2. Mati Batang otak : Prevalensi: 1. Tidak ada nafas Hilangnya refleks batang 1. Angiography
Australian and New Wanita= pria 2. Tidak ada reflek otak (conventional,
Zealand Intensive Usia dewasa lebih banyak Pupil: computerized
Care Society a. Tidak terdapat respon tomographic, magnetic
(ANZICS) yang Etiologi: terhadap cahaya atau resonance, dan
dipublikasikan pada Peningkatan hebat tekanan refleks cahaya negatif radionuclide) :
tahun 1993, kematian intrakranial b. Ukuran: midposisi (4 mm) kematian batang otak
otak didefinisikan sampai dilatasi (9 mm) ditegakkan apabila
sebagai berikut: Faktor Resiko: tidak terdapat
“Istilah kematian otak Trauma Gerakan bola mata /gerakan pengisian intraserebral
harus digunakan Pendarahan okular: (intracerebral filling)
untuk merujuk pada intracranial a. Refleks oculocephalic setinggi bifurkasio
berhentinya semua Hipoksia negatif karotis atau sirkulus
fungsi otak secara Overdosis obat Pengujian dilakukan hanya Willisi
ireversibel. Kematian Tenggelam apabila secara nyata tidak 2. Elektroensefalografi
otak terjadi saat Tumor otak primer terdapat retak atau (EEG) : kematian
terjadi hilangnya Meningitis ketidakstabilan vertebrae batang otak
kesadaran yang Pembunuhan dan cervical atau basis kranii. ditegakkan apabila
ireversibel, dan bunuh diri b. Tidak terdapat tidak terdapat
hilangnya respon Hipoglikemia jangka penyimpangan atau deviasi aktivitas elektrik
refleks batang otak panjang gerakan bola mata terhadap setidaknya selama 30
dan fungsi pernapasan irigasi 50 ml air dingin menit
pusat secara pada setiap telinga. 3. Nuclear brain
ireversibel, atau Membrana timpani harus scanning : kematian
berhentinya aliran tetap utuh; pengamatan 1 batang otak
darah intrakranial menit setelah suntikan, ditegakkan apabila
secara ireversibel dengan interval tiap telinga tidak terdapat ambilan
minimal 5 menit. (uptake) isotop pada
Respon motorik facial dan parenkim otak dan atau
sensorik facial: vasculature, bergantung
a. Refleks kornea negatif teknik isotop (hollow
b. Jaw reflex negatif skull phenomenon)
(optional) 4. Somatosensory evoked
potentials : kematian
c. Tidak terdapat respon batang otak
menyeringai terhadap ditegakkan apabila
rangsang tekanan dalam tidak terdapat respon
pada kuku, supraorbita, N20-P22 bilateral pada
atau temporomandibular stimulasi nervus
joint. medianus
Refleks trakea dan faring: 5. Transcranial doppler
a. Tidak terdapat respon ultrasonography :
terhadap rangsangan di kematian batang otak
faring bagian posterior ditegakkan oleh
b. Tidak terdapat respon adanya puncak sistolik
terhadap pengisapan kecil (small systolic
trakeobronkial peaks) pada awal
(tracheobronchial sistolik tanpa aliran
suctioning). diastolik (diastolic
flow) atau
Tes Apneu negative reverberating flow,
Tes Apnea mengindikasikan
Secara umum, tes apnea adanya resistensi yang
dilakukan setelah sangat tinggi (very
pemeriksaan refleks high vascular
batang otak yang kedua resistance) terkait
dilakukan. Tes apnea dapat adanya peningkatan
dilakukan apabila kondisi tekanan intrakranial
prasyarat terpenuhi, yang besar.
yaitu18,19:
a. Suhu tubuh ≥ 36,5 °C atau
97,7 °F
b. Euvolemia (balans cairan
positif dalam 6 jam
sebelumnya)
c. PaCO2 normal (PaCO2
arterial ≥ 40 mmHg)
d. PaO2 normal (pre-
oksigenasi arterial PaO2
arterial ≥ 200 mmHg)
Setelah syarat-syarat tersebut
terpenuhi, dokter
melakukan tes apnea
dengan langkah-langkah
sebagai berikut20:
a. Pasang pulse-oxymeter dan
putuskan hubungan
ventilator
b. Berikan oksigen 100%, 6
L/menit ke dalam trakea
(tempatkan kanul setinggi
carina)
c. Amati dengan seksama
adanya gerakan pernafasan
(gerakan dinding dada atau
abdomen yang
menghasilkan volume tidal
adekuat)
d. Ukur PaO2, PaCO2, dan pH
setelah kira-kira 8 menit,
kemudian ventilator
disambungkan kembali
e. Apabila tidak terdapat
gerakan pernafasan, dan
PaCO2 ≥ 60 mmHg (atau
peningkatan PaCO2 lebih
atau sama dengan nilai
dasar normal), hasil tes
apnea dinyatakan positif
(mendukung kemungkinan
klinis kematian batang
otak).
f. Apabila terdapat gerakan
pernafasan, tes apnea
dinyatakan negatif (tidak
mendukung kemungkinan
klinis kematian batang
otak).
g. Hubungkan ventilator
selama tes apnea apabila
tekanan darah sistolik turun
sampai < 90 mmHg (atau
lebih rendah dari batas
nilai normal sesuai usia
pada pasien < 18 tahun),
atau pulse-oxymeter
mengindikasikan adanya
desaturasi oksigen yang
bermakna, atau terjadi
aritmia kardial.
Segera ambil sampel darah
arterial dan periksa analisis
gas darah.
Apabila PaCO2 ≥ 60
mmHg atau peningkatan
PaCO2 ≥ 20 mmHg di
atas nilai dasar normal,
tes apnea dinyatakan
positif.
Apabila PaCO2 < 60
mmHg atau peningkatan
PaCO2 < 20 mHg di atas
nilai dasar normal, hasil
pemeriksaan belum dapat
dipastikan dan perlu
dilakukan tes konfirmasi
Jenis:
Hipersomnia primer
terjadi tanpa adanya
kondisi medis lain. Satu-
satunya gejala adalah
kelelahan yang berlebihan.
Hipersomnia sekunder
disebabkan oleh kondisi
medis lainnya. Ini dapat
termasuk sleep apnea,
penyakit Parkinson, gagal
ginjal, dan sindrom
kelelahan kronis. Kondisi
ini menyebabkan tidur
yang buruk di malam hari,
membuat Anda merasa
lelah di siang hari.
Hipersomnia tidak sama
dengan narkolepsi, yang
merupakan kondisi
neurologis yang
menyebabkan serangan
tidur tiba-tiba yang tidak
dapat dicegah selama siang
hari. Orang dengan
hipersomnia akan tetap
terjaga dengan sendirinya,
tetapi mereka merasa lelah.
6. Gangguan Obsesif- Prevalensi: 1. Suatu gagasan atau - Obsesi tentang kontaminasi
Kompulsif Laki- laki= perempuan impuls yang - Obsesi tentang keraguan
Umur 20-35 tahun memaksakan dirinya - Obsesi dengan pikiran
secara bertubi-tubi dan semata-mata pikiran
Etiologi: terus-menerus ke dalam obsesional yang
Faktor biologis kesadaran seseorang. mengganggu tanpa suatu
(neurotransmitter, 2. Suatu perasaan kompulsi.
penelitian pencitraan ketakutan yang - kebutuhan akan simetrisitas
otak, genetika, data mencemaskan yang atau ketepatan, yang
biologis lainnya) menyertai manifestasi dapat menyebabkan
Faktor prilaku sentral dan seringkali perlambatan kompulsi.
Faktor psikososial menyebabkan orang
(faktor kepribadian, melakukan tindakan - Gangguan dismorfik tubuh
faktor psikodinamika) kebalikan melawan (body Dysmorphic
gagasan atau impuls Disorder): Pada
Faktor Resiko: awal. gangguan ini orang
-Depresi berat 3. Obsesi dan kompulsi terobsesi dengan
-Fobia adalah asing bagi ego keyakinan bahwa mereka
-Pengaruh alcohol (ego-alien), yaitu buruk rupa atau bagian
-Gangguan panik dialami sebagai suatu tubuh mereka berbentuk
-Gangguan makan yang asing bagi tidak normal.
-Orang yang perfeksionis, pengalaman seseorang - Trikhotilomania: Orang
pemalu, keras kepala tentang dirinya sendiri dengan Trikhotilomania
sebagai makhluk terus menerus mencabuti
psikologis. rambut mereka sehingga
4. Tidak peduli bagaimana timbul daerah-daerah
jelas dan memaksanya botak.
obsesi atau kompulsi - Sindrom Tourettes: Gejala
tersebut, orang biasanya sindrom Tourettes
menyadarinya sebagai meliputi gerakan yang
mustahil dan tidak pendek dan cepat, tik dan
masuk akal. ucapan kata-kata kotor
5. Orang yang menderita yang tak terkontrol.
akibat obsesi dan
kompulsi biasanya
merasakan suatu
dorongan yang kuat
untuk menahannya
7. Bulimia Prevalensi:
Wanita> laki- lai Ciri penting dari bulimia
Usia rata- rata 20 th nervosa adalah suatu
episode, dimana terjadi
Etiologi:
Faktor biologis, perilaku makan yang
psikologis, sosial tidak terkontrol dengan
jumlah yang besar dalam
Faktor Resiko: periode waktu yang
Keterlibatan pada bidang singkat, edema
atletik, memiliki ekstremitas, sakit kepala,
perkerjaan yang berfokus nyeri tenggorokan, erosi
pada berat badan, diet, pada enamel gigi dan
perasaan rendah diri, karies berat, merasa
tinggal di asrama kembung, nyeri abdomen,
mahasiswi. lethargi, dan fatigue.
Dizziness, syncope dan
seizure dapat muncul jika
muntah yang berat, self-
induced vomiting,
Russell’s sign
16. Benda asing Prevalensi:- - gejala klinis yang Ditemukannya benda asing Pada hasil foto rotgen
Etiologi: muncul bervariasi, yang positif terdapat
Benda asing di saluran tergantung pada derjat gambaran hiperlusen
napas lebih sering terjadi sumbatan, lokasi, pada paru, atelektasis,
pada anak- anak usia 1-3 sifat, bentuk, kuran kombinasi emifema dan
tahun dan lamanya benda atelektasis pada paru-
asing berada di paru, serta infiltrat paru.
Faktor Resiko: saluran napas. Mulai Namun pada 24 jam
- dari batuk-batuk hebat pertama sering
secara tiba-tiba, rasa pemeriksaan radiologi
tercekik, rasa tidak menunjukan
tersumbat di kelainan. Gamabaran
tenggorok, bicara yang dijumpai dapat
gagap dan obstruksi berupa gambaran
jalan nafas yang normal, air traping,
terjadi segera. atelektasis, pneumonia,
kolaps paru.
CT-Scan juga dapat
digunakan dalam
penegakan diagnosis
aspirasi benda asing.
Benda asing ditunjuk
dengan adanya gambaran
hiperdens pada lumen
saluran pernapasan. CT-
scan juga dapat
memperlihatkan
perbedaan densitasi dari
benda asing .
17. Multi Drug Prevalensi: Gejala Respiratorik: Limfadenitis kronis Pemeriksaan bakteriologi
Resisten ( MDR) Pria> wanita 1. Batuk > 2minggu Suasana tambahan paru à kuman tuberculosis
TB: M. Usia dewasa 2. Batuk darah ( Ronki) Pemeriksaan Radiologik
Tuberkulosis yang 3. Sesak nafas ( foto thorax PA, CT
resisten minimal Etiologi: 4. Nyeri dada scan)
terhadap Rifampisin Kegagalan pada Gejala Sistemik Gambaran radiologi yang
dan INH dengan pengobatan poliresisten 1. Demam dicurigai sebagai lesi TB
atau OAT lainnya. TB atau TB-MDR akan 2. Malaise, keringat aktif :
menyebabkan lebih malam, anoreksia - Bayangan berawan /
banyak OAT yang resisten dan berat badan nodular di segmen apikal
terhadap kuman M. turun dan posterior lobus atas
Tuberkulosis Gejala TB ekstraparu: paru dan segmen
Gejala tuberkulosis superior lobus bawah
Faktor Resiko: ekstraparu tergantung - Kaviti, terutama lebih
1. Pemberian terapi TB dari organ yang dari satu, dikelilingi oleh
yang tidak adekuat akan terlibat, misalnya pada bayangan opak berawan
menyebabkan mutants limfadenitis atau nodular
resisten. Hal ini amat tuberkulosis akan - Bayangan bercak milier
ditakuti karena dapat terjadi pembesaran - Efusi pleura unilateral
terjadi resisten terhadap yang lambat dan tidak (umumnya) atau bilateral
OAT lini pertama nyeri dari kelenjar (jarang)
2. Masa infeksius yang getah bening, pada
terlalu panjang akibat meningitis
keterlambatan diagnosis tuberkulosis akan
akan menyebabkan terlihat gejala
penyebaran galur meningitis, sementara
resitensi obat. pada pleuritis
Penyebaran ini tidak tuberkulosis terdapat
hanya pada pasien di gejala sesak napas dan
rumah sakit tetapi juga kadang nyeri dada
pada petugas rumah pada sisi yang rongga
sakit, asrama, penjara pleuranya terdapat
dan keluarga pasien cairan.
3. Pasien dengan TB-
MDR diterapi dengan Suspek TB MDR
OAT jangka pendek adalah semua orang yang
akan tidak sembuh dan mempunyai gejala TB
akan menyebarkan dengan salah satu atau
kuman. Pengobatan TB- lebih kriteria suspek
MDR sulit diobati serta dibawah ini:
memerlukan Pasien TB pengobatan
pengobatan jangka kategori 2 yang gagal
panjang dengan biaya (Kasus kronik)
mahal Pasien TB pengobatan
4. Pasien dengan OAT kategori 2 yang tidak
yang resisten terhadap konversi
kuman tuberkulosis Pasien TB yang
yang mendapat pernah diobati
pengobatan jangka pengobatan TB Non
pendek dengan DOTS
monoterapi akan Pasien TB gagal
menyebabkan pengobatan kategori 1
bertambah banyak OAT Pasien TB pengobatan
yang resisten (’’The kategori 1 yang tidak
amplifier effect”). Hal konversi setelah
ini menyebabkan pemberian sisipan.
seleksi mutasiresisten Pasien TB kambuh
karena penambahan Pasien TB yang
obat yang tidak multipel kembali setelah
dan tidak efektif lalai/default
5. HIV akan mempercepat Suspek TB yang
terjadinya terinfeksi TB kontak erat dengan
mejadi sakit TB dan pasien TB-MDR
akan memperpanjang Pasien koinfeksi TB
periode infeksious dan HIV
18. Efusi Pleura: Prevalensi: Adanya gejala-gejala 1. Deviasi trachea Pada pemeriksaan foto
akumulasi cairan Laki- laki> perempuan penyakit penyebab menjauhi tempat sakit toraks rutin tegak PA
yang berlebihan Puncak insidensi usia seperti demam, dapat terjadi Cairan pleura tampak
pada rongga pleura. dewasa 21-30 th menggigil, dan nyeri penumpukan cairan berupa perselubungan
Cairan tersebut dada pleuritis pleural yang signifikan. homogen menutupi
mengisi ruangan Rtiologi: (pneumonia, panas 2. Pemeriksaan fisik struktur paru bawah yang
yang mengelilingi Akumulasi cairan yang tinggi (kokus), banyak dalam keadaan biasanya radioopak
paru. Adanya berlebihan pada rongga keringat, batuk, berbaring dan duduk dengan permukaan atas
akumulasi cairan pleura akibat iritasi atau banyak sputum. akan berlainan, karena cekung, berjalan dari
pada kavum pleura peradangan pada paru- Adanya timbunan cairan akan berpindah lateral atas ke arah
ini mengindikasikan paru cairan mengakibatkan tempat. Bagian yang medial bawah.
adanya suatu perasaan sakit karena sakit akan kurang
kelainan atau Faktor Resiko: pergesekan, setelah bergerak dalam
penyakit. Cairan 1. HT cairan cukup banyak pernapasan, fremitus
dalam jumlah yang 2. Merokok rasa sakit. melemah (raba dan
berlebihan dapat 3. Alkohol vocal), pada perkusi
mengganggu 4. Paparan debu, asbes didapati daerah pekak,
pernapasan dengan dalam keadaan duduk
membatasi permukaan cairan
peregangan paru membentuk garis
selama inhalasi melengkung ( garis ellis
damoiseu).
3. Didapati segitiga
garland yaitu daerah
yang pada perkusi redup
timpani dibagian atas
garis ellis domiseu.
Segitiga Grocco-
Rochfusz, yaitu daerah
pekak karena cairan
mendorong
memdiastinum keksisi
lain, pada auskultasi
daerah ini didapati Foto Lateral Tegak
vesikuler melemah
dengan ronki.
4. Terdengar krepitasi
pleura.
Foto lateral dekubitus
Faktor Resiko:
21. Aritmia: atau Prevalensi: Gejala klinis aritmia dapat oBradikardi atau takikardi 1. EKG, ECG
dysritmia adalah Pria> perempuan “Silent” (tidak oHipotensi Aritmia Sinus
gangguan irama Orang dewasa- tua menimbulkan gejala oSyok • Irama:
pada bioelektrikal apapun) & dapat pula oEdema paru Tidak teratur
jantung, baik itu Etiologi: menimbulkan gejala oAkral dingin • Frekuen
terjadi karena o Hipoksia myocard seperti: oPenurunan kondisi urin si Jantung (HR) :
adanya gangguan o Rangsangan otonomik Palpitasi Biasanya antara 60-
pembentukan impuls o Obat obat : caffein, Dada berdebar-debar 100x/menit
atau gangguan aminophyllin, digitalis Pusing (Dizziness) dan • Gelomb
pengahantaran o Gangguan elektrolit fertigo ang P: Normal, setiap
impuls yang semua o Regangan otot jantung: Sesak nafas gelombang
ini sebabkan oleh pd gagal jantung Dada terasa tidak • Interval
suatu penyakit yang o Trauma nyaman atau nyeri PR: Normal
terjadi pada sel o Kelainan struktur dada • Gelomb
pacemaker jantung Kelelahan (Weakness ang QRS :
sistim konduksi
atau pada sistem or fatigue) Normal
konduksi Kesadaran menurun & • Dapat
Faktor Resiko:
Sinkop ditemukan pada orang
o Usia tua
Henti jantung sehat dan tidak
o DM mendadak membutuhkan
o Hipertensi pengobatan
o Penyakit
kardiovaskuler
o Kelainan jantung
kongenital
Ekstrasistol Atrial
(AES/PAB/PAC)
• Irama:
Tidak teratur, karena ada
irama yang timbul dari
awal
• Frekuen
si Jantung (HR):
Tergantung irama
dasarnya
• Gelomb
ang P: Bentuknya berbeda
dari irama dasarnya dan
timbul prematur
• Interval
PR: Normal atau
memendek
• Kriteria
:
- gelombang P prematur
dari atrium
- biasanya pause
kompensasi tak lengkap
Fibrilasi Atrial
• Irama:
Tidak teratur
• Frekuen
si Jantung (HR): Arial
= 350-650x/menit;
ventrikel = bervariasi,
(bisa normal, lambat
atau cepat)
o Rafid Respon: HR >
100 x/menit
o Normo Respon: HR
60 -100x/menit
o Slow Respon: HR >
60 x/menit
• Gelomb
ang P: Tidak dapat
diidentifikasi, garis
baseline bergelombang
(keriting)
• Interval
PR: Tidak dpt dihitung
• Gelomb
ang QRS :
Normal
1. Ambulatory monitors
2. Foto dada
3. CT Scan miokardia
4. Stress tes
5. Cardiac Cateterization
6. EPS
7. Elektrolit
8. Pemeriksaan obat
9. Pemeriksaan tiroid
10. Nadi oksimetri (Tilt
Table Test)
22. Penyakit jantung Prevalensi: 1. Riwayat sebelumnya LED, kadar protein C
rematik : Wanita= laki- laki 2. Rasa nyeri pada satu reaktif, darah rutin
merupakan penyakit Anak dan dewasa 5-15 th sendi atau lebih tanpa (peningkatan
jantung didapat yang puncak 8 tahun. disertai peradangan atau leukositosis),EKG (interval
sering ditemukan pada keterbatasan gerak P-R yang memanjang),
anak. Penyakit jantung Etiologi: sendi ASTO
reumatik merupakan disebabkan oleh respon 3. Demam
kelainan katup jantung imunologis yang terjadi 4. Eritema
yang menetap akibat sebagai sekuel dari infeksi marginatum(kelainan
demam reumatik akut streptokokus grup A pada kulit yang khas, tampak
sebelumnya, faring. sebagai makula yang
berwarna merah, pucat
Faktor Resiko: di bagian tengah, tidak
riwayat keluarga, status terasa gatal, berbentuk
social ekonomi rendah, bulat atau dengan tepi
usia antara 5 sampai 15 yang bergelombang dan
tahun (dengan puncak meluas secara
insidensi pada usia 8 sentrifugal)
tahun) 5. Nodulus subkutan(pada
umumnya hanya
dijumpai pada kasus
yang berat dan terdapat
di daerah ekstensor
persendian, pada kulit
kepala serta kolumna
vertebralis. Nodul ini
berupa massa yang
padat, tidak terasa nyeri,
mudah digerakkan dari
kulit di atasnya, dengan
diameter dan beberapa
milimeter sampai
sekitar 2 cm)
24. Atresia ani Prevalensi: Lubang anus tidak ada Abdomen : 1) Invertogram (radiografi
Laki- laki> perempuan Mekonium tidak keluar Inspeksi : perut abdominal lateral
Etiologi: Membran anus tampak kembung dengan marker
Abnormalitas Fistula di perineum Palpasi : distensi radiopaque pada
perkembangan embriologi Perut membuncit Perkusi : hipertimpani perineum) dua cara :
anus, rektum, traktur Muntah Auskultasi : Wangensteen & Rice
urogenital peristaltik meningkat, Knee chest positition
Faktor Resiko metalic sound
o Abnormalitas sakrum Anus :
o Gangguan persarafan Inspeksi : tidak anus/
pelvis hanya lengkungan,
Sistem otot perineal yang fistula
tidak sempurna Palpasi : cek suhu
pere rectal
Berdasar letak
terminasi rektum - Obstruksi usus halus
terhadap dasar letak tinggi terdapat
pelvis : distensi minimal dan
- Anomali letak sedikit air fluid level
rendah Rektum - Obstruksi usus halus
menembus letak rendah terdapat
M.Levator ani multiple central air
sehingga jarak fluid level
antara kulit dan 2) USG Abdomen :
ujung rektum paling menemukan anomali
jauh 1 cm saluran kemih atau
- Anomali letak tinggi saraf pada tulang
Ujung rektum tidak belakang
mencapai tingkat 3) USG Perineum :
M.Levator ani menentykan jarak
dengan jarak antara rektum distal
ujung buntu rektum mekonium
sampai kulit 4) Ekokardiografi :
perineum lebih dari mengevaluasi adakah
1 cm. kelainan bawaan pada
jantung
SISTEM GINJAL DAN SALURAN KEMIH SKDI: 2
Nama Penyakit Gejala Tanda Pemeriksaan Penunjang
25. Hidrokel: Prevalensi: 1. Kebanyakan Dilakukan pemeriksaan 1. Transluminasi
penumpukan cairan Angka kejadian pada pria asimptomatik berbaring dan berdiri 2. USG Testis
limfa yang dewasa tidak diketahui. 2. Adanya benjolan di Jika posisi berdiri tonjolan
berlebihan diantara kantong skrotum yang tampak jelas, baringkan
tunika vaginalis dan Etiologi: tidak nyeri pasien pada posisi supine,
tunika albugenia Diproduksi dengan empat 3. Sensasi berat, bila terdapat resolusi pada
testis. cara: kepenuhan atau tonjolan (dapat mengecil),
1. Produksi cairan yang tertarik harus dipikirkan hidrokel
Referensi: berlebihan didalam 4. Bila nyeri dapat komunikasi atau hernia.
Purnoma B. 2014. kantung seperti menjadi indikasi yang 1. Didapatkan adanya
Hidrokel. Dalam B. hidrokel sekunder berhubungan dengan benjolan di katong
Purnomo. Dasar- Dasar 2. Absorbsi cairan yang infeksi epididimis akut skrotum dengan
Urologi. Edisi 3. Jakarta: kurang 5. Ukuran dapat konsistensi kistus
Sagung Seto. 232-4 3. Gangguan drainase berkurang saat 2. Transluminasi (+):
limfatik struktur berbaring dan menunjukkan cairan
Francis JJ.& Levine LA. skrotum seperti pada meningkat saat berdiri dalam tunika vaginalis
2013. Aspration and kasus kaki gajah 6. Kronis: ukuran dapat 3. Hidrokel terinfeksi:
Sclerotherapy: a 4. Berhubungan dengan lebih besar. kulit skrotum yang
Nonsurgical Treatment hernia rongga sangat tebal
Option fot Hydroceles. peritoneal pada varises 4. Bila tonjolan tidak
The Journal of Urology bawaan terlihat: lakukan
vol 189, 725-1729. Valsava manuver atau
Faktor Resiko: menyuruh pasien
Kongenital meniup balon atau
batuk
26. Hipospadia Etiologi: Kongenital Kesulitan dalam mengatur Lubang Tidak diperlukan
salah satu kelainan Faktor Resiko: aliran kencing saat BAK Osteum/orifisiumUretra
kelamin akibat penyatuan Faktor genetic Externa (OUE) tidak
lipatan uretra yang tidak Faktor etnik berada di ujung glands
sempurna dengan kaukasoid >> penis.
gambaran letak Ostium Faktor Preputium tidak ada
Urethra Externa di hormonalhormon dibagian bawah penis,
sepanjang permukaan androgen/estrogen menumpuk di bagian
anterior penis semenjak Faktor pencemaran punggung penis.
masa pertumbuhan janin limbah industry Biasanya jika penis
(congenital). mengalami kurvatura
(melengkung) ketika
ereksi, maka dapat
disimpulkan adanya
chordee, yaitu jaringan
fibrosa yang membentang
hingga ke glans penis.
Dapat timbul tanpa
chordee, bila letak
meatus pada dasar dari
glands
27. Hiperplasia prostat Prevalensi: Obtruksi Pemeriksaan Patologi
jinak Laki- laki usia Hesistansi Anatomi hiperplasia
Hiperplasia Prostat pertengahan atau lanjut Pancaran miksi lemah epitel dan stroma di
Benigna adalah suatu Etiologi: Intermitensi prostat. Beberapa kasus
keadaan dimana kelenjar Masih belum diketahui Miksi tidak puas
periuretral prostat secara pasti. Ada beberapa Distensi abdomen
mengalami hiperplasia hipotesis penyebab dari Terminal dribbling
yang akan mendesak BPH: 1) Teori (menetes)
jaringan prostat yang asli Dihidrotestosteron, (2)
Volume urine menurun
ke perifer. Adanya
Mengejan saat
ketidakseimbangan antara
berkemih
estrogen-testosteron, (3)
Interaksi antara sel stroma menunjukkan proliferasi
Iritasi halus-otot hampir murni,
dan sel epitel prostat, (4)
Berkurangnya kematian Frekuensi meskipun kebanyakan
sel (apoptosis), dan (5) Nokturi menunjukkan pola
Teori Stem sel Urgensi fibroadenomyomatous
Faktor Resiko: Usia tua Disuria hyperplasia
Urgensi dan disuria jarang Foto polos
terjadi, jika ada TRUS
disebabkan oleh Sistoskopi
ketidakstabilan detrusor
sehingga terjadi kontraksi
involunter.
28. Diabetes Etiologi: 1. Gejala Khas : Pemeriksaan kadar gula dan
gestasional disebabkan karena adanya a. Banyak kencing USG
perubahan metabolisme (poliurea)
karbohidrat selama b. Banyak minum
kehamilan, dimana (polidipsia)
keadaan resistensi insulin c. Banyak makan
tidak diimbangi dengan (polifagi)
sekresi insulin yang 2. Gangguan tidak khas:
adekuat dan dapat a. Gang. Saraf tepi
disebabkan oleh mutase (kesemutan)
autosomal yang b. Gang. Penglihatan
menyebabkan maturity c. Gatal/ bisul
onset diabetes of the d. Keputihan
young (MODY) e.
Faktor Resiko:
Rendah :
Tes glukosa darah tidak
dibutuhkan apabila :
Angka kejadian
diabetes gestasional
pada daerah tersebut
rendah
Tidak didapatkan
riwayat diabetes pada
kerabat dekat
Usia < 25 tahun
Berat badan normal
sebelum hamil
Tidak memiliki riwayat
metabolisme glukosa
terganggu
Tidak ada riwayat
obstetrik terganggu
sebelumnya
Sedang :
Wanita dengan ras
Hispanik, Afrika,
Amerika, Asia Timur,
dan Asia Selatan perlu
dilakukan tes gula darah
pada kehamilan 24 – 28
Tinggi :
Wanita dengan obesitas,
riwayat keluarga
dengan diabetes,
mengalami glukosuria
(air seni mengandung
glukosa) perlu
dilakukan tes gula darah
secepatnya.
Faktor Resiko:
1. Asupan kurang
2. Gangguan metabolisme
33. Leukimia akut, Prevalensi: Mudah lelah a. LLA 1) Pemeriksaan darah tepi
kronik Dewasa : LMA, LMK Pusing - Pucat - LLA : leukositosis
(30-50 tahun) & LLK (60 Perdarahan - Takipneu - LMA : eritrosit &
tahun) Sesak nafas - Demam trombosit turun
Anak-anak : LLA (2-4 Nyeri dada - Limfadenopati - LLK : limfositosis
tahun) Demam - Organomegali >50.000/mm3
Laki-lali > perempuan Keringat malam - Nyeri tekan tulang - LMK : leukositosis >
Ras kulit putih Cepat kenyang dada 50.000/mm3
b. LMA 2) Pemeriksaan sumsum
Etiologi: - Gangguan kesadaran tulang
Kelainan kromosom - Takipneu - LLA & LMA:
21 (sindrom down) hiperselular, sel
- Ptekie/ purpura
Keganasan sumsum sumsum tulang
- Priapismus
tulang diganti sel leukemia
- Hipertrofi gusi
c. LLK (blast), perubahan
Faktor Resiko: tiba-tiba sel muda
o Usia, jenis kelamin, - Limfadenopati
(blast) ke sel yang
generalisata
ras matang tanpa sel
o Faktor genetik - Demam
leukemia gap
o Paparan sinar - Organomegali
- LLK : infiltrasi
d. LMK
radioaktif limfosit kecil3
o Zat kimia - Pucat/ letargi
- LMK : hiperseluler,
- Ptekie/purpura/ekim
o Merokok peningkatan
osis megakariosit &
- Demam aktivitas
- splenomegali granulopoesis
(granulosit >
30.000/mm3)
34. Henoch- schoenlein Prevalensi: Gejala prodromal Ptekie minimal, purpura Laboratorium: darah rutin,
purpura Laki- lai > perempuan dapat terdiri dari Artralgia darah perifer lengkap, LED,
sindrom klinis yang 1,5:1 demam dengan suhu Hematuri, Proteinuria fungsi ginjal, urinalisis.
disebabkan oleh Terutama pada anak- anak tidak lebih dari 38°C, Biopsi kulit: vaskulistik,
vaskulitis pembuluh usia 2-15th puncaknya 4-7 nyeri kepala dan American College of leukositoklastik
darah kecil sistemik yang th anoreksia. Rheumatology (ACR)
ditandai dengan lesi Selain purpura, membuat
spesifik berupa purpura Etiologi: ditemukan pula gejala 4 kriteria untuk
nontrombositopenik, Belum diketahui artralgia dan artritis mendiagnosis PHS,9
artritis atau atralgia, nyeri yang cenderung sebagai berikut:
abdomen atau perdarahan Faktor Resiko: bersifat migran dan - purpura yang teraba
gastrointestinalis, dan Faktor genetic mengenai sendi besar - umur < 20 tahun saat
kadang – kadang nefritis ISPA ekstremitas bawah awitan penyakit
atau hematuria Gigitan serangga seperti lutut dan - bowel angina (nyeri perut
Paparan terhadap dingin pergelangan kaki, difus atau didiagnosis
Imunisasi namun dapat pula iskemi usus disertai diare
mengenai pergelangan berdarah)
tangan, siku dan - hasil biopsi membuktikan
persendian di jari granulosit pada dinding
tangan. pembuluh darah arteriol
Pada penyakit ini atau venula.
dapat ditemukan Diagnosis PHS dapat
adanya gangguan ditegakkan bila ditemukan
abdominal berupa 2 dari 4 kriteria di atas
nyeri abdomen atau dengan sensitivitas 87,1 %
perdarahan dan spesifisitas 87,7%
gastrointestinalis.
Selain itu dapat juga
ditemukan kelainan
ginjal, meliputi
hematuria, proteinuria
(<2g/d), sindrom
nefrotik (proteinuria
>40mg/m2/jam) atau
nefritis
Kadang – kadang HSP
dapat disertai dengan
gejala – gejala
gangguan sistem saraf
pusat, terutama sakit
kepala. Pada HSP
dapat ditemukan
adanya vaskulitis
serebral. Pada
beberapa kasus
langka, HSP diduga
dapat menyebabkan
gangguan serius
seperti kejang, paresis
atau koma.
36. Claw hand, drop Prevalensi:- 1. Kelemahan motorik, 1. Fromentis sign: kelemahan 1. Radiologo: X foto manus
hand Etiologi: gangguan sensorik pada otot adduktor policis
Claw Hand: kerusakan Fraktur, dislokasi capus otot yang disarafi oleh karena kelumpuhan N.
saraf ulnaris dan saraf humeri maupun dislokasi nervus medianus, Ulnaris. Pasien diminta
medianus (jari- jari sendi siku, tusukan pisau. gangguan autonom dan untuk memegang selembar
keriting) Faktor Resiko: melemahnya refleks kertas memakai ujung ibu
Drop Hand: paralisis Trauma, infeski, tendon. lesi nervus jari dan sisi radial jari
nervus radialis atau toksisitas, penyakit medianus menyebabkan telunjuk. Hasil uji positif
neuropati radialis yang vaskuler, neoplasma Wrist extensi dan tidak jika saat penguji menarik
menyebabkan kelemahan dapat di flexikan, kertas dari pegangan pasien
untuk mendorsofleksikan Pronasi tangan tidak maka phalang terminal ibu
lengan dan ekstensi jari- dapat dilakukan, jari pasien akan terleksikan
jari tangan. sedangkan phalang
distal jari telunjuk tidak
dapat di flexikan dan
Referensi: ibu jari tidak dapat
Snell, Richard S. 2006. beroposisi sehingga
Anatomi Klinik Untuk tidak dapat mendekati
Mahasiswa Kedokteran. ujung jari – jari lainnya.
Edisi 6. Jakarta: EGD 2. Gangguan sensorik,
hilang sendoris ringan
Adam RD, Victor M. 3. Posisi tangan monkey
Priciples of Neurology. hand dengan supinasi,
4th ed. New York: extensi ujung jari
MvGraw Hill.1989. telunjuk,jari tengah dan
ibu jari pada sendi
metakarpofalangeal,
extensi jari sisi radial di
sendi interfalangeal
oposisi dan abduksi ibu
jari
37. Fraktur patologis Fraktur pada tulang Nyeri a. Inpeksi : deformitas, 1) Laoratorium
abnormal dihubungkan Tulang kehilangan bengkak, warna - Hemokonsetrasi
dengan penyakit kelurusannya merah/pucat - Leukositosis
utamanya. Pembengkakan b. Palpasi : nyeri tekan, - Kreatinin meningkat
Kongenital : Perubahan warna lokal krepitasi, bengkak, 2) Foto rontgen
osteogenesis kulit pulsasi denyut nadi
imperfekta, displasia sekitar fraktur
fibrosa
Peradangan :
osteomielitis
Neoplastik benigna :
enkondroma
Gambar 1. Tumor tulang
Neoplastik maligna : sekunder (metastaik
osteosarkoma, karsinoma sel renal)
mieloma
Penyakit sekunder
Metabolik :
osteomalasia,
osteoporosis, paget’s
syndrom
Faktor Resiko:
o Metastase kanker
o Riwayat penyakit
peradangan tulang
o Riwayat keganasan
tulang
38. Displasia panggul Prevalensi: Wawancara dengan orang a. Inpeksi : 1) Ultrasonografi :
Perempuan> laki- laki tua : - asimetris lipatan Melihat asetabulum,
Usia bayi sampai anak- Riwayat displasia paha / inguinal dan pemodelan tulang, atap
anak panggul / osteoartitis lipatan poplitea kartilago
panggul prematur kemiringan panggul
Etiologi: dalam keluarga
Kongenital Posis intra uterin
Mekanik intrauterin (posisi sungsang)
Faktor Resiko: Jumlah kehamilan
o Faktor kontriksi oligohidramnion
mekanik fetus
perinatal : berat badan
lahir besar, letak
sungsang,
oligohidramnion. Gambar 1. A,B, foto dengan
o Postnatal : asimetri lipatan kulit
paha/inguinal & poplitea yg
membedong bayi
dalam pada sisi panggul kiri
o Riwayat keluarga
yg terdislokasi. C, panggul
terdislokasi bilateral
b. Palpasi :
- Instabilitas
- Uji ortolani &
barlow :
mengidentifikasi
ketidakstabilan
panggul
SISTEM INTEGUMEN SKDI: 1
Nama Penyakit Gejala Tanda Pemeriksaan Penunjang
39. Keratosis Prevalensi: 1. Asimtomatik, benjolan 1. Tampak sebagai lesi Pemeriksaan
Seboroik: tumor Sering pada orang tua hitam terasa tidak berupa papul atau plak histopatologi: sel
jinak yang sering nyaman yang agak menonjol, basaloid dengan
dijumpai pada Etiologi: 2. Lesi kadang gatal, berwarna coklat, namun campuran sel
orangtua Belum diketahui 3. Benjolan semakin kadang- kadang berwarna skuamosa. Invaginasi
membesar secara hitam, bentuk bulat, ukuran keratin dan hom cyst.
Referensi: Faktor Resiko: lambat milier sampai lentikuler,
Siregar RA. 2005. 1. keturunan: autosomal 4. Lesi tidak dapat sembuh sering pada lipatan kulit
Saripati Penyakit Kulit. dominan sendiri secara tiab-tiba 2. Permukaan lesi biasanya
Jakarta.EGC 2. paparan sinar matahari 5. Lesi dapat timbul berbenjol- benjol. Pada
3. infeksi virus diseluruh tubuh kecuali perabaan terasa lunak dan
Harahap M. 2000. Ilmu telapak tangan dan kaki berminyak
Penyakit Kulit. Penerbit serta membran mukosa
Hipokrates. Jakarta
40. Nervus pigmentous Prevalensi: Benjolan / tahi lalat Khas berwarna gelap Berdasarkan pemeriksaan
Wanita> laki- laki biasanya disekitar muka Besarnya menetap, dermoskopi ada beberapa
Pada dewasa dan bada meski ada juga yang klasifikasi nevus seperti:
terus membesar Globuler
Etiologi: Ada yang didapat dan Tipe globular merupakan
Sinar UV bawaan nevus kongenital atau
Faktor resiko: Ada yang sangat didapat dengan tipe
Pasien sering terpapar mungkin menjadi ganas dermal maupun
sinar matahari, penekanan dan ada yang tetap jinak compond dan memiliki
kekebalan tubuh, Gambaran klinis yang risiko rendah terjadinya
pemberian kemoterapi klasik dikenal: melanoma.
a. Junctionnal nevus Retikular
Secara umum tidak Tipe retikular, berasal
berambut makulanya dari lapisan basal seperti
terang sampai coklat pada junctional nevi,
kehitaman, ukuran dari umumnya terjadi pada
1mm ke 1 cm orang dewasa dan terjadi
(diameter), permukaan involusi.
halus dan rata. Starburst
Lesi bisa berbentuk Tipe starburst, secara
bulat, elips, ada yang klinis mirip dengan
kecil, irreguler. Lokasi nevus Spitz, dapat
tersering di telapak mengalami involusi
tangan, telapak kaki, Homogenous blue
dan genitalia.
Junction Nevi jarang
setelah lahir dan
biasanya berkembang
setelah usia 2 tahun.
Pembentukan aktif sel
nevusnya hanya pada
pertemuan epidermis
dermis.
b. Compound nevus
Hampir sama dengan
junction nevus tetapi
sedikit menonjol dan
ada yang berbentuk
papillomatous.
Warnanya seperti warna
kulit sampai warna
coklat. Permukaan
halus, lokasi banyak di
wajah dan biasanya
ditumbuhi rambut. Sel
nevusnya berada pada
epidermis dan dermis.
c. Dermal nevus
Bentuk papel (kubah),
ukuran bervariasi dari
beberapa mm hingga 1
cm atau lebih
(diameter). Lokasi
dimana-mana tetapi
paling banyak di kepala,
leher, dan biasanya
ditumbuhi rambut kasar,
berwarna coklat
kehitaman. Sel
nevusnya berada pada
dermis.
41. Alopesia Prevalensi: 1. Rambut rontok Adapun gejala klinis Tidak diperlukan
androgenik Wanita=pria 2. Kosmeti alopesia androgenik menurut
rambut rontok yang Pria dengan kondisi ini Hamilton:
dipengaruhi oleh kondisi dapat mulai menderita Tipe I : Rambut masih penuh
genetik yang dapat kerontokan rambut pada Tipe II : Tampak
mempengaruhi baik pria usia remaja atau awal 20- pengurangan rambut pada
maupun wanita. an, sedangkan kedua bagian temporal; pada
kebanyakan wanita tidak tipe I dan II belum terlihat
mulai mengalami alopesia
kerontokan rambut pada Tipe III : Border line
usia 40-an atau lebih tua. Tipe IV : Pengurangan
rambut daerah
Etiologi: frontotemporal, disertai
percepatan konversi pengurangan rambut bagian
hormon testosteron midfrontal
menjadi hormon Tipe V : Tipe IV yang
turunannya yaitu menjadi lebih berat
Dihydrotestosteron (DHT) Tipe VI : Seluruh kelainan
menjadi satu
Faktor Resiko: Tipe VII : Alopesia luas
Genetik dibatasi pita rambut jarang
Tipe VIII : Alopesia
frontotemporal menjadi satu
dengan bagian vertex
Pada wanita tidak dijumpai
tipe VI sampai dengan VIII,
kebotakan pada wanita
tampak tipis dan disebut
female pattern baldness.
Kerontokan terjadi secara
difus mulai dari puncak
kepala. Rambutnya menjadi
tipis dan suram. Sering
disertai rasa terbakar dan
gatal.
42. Telogen Eflluvium Prevalensi: Periode kerontokan Anamnesis dan Pemeriksaan darah
kerontokan rambut Perempuan > laki- laki rambut dramatis terjadi pemeriksaan klinis lengkap (CBC/complete
berlebih yang disebabkan sekitar dua sampai tiga merupakan hal paling blood count), dan serum
karena peningkatan Etiologi: bulan setelah terpapar penting dan bisa memberikan ferritin untuk
proporsi folikel rambut Stres Fisiologis : seperti faktor pencetus. Telogen kompleksitas diagnosis jenis mengidentifikasi adanya
fase telogen trauma bedah, demam effluvium bisa terjadi kerontokan rambut. Kulit anemia dan defisiensi
tinggi, penyakit pada semua rambut yang kepala harus diperiksa besi
sistemik kronis, dan terdapat di tubuh, namun derajat keparahan dan bentuk Pemeriksaan level TSH
perdarahan umumnya hanya kerontokan rambutnya, serta dan T3-bebas untuk
Stres Emosional kerontokan rambut kulit diperiksa apakah terdapat mendeteksi adanya
Hipertiroidisme dan kepala yang simtomatik. inflamasi, eritem, maupun gangguan tiroid.
hipotioridisme Kerontokan rambut pembengkakan. Batang Level zinc pada serum
Defisiensi zinc meluas pada kulit kepala rambut juga bisa menjadi untuk melihat adanya
Obat obatan : Obat- dan terus berlangsung dari parameter adanya defisiensi defisiensi zinc.
obatan yang dikenal beberapa minggu hingga nutrisi.Leher rambut harus Pemeriksaan metabolik
menyebabkan telogen beberapa bulan serta diperiksa panjangnya, meliputi bilirubin,
effluvium antara lain menyebabkan penipisan diameter, serta kerusakannya albumin, dan
kontrasepsi oral, kulit kepala. Pasien sering Rambut pasien yang telah elektroforesis protein
androgen, retinoid, β- tidak menyadari mengalami kerontokan untuk mengetahui
blocker, penghambat kerontokan mungkin selama berbulan-bulan akan gangguan hati maupun
enzim pengubah berhubungan dengan terlihat lebih tipis bila ginjal.
angiotensin (ACE- penyakit yang saat ini dibandingkan dengan Jika riwayat dari
inhibitor), sedang mereka derita, dan sebelumnya anamnesis dan
antikonvulsan, terus terkonsentrasi pada Bergantung pada durasi pemeriksaan fisik
antidepresan, dan rasa takut akan kerontokan rambut, mengarah pada penyakit
antikoagulan (heparin mengalami kebotakan pemeriksaan panjang rambut lupus eritematosis
dan warfarin) pendek di kulit kepala bisa sistemik (SLE) atau
Faktor Resiko: Gejala pada telogen membantu melihat berapa sifilis, pemeriksaan
Persalinan effluvium akut maupun lama kerontokan telah serologis diperlukan.
kronis adalah peningkatan terjadi. Rambut bertambah Biopsy kulit kepala
kerontokan rambut. panjang kurang lebih sekitar membantu pada banyak
Pasien sering melapor satu sentimeter per bulan. kasus kerontokan
rambut mereka rontok Durasi kerontokan rambut
lebih banyak dari bisa diketahui dengan rambut. Kurangnya
biasanya Kerontokan menentukan pajang rambut faktor pencetus yang
rambut luas dapat memicu pendek dapat diidentifikasi,
stress. Pada kebanyakan kerontokan rambut
kasus, pasien melaporkan kronis, batang rambut
banyaknya rambut yang yang mengecil, dan
jatuh di bantal ketika gagalnya mengekslusi
mereka tidur, ketika alopesia androgenetik
menyisir rambut, atau merupakan indikasi
ketika mandi. Untuk dilakukannya biopsi kulit
menentukan faktor kepala. Pemeriksaan
pencetus utama terjadinya dengan trichogram
kerontokan rambut, menunjukkan rambut
hubungan antara telogen yang
kerontokan rambut dan diidentifikasi dengan
faktor pemicunya harus adanya akar rambut
jelas, dengan melihat berwarna putih dan
apakah terdapat perbaikan kurangnya gelatin pada
bila faktor pencetus atau batang rambut (Hughes,
pemicunya dihilangkan, 2010). Bila jumlah
dan memburuk bila rambut telogen ≥ 25%,
terkena paparan faktor maka diagnosis telogen
pemicu ulangan. effluvium dapat
ditegakkan
Pada telogen effluvium
akut, riwayat pasien dan
alur waktu harus digali
dengan seksama.
Beberapa kasus
dilaporkan tidak terdapat
faktor pencetus yang bisa
diidentifikasi.
Pertumbuhan rambut
berikutnya tidak terlihat
selama empat sampai
enam bulan
kemudian.Jika faktor
pencetus telah
teridentifikasi dan
dihilangkan, rambut akan
tumbuh kembali dengan
sempurna.
Nervus pigmentous Telogen Eflluvium