Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MANAJEMEN STRATEGI

PROJECT BASED PADA PT. UNILEVER


Diajukan Untuk memenuhi Sebagian tugas Mata Kuliah
Manajemen Strategi

Disusun Oleh Kelompok 6 :


Dara Guntara (434334022019382)
Fauzan Anwar (434334022019381)
Fikri Sihabudin (434334022019218)
Lusi Zamous Osabila H (434334022019051)
M Imam Faisal (434334022019165)
R Raditya Nirmala Jati (434334022019151)
Rizki Maulana (434334022019230)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PASUNDAN
BANDUNG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan Fast Moving
Consumer Goods (FMCG) terkemuka di Indonesia yang senantiasa menemani
keseharian masyarakat melalui beragam produknya, seperti Pepsodent, Lux,
Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Wall’s,
Royco, Bango, dan masih banyak lagi. Unilever Indonesia pertama kali menawarkan
sahamnya kepada publik pada 1981 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 11
Januari 1982. Saat ini, Unilever Indonesia yang berkantor pusat di Tangerang
memiliki lebih dari 40 brand dan juga 9 pabrik yang bertempat di area industri
Jababeka, Cikarang dan Rungkut, Surabaya. Pabrik serta produk-produk kami juga
telah mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Lebih dari
4.000 karyawan turut berkontribusi dalam perkembangan bisnis kami. Bagi kami,
karyawan merupakan aset penting bagi Perusahaan, dan kami percaya peningkatan
kapasitas para karyawan secara berkelanjutan dapat mendukung Perusahaan agar
tetap kompetitif.
Unilever adalah perusahaan yang dibangun atas dasar purpose (tujuan
mulia). Purpose merupakan ‘jantung’ dari segala yang kami lakukan – baik sebagai
karyawan, brand, maupun perusahaan. Setelah lebih dari 87 tahun purpose kami
tidak pernah berubah, kami ingin menjadikan kehidupan berkelanjutan sebagai hal
yang lumrah untuk dimiliki. Kami selalu berupaya menciptakan masa depan yang
lebih baik setiap harinya melalui produk-produk dan kampanye kami. Kami juga
menginspirasi masyarakat untuk mengambil tindakan kecil dalam kehidupan sehari-
hari agar dapat membuat perubahan bagi dunia. Kami bertekad untuk mengelola
dan menerapkan bisnis secara bertanggung jawab dan berkelanjutan agar dapat
terus berkembang seraya mengurangi dampak lingkungan, dan meningkatkan
dampak sosial positif bagi masyarakat.
Sejak 2010, komitmen keberlanjutan Unilever yang tercantum pada strategi
Unilever Sustainable Living Plan (USLP) telah memberikan manfaat signifikan bagi
masyarakat serta lingkungan. Kini, setelah lebih dari 10 tahun penerapan USLP di
Indonesia, Perusahaan memperkuat komitmen untuk menunmbuhkan bisnis yang
berkelanjutan yang berlandaskan pada tujuan mulia (purpose-led) dan relevan serta
mampu bersaing di masa depan (future-fit), strategi ini dinamakan The Unilever
Compass. Kami memiliki tiga kepercayaan bahwa brand dengan tujuan mulia akan
bertumbuh (brand with purpose grow), perusahaan dengan tujuan mulia akan
bertahan (company with purpose last) dan individu dengan tujuan mulia akan
berkembang (people with purpose thrive). The Unilever Compass memiliki 3 fokus
utama yaitu: (1) Membangun planet yang lebih lestari, (2) Meningkatkan kesehatan
dan kesejahteraan masyarakat, dan (3) Berkontribusi pada masyarakat yang lebih
adil dan inklusif. Kami percaya keberadaan kami akan bisa membantu membangun
masa depan yang lebih cerah, karena bagi kami bisnis seharusnya mampu menjadi
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi dunia .
1.2 Sejarah PT. Unilever
Unilever Indonesia pertama kali didirikan pada 5 Desember 1933 dengan nama
“Lever’s Zeepfabrieken N.V.” yang bertempat di daerah Angke, Jakarta Utara
berdasarkan akta No. 23 dari Mr. A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini
disetujui oleh Jenderal Geoual van Nederlandsch-Indie berdasarkan surat No. 14
pada 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie, Batavia No. 302 pada 22
Desember 1933 dan diterbitkan dalam Javasche Courant pada 9 Januari 1934,
tambahan No. 3.
Pada 22 Juli 1980, Perusahaan berganti nama menjadi “PT Unilever Indonesia”
dengan akta No. 171 dari notaris Ny. Kartini Muljadi SH. Perubahan nama pun
kembali terjadi pada 30 Juni 1997 menjadi “PT Unilever Indonesia, Tbk.” dengan
akta No. 92 notaris publik Bp. Mudofir Hadi SH. Akta ini disetujui oleh Menteri
Kehakiman dengan surat keputusan No.C2-1.049HT.01.04 TH.98 tanggal 23
Februari 1998 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998,
tambahan No. 39. Pada 22 November 2000, Unilever Indonesia mengadakan
perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru
yaitu PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang manufaktur,
pengembangan, pemasaran dan penjualan dari kecap, saus cabai serta saus
lainnya seperti Bango dan merek lain di bawah lisensi perusahaan untuk PT AL.
Berselang dua tahun, tepatnya pada 3 Juli 2002, Unilever Indonesia kembali
mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad untuk mendirikan
perusahaan baru yaitu PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi,
ekspor dan impor barang-barang dengan merek dagang Domestos Nomos. Pada 7
November 2003, Texchem Resources Berhad menandatangani perjanjian jual beli
saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, di mana Texchem Resources Berhad
setuju untuk menjual semua sahamnya di PT Technopia Lever ke Technopia
Singapore Pte. Ltd. Dalam Rapat Umum Luar Biasa Perusahaan pada 8 Desember
2003, Unilever Indonesia menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya
untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas
Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini efektif berjalan pada tanggal
penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever
Overseas Holdings Limited pada 21 Januari 2004.
Pada 30 Juli 2004, Unilever Indonesia bergabung dengan PT KI. Merger dicatat
dengan menggunakan metode yang mirip dengan metode penyatuan kepemilikan.
Perusahaan adalah perusahaan yang bertahan dan setelah merger PT KI tidak lagi
sebagai badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam surat No. 740 / III / PMA / 2004
tanggal 9 Juli 2004. Pada 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian bersyarat
untuk membeli merek "Buavita" dan "Gogo" minuman Vitality berbasis buah dari
Ultra. Transaksi selesai pada Januari 2008.
1.3 Prestasi Unilever
Prestasi yang didapat oleh PT. Unilever sebagai berikut :
1. Unilever Indonesia Meraih Peringkat Pertama di Forbes Indonesia Best of
The Best Awards 2021
2. PT Unilever Indonesia Tbk. berhasil meraih beberapa penghargaan yang
diberikan oleh tiga institusi berbeda melalui program berkelanjutan serta
inovasi yang dilakukan oleh perusahaan. Empat penghargaan diterima
Unilever dari Finance Asia Asia's Best Companies Poll 2016, dua
penghargaan dari Sustainable Business Awards Indonesia 2016 dan dua
penghargaan dari Warta Ekonomi.
3. Unilever Indonesia meraih dua penghargaan dalam ajang Malam
Penganugerahan Indonesia PR Of The Year 2016 yang digelar oleh majalah
MIX Marketing Communications. Kedua penghargaan tersebut adalah Best of
The Best Social PR Program untuk program “Bango Diplomasi Kuliner
Nusantara” (kategori Social PR Program) dan sebagai Best Corporate
Communications Team untuk kategori Consumer Goods Industry.
4. Pertengahan tahun 2017, Unilever Indonesia menerima sejumlah
penghargaan baik untuk brand-brandnya maupun keseluruhan perusahaan.
Penghargaan tersebut didapatkan lewat ajang Asia’s Best Companies 2017
oleh majalah FinanceAsia, Spark Awards for Media Excellence 2017 untuk
brand Clear dan Axe, World’s Most Innovative Companies oleh Forbes,
Annual Report Award 2016 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Indonesia
Best Brand Award 2017 oleh SWA, Mobile Marketing Awards Smarties 2017,
dan PR of the Year 2017 oleh Majalah MIX.
5. Unilever Indonesia juga meraih tiga penghargaan di Spark Awards for Media
Excellence 2017 Singapura oleh majalah Marketing. Unilever Indonesia
melalui brand-nya, Clear dan Axe, memenangkan emas pada kategori Best
Engagement Strategy dan kategori Best Media Solutions (Mobile) untuk
kampanye Clear Mudik, serta perunggu pada kategori Best Media Solutions
(Mobile) untuk kampanye Axe Find Your Magic. Spark Awards 2017 diakui
sebagai program berskala regional untuk merayakan berbagai solusi, produk
dan layanan media terbaik. Penghargaan ini merupakan platform bagi para
pemilik media dan penyedia solusi untuk menampilkan inovasi, keefektifan,
dan proposisi nilai mereka kepada pengiklan, agen dan klien.
6. Dalam ajang Annual Report Award (ARA) 2016, Unilever Indonesia berhasil
meraih peringkat ke-3 untuk kategori Perusahaan Swasta Non-Keuangan
Listed, dari sebanyak 314 peserta yang terdiri atas 301 perusahaan umum
dan 13 dana pension. ARA 2016 diadakan oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) yang bekerjasama dengan Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia, dan
Kementerian Keuangan. Penghargaan ini diselenggarakan sebagai bentuk
apresiasi bagi laporan tahunan terbaru perusahaan. Penilaian dilakukan
berdasarkan data publik untuk mengukur keterbukaan informasi laporan
tahunan yang sesuai dengan ketentuan dan pedoman yang berlaku.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Visi dan Misi PT. Unilever
Visi dari PT. Unilever :
“Untuk meraih rasa cinta dan penghargaan dari Indonesia dengan menyentuh
kehidupan setiaporang Indonesia setiap harinya.”
Misi dari PT. Unilever :
 Kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari.
 Kami membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih
menikmati hidup melalui brand dan layanan yang baik bagi mereka dan orang
lain.
 Kami menginspirasi masyarakat untuk melakukan langkah kecil setiap harinya
yang bila digabungkan bisa mewujudkan perubahan besar bagi dunia.
 Kami senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang
memungkinkan kami tumbuh dua kali lipat sambil mengurangi dampak
terhadap lingkungan, dan meningkatkan dampak sosial.

2.2 Analisis SWOT PT. Unilver


Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
memutuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (Threats).
Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana
strategis (strategi planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan
(kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada pada saat
ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untuk analisis
situasi adalah Analisis SWOT.
 Strengths (Kekuatan) :
1. Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan model-
model yang tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga memacu
konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat
mengalami sendiri hasil yang diterima si model dalam iklan tersebut.
2. PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat
terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah
mendorong pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever
Indonesia sebagai salah satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut
majalah marketing (top Brand Survey, edisi khusus 2007).
3. Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
4. Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi di
segenap jajaran.
5. Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care,
savoury, dan ice cream.
6. Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan
distributor untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat penjualan.
7. PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi
produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
8. PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on
quality”. Unilever dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa
mengabaikan kualitas produk.

 Kelemahan (Weaknesses) :
1. PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang
mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar
departemen yang mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua,ko munikasi
pada karyawan yang bisa menerima pesan yang berbeda-beda.Dan ketiga, resolusi
konflik antara inisiatif dari dukungan departemen (SDM, keuangan, dan lain-lain)
dengan departemen lini produk yang biasanya sangat berorientasi komersial.
2. Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
3. Jumlah karyawan yang tambun.
4. Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever
indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
5. Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
6. Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
7. Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
8. Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.

 Kesempatan (Opportunities) :
1. Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang menggembirakan
bagi ekonomi Indonesia sebesar 6.3%.
2. Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan papua.
3. Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan
konsumen.
4. Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik
yang baik.
5. Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%)
dan 122.922.553 (50,1%) perempuan.
6. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods.
7. Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.
8. Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods
83 %.

 Ancaman (Threats) :
1. Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa
sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh
kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas lainnya.
2. Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
3. Melemahnya daya beli konsumen.
4. Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
5. Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan t
ingginya biaya pemasaran produk.
6. Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
7. Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
8. Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional
menjadi produk-produk luar negeri.
9. Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan
yang membahayakan komunitas orang utan.
10. Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
11. Produk pesaing dengan harga lebih rendah.

3 Analisis SWOT adalah


indentifikasi berbagai
faktor secara sistematis
untuk
4 memutuskan strategi
perusahaan. Analisis ini
didasarkan pada logika
yang dapat
5 memaksimalkan kekuatan
(Strengths) dan peluang
(Opportunities), namun
secara bersamaan
6 dapat meminimalkan
kelemahan (weaknesses) dan
ancaman (Threats). Proses
pengambilan
7 keputusan strategis selalu
berkaitan dengan
pengembangan misi,
tujuan, strategi, dan
8 kebijakan perusahaan.
Dengan demikian
perencana strategis
(strategi planner) harus
9 menganalisis faktor-faktor
strategis perusahaan
(kekuatan, kelemahan,
peluang, dan
10 ancaman) dalam kondisi
yang ada pada saat ini. Hal
ini disebut dengan Analisis
Situasi.
11 Model yang paling
populer untuk analisis situasi
adalah Analisis SWO
2.3 Strategi yang dilakukan oleh PT. Unilever
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menyiapkan strategi jangka panjang dalam
membangun bisnis untuk pertumbuhan yang konsisten, kompetitif, menguntungkan,
dan bertanggung jawab. Meski menghadapi dampak dari pandemi yang
berkepanjangan, Unilever mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 20,2 triliun dan
laba bersih sebesar Rp 3 triliun pada tahun berjalan Juni 2021. Daya beli konsumen
yang masih terdampak pandemi dan kenaikan harga komoditas yang mempengaruhi
biaya produk merupakan sebagian dari berbagai macam tantangan yang dihadapi
UNVR.
Unilever juga memanfaatkan kesempatan yang muncul dalam di beberapa
kategori seperti makanan yang menjadi salah satu penopang utama pertumbuhan,
juga kategori hygiene. Unilever beroperasi selama 87 tahun telah membuktikan
kemampuan perusahaan membangun berbagai merek legendaris yang tahan
banting serta terus bertumbuh bersama masyarakat Indonesia meski harus melewati
berbagai pasang surut. "Kali ini, pandemi Covid-19 juga membawa banyak
tantangan yang perlu diatasi dengan strategi jangka panjang dan berkelanjutan,"
ada lima strategi prioritas, yaitu mendorong pertumbuhan pasar melalui stimulasi
konsumsi konsumen, memperluas dan memperkaya portofolio ke value segment
dan premium segment, menjadi yang terdepan dalam hal eksekusi, termasuk kanal
dan inovasi, penerapan e-everything di semua lini termasuk penjualan, operasional,
dan pengolahan data, dan tetap menjadi yang terdepan dalam penerapan bisnis
yang berkelanjutan.
UNVR memperkuat portofolio di value segment dengan produk-produk
terjangkau seperti Sahaja kemasan Rp 1.000, Bango kemasan Rp 3.000, dan
portofolio di segmen premium seperti Baby Dove, Sensitive Expert, dan The
Vegetarian Butcher. Dengan menjangkau value segment dan premium segment,
Unilever yang selama ini sangat kuat di mid segment berharap menjadi yang
terdepan sehingga mampu menjawab kebutuhan konsumen di semua segmen.
Unilever juga mengakselerasi inovasi produk serta memperkuat kehadiran produk-
produk tersebut di berbagai platform yang digunakan masyarakat. Strategi e-
everything mengintegrasi proses end to end dari mulai produksi, pengiriman, dan
penjualan menjadi infrastruktur operasional yang tahan banting, jangkauan lebih
luas, serta lebih cepat.
Pihak Unilever saat ini bertransaksi dengan pelanggan menggunakan aplikasi
Sahabat Warung. Sementara untuk menjangkau konsumen, UNVR terus
memperkuat layanan Unilever Home Delivery dan Unilever Indonesia official store di
berbagai platform e-commerce di Indonesia. “Dengan strategi dan prioritas yang
jelas dan terarah, kami siap dan optimis menavigasi di masa penuh tantangan ini.
Pengalaman, infrastruktur, serta tim yang tangguh dan tangkas menjadi andalan
untuk membangun bisnis yang terus bertumbuh, kompetitif, menguntungkan, dan
membawa kebaikan bagi masyarakat Indonesia,”

Anda mungkin juga menyukai