46
Gambar 4.1: Peta Wilayah Puskesmas Poncol
2. Kondisi Demografis Puskesmas Poncol
Puskesmas Poncol berpenduduk laki- laki sejumlah 19.156 jiwa
dan perempuan sejumlah 19.764 dengan total keseluruhan 38.920 jiwa
dengan luas wilayah 279,53 ha yang terdiri dari 9 kelurahan binaan.
Penduduk yang tinggal di wilayah Puskesmas Poncol memiliki aktivitas
penduduk 100% non agraris. Sebagian penduduk bekerja sebagai
pengusaha, pedagang, buruh, PNS, ABRI/Polisi, pensiunan, dan lain-
lain. Fasilitas perkotaan yang terletak pada Puskesmas Poncol yaitu :
Sekolah radius 2,5 km ( SMA 3 Semarang, SMA 5 Semarang, SMP
Maria Goreti, SMP Masehi, SD Marsudirini, SD Pendrikan Kidul, SD
Pendrikan Lor), Pasar radius 2 km (Pasar Johar, Pasar Prembaen),
Bioskop ( XXI Paragon) , Hotel (Crown, Novotel, Gumaya, Dafam,
Whizz, dll). Akses transportasi untuk menuju Puskesmas Poncol dapat
menggunakan angkutan umum antara lain: Bis Trans Semarang,
Angkot, Taksi, becak, ojek.
47
“Menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat yang
Berkualitas Menuju Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat di
Wilayah Puskesmas Poncol.”
b. Misi
1) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas di
Puskesmas Poncol.
2) Memberdayakan Masyarakat di wilayah Puskesmas Poncol untuk
memiliki kemauan dan kemampuan hidup sehat.
c. Tata Nilai:
1) Kerja Keras
2) Kerja Cerdas
3) Kerja Ikhlas
4) Kerja Tuntas
5) Kerja Berkualitas
d. Moto
“Senyum, Sapa, Salam Setulus Pelayanan Kami”
2. Sumber Daya Manusia
Informasi ketenagaan atau sumber daya manusia ( SDM )
diperlukan bagi perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan serta
pengelolaan kepegawaian. Jumlah tenaga kesehatan di
Puskesmas Poncol Tahun 2018 sebanyak 32 orang. Jumlah
sumber daya manusia berdasarkan kualifikasinya adalah sebagai
berikut (bagan struktur organisasi terlampir):
1 Kepala Puskesmas 1 1 0
2 Dokter 2 2 2
3 Dokter Gigi 1 1 0
4 Kasubag TU 1 1 0
5 Bendahara 0 2 2
6 Bidan 3 4 1
7 Perawat 3 4 1
48
8 Perawat Gigi 3 2 1
Tenaga Promosi
9 1 1 0
Kesehatan
10 Epidemiolog 1 1 0
12 Pelaksanan Gizi 1 1 0
13 Sanitarian 1 1 0
14 Analis 3 3 0
3 ( 2: induk, 1:
15 Petugas Obat 2 1
pustu )
16 Pengemudi 1 1 0
2 ( 1:induk,
17 Tenaga Kebersihan 2 0
1:pustu )
2 ( 1:induk,
18 Penjaga 1 1
1:pustu )
49
operasional kesehatan yang berasal dari Kementrian Kesehatan
RI yang disalurkan melalui Dinas Kesehatan Kota. Tujuannya
yaitu untuk:
a) Menunjang penyelenggaraan manajemen puskesmas
b) Menunjang pelaksanaan upaya kesehatan dan mendukung
keberhasilan upaya kesehatan. Upaya kesehatan meliputi
upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif bagi
masyarakat, meliputi:
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Pelayanan KB
Pelayananan Imunisasi
Pelayanan Gizi
Promosi Kesehatan
Pengendalian Penyakit
Penyehatan lingkungan
3) JKN
Anggaran JKN bersumber dari BPJS Kesehatan. Sistem
pembiayaan yang dilakukan dengan sistem kapitasi yaitu besar
klaim didasarkan pada jumlah peserta BPJS yang mendaftar di
Puskesmas Poncol. Besaran biaya yang dikeluarkan oleh BPJS
Kesehatan berdasarkan pelaporan yang dikirimkan Puskesmas
Poncol kepada BPJS Kesehatan. Dari pelaporan yang
dikirimkan akan ditinjau kepada BPJS Kesehatan mengenai
laporan Rujukan Non Spesialistik ( RNS ), laporan Prolanis dan
jumlah kunjungan pasien, sehingga tarif klaim ditetapkan
berdasarkan perhitungan prosentase, keadaan aman 92,5% akan
diklaim sebesar Rp. 4.800,00 per orang, 95% ( Rp. 5.600,00 per
orang ) dan 100% ( Rp. 6.000,00 oer orang )
4) BLUD
BLUD adalah gabungan dari penerimaan kunjungan pasien
dan kapitasi. Penerimaan kunjungan pasien yaitu pasien umum,
yang mana pendapatan dari pasien umum setiap bulan
dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota (DKK) tetapi uangnya
50
dikelola puskesmas untuk kepentingan manajemen puskesmas.
Pasien umum dikenakan biaya berdasarkan PERDA No 133
tahun 2016.
51
- Posyandu Madya :0
- Posyandu Purnama : 19
- Posyandu Mandiri : 18
Yang dilaksanakan sesuai tanggal yang telah ditentukan dari pos masing-
masing.
Sarana transportasi untuk menunjang kegiatan operasional di
Puskesmas Poncol adalah kendaraan roda empat (2 buah) dan kendaraan
roda dua (4 buah).
6. Keadaan Sosial Ekonomi
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan
sumber daya manusia. Di wilayah Puskesmas Poncol jumlah sarana
pendidikan yang ada sekolah terbagi dalam Pendidikan formal dan
non formal; Pendidikan formal terdiri dari 21 SD, 10 SMP, 3 SMA dan
4 SMK. Pendidikan non-formalterdiri dari 17 TK.
b. Kesehatan
Kesehatan adalah salah satu kebutuhan mendasar manusia.Oleh
karena itu ketersediaan sarana dan prasarana penunjang kesehatan
sangatlah penting. Fasilitas kesehatan yang terdapat di Puskesmas
Poncol (Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring) sebanyak 49
yang terdiri dari 1 puskesmas pembantu ( puskesmas pembantu
balaikota ) , puskesmas keliling tidak dilaksanakan karena akses yang
mudah, 9 praktek dokter mandiri, 5 praktek dokter gigi mandiri, 17
klinik, 15 apotik dan 2 optik.
c. Morbiditas
Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka
insidensi maupun angka prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas
menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi dan pada
kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian
terhadap derajat kesehatan masyarakat di suatu wilayah.
52
Tabel 4.5 Peringkat 10 Besar Penyakit di Puskesmas Poncol bulan
Januari- Juni Tahun 2018
No Penyakit Jumlah
53
Tugas pokok dari petugas penjaringan kesehatan sekolah
Puskesmas Poncol adalah menyusun rencana bulanan, melakukan
pengumpulan dan pengolahan data masalah kesehatan, melakukan
bimbingan/pembinaan di bidang kesehatan (guru/walikelas, orang tua,
anak sekolah, pemegang program), melakukan pemeriksaan umum di
unit/wilayah kerja (SD, SMP, SMA), melakukan pengolahan hasil
kegiatan pelayanan
b. Money (Pendanaan)
Untuk biaya operasional di wilayah kerja Puskesmas Poncol
menggunakan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang
dialokasikan untuk petugas penjaringan kesehatan di wilayah
Puskesmas Poncol. Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
berasal dari ABPN.
c. Method (Cara Kerja)
Metode penjaringan kesehatan sekolah menggunakan SOP
penjaringan kesehatan sekolah. Pada penelitian ini menggunakan SOP
penjaringan kesehatan sekolah yang telah di revisi dan sudah
disesuaikan dengan referensi untuk digunakan sebagai penelitian
tentang kepatuhan petugas penjaringan kesehatan sekolah
d. Material (Fasilitas)
Dalam penjaringan kesehatan sekolah, petugas menyiapkan
lembar ceklist penjaringan kesehatan, surat tugas, alat perikas
e. Marketing
SOP penjaringan kesehatan yang diusulkan sebagai revisi SOP
yang telah diadvokasi dan disetujui pada tanggal 10 Agustus 2018 oleh
Kepala Puskesmas serta disosialisasikan dalam bentuk diskus dengan
petugas penjaringan kesehatan sekolah di wilayah kerja Puskesmas
Poncol. Untuk menyamakan presepsi tentang SOP revisi.
Market (sasaran) untuk penjaringan kesehatan sekolah adalah
sekolah.
g. Environment (Lingkungan)
Kegiatan penjaringan sekolah dilaksanakan diluar gedung
puskesmas yaitu di sekolah. Lokasi sekolah di wilayah kerja dapat
dijangkau dengan kendaraan.
54
Lingkungan non fisik adalah interaksi petugas dengan guru uks,
kebijakan kepala puskesmas berkomitmen bersama untuk
meningkatkan mutu penjaringan sekolah yang tertuang dalam visi,
misi dan tata nilai.
2. Process
a. P1 (Perencanaan) penjaringan kesehatan sekolah
4. Outcome
55
Peningkatan derajat kesehatan dapat dilihat dari indikator berupa
penurunan angka kesakitan pada anak sekolah di wilayah kerja Puskesmas
Poncol.
D. Simple Problem
1. Identifikasi masalah mutu pelayana penjaringan kesehatan sekolah di
= 167 x 100%
185
= 90%
56
Dari enam masalah tersebut peneliti menentukan prioritas masalah.
Peneliti menentukan prioritas masalah dengan menggunakan matrix
problem priority.
Matriks prioritas masalah atau problem priority matriks merupakan
salah satu alat dalam menyusun urutan prioritas dari sejumlah masalah.
Setiap masalah ditentukan rangking manfaat dan rangking usahanya untuk
menyelesaikan masalah. Ranking dimulai dari yang terbaik dengan urutan
1-5. Rangking manfaat kemudian dikalikan dengan nilai rangking usaha
sebagai extended value. Nilai extended value terkecil dapat dipilih sebagai
prioritas masalah.
Penilaian manfaat dengan skala 1-5 :
- Angka 5 melambangkan kemanfaatan besar
- Angka 4 melambangkan kemanfaatan cukup
- Angka 3 melambangkan kemanfaatan sedang
- Angka 2 melambangkan kemanfaatan kurang
- Angka 1 melambangkan kemanfaatan kecil
57
Matriks prioritas masalah disusun oleh peneliti kemudian melakukan
konfirmasi dengan penanggung jawab program dan kepala puskesmas.
Dengan demikian berdasarkan hasil penentuan prioritas masalah diatas,
didapatkan masalah masalah E yaitu kurangnya kepatuhan petugas untuk
melengkapi dokumen laporan (60%)
3. Identifikasi penyebab potensial
Identifikasi penyebab masalah tentang kurangnya kepatuhan petugas
untuk melengkapi dokument laporan penjaringan kesehatan sekolah di gali
melalui wawancara dengan petugas penjaringan kesehatan sekolah
menggunakan kuesioner.
59
2 SOP revisi, belum difahami 2
mendalam.
3
3. belum ada aturan tentang
Reward and Punishment
bagi tenaga pelaksana yang
patuh dan kurang patuh pada
SOP
60
Punishment bagi tenaga pelaksana yang patuh
dan kurang patuh pada SOP
Total 3
61
d. Diagram Analisis Pareto
62
menyelesaikan masalah E pada tabel pareto maka bisa menyelesaikan
sebagian besar masalah terkait Rendahnya kepatuhan petugas
penjaringan kesehatan sekolah dalam mendokumentasikan laporan
penjaringan kesehatan sekolah
63
Keterangan :
a. Ranking I: Sosialisasi pembuatan rencana kegiatan
b. Ranking II : Study banding ke puskesmas yang lebih baik
c. Ranking III : Memberikan apresiasi kepada petugas yang telah
melaksanakan penjaringan kesehatan sekolah
6. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (Plan of Action)
Berdasarkan alternatif pemecahan masalah yang telah diambil,
maka disusun Plan Of Action Sosialisasi pembuatan rencana kegiatan.
Persiapan dilakukan pada tanggal 23 Agustus 2018 meliputi, Perijinan
kepada kepala puskesmas, koordinasi serta persetujuan konsep atau materi
dengan Kepala Puskesmas yang meliputi, tempat, waktu, sasaran, alat, dan
bahan materi. Alat dan bahan untuk sosialisasi pembuatan rencana kegiatan
posyandu scara lengkap berupa: 1) Jadwal tugas pokok, 2) Jadwal tugas
penjaringan, 3) Estimasi waktu yang dibutuhkan 4) List kegiatan
penjaringan. Persiapan berhasil dilaksanakan dengan indikator,
perlengkapan tersedia, perijinan, koordinasi dan persetujuan mengenai
waktu, tempat dan bahan sosialisasi sudah tersedia.
Memberikan sosialisasi pembuatan rencana kegiatan. Urutan
pelaksanaan yaitu Dokter muda menjelaskan teknis pembuatan rencana
kegiatan yaitu Jadwal tugas pokok, Jadwal tugas penjaringan, Estimasi
waktu yang dibutuhkan, dan List kegiatan penjaringan kepada petugas
penjaringan kesehatan sekolah
Penilaian kepatuhan petugas penjaringan kesehatan sekolah dalam
mengisi dokumentasi penjaringan kesehatan sekolah pada kegiatan
berikutnya setelah diberikan sosialisasi.
E. Complex Problem
Penelusuran complex problem dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
wawancara dengan responden terkait penjaringan kesehatan sekolah.
Wawancara dilakukan dengan menanyakan 9 buah pertanyaan sesuai dengan
unsur minimal penilaian indeks kepuasan masyarakat. Setelah semua
pertanyaan dari 25 responden selesai diwawancarai, maka data diolah dengan
cara :
1. Menghitung Jumlah Nilai Per Unsur
Menjumlahkan skor dari 9 pertanyaan pada setiap unsur.
64
2. Menghitung Nilai Rata-Rata (NRR) Per Unsur
Jumlah Nilai Per Unsur Dibagi dengan Jumlah Responden
3. Menghitung Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur
Nilai Rata-Rata Per Unsur di kalikan 0.11 (Standart Baku)
4. Menghitung Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Jumlah Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur di jumlahkan
5. Mencari Nilai IKM setelah di Konversi
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dikali 25 (Standar Baku).
6. Melihat Mutu Pelayanan (Pada setiap Unsur)
Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur dikali dengan 25
7. Kinerja Unit Pelayanan
Hasil penilaian terhadap kepuasan responden terkait penjaringan
kesehatan sekolah di wilayah kerja Puskesmas Poncol menggunakan nilai
Indeks Kepuasan Masyarakat.
65
F. Pemilihan Media Edukasi (Berdasarkan Skala Intensitas)
Media edukasi yang dipilih untuk menyelesaikan masalah
mengingatkan tentang pentingnya dokumentasi dan memberikan simulasi
mengisi dokumentasi penjaringan kesehatan sekolah secara lengkap. Penulis
memilih media edukasi Still picture sebagai media edukasi untuk pengingat
petugas.
Ciri-ciri skala intensitas metode dan media komunikasi still picture
dengan memperhatikan, hal-hal sebagai berikut:
1. Faktor Situasi
a. Waktu yang dibutuhkan dari peserta (Intensitas 1)
b. Keterlibatan staff (Intensitas 1)
c. Ruang khusus yang dibutuhkan (Intensitas 1)
2. Efisiensi
a. Harga/biaya awal (Intensitas 1)
b. Ongkos awal (Intensitas 2)
c. Ongkos pemeliharaan (Intensitas 1)
d. Luas ruangan (Intensitas 1)
e. Perbaikan alat penggantian (Intensitas 1)
3. Efektifitas
a. Ciri-ciri
1) Interaksi (Intensitas 1)
2) Perhatian warna (Intensitas 3)
3) Perhatian identitas (Intensitas 1)
4) Kemantapan retensi (Intensitas 2)
5) Kemantapan repetisi (Intensitas 1)
b. Tujuan pendidikan
1) Fakta (Intensitas 2)
2) Prosedur (Intensitas 2)
3) Prinsip dan konsep (Intensitas 2)
4) Sikap/pendapat (Intensitas 1)
66
6. Meletakkan still picture pada cover map penjaringan kesehatan
sekolah
67