Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu dan Seni Manajemen
Disusun oleh:
KELAS I
FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2020
PROFIL PT UNILEVER
Unilever Indonesia direncanakan menjadi basis operasi Unilever untuk memasok
produk-produk Unilever di kawasan Asia Tenggara. Beberapa produk Unilever yang beredar
di Malaysia, Filipina, dan Australia sekarang sebenarnya sudah berasal dari Unilever
Indonesia. Bagi kantor pusat Unilever yang berada di Belanda, anak perusahaan yang berada
di Indonesia ini memang terhitung sebagai penyumbang pendapatan Unilever yang besar,
terlebih setelah dipimpin oleh Maurits Lalisang (data 2007-2008). Berbeda dengan pasar
Unilever di sejumlah negara yang mengalami persaingan ketat dengan kompetitornya, dan
juga masalah penurunan penjualan, di Indonesia, dan negara-negara di kawasan Asia
Tenggara Unilever justru terus mengalami peningkatan penjualan. Di wilayah Asia Tenggara,
Unilever mampu membukukan kenaikan keuntungan operasional hingga 23%.
Unilever Indonesia saat ini juga berfokus pada pertumbuhan organik seperti
peningkatan omset penjualan, laba perusahaan, dan menekan struktur biaya. Namun tidak
menutup kemungkinan melakukan pertumbuhan anorganik. Sepanjang kiprahnya di
Indonesia, Unilever telah mengakuisisi empat merek. Akuisisi teh celup Sari Wangi
dilakukan tahun 1990, Yoohan (dengan berbagai merek seperti Molto, Trisol, Whipol) tahun
1998, Kecap Bangau tahun 2000, dan Taro Snack tahun 2003.
Dalam melakukan akuisisi, Unilever selalu menggunakan dana keuangan internal,
tidak perlu injeksi dari kantor pusat. Dan akuisisi hanya akan dilakukan bila mendukung
bisnis utama Unilever yang telah ada. Unilever tidak akan keluar dari bisnis utamanya,
memproduksi, dan memasarkan barang-barang konsumen (consumer goods).
Unilever tidak akan berniat menguasai industri hulu sampai hilir meskipun memiliki
kemampuan dari segi pendanaan. Pertumbuhan organik lebih ditekankan. Hal ini dibuktikan
dengan pendirian kantor pemasaran Unilever Indonesia ke berbagai negara seperti Singapura,
Jepang, dan Australia. Sabun Lux buatan Rungkut, es krim Wall’s, dan teh Sari Wangi buatan
Cikarang (Jawa Barat) bisa ditemukan di tiga negara ini. Total ekspor produk Unilever
Indonesia mencapai enam persen (6%) dari omset penjualan.
Unilever telah memproduksi berbagai macam produk konsumen, kurang lebih sudah
menghasilkan 400 merek produk, dan hampir seluruhnya merupakan produk-produk
pemimpin pasar. Produk di Indonesia diantaranya jenis sabun (New Lifebuoy, Lifebuoy Clear
Skin, Lux), pasta gigi (Pepsodent), es krim (Wall’s), shampo (Sunsilk, Clear, Lifebuoy
shampo), sabun deterjen ( Rinso ), mentega margarin (Blue Band), dan produk-produk terkini
lainnya.
DEFINISI ETIKA BISNIS
Menurut Para Ahli Menurut Velasques (2002) Etika bisnis merupakan studi yang
dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar
moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis
sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah yang terkait dengan
praktek bisnis yang baik dan etis.
Laporan Nielsen pada 2014 mengenai perilaku konsumen menunjukkan, bahwa 64%
konsumen di dunia menyatakan akan memilih produk dan layanan yang memiliki nilai lebih,
dan berkomitmen untuk memberikan dampak positif bagi sosial maupun lingkungan. Hal ini
mendorong Unilever untuk memberikan manfaat sosial dan meminimalkan dampak
lingkungan pada setiap produknya.
"Jika kita lihat tantangan yang dihadapi dunia saat ini semakin besar, seperti kesehatan,
perubahan iklim, dan permasalahan sampah. Untuk itu, Unilever meluncurkan kampanye
‘Setiap U Beri Kebaikan’ yang mengajak masyarakat untuk lebih cermat dalam memilih
produk. U disini bisa berarti Unilever, U (You), dan Us," katanya dalam konferensi pers di
Jakarta, Senin (22/07/2019).
Melalui kampanye ini, Unilever mengajak konsumen untuk melihat empat hal dalam memilih
produk, seperti sumber bahan baku, apakah bahan baku yang digunakan dalam produk
tersebut berasal dari sumber yang bertanggung jawab; apakah produknya memberikan
manfaat sosial atau manfaat kepada masyarakat; apakah produknya memiliki upaya
pelestarian lingkungan; dan apakah produknya memiliki purpose atau tujuan mulia.
Dari penjelasan di atas tentang sekupan etika bisnis dan tanggung jawab sosial yang
dijalankan oleh Unilever Indonesia hingga sekarang, dapat dilihat betapa konsistennya
Unilever Indonesia dalam menerapkan dan mengimplementasikan etika bisnis dan tanggung
jawab sosial dalam segala aspek aktifitas organisasi. Hal ini menandakan bahwa Unilever
Indonesia sebagai bagian perusahaan global mampu menunjukan eksistensinya dalam dunia
persaingan internasional. Unilever tidak hanya berkutat dalam menghasilkan produk-produk
yang berkualitas saja, melainkan dari segi perusahaan, hukum, bisnis, karyawan dan bidang
lainnya tetap harus mengedepankan etika. Hal inilah yang membedakan Unilever dengan
perusahaan-perusahaan lainnya. Dapat dikatakan tidak ada perusahaan yang mempunyai
konsep etika bisnis dan tanggung jawab sosial yang menyeluruh sebagaimana konsep yang
dikedepankan oleh Unilever.
DAFTAR PUSTAKA
https://konsultankti.wordpress.com/2015/09/19/etika-bisnis-dan-tanggung-jawab-sosial-
perusahaan-contoh-penerapan-pada-perusahaan-unilever-indonesia/
http://ddesar.blogspot.com/2014/10/etika-bisnis-pada-pt-unilever_13.html