1. Bahaslah kasus ini dengan menggunakan teori-teori etika dari para filsuf?
Teori utilitarianisme menekankan pada konsekuensinya, suatu keputusan dapat
dianggap baik, jika keputusan tersebut dapat meningkatkan kebahagiaan atau dapat
mengurangi rasa sakit , baik yang bersifat fisik ataupun bersifat psikologis bagi
seluruh masyarakat, sebaliknya tindakan dianggap buruk, jika tindakan tersebut
menghasilkan keburukan yang lebih besar atas kebaikan. Dalam hal kasus publius,
kesenangan dapat diukur dengan perlindungan kebebasan orang-orang dalam
berpendapat di internet, kehadiran publius mendatangkan lebih banyak kesenangan
bagi orang-orang pengguna internet diseluruh dunia, karena dapat memudahkan
mereka dalam berpendapat di internet, terlebih bagi beberapa negara yang sangat
membatasi kebebasan berpendapat, orang-orang yang merasa senang ini dirasa lebih
banyak dibandingkan dengan pihak-pihak yang tidak senang dengan hadirnya publius.
Teori deontologi menekankan pada motivasi dari pengambilan keputusan tersebut.
Dalam hal kasus publius, motivasi pembuat publius adalah bisa membantu orangorang di negara yang membatasi kebebasan berpendapat dan mereka dihukum karena
berpendapat (misalnya; di negara Korea Utara dan negara-negara tertutup lainnya).
Tujuan dari pembuat publius ini adalah baik, yaitu untuk membantu orang-orang
dalam berpendapat.
Teori keadilan , setiap orang harus diperlakukan secara adil, maksudnya disini
adalah, setiap orang dapat memperoleh apa yang sudah menjadi haknya, tidak boleh
adanya pihak yang dirugikan atas pihak lain yang ingin mendapatkan keuntungan atas
kerugian pihak lain tersebut. Dalam hal kasus publius, para pembuat publius ingin
menegakkan keadilan bagi setiap orang, karena setiap orang berhak untuk
berpendapat publius hadir dengan memberikan mereka kemudahan dan perlindungan
dalam berpendapat, akan tidak adil jika setiap orang yang berpendapat harus
mendapatkan hukuman.
Teori kewajaran , menekankan upaya untuk merumuskan prinsip-prinsip yang
mengatur bagaimana distribusi hak dan kewajiban di antara setiap anggota masyarakat
sehingga setiap orang berpeluang memperoleh manfaat, serta menanggung beban
yang sama. Dalam hal kasus publius, para pembuat publius ingin mendistribusikan
hak setiap orang dalam berpendapat dan melindungi kebebasan berpendapat tersebut,
hal yang dilakukan para pembuat publius dirasa wajar.
Teori etika kebajikan, Teori ini menekankan pada karakter yang melekat pada
seseorang sebagai pengambil keputusan. Para pembuat publius memiliki niat yang
baik dalam membuat publius ini yaitu untuk bisa membantu orang-orang di negara
yang membatasi kebebasan berpendapat dan mereka dihukum karena berpendapat.
Sekarang tinggal pada usernya saja, apakah akan menggunakan publius ini sesuai
2.