Anda di halaman 1dari 24

BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1. Profil Objek Penelitian

3.1.1. Sejarah

Puskesmas Pajagan merupakan pengembangan dari Puskesmas Pembantu

Cempaka dalam Wilayah Sajira. Puskesmas ini mulai beroperasi bulan maret

tahun 2007 tepatnya bulan juni Unit Perawatan Puskesmas Pajagan resmi

beroperasi. Dengan luas wilayah kerja ±95 Km2.

Wilayah kerja Puskesmas Pajagan seperti daerah-daerah lainnya di

Kabupaten Lebak ini merupakan daerah pertanian berupa perkebunan rakyat

seperti karet, lada, kelapa sawit, ubi kayu dan sebagian kecil saja merupakan

persawahan ini hanyalah lembah diantara daerah-daerah yang lebih tinggi, dengan

air hujan sebagai sumber irigasinya. Temperature udara berkisar 20ºC-30ºC,

dengan curah hujan1,736mm3/pertahun.

Dengan membawahi 9 desa yang terdiri dari 2 desa biasa 7 desa tertinggal.

Puskesmas Pajagan berusaha menapak landasan pembangunan kesehataannya.

Jarak dari puskesmas ke ibu kota kebupaten 17 km dan 118 km ke ibukota

provinsi. Jarak antar perkampungan cukup berjauhan bahkan masih ada

sekelompok suku yang tertinggal secara kolektif dalam wilayah kantong-kantong

pemukiman.

28
Penduduk wilayah kerja Puskesmas Pajagan pada tahun 2018 adalah

sebanyak 10.061 jiwa yang tersebar di 9 desa dengan jumlah rumah tangga

sebanyak 2940 KK. Desa yang berpendudukan terbanyak adalah desa pajagan

2008 jiwa dan desa lepang tengah adalah desa yang berpenduduk paling sedikit

679 jiwa. Kepadatan penduduk wilayah kerja puskesmas pajagan tahun 2018

sebesar 102,12 km2 dengan kepadatan tertinggi di desa pajagan sebesar 168,53

km2 kepadatan terendah lepang tengah sebesar 85,33 km2.

3.1.2. Visi dan Misi

Puskesmas Pajagan mempunyai visi dan misi sebagai berikut:

a) Visi

Puskesmas sajira tempat pelayanan Kesehatan berkulitas.

b) Misi

- Menggerakan Pembangunan berwawasan kesehatan.

- Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

- Meningkatkan manajemen dan sumber daya organisasi.

- Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar prima.

29
3.1.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu sistem yang digunakan untuk mendefinisikan suatu hirarki

dalam suatu organisasi. Mengidentifikasi setiap pekerjaan, fungsinya dan kemana ia melapor ke dalam

organisasi. Struktur ini dikembangkan untuk menetapkan bagaimana bisnis beroperasi dan membantu

usaha dalam mencapai tujuannya untuk memungkinkan pertumbuhan di masa depan. Bagan struktur

organisasi Kepala UPT Puskesmas sebagai berikut:

Gambar 3.1

Struktur Organisasi

Struktur Organisasi dari tingkatan atas Kepala UPT Puskesmas, Tingkatan kedua terdriri
dari penanggung jawab mutu yang terdiri dari tim keselamatan pasien, tim pencegahan dan
pengendalian , penanggung jawab admen, penanggung jawab UKM, penanggung jawab
UKP, penanggung jawab audit, Penanggung K3

3.1.4. Tugas dan Fungsi

30
3.1.4.1 Tugas Puskesmas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
tewujudnya kecamatan yang sehat dan sejahtera dalam pembangunan kesehatan.
3.1.4.2 Fungsi Puskesmas
1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
UKM yaitu salah satu fungsi Puskesmas yang bertujuan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat. Dalam hal ini, Puskesmas memberikan fokus pada
pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok
dan masyarakat.

2. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)


Fungsi Puskesmas yang kedua adalah Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP).
Dalam hal ini, Puskesmas melakukan kegiatan atau serangkaian kegiatan yang ditujukan
untuk melakukan pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat
penyakit, serta berupaya dalam pemulihan kesehatan perseorangan.

3.2. Tempat, Waktu dan Jadwal Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pajagan yang beralamatkan di Jl. Jendral

Sudirman KM 13 Desa Pajagan, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak Provinsi Banten

3.2.2. Waktu dan Jadwal Penelitian

Didalam mengumpulkan data-data penulis melakukan penelitian sejak bulan Juli

31
2022 sampai November 2022. Berikut ini rincian jadwal penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

BULAN/TAHUN
NO Metode Penelitian 2022
Juli Agustus September Oktober November

1 2 34 1 2 34 1 2 34 1 2 34 1 2 3 4
1 Pengumpulan Data

2 Analisis

3 Desain

4 Coding

5 Implementasi

6 Penyusunan Laporan

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini akan difokuskan pada perancangan sistem persediaan barang, di

khususkan pada kegiatan persediaan bahan baku. Usaha dagang berkah abadi merupakan objek

penelitian yang dipilih untuk penelitian yang sedang dijalani. Metode FIFO (first in first out) ini

digunakan untuk sistem persediaan barang, dengan menggunakan metode ini untuk mengoptimalkan

pengendalian stok bahan baku agar memudahkan kinerja pegawai tersebut.

3.3.2. Metode Kualitatif dan Kuantitatif

32
Sistem pakar adalah salah satu cabang dari kecerdasan buatan Artificial Intelligence (AI).

Salah satu definisi populer dari kecerdasan buatan adalah “membuat komputer berpikir seperti

manusia.” Ketika suatu sistem berhasil melalui tes yang diujikan, maka sistem tersebut dianggap

sebagai strong AI. Istilah strong AI digunakan dengan anggapan bahwa AI harus berdasarkan dasar

logika yang kuat daripada yang dissebut sebagai weak AI, yaitu berdasarkan jaringan neural

buatan, algoritma genetic, dan metode evolusioner. Sistem pakar adalah sebuah aplikasi dari

teknologi kecerdasan buatan yang sangat baik.Sebuah teknik klasifikasi probabilistik yang

berdasarkan teorema Bayes yang menggunakan asumsi keindenpendenan atribut (tidak ada kaitan antar

atribut) dalam proses pengklasifikasiannya. Naïve bayes dapat dilatih dengan efisien dalam

pembelajaran terawasi (supervised learning). Keuntungan dari klasifikasi adalah

bahwa ia hanya membutuhkan sejumlah kecil data pelatihan (training) untuk memperkirakan

parameter (sarana dan varian dari variabel) yang diperlukan untuk klasifikasi. Karena variabel

independen di asumsikan, hanya variasi dari variabel untuk masing-masing kelas harus ditentukan,

bukan seluruh matriks kovarians.

1. Perhitungan Naive Bayes

nama n p m G01 G02 G13 G22 G23 G24

Penyakit 1 1/7 = 41 1 1 0 0 0 0

kulit ke-1 0.14285714286

Penyakit 1 1/7 = 41 1 1 0 0 0 0

kulit ke-2 0.14285714286

Penyakit 1 1/7 = 41 1 1 0 0 0 0

kulit ke-3 0.14285714286

Penyakit 1 1/7 = 41 1 1 0 0 0 0

kulit ke-4 0.14285714286

33
Penyakit 1 1/7 = 41 1 1 0 0 0 0

kulit ke-5 0.14285714286

Penyakit 1 1/7 = 41 1 1 0 0 0 0

kulit ke-6 0.14285714286

Penyakit 1 1/7 = 41 1 1 0 0 0 0

kulit ke-7 0.14285714286

2. Menghitung nilai P(ai|vj) dan menghitung nilai P(vj)

a. Penyakit kulit ke-1 : Kerak Kepala Bayi (Cradle Cap)

P(ai|vj) = nc + m.p

n+m

P(G01|KK) = 1 + 41 x 0.14285714286 = 0.16326530613

1 + 41

P(G02|KK) = 1 + 41 x 0.14285714286 = 0.16326530613

1 + 41

P(G13|KK) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

1 + 41

P(G22|KK) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

1 + 41

34
P(G23|KK) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

1 + 41

P(G24|KK) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

b. Penyakit kulit ke-2 : Kulit Merah dan Gatal (Eksim)

P(ai|vj) = nc + m.p

n+m

P(G01|KM) = 1 + 41 x 0.14285714286 = 0.16326530613

1 + 41

P(G02|KM) = 1 + 41 x 0.14285714286 = 0.16326530613

1 + 41

P(G13|KM) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

1 + 41

P(G22|KM) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

1 + 41

P(G23|KM) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232


1 + 41

P(G24|KM) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

1 + 41

c. Penyakit kulit ke-3 : Campak P(ai|vj) = nc + m.p

n+m

P(G01|C) = 1 + 41 x 0.14285714286 = 0.16326530613

1 + 41

35
P(G02|C) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

1 + 41

P(G13|C) = 1 + 41 x 0.14285714286 = 0.16326530613

1 + 41

P(G22|KM) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

1 + 41

P(G23|KM) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

1 + 41

P(G24|KM) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

1 +

d. Penyakit kulit ke-4 : Kutil

P(ai|vj) = nc + m.p

n+m

36
P(G01|K) = 1 + 41 x 0.14285714286 = 0.16326530613

1 + 41

P(G02|K) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

1 + 41

P(G13|K) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

1 + 41

P(G22|K) = 1 + 41 x 0.14285714286 = 0.16326530613

1 + 41

P(G23|K) = 1 + 41 x 0.14285714286 = 0.16326530613

1 + 41

P(G24|K) = 1 + 41 x 0.14285714286 = 0.16326530613

1 + 41

e. Penyakit kulit ke-5 : Cacar Air P(ai|vj) = nc + m.p

n+m

P(G01|CA) = 1 + 41 x 0.14285714286 = 0.16326530613

1 + 41

P(G02|CA) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

1 + 41

P(G13|CA) = 1 + 41 x 0.14285714286 = 0.16326530613

37
1 + 41

P(G22|KM) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

1 + 41

P(G23|KM) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

1 + 41

P(G24|KM) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

1 + 41

f. Penyakit kulit ke-6 : Biang Keringat P(ai|vj)

= nc + m.p

n+m

P(G01|BK) = 1 + 41 x 0.14285714286 = 0.16326530613

1 + 41

P(G02|BK) = 1 + 41 x 0.14285714286 = 0.16326530613

1 + 41

P(G13|BK) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

1 + 41

P(G22|KM) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

1 + 41

P(G23|KM) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

1 + 41

P(G24|KM) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

38
1 + 41

g. Penyakit kulit ke-7 : Ruam Popok P(ai|vj) = nc + m.p

n+m

P(G01|RP) = 1 + 41 x 0.14285714286 = 0.16326530613

1 + 41

P(G02|RP) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

1 + 41

P(G13|RP) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

1 + 41

P(G22|KM) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

1 + 41

P(G23|KM) = 0 + 41 x 0.14285714286 = 0.13945578232

1 + 41

3.3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data lengkap yang berhubungan dengan penelitian ini dilakukan dengan observasi,

wawancara, studi kepustakaan. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, yaitu:

1) Sumber Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti, yang masih bersifat asli

dikumpulkan oleh peneliti sendiri dengan melakukan observasi langsung. Observasi

dilakukan pengamatan lapangan yang dapat memudahkan pengumpulan data sehingga data

yang didapat lebih terjamin keasliannya dan keakuratannya. Adapun data primer yang saya

dapat dari penelitian ini:

39
2) Sumber Data Sekunder

Data sekunder ini berupa data yang didapat dari penelitian terdahulu untuk melengkapi

penelitian yang relevan dari jurnal atau karya ilmiah yang berkaitan dengan metode serta

tujuan pencarian penelitian yang sama yaitu untuk mengoptimalkan pengendalian stok

bahan baku agar lebih tersistem menggunakan metode FIFO (first in first out).

3.3.4. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang efisien dan akurat maka penulis melakukan metode pengumpulan

data pada penelitian ini dengan cara sebagai berikut:

1. Wawancara

Melakukan Tanya jawab pada pihak yang berkepentingan di dalam bidangnya agar

penelitian yang dilakukan sesuai dengan masalah yang terjadi serta mengumpulkan data-

data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang sering terjadi dalam

penyakit kulit balita pada Puskesmas.

2. Observasi

Yang penulis lakukan dengan observasi yaitu metode atau cara-cara penulis menganalisis

dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat

atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.

3. Studi Pustaka
40
Penulis melakukan studi pustaka dengan mencari beberapa jurnal yang memiliki kemiripan

dengan tema penelitian yang sedang dijalani, serta melakukan kajian pustaka pada landasan

teori yang relevan dari judul penelitian.

3.3.5. Identifikasi Variabel

Melihat dari judul pada penelitian adalah Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku Dengan

Menggunakan Metode FIFO (First In First Out) Untuk Optimalisasi Pengendalian Stok, maka

ditemukan identifikasi yang mengacu kepada kaidah variabel memakai dua variabel penelitian yaitu

variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat atau dependent adalah variabel yang dipengaruhi

akibat adanya variabel bebas, sedangkan variabel bebas atau independent adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan dari adanya suatu variabel terikat atau dependent.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengelolaan persediaan bahan baku dan

menggunakan metode FIFO (First In First Out), sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah

tujuan dari penelitian atau sebuah hal yang dicapai pada penelitian yaitu untuk optimalisasi

pengendalian stok, yang mempengaruhi optimalisasi stok adalah melakukan pengelolaan persediaan

stok dan menggunakan metode FIFO (First In First Out).

3.3.6. Metode Teknik Pendekatan

Sistem pakar adalah salah satu cabang dari kecerdasan buatan Artificial

Intelligence (AI). Salah satu definisi populer dari kecerdasan buatan adalah

“membuat komputer berpikir seperti manusia.” Ketika suatu sistem berhasil melalui

tes yang diujikan, maka sistem tersebut dianggap sebagai strong AI. Istilah strong AI

digunakan dengan anggapan bahwa AI harus berdasarkan dasar logika yang kuat

daripada yang dissebut sebagai weak AI, yaitu berdasarkan jaringan neural buatan,

algoritma genetic, dan metode evolusioner. Sistem pakar adalah sebuah aplikasi dari

teknologi kecerdasan buatan yang sangat baik.Sebuah teknik klasifikasi probabilistik


41
yang berdasarkan teorema Bayes yang menggunakan asumsi keindenpendenan atribut

(tidak ada kaitan antar atribut) dalam proses pengklasifikasiannya. Naïve bayes dapat

dilatih dengan efisien dalam pembelajaran terawasi (supervised learning).

Keuntungan dari klasifikasi adalah bahwa ia hanya membutuhkan sejumlah kecil data

pelatihan (training) untuk memperkirakan parameter (sarana dan varian dari variabel)

yang diperlukan untuk klasifikasi. Karena variabel independen di asumsikan, hanya

variasi dari variabel untuk masing-masing kelas harus ditentukan, bukan seluruh

matriks kovarians. Dalam prosesnya, Naïve Bayes Classifier mengasumsikan bahwa

ada atau tidaknya suatu fitur pada suatu kelas tidak berhubungan dengan ada atau

tidaknya fitur lain dikelas yang sama.

42
30

3.5. Metodologi Pengembangan Sistem

Untuk metodologi pengembangan sistem penulis menggunakan metode

waterfall pengerjaan dari suatu sistemnya dilakukan secara berurutan. Kesimpulan

dari beberapa jurnal, menerangkan bahwa pengembangan sistem menggunakan

metodologi SDLC dengan model waterfall dapat memberikan proses dalam tahap

pengembangan menjadi lebih efisien, efektif dan hemat waktu karena seperti kita

ketahui bahwa metode FIFO yang akan dibuat lalu model waterfall merencanakan

secara terstruktur sistem yang akan dikembangkan kedepannya.

3.5.1. Gambaran Sistem Yang Berjalan

Gambaran sistem yang berjalan dapat dijelaskan dengan beberapa proses

diantaranya sebagai berikut.

a. Gambaran Sistem Lama

Gambaran umum sistem yang sedang digunakan :

a) Pasien datang langsung ke pakar atau dokter anak.

b) Pendaftaran akan ditulis nama pasien, jenis kelamin,

alamat dan lain- lainnya.

c) Pasien menungu antrian jika terdapat antrian.

d) Pakar atau dokter akan memberikan selembaran

kertas yang berisikan penyakit, gejala, dan solusi

obat yang harus dibeli.


30

b. Gambaran Sistem yang akan dibangun


Gambaran umum sistem yang sedang dibangun/dirancang

a) Pasien membuka halaman web atau masuk

kehalaman web kemudian klik menu diagnosa.

b) Pasien akan mengisi data diri kemudian klik diagnosa untuk


melanjutkan.

c) Pasien akan diberikan beberapa pertanyaan yang

ditampilkan berupa jawaban ya atau tidak.

d) Pasien akan diberi info dari hasil jawaban yang telah

diisi jawaban dari diagnosa tadi berupa gejala,

penyakit yang diderita dan solusi dari penyakit

tersebut.

e) Pasien dapat keluar jika sudah selesai didiagnosa.

c. Gambaran Umum Sistem Pakar Diagnosa penyakit kulit pada balita


a) Munculnya sistem pakar diagnose penyakit kulit

pada balita membantu pakar bekerja lebih efisien,

efektif dan dapat menangani pasien untuk

berkonsultasi secara digital.

b) Pengaksesan data dan informasi penyimpanan data

diagnosa pasien menggunakan database MySQL.

c) Pasien dapat konsultasi dimana saja tanpa antri ke

dokter kulit atau pakar.


30

b. Diagram Activity Barang Masuk

Gambar 3.6 Diagram Activity Barang Masuk

Keterangan:

1) Bagian pengadaan memberikan kartu stok material kepada admin.

2) Admin mengisi kartu stok barang material, mengecek material request

dan barang masuk.

3) Admin mendata barang masuk, membuat laporan harian, jika sudah

sebulan membuat laporan bulanan.


30

4) Setelah itu memberikan laporan harian dan bulanan kepada pimpinan.

c. Diagram Activity Barang Keluar

Gambar 3.7 Diagram Activity Barang Keluar

Keterangan:

1) Bagian admin mengecek stok barang lalu memberikan data barang

kepada pimpinan.

2) Pimpinan mengecek data barang yang ingin dipakai, jika sudah benar

memberikan data barang kepada kepala shift, setelah itu kepala shift

mengintruksi barang yang siap pakai.


30

3) Kepala shift menyesuaikan kebutuhan yang ingin dipakai dan

mengecek data barang, jika sudah benar barang siap pakai.

4) Bagian operator membuat laporan hasil kerja, diberikan kepada admin

setelah itu admin mendata barang keluar.

3.5.2. Permasalahan Sistem Yang Dihadapi

1) Internal

Adapun faktor internal yang ada sebagai berikut:

a. Masih menggunakan sistem manual dalam mencatat laporan barang


masuk dan barang keluar.
b. Merubah kebiasaan pengguna dengan sistem manual menuju sistem
yang terkomputerisasi.
c. Kurangnya tenaga yang berkompeten dalam bidang IT (Informasi

Teknologi).

2) Eksternal

Adapun faktor eksternal yang ada sebagai berikut:

a. Pendataan baik laporan hanya internal saja.

b. Reliability pada sistem harus dilakukan peningkatan.

c. Tidak adanya faktor penunjang yang tepat.

3.5.3. Analisa dan Perancangan Sistem Yang Diusulkan


30

1) Prosedur Sistem

Dari alur proses sistem yang berjalan, maka dilakukan analisa

perancangan sistem yang diusulkan pada Sistem Informasi Persediaan

Bahan Baku menggunakan Metode FIFO (First In First Out) untuk

mengoptimalkan pengendalian stok barang. Berikut adalah gambaran

flowchart sistem yang akan diusulkan:

Gambar 3.8 Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Keterangan gambar 3.8:


30

a) Admin gudang melakukan login.

b) Admin melakukan input data barang yang dibutuhkan.

c) Melakukan pengecekan stok barang, apakah barang minim atau

tidak agar stok barang terkendali.

d) Melakukan pemakaian barang diutamakan barang yang masuk

terlebih dahulu.

e) Melakukan output sistem, berapa jumlah barang yang keluar,

setelah itu membuat laporan pengeluaran.

2) Analisa Kebutuhan Sistem

a. Kebutuhan User

Pada kebutuhan user ini bertujuan untuk mengetahui siapa saja

aktor yang terlibat dalam menjalankan sistem ini. Untuk

kebutuhan user dari sistem ini adalah Admin gudang. Admin

gudang bagian persediaan barang ini bertanggung jawab terhadap

proses pengolahan data yang terdapat pada sistem, artinya jika

ada barang masuk dan barang keluar yang terdapat pada sistem

harus disesuaikan.

b. Kebutuhan Hardware
30

Berikut ini merupakan Hardware yang diperlukan adalah sebagai


berikut:

- Proccesor Intel Core2Duo 2.0 GHZ atau Setara.

- RAM 4GB DDR 3 PC 12000, Harddisk 80GB.

- Monitor 15 Inc Wide Screen, Printer.

c. Kebutuhan Software

Software untuk mendukung berjalan dan terbuatnya aplikasi data

inventori sendiri di antaranya sebagai berikut:

- Sistem Operasi Windows 7 atau Windows 10.

- Xampp, Database MySQL.

- Notepad++ atau Sublime text.

- Web Browser (Modzila atau Chrome).

d. Kebutuhan Jaringan

Gambar 3.9 Topologi Jaringan

Keterangan gambar:
30

a) Server adalah suatu sistem komputer yang memiliki layanan

khusus untuk penyimpanan data.

b) Storage adalah media penyimpanan data digital, sebagai

penyimpanan data pada PC atau User.

c) Internet sebagai pendukung jaringan.

d) Modem sebagai pendukung koneksi internet.

e) PC untuk melakukan pemrosesan berbagai macam data dan

informasi yang diberikan oleh perangkat input, kemudian

data yang tersimpan dalam memori internal akan diproses

untuk menghasilkan informasi baru yang nantinya akan

dikirim ke perangkat output.

f) Printer adalah alat pencetak, untuk menyajikan tulisan atau

gambar ke media datar seperti kertas dalam berbagai ukuran.

Anda mungkin juga menyukai