Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK (KKP1)

DI PUSKESMAS MANTRIJERON

TANGGAL : 06 Januari s/d 01 Februari 2020

Disusun Oleh :

1. Zunita Misityani (14184598)


2. Titin Sri Idayanti (14184596)
3. Azilia Dwi Wulaandari (14184693)
4. Krisyanto (14184638)

KONSENTRASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKes SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat, taufiq, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan tugas laporan KKP1 di PUKESMAS MANTRIJERON”.
Terselesainya laporan KKP ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak
terutama kepada Pembimbing kami Ibu Woro dan Pembimbing saat melakukan
KKP di Pukesmas Mantrijero Ibu Beti dan semua yang telah membantu dalam
kegiatan KKP ini,Penulis sangat menyadari bahwa tidak ada yang sempurna dan
Tentu dalam penulisan laporan ini masih ada kekurangan, maka dari itu sudilah
kiranya untuk memaafkan dan menjadi pelajaran jika adanya kekeliruan dalam
penulisan laporan KKP
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca,terutama bagi adik kelas
dalam membuat laporan KKP nantinya.untuk menjadi bahan acuan dalam
pembuatan laporan.
Wassalamualaikum, Wr.Wb

Yogyakarta, 01 Februari 2020

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... II


DAFTAR ISI .................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A.Gambaran Umum Lokasi ............................................................................ 1
1. Deskripsi Wilayah Kerja ......................................................................... 1
2. Sumber Daya Manusia (Sdm) Dan Sarana .............................................. 2
3. Data Kunjungan Dan Data Penyakit ........................................................ 4
B.Landasan Teori7
1.Teori Pelayanan ........................................................................................ 7
2.Customer service ...................................................................................... 11
BAB II HASIL KEGIATAN ........................................................................... 16
A.Puskesmas ................................................................................................... 16
1. Definisi Puskesmas .................................................................................. 16
2. Fungsi Puskesmas .................................................................................... 16
3. Kegiatan Pokok........................................................................................ 16
4. Kedudukan Puskesmas ............................................................................ 18
5. Struktur Organisasi .................................................................................. 19
6. Tata Kerja Tata ....................................................................................... 19
7. Sistem Rujukan ........................................................................................ 22
B. Deskripsi Kegiatan Dalam Kkp1 ............................................................... 25
C. Rekapitulasi 10 Besar Penyakit Dipuskesmas Pada 1 Tahun Terakhir ..... 27
BAB III EVALUASI KEGIATAN KKP 1 ...................................................... 29
A. Faktor Pendukung Selama Kegiatan Kkp1 .............................................. 29
B. Dendala Dan Hambatan Selama Kegiatan Kkp1...................................... 29
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 30
A.Kesimpulan ............................................................................................... 30
B. Saran ......................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 31
LAMPIRAN ..................................................................................................... 32

III
BAB I
PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI


1. Deskripsi Wilayah Kerja
Lokasi :
Jl. D.I. Panjaitan, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55143
Wilayah Kerja :

1 wilayah Kecamatan Mantrijeron : Kelurahan Gondokiwo, Kelurahan


Suryodiningratan, dan Keluran Mantrijeron

Batas-batas wilayah Kec. Mantrijeron:

U : Kec.Keraton

T : Kec. Mergangsan

S : Kec.Sewon, Kab. Bantul

B : Kec.Wirobrajan

1
2. Sumber Daya Manusia (Sdm) Dan Sarana
a. Sarana kesehatan
1) Jumlah sarana kesehatan
Sarana kesehatan yang ada diwilayah puskesmas mantrijeron adalah
puskesmas, puskesmas pembantu, balai laboratorium kesehatan
(LBK), balai pengobatan/ klinik 24 jam, klinik khitan, rumah
bersalin, praktek dokter, praktek bidan, apotek, dan tokoh obat
2) Posyandu
Jumlah posiandu balita yang ada diwilayah puskesmas mantrijeron
sebanyak 56 posyandu,terbesr di 55 RW yang ada di masing-masing
RW ada satu posyandu kecuali RW 15 kelurahan suryodiingratan
yang memiliki 2 posyandu. Untuk klompok lansia, disemua RW
telah terbentuk klompok lansia dengan kegiatan rutin setiap bulan
sehingga jumlah kelompok posiandu lansia berjumlah 55 kelompok.
3) Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat(UKMBM)
kegiatan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat terwadai
dalam kelurahan siaga, dari 3kelurahan yang ada semuanya telah
terbentuk kelurahan siaga(kesi) dan telah mulai mengaktifkan
kegiatan
4) Keter sediaan obat di puskesmas
Jenis obat yang tersedia dipuskesmas mantrijeron pada tahun 2018
sebanyak 144jenis, dengan tingkat ketersediaan berfariasi dari
6,44% sampai dengan 188,8%. Upaya pelayanan di puskesmas, obat
disediakan oleh dinas kesehatan melalui UPT farmasi dan alat
kesehatan kota Yogyakarta
b. Tenaga Kesehatan

Petugas yang melayani dipuskesmas mantrijeron terdiri atas


petugas truktural 1 orang(Ka.Sub.tata usaha), tenaga fungsional
kesehatan 29 orang, 10 orang staf, 1 orang psikolok serta 3 orang
petugas surfelan kelurahan. Jumlah tenaga ini khususnya dokter masi
kurang bila dibandingkan dengan hasil perhitungan kebutuhan tenaga.

2
Sedangkan jenis tenaga yang ada di puskesmas mantrijeron, sebagai
mana dalam tabel berikut :

Tabel 1.1 Tenaga Kepegawaian Puskesmas Mantrijeron

STATUS KEPEGAWAIAN
NO TENAGA
PNS NABAN KONTRAK JUMLAH
1 Pejabat struktural 1 1
2 Dokter umum 4 1 5
3 Dokter gigi 3 3
4 Bidan 4 1 1
5 Perawat (D4=2, D3=1) 4 1 5
6 Perawat gigi (D3=3) 3 3
7 Sanitarian (APK) 1 1
8 Gizi (D4=1, D3=1) 2 1 3
9 Apoteker 1 1
10 Asisten apoteker 2 1 3

11 D3 Analisis laboratorium 1 1 1 3

12 D3 Rekam Medis 1 1 2
13 Tenaga Psikologi 1 1
14 Tenaga Administrasi 5 1 7 13
15 Tenaga Akuntansi 1 1
16 Supir 1 1

17 TenagaSurveilan Kelurahan 3 3

18 Cleaning service 4 4
19 Penjaga malam 5 5
Jumlah 33 5 25 63

3
3. Data Kunjungan dan Data Penyakit
a. Data Kunjungan
1) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil
Yang dimaksud dengan kujungan ibu hamil (K4) adalah cakupan
kunjungan ibu hamil yang sesuai stadar untuk kunjungan lengkap
(K4). Terdiri dari kunjungan tri semester I = 1 kali, tri semester II =
1 kali, tri semster III = 3 kali. Cakupan kujungan K4 ibu hamil pada
tahun 2018 wilayah kecamatan mantrijeron mnecapai 96,92%, dari
ibu hamil yag sebanyak 325 orang. Angka ini sudah mencapai target
nasional yaitu 95%. Untyk kunjungan pertama (K1) sudah tercapai
100%, yang berarti semua ibu hamil yang ada sudah mendapat
pelayanan dari tenaga kesehatan ; demikian pula semua persalian
yang terjadi di wilayah mantrijeorn ditolong oleh tenaga kesehatan,
sehingga cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sudah mencapai
100%. Pelayanna nifas lengkap baru tercapai 94,3%, sedangkan
semua (100%) ibu hamil yang mengalami kompilasi atau resiko
tinggi telah ditangani puskesmas maupun dirujuk ke Rumah Sakit.
2) Cakupan Kunjungan Neonatus
Yang dimaksud dengan cakupan kunjungan neonatus (KN-1)
adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanna sesuai
standar pada 6-48 jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pda kuurn
waktu teetentu, sedangkan kunjungan neonatus lengkap (KN-3)
dalah cakupan kunjungan neonatus yang mendapatkan pelayanna
standar paling sedikit tiga kali dengan distribusi waktu 1 kali pada 6-
48 jam, 1 kali pada hari ke-3 sampai dengan hari ke-7, serta 1 kali
pada hari ke-8 sampai hari ke-28 setelah lahir di suatu wilayah pada
kurun waktu tertentu.
Data di puskesmas Mantrijeron menunjukan dari semua bayi
yang ada sejumlah 297, cakupan kunjungan neonatus pertama (KN-
1) mencapai 100% dan KN- lengkap 280 bayi atau 94,3%

4
3) Cakupan Kunjungan Bayi
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang mendapatkan
pelayanan paripurna sebnayak 4 kali, yaitu 1 kali pada umur 29 hari
sampai 2 bulan. 1 kali pada umu 3-5 bulan, 1 kali pada umur 6-8
bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan sesuai standar di suatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu. Hasil cakupan kunjungan bayi pada
tahun 2018 di Puskesmas Mantrijeron belum bisa mencapai 100% dari
target 297 dan baru mencapai 90,9%.
4) Cakupan Kunjungan Rawat Jalan
Cakupan kunjungan rawat jalan di puskesmas Mantrijeron tahun
2018 1001,57% (56.168 kunjungan) dari target 53.300 kunjungan.
Rincian kunjungan di puskesmas Mantrijeron adalah sebagai berikut :
a) BPU – Anak : 7.825 Orang
b) BPU – Dewasa : 20.385 Orang
c) BPU – Lansia : 14.387 Orang
d) BPG : 5.700 Orang
e) KIA/KB : 6.555 Orang
f) Kosultasi Gizi : 938 Orang
g) Psikologi : 378 Orang
5) Cakupan kunjungan Gangguan jiwa di puskesmas
Jum;ah kunjungan ganguuan jiwa di puskesmas mantrijeron tahun
2018 sebanyak 42 kunjungan psien gangguan jiwa.

b. Data Penyakit
1) Acute paralysis (AFP)
Selama satu tahun 2018 di wilayah kecamatan mantrijeron ditemukan
satu kasus Acute paralysis.
2) Prevalensi tuberkulosis (TBC)
Prevalensi tuberkulosis mantrijeron pada di wilayah puskesmas
mantrijeron pada tahun 2018 sebesar 73,64% per 100.000 jumlah
penduduk.

5
3) Angka penemuan kasus TB paru
Penemuan kasus TB paru BTA+ (case notification rate/CNR) kasus
baru pada tahun 2018 53,18% per 100.000 jumlah penduduk.
4) Kasus HIV/AIDS
Selama tahun 2018 telah ditemukan adanya 2 kasus HIV/AIDS baru
yang berkunjung ke puskesmas mantrijeron.
5) Kasus infeksi menular seksual (IMS)
Tahun 2018 puskesmas mantrijeron telah melakukan pemeriksaan
IMS degan rincian hasil sebagai berikut :
Jumlah kunjungan pasien IMS 597; IMS dites sifilis 547; IMS
ditemukan 96; pasien IMS diobati 96; pasien dirujuk ke VCT 30
orang; pasien rujukan dari LSM sejumlah 14 orang.
6) Kasus Diare Ditangani
Jumlah penderita diare pada tahun 2018 sebanyak 657 orang telah di
tangani semua(100%). Jumlah tersebut tidak melampaui dri jumalah
perkiraan penderita sebanyak 953 orang, ini berti penderita yang di
temukan baru mencapai 94,92%.
7) Pravalensi Kusta
Selama tahun 2018 tidak di temukan kasus baru, 2 kasus kusta
penangan lanjut kasus tahun 2018 di wilayah kecamatan mentrijeron.
8) Jumlah Kasus Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I)
Penyakit yang dicegah denagan imunisasi (PD3I) meliputi penyakit
TBC, Polio, Difteri, Hepatitis B, Pertusis, Tetanus Neonatrum,
Campak. Pada tahun 2018 jenis penyakit yang termasuk (PD3I) di
wilayah kecamatan mentrijeron, tidak di temukan kasus.
9) Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit DBD merupakan penyakit endemis yang selalu terjadi di
wilayah kecamatan mentrijeron, pada tahun 2018 ditemukan 7 kasus
DBD.

6
10) Angka Kesakitan Malaria
Penyakit malaria tidak termasuk penyakit yang endemis terjadi di
wilayah kecamatan menterijeron, pada tahun 2018
B. LANDASAN TEORI
1. Teori Pelayanan
Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa
itu sendiri mempunyai banyak arti, dari mulai pelayanan personal
(personal service) sampai jasa sebagai produk. Berbagai konsep mengenai
pelayanan banyak dikemukakan oleh para ahli seperti Haksever et al
(2000) menyatakan bahwa jasa atau pelayanan (services) didefinisikan
sebagai kegiatan ekonomi yang menghasilkan waktu, tempat, bentuk dan
kegunaan psikologis. Menurut Edvardsson et al (2005) jasa atau pelayanan
juga merupakan kegiatan, proses dan interaksi serta merupakan perubahan
dalam kondisi orang atau sesuatu dalam kepemilikan pelanggan.
Sinambela (2010, hal : 3), pada dasarnya setiap manusia membutuhkan
pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak
dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Menurut Kotlern dalam
Sampara Lukman, pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan
dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan
meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik.
Selanjutnya Sampara berpendapat, pelayanan adalah sutu kegiatan yang
terjadi dalam interaksi langsung antarseseorang dengan orang lain atau
mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan.
Sementara itu, istilah publik berasal dari Bahasa Inggris public yang
berarti umum, masyarakat, negara. Kata publik sebenarnya sudah diterima
menjadi Bahasa Indonesia Baku menjadi Publik yang berarti umum, orang
banyak, ramai. Inu dan kawan-kawan mendefinisikan publik adalah
sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berpikir, perasaan, harapan,
sikap atau tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma
yang merasa memiliki. Oleh karena itu pelayanan publik diartikan sebagai
setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah
manusia yang memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu

7
kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya
tidak terikat pada suatu produk secara fisik.
Lebih lanjut dikatakan pelayanan publik dapat diartikan, pemberi
layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai
kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara
yang telah ditetapkan.
Dalam Sinambela (2010, hal : 6), secara teoritis tujuan pelayanan
publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat. Untuk mencapai
kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari :
a. Transparan
Pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh
semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai
serta mudah dimengerti.
b. Akuntabilitas
Pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Kondisional
Pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi
dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip
efisiensi dan efektivitas.
d. Partisipatif
Pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,
kebutuhan dan harapan masyarakat.
e. Kesamaan Hak
Pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari aspek
apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial dan
lain-lain.
f. Keseimbangan Hak Dan Kewajiban
Pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara
pemberi dan penerima pelayanan publik.Selanjutnya, jika
dihubungkan dengan administrasi publik, pelayanan adalah

8
kualitas pelayanan birokrat terhadap masyarakat. Kata kualitas
memiliki banyak definisi yang berbeda dan bervariasi mulai dari
yang konvensional hingga yang lebih strategis. Definisi
konvesional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik
langsung dari suatu produk, seperti :
1) Kinerja (performance)
2) Kehandalan (reliability)
3) Mudah dalam penggunaan (easy of use)
4) Estetika (esthetics), dan sebagainya

Adapun dalam definisi strategis dinyatakan bahwa kualitas


adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau
kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers). Salah satu
faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas
perusahaan menurut Lupiyoadi (2001, hal : 147) adalah
kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada
pelanggan. Salah satu pendekatan kualitas pelayanan yang banyak
dijadikan acuan dalam riset pemasaran adalah model SERVQUAL
(Service Quality) yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml,
dan Berry dalam serangkaian penelitian mereka yang melibatkan
800 pelanggan terhadap enam sektor jasa : reparasi, peralatan
rumah tangga, kartu kredit, asuransi, sambungan telepon jarak
jauh, perbankan ritel, dan pialang sekuritas disimpulkan bahwa
terdapat lima dimensi SERVQUAL sebagai berikut (Parasuramanet
al, 1998) :

1) Tangibles, atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan


dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal.
Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik
perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti
nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Yang
meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang, dan lain sebagainya),
perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan (teknologi),
serta penampilan pegawainya.

9
2) Reliability,atau kehandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk
memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan
terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang
berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama, untuk semua
pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan
akurasi yang tinggi.
3) Responsiveness, atau ketanggapan yaitu suatu kemampuan
untuk membantu dan memberi pelayanan yang cepat (responsif)
dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi
yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu tanpa adanya
suatu alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif
dalam pelayanan.
4) Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan,
kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan
untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada
perusahaan. Terdiri dari beberapa komponen antara lain
komunikasi (communication), kredibilitas (credibility),
keamanan (security), kompetensi (competence), dan sopan
santun (courtesy).
5) Emphaty, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat
individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan
dengan berupayamemahami keinginan konsumen. Dimana suatu
perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan
tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara
spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi
pelanggan.
Abidin (2010, hal : 71) mengatakan bahwa pelayanan publik
yang berkualitas bukan hanya mengacu pada pelayanan itu semata,
juga menekankan pada proses penyelenggaraan atau
pendistribusian pelayanan itu sendiri hingga ke tangan masyarakat
sebagai konsumer. Aspek-aspek kecepatan, ketepatan, kemudahan,
dan keadilan menjadi alat untuk mengukur pelayanan publik yang

10
berkualitas. Hal ini berarti, pemerintah melalui aparat dalam
memberikan pelayanan publik kepada masyarakat harus
memperhatikan aspek kecepatan, ketepatan, kemudahan, dan
keadilan.
2. Customer Service
a. Pengertian Customer Service
Customer service merupakan barisan terdepan dalam melakukan
pelayanan kepada masyarakat. Customer service adalah suatu tugas
lain dari penjualan secara aktif, tugas termasuk dalam hubungan
langsung dengan komsumen itu sendiri, atau melalui alat komunikasi,
suart atau prooses otomatis. Ini dirancang, dilaksanakan dan
dikomunikasikan dengan dua tujuan utaman, yaitu produktivitas
oprasional dan kepuasan konsumen.
Menurut Kasmir (2003, 216) penegrtian customer service secara
umum adalah “ setiap kegiatan yang diperuntukan atau ditujukan untuk
memberikan kepuasan kepada nasabah, melalui pelayanan yang dapat
memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah”.
Menurut Philip Kotler (2002,143) “pelayanan atau service adalah
setiap kegiatan atau mamfaat yang dapat diberikan suatu pihak kepada
pihak lain nya yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak pula
berakibat pemilikan sesuatu dan produksinya dapat atau tidak dapat
dikaitkan dengan suatu produk pisik”.
Dari uarian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Custumer
Service merupakan suatu jasa pelayanan atau service adalah setiap
kegiatan atau keuntungan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak ke
pihak lain yang secara essential tidak nampak (intangible) atau tidak
menimbulkan kepemilikan sesuatu apapun.

1) Sifat Layanan :
a) Sifat tidak nampak (intangible)
Layanan mempunyai sifat tidak namapak, tidak dapat di lihat,
dirasakan , diraba, di dengar, atau di cium, sebelum di produksi.

11
Contoh: Pasien yang menjalani bedah kosmetik,tidak dapat
melihat hasilnya sebelum melakukan pembedahan.
b) Sifat tidak dapat dipisahkan
Suatu layanan tidak dapat dipisahkan dari sumber yang memberi
layanan.
Contoh : apabila kita ingin berobat gigi di klinik gigi, pelayanan
tidak dapat di lakukan apabila tidak ada Dokter giginya.
(1) Sifat tidak tahan lama (perishability)
(2) Suatu layanan tidak dapat di simpan.

2) Klasifikasi Layanan
a) Berdasarkan Orangnya (people based). Dapat di bagi menjadi :
b) Pelayanan tenaga profesional (Dokter, Perawat, Pekerja social)
c) Pelayanan yang tidak membutuhkan tenaga terampil atau tidak
terampil (Penjaga kantor, pembantu, teknisi).
d) Berdasarkan peralatannya (equipmentbased). Dapat di bedakan
menjadi
(1) Pelayanan Automatisasi (Analisa darah, mesin pengukur,
tekanan darah)
(2) Peralatan yang dioperasikan oleh tenaga yang relative tidak
terampil (Operator telepon, peralatan dapur) dan peralatan
yang dioperasikan oleh tenaga terampil (alat ultra sound,
dll).
Layanan pelanggan yang lebih baik dapat di ungkapkan dalam suatu
kata RESPEK. Organisasi pelayanan kesehatan harus menghormati waktu
dan kepintaran pelanggan, menghargai keinginan mereka, untuk
menentukan kemauan sendiri, harus mengerti bahwa pelanggan tak suka
dengan ketidak pastian. Bentuk Layanan yang dapat di kembangkan untuk
menciptakan superior customer service meliputi :

1) Jaminan atau garansi.


2) Pelatihan.
3) Cara penggunan produk.

12
4) Konsultasi teknikal.
5) Saran–saran pemakaian produk alternative.
6) Peluang untuk mengembalikan/menukar produk yang tidak
memuaskan.
7) Reparasi komponen–komponen yang tidak cacat/rusak.
8) Informasi berkala dengan pelanggan.
9) Pemantauan dan penyesuaian produk untuk memenuhi perubahan
kebutuhan pelanggan.
Dengan demikian dapat di simpulkan bahawa pelayanan kepada
pelanggan yang baik akan membantu organisasi pelayanan kesehatan
mencapai tujuan yang di tetapkan. Selain itu ada beberapa langkah yang
harus dipertimbangkan dalam usaha meningkatkan pelayanan prima di
organisasi pelayanan kesehatan. Langkah–langkah mencapai pelayanan
pada pelanggan yang prima:

1) Komitmen manajemen total


2) Kenali pelanggan
3) Mengembangkan kualitas kinerja pelayanan standar
4) Melakukan tindakan klinis yang sesuai prosedur dan
mempertinbangkan hak – hak pasien
5) Merekrut, melatih, dan memberi penghargaan terhadap staff yang
baik

Customer Service atau pelayan pasien yang baik/ prima (excellent)


sepatutnya menjadi tujuan utama dari semua pemasok untuk memberikan
kepada pasien. Ada 3 karakteristik yang harus dipenuhi agar pelayanan
kepada pasien dikatakan baik/prima :

1) Responive (Umpan Balik / Respon Yang Cepat)


Kecepatan dalam merespon pasien merupakan karakteristik yang
penting dalam pelayanan kepada pasien. Jika kita terlambat dalam
memberikan respon kepada pasien kita maka kita akan dapat
kehilangan pasien dan bahkan kehilangan kepercayaan.

13
2) Reliable (Dapat Dipercaya)
Pelayanan pasien yanga baik harus secara konsisten memberikan
respon yang cepat, perbaikan kualitas pelayanan secara kontinyu dan
pada akhirnya pelayana yang diterima oleh pasien kualitasnya dapat
sama atau melebihi apa yang menjadi harapan pasien.
3) Respectful (Penuh Rasa Hormat)
Kita harus memberikan pelayanan kepada pasien dengan penuh rasa
hormat baik dalam memberikan pertanyaan, menjelaskan kepada
pasien. Disamping itu juga harus dilakukan dengan penuh kesopanan
(sopan santun) dan rasa ingin membantu pasien.
b. Fungsi Customer Service (CS)
1) Resepsionis.
Sebagai resepsionis, seorang customer service berfungsi sebagai
penerima tamu (siapa saja seperti pelanggan, supplier atau pihak lain
yang berkepentingan terhadap perusahaan). Dalam hal ini customer
service harus bersikap ramah, sopan dan menyenangkan.
2) Deskman.
Sebagai deksman, customer service berfungsi sebagai orang yang
melayani berbagai permohonan yang diajukan pelanggan atau calon
pelanggan mulai dari pengisian formulir hingga kelengkapan data yang
dibutuhkan.
3) Salesman.
Sebagai salesman, customer service berfungsi menjelaskan sesuatu
yang berkaitan dengan produk agar pelanggan atau calon pelanggan
tertarik membelinya.

4) Customer Relation Officer.


Sebagai customer relation officer, customer service berfungsi
membina hubungan baik dengan pelanggan termasuk membujuk
pelanggan untuk bertahan dan tidak lari dari perusahaan bersangkutan
jika menghadapi masalah.

14
5) Komunikator.
Sebagai komunikator, costomer service berfungsi menghubungi
pelanggan dan memberikan informasi mengenai segala hal yang
berkaitan dengan perusahaan dan pelanggan.
c. Tugas Customer Service
Menurut Kasmir (2005), tugas customer service yaitu:
1) Receptionis.
Artinya customer service sebagai penerima tamu atau nasabah yang
datang ke perusahaan dengan ramah, tenang, simpatik, menarik dan
menyenangkan. Dalam hal ini customer service harus bersikap
memberi perhatian, berbicara dengan suara lembut dan jelas dengan
bahasa yang mudah dimengerti.
2) Deskmen.
Artinya customer service sebagai orang yang melayani berbagai
macam aplikasi yang diajukan pelanggan atau calon pelanggan. Untuk
memberikan informasi mengenai produk, manfaat, lalu menjawab
pertanyaan mengenai produk baru serta membantu pelanggan mengisi
formulir aplikasinya.
3) Salesman.
Artinya, customer service sebagai orang yang menjual produk
sekaligus mengadakan pendekatan dan mencari pelanggan.
4) Customer service relation officer.
Artinya customer service merupakan orang yang dapat membina
hubungan baik dengan seluruh pelanggan.

5) Comunikator.
Artinya customer service sebagai orang yang menghubungi pelanggan
dan memberikan informasi mengenai segala sesuatu yang berhubungan
antara perusahaan.

15
BAB II

HASIL KEGIATAN

A. PUSKESMAS

1. Definisi Puskesmas
Menurut Depkes 1991,Suatu kesatuan organisasi fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
2. Fungsi Puskesmas
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan Pusat
pemberdayaan.
b. masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan.
c. Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama.
3. Kegiatan Pokok
Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP). Upaya Kesehatan Masyarakat adalah setiap kegiatan yang
dilakukan pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
Upaya Kesehatan Masyarakat meliputi upaya-upaya promosi
kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular
pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan
penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa,
pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan zat adiktif
dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan
kemanusiaan.
Upaya Kesehatan Perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara

16
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya Kesehatan Perorangan
meliputi upaya-upaya promosi kesehatan pencegahan penyakit,
pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan
pemulihan kecacatan yang ditujukan pada perorangan. Kegiatan pokok di
Puskesmas terbagi menjadi dua, yaitu :
a. UKM
1) UKM Esensial
UKM Esensial merupakan Upaya Kesehatan Masyarakat yang telah
ditentukan program dan cakupannya di seluruh Puskesmas di
Indonesia. Bagian dari upaya bersama UKP dan UKM bagi
masyarakat yang membutuhkan perawatan dirumah, puskesmas
Wirobrajan menyediakan fasilitas perawatan kesehatan masyarakat.
Upaya-upaya ini ditujukan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat pada lima aspek mendasar dari kesehatan yang saling
berkaitan satu dengan yang lain, yaitu:
a) Pelayanan Promosi Kesehatan.
b) Pelayanan Kesehatan Lingkungan.
c) Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak,dan Keluarga Berencana.
d) Pelayanan Gizi.
2) UKM Pengembangan
Merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya
memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan bersifat ekstensifikasi
dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah
kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang
tersedia di masing-masing puskesmas. Beberapa contoh UKM
Pengembangan yang dapat dilaksanakan di Puskesmas adalah
sebagai berikut:
a) Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat.
b) Pelayanan Kesehatan Olahraga.
c) Pelayanan Kesehatan Lansia.

17
b. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
Upaya Kesehatan Perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan
meliputi upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit,
pengobatan rawat jalan, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang
ditujukan pada perorangan.
1) Poli Umum
2) Poli Lansia (Lanjut Usia)
3) Poli KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
4) Poli Gigi
5) Poli Psikolog
6) Konseling Gizi
7) IGD
8) Farmasi

4. Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan
Sistem Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem
Pemerintah Daerah:
a. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah
sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang
bertanggungjawab menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perorangan
dan Upaya Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya.
b. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas
pembangunan kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya

18
c. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah
sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
merupakan unit struktural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang
kesehatan di tingkat kecamatan
d. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai organisasi
pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga
masyarakat dan swasta seperti praktek dokter, praktek dokter gigi,
praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan
Puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata
pertama ini adalah sebagai mitra.
Di wilayah kerja Puskesmas terdapat pula berbagai bentuk upaya
kesehatan berbasis dan bersumber daya masyarakat seperti posyandu,
polindes, pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan puskesmas diantara
berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan bersumber daya
masyarakat adalah sebagai Pembina
5. Struktur Organisasi
(Terlampir).
6. Tata Kerja Tata
Kerja puskesmas meliputi:
a. Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas berkoordinasi dengan
kantor kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan di
tingkat kecamatan. Koordinasi tersebut mencakup perencanaan,
penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta
penilaian. Dalam hal pelaksanaan fungsi penggalian sumber daya
masyarakat oleh Puskesmas, koordinasi dengan kantor kecamatan
mencakup pula kegiatan fasilitasi.
b. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, dengan demikian secara teknis dan administratif,

19
Puskesmas bertanggungjawab kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Sebaliknya Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
bertanggungjawab membina serta memberikan bantuan administratif
dan teknis kepada Puskesmas
c. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh
lembaga masyarakat dan swasta, puskesmas menjalin kerjasama
termasuk penyelenggaraan rujukan dan memantau kegiatan yang
diselenggarakan. Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat, puskesmas melaksanakan bimbingan
teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan
d. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, Puskesmas menjalin kerjasama yang erat
dengan berbagai pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan
perorangan, jalinan kerjasama tersebut diselenggarakan dengan
berbagai sarana pelayanan kesehatan perorangan seperti Rumah Sakit
(kabupaten/kota) dan berbagai balai kesehatan masyarakat (balai
pengobatan penyakit paru-paru, balai kesehatan mata masyarakat, balai
kesehatan kerja masyarakat, balai kesehatan olahraga masyarakat, balai
kesehatan jiwa masyarakat, balai kesehatan indra masyarakat
Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat, jalinan kerjasama
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan
masyarakat rujukan, seperti Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan serta
berbagai balai kesehatan masyarakat. Kerjasama tersebut
diselenggarakan melalui penerapan konsep 24 rujukan yang
menyeluruh dalam koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

20
e. Dengan Lintas Sektor
Tanggungjawab Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk mendapat
hasil yang optimal, penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut
harus dapat dikoordinasikan dengan berbagai lintas sektor terkait yang
ada di tingkat kecamatan. Diharapkan di satu pihak, penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di kecamatan tersebut mendapat dukungan
dari berbagai sektor terkait, sedangkan di pihak lain pembangunan
yang diselenggarakan oleh sektor lain di tingkat kecamatan berdampak
positif terhadap kesehatan. Puskesmas juga bekerja sama dengan
kader, peran kader sangat penting karena kader bertanggungjawab
dalam pelaksanaan program-program Posyandu. Adanya peran kader
dapat membantu masyarakat dalam mengurangi angka gizi buruk,
selain itu adanya peran kader juga dapat membantu dalam mengurangi
angka kematian ibu dan balita.
Selain kader Puskesmas Wirobrjan bekerjasama dengan RT/RW dan
Polisi setempat dalam kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat.
f. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari
tokoh masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan.

21
7. Sistem Rujukan
Sistem Rujukan
Tabel 2.1 RUJUKAN BERJENJANG KOTA YOGYAKARTA
(Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 441/85664/III-2 tentang Rujukan Berjenjang)

RS RS RS
RS RUJUKAN FKTP
RUJUKAN RUJUKAN SEKUNDER (RS
KOTA/KABUPATEN PUSKESMAS
PROVINSI REGIONAL Tipe C atau D)
RSUP DR RSUD Kota 1. RS Panti Rapih 2. 1. RS Bethesda 1. Danurejan I
Sardjito Yogyakart RS Bethesda Lempuyangwangi 2. Danurejan II
RSJ Ghrasia 3. RSUD Kota 2. RS Ludira 3. Gondousuman I
(Khusus Yogyakarta Husada Tama 4. Gondokusuman
Jiwa) 4. RSU PKU Muh 3. RS DKT II
Yogyakarta Soetarto 5. Tegalrejo
5. RS PAU 4. RSKIA PKU 6. Gedongtengen
Hardjolukito Muh Kotagede 7. Wirobrajan
6. RSUD Panembahan 5. RS Happy 8. Ngampilan
Senopati Bantul LAnd 6. RSKIA 9. Kraton
7. RSUD Wates Permata Bunda 10. Jetis
8. RSUD Sleman 7. RS Bedah 11. Kotagede I
9. RS Akademik 10. Soedirman 12. Kotagede II
RS JIH 8. RSI 13. Umbulharjo I
11. RS Mata Dr. YAP Hidayatullah 14. Umbulharjo II
9. RSK Puri 15. Mantrijeron
Nirmala 16. Gondomanan
10. RS Patmasuri 17. Pakualaman
(Umbulharjo, 18. Mergangsan
Mantrijeron &
Kotagede)
11. RSKB
Ringroad Selatan
(Mantrijeron)
12. RS Griya
Mahardika
(Umbulharjo,

22
Mantrijeron &
Kotagede)
Sumber: Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor
441/85664/III-2 tentang Rujukan Berjenjang

ALUR RUJUKAN

UMUM RS Tujuan

KTP Kota YK

PASIEN Jamkesda RS Rujukan


Jamkesa
Jamkesus

RS tipe C/D
BPJS sesuai Rujukan
Berjenjang

a. Pasien umum dapat langsung merujuk ke rumah sakit yang diinginkan


Pasien umum adalah pasien yang berobat di rumah sakit dengan cara
membayar sendiri segala biaya perobatan dan perawatannya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di rumah sakit yang diinginkan. Setelah
membayar dengan sendirinya pasien langsung merujuk ke rumah sakit.
b. Pasien yang mempunyai jaminan kesehatan berupa KTP kota
Yogyakarta, Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA), Jaminan
Kesehatan Khusus (JAMKESUS) dan (JAMKESA) dapat merujuk ke
rumah sakit kota Yogyakarta dikarenakan mempunyai jaminan
kesehatan atas wilayah yang ditinggali atau domisili oleh pasien. Oleh
karena itu pasien tidak membayar secara mandiri.
c. Pasien yang mempunyai jaminan kesehatan berupa Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dapat langsung merujuk ke
rumah sakit tipe C atau D sesuai rujukan berjenjang

23
1) Rumah sakit tipe C
Rumah sakit tipe C adalah rumah sakit yang mampu
memberikan pelayanan kedokteran subspesialis terbatas. Terdapat 4
macam pelayanan pelayanan spesialis disediakan yakni pelayanan
penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak, serta
pelayanan kebidanan dan kandungan.
Rumah sakit tipe C ini adalah rumah sakit yang didirikan di
Kota atau kebupaten-kabupaten sebagai faskes tingkat II yang
menampung rujukan dari faskes tingkat I (Puskesmas, poliklinik
atau dokter pribadi)
2) Rumah Sakit Tipe D
Rumah sakit tipe D ini adalah rumah sakit ini bersifat transisi
karena pada suatu saat akan diingkatkan menjadi rumah sakit tipe C.
Pada saat ini kemampuan rumah sakit tipe D hanyalah memberikan
pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi. Sama halnya
dengan rumah sakit tipe C, rumah sakit tipe D juga menampung
pelayanan yang berasal dari Puskesmas.

Namun di dalam system rujukan PUKESMAS Mantrijeron ada Sistem


rujukan khusus BP Gigi di Puskesmas Mantrijeron yang terdiri atas 2
macam, yaitu:
a. Rujukan Internal → dicurigai memiliki riwayat penyakit sistemik
(hipertensi, diabetes, dan penyakit kelainan darah) sebelum dilakukan
tindakan dental yang memerlukan pembedahan (pencabutan gigi) atau
pembersihan karang gigi (scaling).
b. Rujukan Eksternal
1) Rujukan horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas
rawat inap) dan rujukan vertikal (dari puskesmas ke RSUD).
2) Rujukan eksternal dilakukan apabila ditemukan kasus-kasus yang
tidak dapat dirawat di puskesmas, seperti tindakan endodontik
perawatan saluran akar, perawatan gigi tiruan (protesa),
pencabutan gigi dengan risiko tinggi, gigi impaksi yang indikasi
dilakukan pembedahan dan adanya keganasan di rongga mulut.

24
Rujukan juga bisa berdasarkan atas permintaan pasien sendiri
(APS).Untuk pasien dengan jaminan kesehatan BPJS, Jamkesmas,
Jamkesda dan ASKES di berikan surat rujukan yang nantinya berlaku
selama satu bulan.
B. DESKRIPSI KEGIATAN DALAM KKP1
Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek dari tanggal 06 Januari 2020 hingga 1
Februari 2020. Hari kerja untuk Puskesmas Wirobrajan terhitung dari hari
Senin sampai hari Sabtu. Jam kerja untuk hari Senin sampai hari Kamis dari
pukul 07.30 WIB hingga pukul 14.30 WIB, hari Jumat pukul 07.30 WIB
hingga pukul 11.00 WIB dan hari Sabtu dari pukul 07.30 WIB hingga pukul
13.00 WIB. Dibawah ini merupakan aktivitas kerja yang dilakukan selama
Kuliah Kerja Praktek di Puskesmas Wirobrajan Yogyakarta.
1. Bagian RM (Nama Pelaksana : Krisyanto,Azilia,Zunita,Titin)
Dibagian RM Kami melakukan kegiatan :
a. Membuat RM baru untuk pasien yang baru berobat ke Pukesmas
Mantrijeron.
b. Mencari No RM yang ada di ruang arsip,untuk mencarinya cukup
mudah karna sudah di atur sesuai Wilayah dan urutan seperti untuk No
RM di wilayah Mantrijeron di tulis dengan 00.01.2345,jika di luar
Mantrijeron ditulis dengan No 00.90-,nantinya kita hanya berfokus
pada 2 digit terakhir untuk mencari RM-nya.Unruk No RM-nya sudah
dibedakan setiap lacinya dan diurutkan dari yang terkecil hingga yang
terbesar.
c. Mendistribusikan RM tadi ke Poli yang dituju, biasanya sudah ada di
No antriannya tertera menggunakan syimbol huruf,di Pukesmas
Mantrijeron sendiri ia menggunakan system syimbol huruf A= Anak,
B=Dewasa, C=Lansia, D=Gigi, E/F=KIA.
Tujuan :
1) Agar mahasiswa memahami system yang ada di RM.
2) Cara pencatatan No RM.
3) Pembuatan RM pasien baru.
2. Bagian PKM

25
a. Menentry data PIS-PK
Tujuan : Mengetahui cara dapat mengetahui data tingkat penyakit di
suatu wilayah.
b. Posyandu Lansia
Tujuan : Mengetahui alur dan proses posyandu lansia
c. Mengentry data skrening lansia.
Tujuan : Mengetahui dan mampu mengolah data skrining lansia untuk
dijadikan perbandingan derajat kesehan pada lansia.
d. Mengentry data UKS
Tujuan : Mengetahui perkembangan tingkat kesehatan pada anak
sekolah.
e. Mengentry data hasi Survey PHBS
Tujuan : Untuk mengetahui data keluarga yang menerapkan perilaku
PHBS di wilayah Suryodiningratan,Gedongkiwo, dan Mantrijeron.
3. Bagian HS/ Kesling
a. Sambang kampung / Kegiantan Jumantik(Pemberantasan jentik
nyamuk),agar dapat mengetahui ABJ suatu daerah.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat kesehatan lingkungan yang berada
di pinggiran sungai di wilayah naungan Puskesmas Mantrijeron.
b. Pengambilan sampel di Depot air minum dan Lestoran
Mengetahui kwalitas air minum dan makanan.
Tujuan : Untuk bisa mengetahui kualitas air minum.
c. Entry data UKS siswa SD-SMA
Tujuan :Mengetahui data kesehatan pada remaja dan anak anak.
d. Membuat perencanaan kegiatan Kesling di tahun 2020.
Tujuan : Mengetahui pembuatan rencana kegiatan HS/Kesling.
4. KIA
Entry kohort (Data Ibu Hamil, Ibu Melahirkan,dan Bayi Lahir)
Tujuan : Mengetahui data ibu hamil dan melahirkan serta mengetahui bayi
lahir hidup dan ibu melahirkan hidup.

5. Pendaftaran dan Customer Service

26
a. Melakukan penginputan pasien yang ingin berobat menggunakan
aplikasi SIK yang sudah terhubung dengan Dinas Kesehatan Kota
Yogyakarta.
b. Membuat No RM baru bagi pasien baru yang kemudian diidstribusikan
ke bagian RM.
c. Melayani pasien dengan membudayakan salam,sapa,dan senyum.

C. REKAPITULASI 10 BESAR PENYAKIT DIPUSKESMAS PADA 1


TAHUN TERAKHIR
Dalam data penyakit yang kami peroleh di Pukesmas Mantrijeron Sbb :
1. Acute paralysis (AFP)
Selama satu tahun 2018 di wilayah kecamatan mantrijeron ditemukan
satu kasus Acute paralysis.
2. Prevalensi tuberkulosis (TBC)
Prevalensi tuberkulosis mantrijeron pada di wilayah Puskesmas
Mantrijeron pada tahun 2018 sebesar 73,64% per 100.000 jumlah
penduduk.
3. Angka penemuan kasus TB paru
Penemuan kasus TB paru BTA+ (case notification rate/CNR) kasus baru
pada tahun 2018 53,18% per 100.000 jumlah penduduk.
4. Kasus HIV/AIDS
Selama tahun 2018 telah ditemukan adanya 2 kasus HIV/AIDS baru yang
berkunjung ke puskesmas mantrijeron.
5. Kasus infeksi menular seksual (IMS)
Tahun 2018 puskesmas mantrijeron telah melakukan pemeriksaan IMS
degan rincian hasil sebagai berikut :
Jumlah kunjungan pasien IMS 597; IMS dites sifilis 547; IMS ditemukan
96; pasien IMS diobati 96; pasien dirujuk ke VCT 30 orang; pasien
rujukan dari LSM sejumlah 14 orang.
6. Kasus Diare Ditangani
Jumlah penderita diare pada tahun 2018 sebanyak 657 orang telah di
tangani semua(100%). Jumlah tersebut tidak melampaui dri jumalah

27
perkiraan penderita sebanyak 953 orang, ini berti penderita yang di
temukan baru mencapai 94,92%.
7. Pravalensi Kusta
Selama tahun 2018 tidak di temukan kasus baru, 2 kasus kusta penangan
lanjut kasus tahun 2018 di wilayah kecamatan mentrijeron.
8. Jumlah Kasus Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I)
Penyakit yang dicegah denagan imunisasi (PD3I) meliputi penyakit TBC,
Polio, Difteri, Hepatitis B, Pertusis, Tetanus Neonatrum, Campak. Pada
tahun 2018 jenis penyakit yang termasuk (PD3I) di wilayah kecamatan
mentrijeron, tidak di temukan kasus.
9. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit DBD merupakan penyakit endemis yang selalu terjadi di
wilayah kecamatan mentrijeron, pada tahun 2018 ditemukan 7 kasus
DBD.
10. Angka Kesakitan Malaria
Penyakit malaria tidak termasuk penyakit yang endemis terjadi di wilayah
kecamatan menterijeron, pada tahun 2018

28
BAB III
EVALUASI KEGIATAN KKP1

A. FAKTOR PENDUKUNG SELAMA KEGIATAN KKP1


1. Tersedia Sarana dan Prasarana
a. Ruang tunggu yang cukup.
b. Adanya tempat bermain.
c. Wc yang bersih.
d. Adanya Apar,Jalur Evakuasi.
e. Aula untuk ruang Rapat Dan Diskusi.
f. Media Promkes di setiap sudut ruangan seperti Poster,Leaflet.
g. Tempat Solat dan lain-lain.
2. Karyawan yang mampu untuk berkomunikasi dan bekerjasama dengan
baik saat kegiatan KKP berlangsung.

B. KENDALA DAN HAMBATAN SELAMA KEGIATAN KKP1

Dalam kegiatan KKP 1 ini ada beberapa hambatan dan kendala saat
kegiatan KKP 1 di puskesmas Mantrijeron ini berlangsung,sebagai
berikut:
1. Kurangnya pengetahuan dalam dunia Puskesmas
a. Dalam setiap kegiatan butuh bimbingan kepada pihak Pembimbing
di Pukesmas.
2. Kesulitan dalam membaca tulisan dengan gaya latin jenis Dokter.
3. Adanya petugas yang kurang ramah.
4. Tidak adanya kendaraan saat melakukan beberapa kegiatan,seperti saat
kegiatan pusyandu lansia,pengambilan air minum di depot air minum
sehingga untuk setiap kegiatan harus dibagi yang ikut dalam kegiatan
tersebut.

29
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari kegiatan Kuliah Kerja Peraktek (KKP I) kami dapat dan mampu
mengaplikasikan apa yang kami peroleh sewaktu di bangku kuliah,materi
seperti Aplikasi Komputer,Ilmu Kesmas,Kesehatan Lingkungan dll.
Dengan adanya KKP I sendiri kami memperoleh pengalaman
berharga,mulai dari tahu bagaimana berkomunikasi yang baik dalam
bekerja,menghadapi pasien saat berada di pendaftaran, dan mengetahui sitem
kerja yang ada di pukesmas wilayah kota Yogyakarta.Di sini kami juga dapat
melaksanakan apa yang ditugaskan oleh pembimbing dan memahami
alurnya,seperti alur yang ada di RM,Pendaftaran,HS,PKM, kebanyakan kami
melakukan penginputan data atau entry data menggunakan aplikasi Excel saat
berada di Poli-poli yang ada di Pukesmas Mantrijeron.
Namun masih banyak beberapa program yang seharusnya dicapai,namun
karna terkendala dikarenakan masih awal tahun dan kegiatan dilakukan di
bulan februari dan dana APBD untuk kegiatan Pukesmas belum turun.

B. SARAN
Ada beberapa saran bagi Pukesmas mantrijeron yang dapat menjadi
pertimbangan,diantaranya sebagai berikut :
1. Kedisiplinan pegawai yang harus di tingkatkan.
2. Ditambahkan alat sprinkler di setiap ruangan dan hydrant.
3. Adanya titik Kumpul yang setrategis,hal ini bias di konsulkan dengan
pihak pemerintah Kota Yogyakarta.

30
DAFTAR PUSTAKA

Fatma, Anisa (2013). Contoh Laporan Kuliah Kerja Praktek Puskesmas.


https://fatma.anisa.wordpress.com//2013contoh/dan/cara.membuat/laporan

Notoadmojo (2011). Teori Pelayanan dan Customer Service. Jakarta:


Rineka Cipta. Diakses jam 07:54 27-01-2020

Puskesmas Mantrijeron (2019). Profil Puskesmas Mantrijeron.


Yogyakarta.

https://id.scribd.com/doc/61506539/Makalah-Puskesmas-Siap-Print
(Diakses jam 07:54 27-01-2020)

http://definisimu.blogspot.com/2012/08/definisi-pelayanan-
kesehatan.html(Diakses jam 07:54 27-01-2020

31
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Struktur Organisasi

Gambar 1 Struktur Organisasi Pukesmas Mantrijeron

32
Lampiran 2 : Dokumentasi kegiatan

Gambar 2 Kegiatan pengambilan Sampel Air di Rentoran

Gambar 3 Kegiatan Sambang kampong dalam agenda Jumantik

33
Gambar 4 Pengecekan Sampel Air minum di Laboratorium

Gambar 5 Kegiatan pengambilan sampel Air minum di Depot air minum

34
Gambar 6 Penginputan Data hasil Survaelen PHBS di 3 Kecamatan yaitu
Suryodiningratan,
Mantrijeron, dan Gedongkiwo

Gambar 7 Kegiatan Posyandu Lansia

35
Gambar 8 Kegiatan Posyandu Lansia

36

Anda mungkin juga menyukai