KONSEP TEORITIS
1. DEFINISI
Epilepsi adalah kejang yang menyarang seseorang yang tampak sehat atau
sebagai suatu ekserbasi dalam kondisi sakit kronis sebagai akibat oleh
disfungsi otak sessaat di manifestasikan sebagai fenomena motorik, sensorik
otonomik, atau psikis yang abnormal. Epilepsi merupakan akibat dari
gangguan otak kronis dengan serangan kejang spontan yang berulang
( satyanegara, 2010) (Yasmara, Nursiswati, & Arafat, Rencana Asuhan
Keperawatan Medikal-Bedah : Diagnosis NANDA-I 2015-2017 Intervensi
NIC Hasil NOC, 2016)
Epilepsi adalah gejala komplek dari gangguan fungsi otak yang berat yang
di karakteristikkan oleh kejang berulang. Sehingga epilepsy bukan penyakit
tetapi suatu gejala. (brunner and sudarth) (Nurarif & Kusuma, 2015)
3. ETIOLOGI
Masalah dasarnya diperkirakan dari gangguan listrik distritmia pada sel
saraf pada salah satu bagian otak, yang menyebabkan sel ini mengeluarkan
muatan listrik abnormal, berulang, dan tidak terkontrol.
Menurut Mansjoer, Arif etiologi dari epilepsi adalah: (Nurarif & Kusuma,
2015)
a. Idiopatik, sebagian besar epilepsi pada anak adalah epilepsi idiopatik
b. Faktor herediter, ada beberapa penyakit yang bersifat herediter yang di
sertai bangkitan kejang seperti sklerosis tuberose, neurofibromatosis,
hipoglikemi, hipopratiroidisme, angiomatosis ensefalotrigeminal,
fenilketonuria
4. PATOFISIOLOGI
Keseimbangan potensial membran sel, dalam hal ini adalah sel saraf pusat,
membutuhan energi dan bantuan enzim Na-K-ATPase yang terdapat pada
permukaan sel. Gangguan pada keseimbangan potensial membran sel dapat
menyebabkan gangguan pada depolarisasi dan repolarisasi sel yang
berdampak pada aktifitas sel tersebut. Keseimbangan potensial membran itu
sendiri dapat di ubah dengan beberapa antara lain perubahan konsentrasi ion di
ruang ekstraseluler, rangsangan yang datang secara baik karena proses
penyakit maupun keturunan. (Yasmara, Nursiswati, & Arafat, 2016)
Mekanisme dari kejang adalah peningkatan aktifitas listrik yang
berlebihan pada neuron-neuron dan mampu secara berurutan meransang sel
nauron lain secara bersama-sama melepaskan muatan listriknya. Hal ini di
sebabkan oleh beberapa hal anatar lain kemampuan membran sel sebagai
pacemaker neuron untuk melepaskan muatan listrik yang berlebihan ;
berkurangnya inhibisi oleh neurotransmiter asam gama amino gutirat(gaba);
meningkatnya eksitasi oleh transmitter asam glutamate dan aspartate melalui
jalur eksitasi yang berulang. Status epileptikus terjadi oleh karena proses
eksitasi yang berlebihan yang berlangsung terus-menerus di samping akibat
inhibisi yang tidak sempurna. (Yasmara, Nursiswati, & Arafat, 2016)
Berdasarkan tanda klinik dan data EEG kejang pada epilepsi di bagi menjadi:
a. Kejang umum (generalized seizure); jika aktivitas terjadi pada kedua
hemisfer otak secara bersama-sama. Kejang umum terbagi atas :
b. Tonic / cronic convulsion (grandmal)
Merupakan bentuk paling banyak terjadi pasien tiba-tiba jatuh, kejang,
nafas terenga-engah, keluar air liur, bias terjadi sianosis, ngompol, atau
menggigit lidah, terjadi beberapa menit, kemudian di ikuti lemah,
kebingungan, sakit kepala.
c. Abscense attacks /lena (petit mall)
Jenis yang jarang umumnya hanya terjadi pada masa anak-anak atau awal
remaja penderita tiba-tiba meletotot atau matanya berkedip-kedip,
dengan kepala terkulei kejadiannya cuman beberapa detik dan bahkan
sering tidak di sadari
d. Myoclonic seizure
Biasanya terjadi pada pagi hari setelah bangun tidur pasien mengalami
sentakan yang tiba-tiba. Jenis yang sama (tapi non epileptik) bias terjadi
pada pasien normal atonik seizure jarang terjadi pasien tiba-tiba
kehilangan oto jantung tapi bias segera recovered.
e. Kejang parsial/fokal jika di mulai dari daerah tertentu dari otak. Kejang
parsial terbagi menjadi
6.
Epilepsi
Hilang tonus otot Hambatan mobilitas fisik
Ketidakmampuan
Pengobatan, Defisiensi pengetahuan
keperawatan koping keluarga
Ansiestas
keterbatasan
Perubahan proses
keluarga
Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas
8. PENATALAKSANAAN
a. Non farmokologi
1) Amati faktor pemicu
2) Menghindari faktor pemicu (jika ada), misalya : stress, OR, komsumsi
kopi atau alkohol, perubahan jadwal tidur, terlambat makan, dan lain-
lain
b. Farmakologi
1) Obat anti epilepsi (OAE) mulai di berkan apabila diagnosis epilepsi
sudah di pastikan, terdapat minimum 2 kali bangkitan dalam setahun.
Selain itu pasien dan keluarganya harus terlebih dahulu di beri
penjelasan megenai tujuan pengobatan dan efek samping dari
pengobatan tersebut.
2) Pemberian obat di mulai dari dosis rendah dan dinaikkan secara
bertahan sampai dengan dosis efektif tercapai atau timbul efek
samping obat.
9. KOMPLIKASI
a. Terdapat beberapa alasan mengapa penderita epilepsi yang tengah
mengalami kejang-kejang perlu mendapatkan penanganan yang
secepatnya. Hal tersebut di karenakan bertujuan untuk menghindari
berbagai komplikasi dan siatuasi yang dapat membahayakan kondisi
penderitanya. Seperti halnya terjatuh, tenggelam atau mengalami
kecelakaan saat hendak berkendara akibat kejang.
b. Bahkan selain dari pada itu, komplikasi epilepsi berupa masalah
kesehatan metal yang muncul akibat epilepsi juga tidak boleh di anggap
enteng. Sebab penderita bisa saja mencoba bunuh diri akibat merasa
depresi dan stres berat dengan kondisinya tersebut ataupun di karenakan
efek samping dari pada obat anti-epilepsi yang di konsumsi. Dalam hal
ini, keluarga serta orang-orang terdekat dengan penderita sangat di
butuhkan untuk memberikan dukungan dan semangat kepadanya.
c. Adapun dalam kasus yang jarang terjadi, epilepsi juga dapat
menimbulkan komplikasi berupa status epileptikus. Adapun status
epilepsatikus ini sendiri adalah kondisi pada saat penderita engalami
kejang dengan durasi lebih dari pada 5 menit atau serangkaian pendek.
Biasanya penderita sattus epileptikus ini berada dalam keadaan benar-
benar tidak sadar pada saat serangkaian kejang pendek sekali. Bahkan
status epileptikus dapat menyebabkan keruksakan pada otak secara
permanen bahkan kematian.
d. Kematian mendadak juga merupakan salah satu komplikasi dari epilepsi.
Hingga pada saat ini kematian mendadak pada penderita peilepsi belum
c. Riwayat penyakit sekarang: kejang, terjadi aura, dan tidak sadarkan diri.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan spasme pada
jalan napas
b. Perfusi jarigan serebral tidak efektif berhubungan dengan penurunan
suplai oksigen kejaringan serebral
c. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kendali dan
masa otot
d. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan aturan pengobatan
berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang pemajanan, atau
kesalahan interpretasi informasi.
e. Ansietas berhubungan kurang pengetahuan mengenai penyakit
f. Resiko cedera berhubungan dengan resiko tingkat kesadaran, gelisah,
gerakan involunter dan kejang
2. Perfusi jarigan serebral Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda vital 1. Mengetahui tindakan keperawatan
tidak efektif keperawatan selama 3 x 24 2. Monitor adanya diplopia, selanjutnya
berhubungan dengan jam diharapkan perfusi pandangan kabur 2. Mengetahui perkembangan dan
penurunan suplai jaringan serebral teratasi 3. Monitor tekanan intrakranial penyimpangan penyakit
oksigen kejaringan dengan KH : dan respon neurologis 3. Mengidentifikasi perkembangan
3. Hambatan mobilitas Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji kebutuhan akan 1. Mengidentifikasi masalah,
fisik berhubungan keperawatan selama 3 x 24 pelayanan kesehatan dan memudahkan intervensi.
dengan penurunan jam diharapkan hambatan kebutuhan akan peralata 2. Mempengaruhi penilaian
kendali dan masa otot mobilisasi fisik teratasi 2. Tentukan tingkat motivasi terhadap kemampuan aktivitas
dengan KH : pasien dalam melakukan aspakan ketidakmampuan
a. Penampilan yang aktivitas ataukah ketidakmauan.
seimbang 3. Ajarkan atau pantau dalam hal 3. Menilai batasan kemampuan
b. Melakukan pergerakan penggunaan alat bantu aktivitas optimal.
dan perpindahan 4. Ajarkan dan dukung pasien 4. memepertahankan dan
c. Klien meningkat dalam dalam latihan ROM aktif dan meningkatkan kekuatan dan
5. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi tingkat kecemasan a. Mengidentifikasi timgkat