan konsumen
khusus yang disebut “Suara Konsumen.” Melalui Suara Konsumen, kami berupaya untuk mempererat
hubungan antara Perseroan dengan para konsumen dan pelanggan kami dengan memberikan respon
atas aspirasi dan ekspektasi mereka terhadap produk-produk kami, sekaligus untuk meningkatkan
kepuasan mereka dalam mengonsumsi produk-produk kami.

Suara Konsumen melayani Saluran Peduli Konsumen yang beroperasi selama lima hari dalam
seminggu, pada jam-jam kerja. Rincian dari para penelpon dijaga kerahasiaannya. Para konsumen
didorong untuk memanfaatkan saluran layanan telepon untuk memberikan saran dan menyatakan
kepuasan sekaligus keluhan dan pertanyaan. Hasilnya, selama tahun 2011, terdapat 48.726 penerimaan
telepon berupa umpan-balik, dimana 90% berbentuk permintaan penjelasan. Seluruh keluhan dan
pertanyaan dapat dijawab dengan memuaskan.

Umpan balik dilayani sesuai dengan prosedur tetap yang ketat. Agen Consumer Advisory Service
(CAS) atau Layanan Saran Konsumen menerima umpan balik dan memberikan tanggapan secara cepat,
dimana mungkin, menggunakan databaseproduct knowledge. Bila Agen CAS tidak dapat memberikan
tanggapan, selanjutnya dirujuk ke departemen yang terkait. Keluhan dikelompokkan dalam kategori
normal, prioritas utama dan urgent, selanjutnya tanggapan dikoordinasikan dengan divisi yang terkait
melalui perorangan yang ditunjuk.

Temuan dan wawasan yang diperoleh dari Suara Konsumen dikomunikasikan melalui Perseroan
dalam bentuk Laporan Bulanan dan Online untuk masing-masing brand. Setiap bulan, daftar “Umpan
Balik Sepuluh Tertinggi” diserahkan kepada manajemen senior untuk ditelaah lebih lanjut.

Kinerja dari Suara Konsumen kemudian di evaluasi melalui Studi Kepuasan Konsumen secara
berkala dan melalui pengecekan spontan dengan menggunakan “mystery caller” untuk memastikan
bahwa prosedur penanganan layanan telepon sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

 Pengadaan Barang dan Jasa

Praktik-praktik pengadaan kami diatur oleh Prinsip Kemitraan Bisnis Unilever dan Etika Sumber
Pertanian Lestari. Prinsip Kemitraan Bisnis kami dirancang untuk memastikan berlangsungnya kondisi
kerja yang adil dalam mata rantai pasokan, termasuk penghargaan terhadap hak-hak azasi manusia,
kebebasan berserikat, sistem penggajian dan waktu kerja yang sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan di Indonesia. Kami juga berupaya untuk memastikan bahwa para pemasok kami memenuhi
standar kesehatan, keamanan dan perlindungan lingkungan. Sedangkan Etika Sumber Pertanian Lestari
bertujuan untuk mendorong para pemasok dan petani untuk mengadopsi praktik-praktik perkebunan
lestari.
3. Gaya Kepemimpinan
Dalam rangka meningkatkan produktifitas perusahaan dan memuaskan pelanggan, maka kinerja
karyawan perlu mendapat perhatian dari masyarakat, pemerintah maupun swasta. Adanya persaingan
global dalam kebebasan perdagangan membuat sebagian besar perusahaan harus ikut berjuang untuk
tetap dapat melakukan operasional perusahaannya atau bahkan untuk mendapatkan keuntungan yang
besar. Tentu saja hal ini juga memerlukan bantuan dan dukungan yang besar dari para karyawannya
karena bagaimanapun juga karyawan perusahaanlah yang merupakan aspek pokok dalam pelaksanaan
sebuah perusahaan.

Unilever (dan juga perusahaan – perusahaan lainnya di Indonesia) masih belum memiliki
penilaian kinerja yang terintegrasi. Yang ada baru performance apprasial saja. Sistem performance
management yang baik seharusnya memilikiperformance planning, coaching, saat proses berlangsung,
serta performance review. Kondisi tersebut sulit dicapai di Indonesia karena budaya di negeri ini kurang
akrab dan adanya aspek kesetaraan atasan – bawahan. Padahal,performance management yang
terintegratif dapat berlangsung di luar negeri karena adanya aspek kesetaraan antara atasan dan
bawahan, sehingga mereka dapat berinteraksi dalam menentukan target yang harus dicapai. Di
Unilever, aspek tawar – menawar target baru berlaku di level direktur. Belum berlaku untuk kepala
departemen ke bawah. Jadi, performance planning yang efektif memang belum berjalan.

Dengan adanya suatu hasil observasi ini yang dapat mengevaluasi kinerja karyawan tersebut,
diharapkan perusahaan, khususnya PT unilever ini dapat mengantisipasi dan mengadakan pencegahan
terhadap beberapa factor tersebut sehingga dapat menanggulangi kinerja buruk yang dapat terjadi pada
karyawan mereka sewaktu-waktu. Hal ini diterapkan guna mendapatkan hasil pecapaian produksi
perusahaan yang maksimal tanpa mengabaikan kepentingan para karyawannya.

Solusi pemecahan masalah

Jumlah karyawan yang bekerja di PT Unilever Indonesia secara keseluruhan pada tanggal 31
Desember 2013 ini adalah mencapai 6.719 karyawan. Hal ini naik dari tahun 2012 yang berjumlah 6.447
karyawan. Hal ini tentu saja bukan jumlah yang sedikit dalam ukuran sebuah perusahaan. Jumlah
karyawan yang banyak ini tentu saja membutuhkan perhatian ekstra dari perusahaan Unilever tersebut
dalam mengembangkan dan melatih para SDMnya.

Di Unilever, kesempatan untuk memperoleh posisi yang lebih baik dengan gaji yang lebih baik
akan sangat tergantung pada performa kerja masing – masing karyawan. Unilever memiliki sistem
reward yang sangat fair. Ini bercermin dari sistem reward yang diberikan kepada orang – orang yang
memberikan kontribusi terbaiknya bagi perusahaan. Sementara orang yang underperformed (low-
performer) akan memperoleh reward yang juga rendah. Sistem ini membuat setiap manajer di Unilever
berusaha memberikan performa terbaiknya untuk mencapai target perusahaan.

Proses performance management di Unilever berawal dari rapat Senior Group Directors (SGD).
Dalam rapat ini dibahas proyeksi kinerja selama setahun ke depan, ditambah key performance indicator
(KPI)-nya. Hasilnya akan dibawa ke perusahaan masing-masing, yang selanjutnya diturunkan lagi ke
kepala divisi, selanjutnya ke kepala dan terakhir ke manajer. Kepada para kepala divisi ini, kepala
departemen dan manajer akan diberikan individual performance plan yang harus dicapai plus KPI-nya.
Tak hanya diberi target, karyawan juga rutin diberi coaching dan konseling antara atasan dan bawahan.
Setelah memasuki masa penilaian, karyawan bersangkutan bisa menyanggah hasil penilaian
atasan jika dirasa tidak sesuai. Semua hal tersebut memiliki form yang lengkap dan tersusun rapi.

Rekrutmen merupakan perjalanan awal karier. Setelah calon pemimpin (Future Leaders) di
Unilever ini direkrut, maka akan menjalani Unilever Development Program. Keberanian Unilever untuk
menetapkan entry salary yang tinggi juga membuat Unilever dipilih dalam hal sistem remunerasi. Sistem
remunerasi perusahaan ini juga dinilai sangat atraktif dan kompetitif, dan mampu memacu karyawan
untuk maju dan berkembang.

Untuk pengembangan profesionalisme, Unilever memiliki learning programmeyang


komprehensif serta terus memupuk learning culture di perusahaan yang mendorong orang untuk dapat
belajar berbagai hal di setiap kesempatan, baik melalui sesi-sesi resmi maupun tidak resmi dimana
karyawan dapat saling sharing pengetahuan, pengalaman, kisah sukses maupun kegagalan untuk
pembelajaran rekan-rekannya. Untuk mendorong work-life balance, Unilever menyediakan berbagai
sarana seperti fasilitas gym, klub olahraga untuk karyawan, nursery room, daycare centre menjelang
Lebaran, aktivitas rohani dan social, dan lain-lain.

Dengan mendorong karyawan untuk terus menerus mengembangkan diri serta


mempertahankan work-life balance, perusahaan dapat mengembangkan dan mempertahankan SDM-
SDM yang handal dan berkualitas, yang berperan utama dalam pengembangan bisnis. Setiap tahun
manajemen Unilever Indonesia menargetkan pertumbuhan bisnis di Indonesia, yang disesuaikan dengan
target yang ingin dicapai oleh Unilever secara global.

Dalam mengatasi permasalahan SDM dalam bidang pelatihan ini perusahaan unilever secara
umum telah menyiapkan modul training yang berjumlah 2.188 modul yang telah dinaikan dari tahun
sebelumnya yang berjumlah 2.046 buah modul. Selain itu dari segi peningkatan jumlah pelatih internal
juga naik dari 1.416 pelatih menjadi 1.575 pelatih. Dan peningkatan jumlah aktivitas training mencapai
12,705 training.

Program pelatihan tersebut meliputi program pelatihan general skills, leadership skills,
professional skills, dan sharing session. Dari masing-masing program pelatihan tersebut masih memuat
beberapa program didalamnya secara mendetail dan khusus untuk membimbing dan melatih para
karyawan untuk dapat mengembangkan keahlian dan untuk menyemangati para karyawan agar lebih
termotivasi kembali didalam melakukan pekerjaannya. Perusahaan ini juga menggunakan lebih banyak
media yang bersifat interaktif seperti Facebook, Twitter, dan Safety Portal di intranet Unilever Indonesia
guna menjalin dialog dua-arah tentang berbagai masalah berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan
kerja. Hal ini dilakukan oleh PT unilever guna menjaga keselamatan dan kesehatan para karyawannya
yang dianggap paling penting.

General skills atau keahlian umum ini meliputi berbagai pelatihan keahlian secara umum yang
diajarkan kepada para karyawan perusahaan PT. Unilever. Selain itu general skill ini juga digunakan
untuk melatih danmemberikan training kepada seluruh karyawan perusahaan PT unilever Indonesia
dalam mempraktekan keahlian umum mereka yang berkaitan dengan pekerjaan di perusahaan ini.

Leadership skills atau yang sering disebut-sebut sebagai keahlian atau kemampuan
kepemimpinan. Keahlian ini juga diajarkan dan dilatih oleh perusahaan PT unilever kepada para
karyawannya agar memiliki tanggung jawab dan sikap sebagai seorang pemmpin sehingga dapat ikut
mengarahkan dan mengoperasikan perusahaan sebagai layaknya pemimpin dalam masing-masing
bidang pekerjaan mereka dalam perusahaan ini tanpa harus menunggu perintah dan bergantung dengan
orang lain.

Professional skills merupakan kemampuan individu yang menunjukan kemampuan


profesionalnya dalam melaksanakan tanggung jawab pekerjaannya didalam perusahaan PT unilever.
Perusahaan memberikan pelatihan ini agar seluruh karyawan perusahaan PT unilever dapat bekerja dan
bertindak secara professional didalam menjalankan bidang pekerjaannya.

Sharing session merupakan waktu dimana para karyawan akan dikumpulkan dan berbagi
mengenai keluh kesah yang terjadi dikalangan pegawai yang berkaitan dengan pekerjaan mereka di
perusahaan. Selain itu, para pemimpin atau psikolog perusahaan juga dapat memberikan motivasi dan
penyemangat mereka pada sesi ini untuk ikut membangkitkan gairah serta semagat para karyawan
dalam bekerja. Hal ini tentu saja penting untuk dilakukan mengingat semangat dan motivasi merupakan
hal pokok yang menjadi dasar seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan.

Dengan adanya pelatihan atau training tersebut maka perusahaan telah ikut serta dalam
mengembangkan karir para karyawannya baik secara langsung maupun tidak langsungmelalui program
pelatihan dan pendidikan tersebut. Hal ini tentu saja akan menambah keahlian dan dapat membuka
kesempatan berkarir yang lebih tinggi bagi para karyawannya. Sehingga hal ini perlu dilakukan oleh
berbagai perusahaan yang ingin meningkatkan mutu sumber daya manusiannya demi kemajuan
perusahaan juga.

Dalam bidang atau masalah keselamatan dan kesehatan, perusahaan ini memiliki misi tersendiri
untuk menjadi perusahaan dengan tingkat kecelakaan nol. Jadi perusahaan ini tak kenal kompromi
dalam mendukung dan memfasilitasi kesehatan dan karyawan di seluruh operasional perusahaan
dengan cara memupuk budaya perilaku aman dikalangan karyawan dan mitra usaha. Semakin
berkembangnya perusahaan ini maka resiko kecelakaan kerja juga akan meningkat. Oleh karena itu,
kesadaran akan keselamatan kerja menjadi semakin penting dalam aktivitas bisnis dalam kegiatan
sehari-hari perusahaan. Selama tiga tahun terakhir, melalui kampanye keselamatan ‘From zero to Hero’
perusahaan ini telah meningkatkan kesadaran karyawan dalam menjaga keselamatan diri sendiri
maupun orang-orang lain di sekitar mereka.

Pada 2013, perusahaan unilever ini meluncurkan BESAFE (Behaviour-Based-Safety), sebuah


program yang berfokus untuk menanamkan perilaku aman/ safety behavior dalam diri karyawan. Jadi
pada intinya, program ini, yang mengacu pada program Behavioural Safety Excellence, yang
mengharuskan seluruh karyawan perusahaan untuk mengetahui risiko pekerjaan mereka; dan untuk
selalu berperilaku aman untuk menghindari risiko atau bahaya, baik untuk diri mereka sendiri maupun
orang-orang lain di sekitar mereka. Program BESAFE meliputi pelatihan bagi semua orang mulai dari
pekerja pabrik hingga jajaran Direksi.
http://meldalaluli.blogspot.com/2016/11/budaya-organisasi-perusahaan-ptunilever.html

http://borin91.blogspot.com/2013/04/kode-etik-pt-unilever-tbk.html

http://khairunnisa-marsya.blogspot.com/2016/10/sdm-organisasi-dan-kepemimpinan.html

Anda mungkin juga menyukai