Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN BISINIS

Disusun untuk memenuhi tugas Bisnis Pengantar

Dosen Pengampu : Alldila Nadhira Ayu Setyaning, S.E., MBA. 1

Disusun oleh:

1. Abdu Arsy Poetra Kinanta (19311499)


2. Alexandro Manuel (20311514)
3. Mu’arif Muqarah (20311507)
4. Nerisa Putri Yasshinta (20311217)
5. Sonia Anuar (20311511)

KELAS I
FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2020

PROFIL PT UNILEVER
Unilever Indonesia direncanakan menjadi basis operasi Unilever untuk memasok
produk-produk Unilever di kawasan Asia Tenggara. Beberapa produk Unilever yang beredar
di Malaysia, Filipina, dan Australia sekarang sebenarnya sudah berasal dari Unilever
Indonesia. Bagi kantor pusat Unilever yang berada di Belanda, anak perusahaan yang berada
di Indonesia ini memang terhitung sebagai penyumbang pendapatan Unilever yang besar,
terlebih setelah dipimpin oleh Maurits Lalisang (data 2007-2008). Berbeda dengan pasar
Unilever di sejumlah negara yang mengalami persaingan ketat dengan kompetitornya, dan
juga masalah penurunan penjualan, di Indonesia, dan negara-negara di kawasan Asia
Tenggara Unilever justru terus mengalami peningkatan penjualan. Di wilayah Asia Tenggara,
Unilever mampu membukukan kenaikan keuntungan operasional hingga 23%.
Unilever Indonesia saat ini juga berfokus pada pertumbuhan organik seperti
peningkatan omset penjualan, laba perusahaan, dan menekan struktur biaya. Namun tidak
menutup kemungkinan melakukan pertumbuhan anorganik. Sepanjang kiprahnya di
Indonesia, Unilever telah mengakuisisi empat merek. Akuisisi teh celup Sari Wangi
dilakukan tahun 1990, Yoohan (dengan berbagai merek seperti Molto, Trisol, Whipol) tahun
1998, Kecap Bangau tahun 2000, dan Taro Snack tahun 2003.
Dalam melakukan akuisisi, Unilever selalu menggunakan dana keuangan internal,
tidak perlu injeksi dari kantor pusat. Dan akuisisi hanya akan dilakukan bila mendukung
bisnis utama Unilever yang telah ada. Unilever tidak akan keluar dari bisnis utamanya,
memproduksi, dan memasarkan barang-barang konsumen (consumer goods).
Unilever tidak akan berniat menguasai industri hulu sampai hilir meskipun memiliki
kemampuan dari segi pendanaan. Pertumbuhan organik lebih ditekankan. Hal ini dibuktikan
dengan pendirian kantor pemasaran Unilever Indonesia ke berbagai negara seperti Singapura,
Jepang, dan Australia. Sabun Lux buatan Rungkut, es krim Wall’s, dan teh Sari Wangi buatan
Cikarang (Jawa Barat) bisa ditemukan di tiga negara ini. Total ekspor produk Unilever
Indonesia mencapai enam persen (6%) dari omset penjualan.
Unilever telah memproduksi berbagai macam produk konsumen, kurang lebih sudah
menghasilkan 400 merek produk, dan hampir seluruhnya merupakan produk-produk
pemimpin pasar. Produk di Indonesia diantaranya jenis sabun (New Lifebuoy, Lifebuoy Clear
Skin, Lux), pasta gigi (Pepsodent), es krim (Wall’s), shampo (Sunsilk, Clear, Lifebuoy
shampo), sabun deterjen ( Rinso ), mentega margarin (Blue Band), dan produk-produk terkini
lainnya.
 ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB BISNIS DALAM PERUSAHAAN UNILEVER:
a. Standar Perilaku
Dalam melaksanakan segala kegiatan, Unilever melakukannya dengan penuh kejujuran,
integritas dan keterbukaan dengan tetap menghormati hak asasi manusia, menjaga
keseimbangan para karyawan perusahaan dan menghormati kepentingan sah relasi
perusahaan.
b. Mematuhi Hukum
Semua Perseroan Unilever dan para karyawannya berkewajiban mematuhi ketentuan hukum
dan peraturan masing-masing negara di tempat mereka melaksanakan usahanya.
c. Karyawan
Unilever memiliki komitmen pada keanekaragaman dalam lingkungan kerja yang diwarnai
oleh sikap saling percaya dan saling menghormati di mana semua memiliki rasa tanggung
jawab atas kinerja dan reputasi Perseroan.
Unilever akan merekrut, mempekerjakan dan mengembangkan para karyawan hanya atas
dasar kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan bagi pekerjaan yang harus dilakukan.
Unilever memiliki komitmen untuk menyediakan kondisi kerja yang aman dan sehat.
Unilever tidak akan menggunakan sarana kerja apa pun yang bersifat memaksa atau
mempekerjakan anak. Unilever memiliki komitmen untuk bekerja dengan karyawan demi
mengembangkan dan memperkuat keterampilan dan kemampuan setiap individu.
Unilever menghargai martabat individu dan haknya untuk kebebasan bergabung dalam suatu
organisasi. Unilever akan memelihara terjalinnya komunikasi yang baik dengan para
karyawan melalui informasi dan proses konsultasi.
d. Konsumen
Unilever memiliki komitmen untuk menyediakan produk bermerek dan pelayanan yang
secara konsisten menawarkan nilai dari segi harga dan kualitas serta aman bagi tujuan
pemakaiannya. Produk-produk dan pelayanan-pelayanan Unilever akan diberi label,
disampaikan melalui iklan-iklan dan dikomunikasikan secara tepat dan semestinya.
e. Lingkungan
Unilever memiliki komitmen untuk terus menerus mengadakan perbaikan dalam pengelolaan
dampak lingkungan dan mendukung sasaran jangka panjang untuk mengembangkan suatu
bisnis yang berdaya tahan. Unilever akan bekerja sama dalam kemitraan dengan pihak lain
untuk menggalakkan kepedulian lingkungan, meningkatkan pemahaman akan masalah
lingkungan dan menyebar-luaskan budaya karya yang baik.
f. Keterlibatan Pada Masyarakat
Unilever berupaya menjadi perusahaan yang dapat diandalkan, dan sebagai bagian integral
dari masyarakat serta memenuhi kewajiban terhadap masyarakat dan komunitas setempat.
g. Persaingan Bisnis
Unilever percaya akan persaingan ketat namun sehat dan mendukung pengembangan
perundang-undangan tentang persaingan yang sesuai. Perseroan Unilever beserta
karyawannya akan melakukan kegiatan yang sesuai dengan prinsip persaingan sehat dan
mengikuti semua aturan yang berlaku.
h. Inovasi
Dalam upaya melaksanakan inovasi ilmiah demi memenuhi kebutuhan konsumen, Unilever
akan senantiasa merujuk kepada keinginan konsumen dan masyarakat. Unilever akan bekerja
atas dasar ilmu yang tepat, dan menerapkan standar keamanan produk secara ketat.
i. Integritas Bisnis
Unilever tidak menerima ataupun memberi, entah secara langsung atau tidak langsung,
suapan atau keuntungan lannya yang tidak pantas demi keuntungan bisnis atau finansial.
Tidak satu pun karyawan Unilever yang boleh menawarkan, memberi ataupun menerima
hadiah atau pembayaran yang merupakan, atau dapat diartikan sebagai sarana suap. Setiap
tuntutan, atau penawaran suap harus ditolak langsung dan dilaporkan kepada manajemen.
Dari penjelasan di atas tentang sekupan etika bisnis dan tanggung jawab sosial yang
dijalankan oleh Unilever Indonesia hingga sekarang, dapat dilihat betapa konsistennya
Unilever Indonesia dalam menerapkan dan mengimplementasikan etika bisnis dan tanggung
jawab sosial dalam segala aspek aktifitas organisasi. Hal ini menandakan bahwa Unilever
Indonesia sebagai bagian perusahaan global mampu menunjukan eksistensinya dalam dunia
persaingan internasional. Unilever tidak hanya berkutat dalam menghasilkan produk-produk
yang berkualitas saja, melainkan dari segi perusahaan, hukum, bisnis, karyawan dan bidang
lainnya tetap harus mengedepankan etika. Hal inilah yang membedakan Unilever dengan
perusahaan-perusahaan lainnya. Dapat dikatakan tidak ada perusahaan yang mempunyai
konsep etika bisnis dan tanggung jawab sosial yang menyeluruh sebagaimana konsep yang
dikedepankan oleh Unilever.
DAFTAR PUSTAKA
https://konsultankti.wordpress.com/2015/09/19/etika-bisnis-dan-tanggung-jawab-sosial-
perusahaan-contoh-penerapan-pada-perusahaan-unilever-indonesia/
http://ddesar.blogspot.com/2014/10/etika-bisnis-pada-pt-unilever_13.html

Anda mungkin juga menyukai