UNILEVER
- Integritas merupakan nilai yang sangat fundametal bagi setiap individu dalam organisasi, tanpa
adanya integritas pada diri seseorang maka sulit bagi seseorang untuk berdisplin,
bertanggungjawab atas tugas/amanah yang diberikan kepadanya, yang pada akhirnya berakibat
kepada tidak terwujudnya profesionalisme dan tidak tercapainya produktivitas serta tidak
tercapainya tujuan organisasi. Pengembangan budaya kerja ”Membangun Integritas” adalah
sebagai salah satu alasan dalam rangka mengembangkan nilai integritas sehingga dapat
menggabungkan perusahaan dengan lokasi yang berbeda. Nilai integritas yang ditanamkan
menjadikan komitmen bersama untuk berkembang lebih baik sehingga menjadi perusahaan yang
besar dan selalu berkembang.
- Dari strategi bisnis secara otomatis akan memperluas pasar dan perusahaan mempunyai
kemampuan yang sangat kuat dalam pengolahan dan pemasaran
- Bahwa perusahaan tersebut pasti memiliki kesamaan budaya organisasi sehingga secara
intensitasnya akan mampu membentuk perusahaan yang besar
- Merger adalah strategi yang tepat dan akan menghasilkan sinergi dan manfaat yang mendasar
dalam sumber bahan baku , produksi, logistik dan perdagangan untuk perusahaan merger.
Perusahaan merger akan menjadi lebih meningkatkan daya saing dalam bisnis
- Pengelolaan setelah merger akan menjadi lebih luas dan hal tersebut justru akan mendorong
untuk mencari solusi yang simple dan sederhana dan berfikir lebih efisien dalam pengelolaan
bisnis.
c. Bagaimana upaya adaptasi dari PT Unilever Indonesia yang anda ketahui pada saat ini, dengan
menggunakan pendekatan manajemen Budaya Organisasi
Membangun budaya yang kuat tentulah bukan pekerjaan mudah, banyak biaya, tenaga, energi,
dan kreatifitas yang mesti dicurahkan untuk mencapai image, reputasi, budaya perusahaan yang
diinginkan.
Salah satu cara untuk membangun budaya yang dapat diterima dalam lingkungan pekerjaan
terlebih dahulu harus dilakukan pengenalan kepada masyarakat sehingga karyawan yang masuk
dalam PT Unilever telah sedikit banyak menyiapkan diri untuk bergabung dengan budaya yang
diterapkan PT Unilever. Harapannya adalah perusahaan membangun Budaya Organisasi lebih
dini, sehingga bisa lebih fokus pada peningkatan performa, disribusi dan penjualan atau target
dari perusahaan. Pengenalan budaya perusahaan tetap dilakukan untuk memperoleh persamaan
persepsi dan langkah karyawan. Langkah ini jamak dilakukan oleh berbagai perusahaan di dunia.
e. Untuk digambarkan suatu siklus daur hidup perusahaan dipandang dari BOnya
Tujuan dalam menciptakan budaya organisasi adalah menyelaraskan visi misi yang hendak
dicapai dari konsepsi budaya organisasi dapat sampaikan sebagai berikut :
• Budaya organisasi menjadi pedoman sebagai aturan yang harus kita patuhi dan dijalankan
sebagai komitmen yang datang dari diri sendiri dalam bersikap dan berperilaku.
• Dengan pedoman budaya organisasi yang diformalkan dan dapat diterima oleh Warga
komunitas diharapkan dapat menuntun dalam menjalankan peran yang dibebankan kepadanya
(sebagai acuan).
• Dengan pedoman itu pula mendorong kepada setiap warga untuk mampu membangun
kebiasaan yang produktif.
• Menjadi pedoman dalam merumuskan budaya kerja kedalam masing-masing unit kerja sesuai
dengan bidangnya.
• Menjadi pedoman bagi setiap orang yang merasakan akan arti penting untuk terus
meningkatkan kompetensi agar dapat berperan dalam dimensi pembangunan.
• Menjadi pedoman bagi setiap pemimpin pada semua tingkatan untuk menumbuh kembangkan
kepemimpinan kolaboratif.
• Menjadi pedoman bagi setiap warga yang selalu siap menghadapi perubahan dalam gelombang
ketidak pastian.
• Menjadi pedoman sebagai daya dorong agar setiap warga mampu menggerakkan kreativitas
dan inovasi.
Dengan demikian bahwa budaya organisasi pada tataran terbentuknya organisasi harus dilakukan
standarisasi budaya organisasi kemudian dilakukan sosialisasi kepada seluruh karyawan dalam
organisasi, dalam pelaksanaan harus selalu diawasi dan dikelola dilakukan internalisasi budaya
organisasi untuk meningkatkan intensitas budaya. Pada tahap transisi jika mengalami
kemunduran nilai-nilai budaya organisasi harus dilakukan perubahan budaya organisasi sehingga
selalu terjadi penyesuaian budaya namun tidak meninggalkan akar-akar budaya yang telah
terbentuk dengan kuat. Sehingga daur hidup organisasi dari tahap pengenalan budaya organisasi,
tahap perkembangan budaya organisasi akan menciptakan tahap kematangan budaya organisasi
dan budaya organisasi diharapak tetap lestari sehingga tidak terjadi tahap kemunduran.
Dengan memahami konsep peranan budaya organisasi dalam tiga dimensi diharapkan budaya
organisasi mampu menuntun untuk mempengaruhi orang-orang dalam wujud kebersamaan untuk
bersikap dan berperilaku. Jadi dalam budaya organisasi perlu menekankan tiga faktor yang
sangat menentukan yang pertama disebut dengan “Wawasan” ; yang kedua disebut dengan
“Penyelarasan” ; yang ketiga disebut dengan “Pemberdayaan”. Ketiga faktor itu membentuk
budaya organisasi pola baru.
Wawasan merupakan langkah awal dalam peran budaya organisasi masa depan dalam
menyeimbangkan perencanaan strategik (visi, misi, tujuan, sasaran, strategi) dengan pelaksanaan
yang sejalan dengan budaya organisasi (nilai, norma, wewenang, ganjar), bla diperlukan
diadakan penyesuaikan sesuai dengan tuntutan perubahan.
Penyelarasan merupakan langkah kedua dalam peran budaya organisasi masa depan dengan
mewujudkan kebersamaan dalam tindakan melalui keterikan dalam “sistem” (seperangkat unsur
yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas), “struktur” (cara
bagaimana sesuatu disusun atau dibangun) dan “proses” (rangkaian tindakan, pembuatan atau
pengolahan yang mengasilkan sesuatu). Penyelarasan dalam sistem, struktur dan proses
merupakan tonggak untuk membangun komitmen yang diberikan pegawai untuk melaksanakan
budaya organisasi kolaboratif.
Pemberdayaan merupakan langkah ketiga yang sangat penting dan strategis dalam peran budaya
organisasi untuk mempersatukan wujud kepentingan yang seimbang antara kepentingan individu,
kelompok dan organisasi. Sebagai daya dorong untuk memotivasi perubahan sikap melalui
pemberdayaan bakat yang tersembunyi, peningkatan kecerdikan emosioal dan membangkitkan
pikiran kreativitas. Dengan melaksanakan pemberdayaan tersebut diharapkan lahirnya komitmen
dari diri sendiri untuk berperilaku dalam memenuhi kebutuhan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan sejalan dengan kemampuan untuk memanfaatkan kemajuan teknologi informasi
agar perubahan-perubahan dapat dilakukan.
(Ariana, 2016)