OLEH :
I GUSTI AGUNG LARASHATI
NIM : 14.321.2023
b. Faktor herediter: ada beberapa penyakit yang bersifat herediter yang disertai
bangkitan kejang seperti sklerosis tuberose, neurofibromatosis, hipoglikemi,
hipopratiroidisme, angiomatosis ensefalotrigeminal, fenilketonuria
c. Faktor genetik : pada kejang demam dan breath holding spell
d. Kelainan kongenital otak: atrofi, poresenfali, agenesis korpus kolosum
e. Gangguan metabolik : hipernatremia, hiponatremia, hipokalsemia,
hipoglikemia.
f. Infeksi : radang yang disebabkan bakteri atau virtus pada otak dan selaputnya,
toksoplasmosis
g. Trauma : kontusio serebri, hematoma subaraknoid, hematoma subdural
h. Neoplasma otak dan selaputnya
i. Kelainan pembuluh darah, malformasi penyakit kolagen
j. Keracunan : timbale (Pb) kamper, fenotiazin, air
k. Penyakit darah, gangguan keseimbangan hormon, degenerasi serebral, dll.
3. Manifestasi Klinis
a. Gejala kejang yang spesifik akan tergantung pada maacam kejangnya. Jenis
kejang dapat bervariasi antara pasien, namun cenfderung serupa.
b. Kejang komplek parsial dapat termasuk gambaran somatosensori atau motor
fokal.
c. Kejang komplek parsial dikaitkan dengan perubahan kesadaran
d. Ketidaktiadaan kejang dapat tampak relatif ringan, dengan periode perubahan
kesdaran hanya sangat singkat (detik).
e. Kejang tonik klonik umum merupakan episode konvlusi utama dan selalu
dikaitkan dengan kehilangan kesadaran.
(Yuliana Elin,2009)
Berdasarkan tanda klinik dan data EEG, kejang pada epilepsi dibagi menjadi
1) Kejang umum
Jika aktivitas terjadi pada kedua hemisfer otak secara bersama-sama.
Kejang umum terbagi atas:
a) Tonic Klonic Konvulsion (Grand mal)
Merupakan bentuk paling banyak terjadi pasien tiba-tiba jatuh,
kejang, nafas terengah-engah, keluar air liur, bisa terjadi sianosis,
ngompol atau menggigit lidah terjadi beberapa menit, kemudian
diikuti lemah , kebigungan dansakit kepala.
b) Abscense attacks/lena (petit mal)
Merupakan jenis yang jarang pada umumnya hanya terjadi pada masa
anak-anak atau awal remaja, penderita tiba-tiba melotot atau matanya
berkedip-kedip dengan kepala terkulai kejadiannya Cuma beberapa
detik dan bahkan sering tidak disadari.
c) Myoclonic seizure
b.
c.
d.
berlebihan
neurotransmitter
aksitatorik
atau
deplesi
neurotransmitter inhibitorik.
Perubahan-perubahan metabolik yang terjadi selama dan segera setelah
kejang sebagian disebabkan oleh meningkatkannya kebutuhan energi akibat
hiperaktivitas neuron. Selama kejang, kebutuhan metabolik secara drastis
meningkat, lepas muatan listrik sel-sel saraf motorik dapat meningkat menjadi
1000 per detik. Aliran darah otak meningkat, demikian juga respirasi dan
glikolisis jaringan. Asetilkolin muncul di cairan serebrospinalis (CSS) selama dan
setelah kejang. Asam glutamat mungkin mengalami deplesi (proses berkurangnya
cairan atau darah dalam tubuh terutama karena pendarahan; kondisi yang
diakibatkan oleh kehilangan cairan tubuh berlebihan) selama aktivitas kejang.
Secara umum, tidak dijumpai kelainan yang nyata pada autopsi. Bukti
histopatologik menunjang hipotesis bahwa lesi lebih bersifat neurokimiawi bukan
struktural. Belum ada faktor patologik yang secara konsisten ditemukan. Kelainan
fokal pada metabolisme kalium dan asetilkolin dijumpai di antara kejang. Fokus
kejang tampaknya sangat peka terhadap asetikolin, suatu neurotransmitter
fasilitatorik, fokus-fokus tersebut lambat mengikat dan menyingkirkan asetilkolin.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Elektroensefalogram (EEG)
b. Magnetik resonance Imaging (MRI)
c. Computed Tomografi (CT Scan)
6. Penatalaksanaan Medis
Tujuan utama dari terapi epilepsi adalah tercapainya kualitas hidup penderita yang
optimal. Ada beberapa cara untuk mencapai tujuan tersebut antara lain
menghentikan bangkitan, mengurangai frekuensi bangkitan tanpa efek samping
ataupun dengan efek samping seminimal mun gkin serta menurunkan angka
kesakitan dan kematian.
a. Non farmakologi
1) Amati faktor pemicu
2) Menghindari faktor pemicu (jika ada) misalnya : stress, QR, konsumsi
kopi ataualkohol, perubahan jadwal tidur, terlambat makan dan lain-lain.
b. Farmakologi
Dalam farmakoterapi, terdapat prinsip-prinsip penatalaksanaan untuk epilepsi
yakni:
1) Obat anti epilepsi (OAE) mulai diberikan apabila diagnosis epilepsi sudah
dipastikan, terdapat minimum 2 kali bangkitan dalaam setahun. Selain itu
pasien dan keluarganya harus terlebih dahulu diberi penjelasan mengenai
tujuan pengobatan daan efek saming dari pengobatan tersebut.
2) Terapi dimulai dari monoterapi
3) Pemberian obat dinilai dari dosis rendah dan di naikan secara bertahap
sampai dengan dosis efektif tercapai atau timbul efek samping obat.
4) Apabila dengan penggunaan OAE ketiga baru diberikan setelah terbukti
bangkitan tidak terkontrol dengan pemberian OAE pertama dan kedua.
Menggunakan obat-obatan anti epilepsi yaitu:
1) Obat-obat yang meningkatkan inaktivasi kanal Na+
Inaktivasi kanal Na, menurunkan kemampuan saraf untuk menghantarkan
muatan listrik. Contoh: fenitoin, karbamazepin, lamotrigin, okskarbazepin,
valproat.
2) Obat0obat yang meningkatkan transmisi inhibitor GABAergik:
Jenis Bangkitan
OAE Yang
OAE Yang
Pertama
Bangkitan Umun Sodium Valproat, Clobazam,
Dipertimbangkan
Clonazepam,
-
Tonik Klonik
Bangkitan Lena
Lamotrigine,
Levetiracetam,
Phenobarbital,
Topiramate,
Oxcarbazepine
Phenytoin,
Carbamazepine
Sodium Valproat, Clobazam,
Acetazolamide
-
Dihindari
Carbamazepine,
Lamotrigine
Topiramate
Gabapetin,
Bangkitan
Sodium
Clobazam,
Mioklonik
Valproat,Topirama
Levetiracetam,
Gabapetin,
te
Topiramate,
Oxcarbazepine
Oxcarbazepine
Carbamazepine,
Lamotrigine,
Piracetam
Sodium Valproat, Clobazam,
Phenobarbital,
Carbamazepine,
Lamotrigine
Phenytoin,
Oxcarbazepine
Topiramate
Bangkitan Atonik Sodium Valproat, Clobazam,
Phenobarbital,
Carmamazepine,
Lamotrigine
Levetiracetam,
Acetazolamide
Oxcarbazepine,
Topiramate
Clobazam,
Clonazepam,
Phenytoin
-
Dengan
Gabapentin,
Phenobarbital,
Bangkitan Tonik
Atau Oxcarbazepin,
Levetiracetam,
Topiramate,
Phenytoin,
Lamotrigine
Tiagabine
Acetazolamide
yang
ingin
gtahu,
(pasien
jika
memungkinkan
memudahkan
lidah
pengeluaran
jatuh
dan
saliva
dan
Pengkajian
Identitas
1.
a.
Identitas Pasien
Tanyakan nama, umur, agama, jenis kelamin, status, pendidikan, pekerjaan, suku
bangsa, alamat, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no. register, diagnosa medis.
Usia: Penyakit epilepsi dapat menyerang segala umur
b.
2.
Status Kesehatan
a.
Status Kesehatan Saat Ini
1.
Keluhan Utama
Tanyakan pada pasien keluhan yang dialami saat pertama masuk rumah sakit
dan keluhan yang dirasakan pasien saat ini. Untuk keluhan utama, pasien atau
keluarga biasanya ketempat pelayanan kesehatan karena klien yang mengalami
penurunan kesadaran secara tiba-tiba disertai mulut berbuih. Kadang-kadang
klien / keluarga mengeluh anaknya prestasinya tidak baik dan sering tidak
mencatat. Klien atau keluarga mengeluh anaknya atau anggota keluarganya
sering berhenti mendadak bila diajak bicara.
2.
jumlah air yang diminum ada kiranya 2 kali air kemasan gelas atau dapat
diperkirakan berapa cc
c. Pola Eliminasi
1) BAB
Tanyakan kepada pasien apakah ada perbedaan dari pola BAB sebelum dan
sesudah sakit. Biasanya BAB berapa kali sehari, di pagi atau sore hari,
konsistensinya, warna, baunya, pernah ada darah dan bisa dilakukan secara
mandiri
2) BAK
Tanyakan kepada pasien apakah ada perbedaan dari pola BAK sebelum dan
sesudah sakit. Biasanya BAK berapa kali sehari, warnanya, bau, ada pernah
tercampur darah atau ada rasa nyeri saat BAK.
Perawatan Diri
Makan dan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
Tanyakan pasien hal kemampuan diri manakah yang dirasakan perbedaanya
disaat sakit dengan sebelum sakit
2) Latihan
Tanyakan biasanya kegiatan yang pasien lakukan selama masih sehat dan saat
sakit apa ada perbedaan, bisakah pasien melakukan hal tersebut secara mandiri.
e. Pola kognitif dan Persepsi
f. Pola Persepsi-Konsep diri
g. Pola Tidur dan Istirahat
Tanyakan kebiasaan pasien saat sehat dan sedang sakit saat ini apakah ada
perubahan dengan pola tidurnya. Biasanya pasien tidur berapa jam sehari, bisa tidur
siang berapa jam.
h. Pola Peran-Hubungan
Tanyakan pada pasien, pasien dilingkungan sekitar rumah berperan sebagai apa
mungkin anak kandung dsb, bagaimana hubungannya dengan keluarga, masyarakat
dan lingkungan sekitar
i. Pola Seksual-Reproduksi
Tanyakan pasien anak keberapa dari berapa bersaudara, berjenis kelamin apa, jika
wanita apakah menstruasi lancar tiap bulan atau ada hambatan
j. Pola Toleransi Stress-Koping
Tanyakan kebiasaan pasien jika mengalami stress biasanya melakukan hal apa.
Dimana dan bersama siapa, apakah dengan curhat dengan teman atau bermain
gadget dsb.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Tanyakan pasien memeluk kepercayaan apa, berapa kali sembahyang tiap hari
4.
Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : saat pengkajian observasi pasien apakah nampak lemah dsb.
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS
: verbal:.Psikomotor:.Mata :..
, Suhu =. , TD
=, RR =
c. Keadaan fisik
a. Kepala dan leher
:
Kaji pasien dengan inspeksi dan palpasi, apakaah persebaran rambut pasien
merata, ada ketombe atau luka, terjadi pembesaran kelenjar atau adanya
benjolan yang abnormal
b. Dada :
Periksa pasien menggunakan inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi. Apakah
ukuran dada pasien simetris, ada lesi atau luka bekas jahitan, ada benjolan
atau tidak
1) Paru
Periksa pasien dengan perkusi utuk mengetahui batas paru normal dan
auskultasi yaang terdengar apakah normal vesikuler atau ada
penambahan bunyi lainnya yang aabnormal seperti whezing dan rhales
2) Jantung
Periksa pasien dengan perkusi untuk mengetahui batas jantung normal
dan tidak ada kelainan, auskultasi bunyi s1 dan s2 apakah reguler
tunggal atau ada tambahan bunyi abnormal seperti mur-mur
c. Payudara dan ketiak :
Periksa pasien dengan menginspeksi apakah ada kelainan yang terlihat,
apakah ada lesi atau bekas jahitan, nanah dsb, palpasi apakah ada penonjolan
yang abnormal dibagian tersebut.
d. Abdomen
:
e.
f.
g.
h.
Periksa pasien dengan inspeksi lihat apakah ada lesi, luka bekas operasi,
nanah, apakah simetris antara yang kiri dan kanan. Auskultasi dengarkan
suara bising usus apakah normal ataukah aabnormal, perkusi batas-batas
lambung hati, limfa, usus halus, usus besar, kandung kemih, palpasi disekitar
bagian abdomen apakah ada pembesaran atau ada massa dan benjolan yang
abnormal dan nyeri di abdomen pasien
Genetalia
:
Tidak terkaji
Integumen :
Lihat mukosa bibir pasien apakah kering atau lembab, turgor kulit elastis atau
tidak
Ekstremitas :
Lakukan uji ketahanan otot pada ekstremitas atas dan bawah
Neurologis :
1) Status mental dan emosi :
Kaji perilaku pasien dengan emosi yng dimilikinya
2) Pengkajian saraf kranial :
Kaji masing-masing saraf kranial yang dimiliki pasien
3) Pemeriksaan refleks :
Lakukan pemeriksaan reflek dengan reflek humer, penlight, perasa dll.
2)
3)
4)
5)
6)
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
Cocokan dengan data hasil laboratorium yang berhubungan dengga epilepsi
2. Pemeriksaan radiologi
EEG, MRI dan CT Scan
3. Hasil konsultasi
Setelah dikonsultasikan apakah pasien mendapatkan diet khusu untuk penyakit ini
II Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d spasme pada jalan nafas, obstruksi
trakheobronkial
2. Ketidakmampuan koping keluarga b.d stress akibat epilepsi
3. Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kendali dan masa otot, gangguan sensori
perceptual
4. Ansietas b.d kemungkinan yang terjadi , perubahan pola interaksi sosial
5. Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya informasi penataalaksanaan kejang
6. Resiko cidera b.d resiko penurunan tingkat kesadaran, gelisah, gerakan involunter dan
kejang
III Intervensi
No
1
Diagnosa
Ketidakefektifan
bersihan
Noc
a. Respiratory status :
jalan Ventilation
kebutuhan
b.
Respiratory status :
berhubungan
Airway patency
Berikan O2
3.
obstruksi
a. Mendemonstrasika
memaksimalkanVentilasi
trakheobronkial
5.
bersih,tidak
2.
c. suara
oral
trachealsuctioning.
nafas
dengan
Nic
1. Pastikan
nafas
Posisikan
pasien
untuk
ada
sianosis 6.
dan dyspneu
d. Menunjukkan
jalan nafas 7.
yang paten
8.
e. Mampu mengidentifikasika
9.
f.
mengoptimalkan keseimbangan.
Saturasi O2 dalam
g. batas normal
intake
untuk
cairan
Ketidakmampuan
a. Mengungkapkan
koping keluarga
kemampuan
berhubungan
menaggulangi
dan
yang
dengan
meminta
jika
kurangnya
stress
akibat epilepsi
untuk
bantuan
perlu
b. Menunjukkan kemampuan
untuk
memecahkan
kesedihan,
ketrampilan
dalam
perilaku
yang
strategi
penanggulangan
yang
melebihi
realistis
ketrampilan
dan
dan
tingkat
mengenali
pengetahuan
pribadi
e. Gunakan komunikasi empatik,
dan dorong pasien/keluarga untuk
mengungkapkan
ketakutan,
mengekspresikan
kecepatan
seperti
normal
b. - Menemukan
kekuatan
ada
b. Amati
emosi,
dan
menetapkan tujuan
f. Anjurkan pasien untuk membuat
pilihan dan ikut serta dalam
perencanaan
perawatan
dan
keluar,
perkumpulan
latihan,
olahraga,
permainan)
h. Jika memiliki kemampuan fisik,
anjurkan latihan aerobik yang
sedang
i. Gunakan sentuhan dengan izin.
Berikan pasien pijatan punggung
berupa
usapan
perlahan
dan
sebelum
perihal
perawatan
perubahan
dengan
pasien
l. Diskusikan tentang kemampuan
pasien/keluarga
mengubah
aktif
membantu
dan
dalam
pasien
tekanan yang
sebelumnya
mekanisme
dan
penganggulangan
yang digunakan
p. Dukunglah
perilaku
yang
menyebabkan
orang-orang
prosedur
yang
untuk
dilihat
menakutkan
Hambatan
mobilitas
a.
fisik
Ambulasi; kemampuan
diperlukan
a.
Kaji
kebutuhan
terhadap
bantuan
berhubungan
tempat
lain
dengan
penurunan
alat bantu
lama
b.
gangguan
ketempat
b.
pelayanan
kesehatan
sensori
mobilitas
perceptual
c.
Keseimbangan;
kemampuan
d.
mempertahankan
postur
e.
tubuh
Berikan
penguatan
positif
selama aktivitas
Performa
mekanika
f.
Bantu
pasien
untuk
untuk
mempertahankan
kesejajaran
tubuh
yang
g.
h.
Ajarkan
keseimbangkan
d.
menggunakan
Gerakan terkoordinasi;
kemampuan
bekerjasama
otot
bagaimana
postur
dan
untuk
secara
pasien
volunteer
dalam
menghasilkan
traksi
suatu
sendinya);
rentang
pergerakan
atas
inisiatif
sendiri
g.
Mobilitas; kemampuan
untuk
bergerak
secara
Fungsi
skeletal;
tubuh
dan
memdasilitasi pergerakan
i.
Performa
berpindah;
kemmapuan
untuk
mengubah
letak
tubuh
Ansietas
a. Tingkat
ansietas;
antisipasi;
berhubungan
keparahan
dengan
kekhawatiran, ketegangan
kemungkinan
yang
terjadi
perubahan
pola
interaksi sosial
manifestasi
a. Bimbingan
tidak
dapat
diidentifikasi
personal
tindakan
untuk
pasien
b. Penurunan
ansietas;
meminimalkan
ketakutan,
mempersiapkan
perasaan
kekhawatiran,
prasangka
tiak
berhubungan
tenang
dengan
atau
yang
sumber
menghilangkan
atau
mengurangi
perasaan
khawatir,
tegang
perasaan
tidak
atau
tenang
jelas
c. Teknik
menenangkan
diri;
kecemasan
pada
meredakan
kemampuan
tertentu
ancaman
yang
menghambat
penenangan,
penerimaan,
dan
Defisiensi
pengetahuan
berhubungan
Kriteria Hasil :
dengan
a. Pasien
kurangnya
menyatakan
informasi
tentang
penataalaksanaan
prognosis
kejang
pengobatan
b. Pasien
dan
penyakit,
dan
patofisiologi
dari
dan
proses
penyakit,
pasien
mengenai
Resiko
cedera a. Knowledge
b.d
resiko Safety
penurunan
b. Safety Behavior :
tingkat
Prevention
kesadaran,
fungsi
kognitif
pasien
dan
yang
saklar
mudah
lampu
dijangkau
pasien.
7. Membatasi pengunjung
8. Memberikan
penerangan
yang
keluarga
untuk
cukup
9. Menganjurkan
menemani pasien.
10.
Memindahkan barang-barang
pasien yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria hasil yang telah ditentukan dengan
cara mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilakukan.
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi
V Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan berapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan sudah
tercapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor kealpaan yang terjadi
selama tahap pengkajian, analisa. (Nursalam, 2010)
DAFTAR PUSTAKA
Santosa, Budi. 2014. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medika.
Tarwoto dan Wartonah. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 3.
Jakarta : Salemba Medika.
Potter dan Perry. 2005. Buku ajar Fundamental Keperawatan Volume 2,Edisi 4 . Jakarta :
EGC
Nanda International. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Jakarta : EGC
10. Pathway
Idiopatik, herediter,trauma
kelahiran, infeksi perinatal,
meningitis, dll
Akimetis
Petitmal
Ketidakseimbangan
aliran listrik pada sel
saraf
Sistem Saraf
Grand Mal
Keadaan lemah
dan tidak sadar
Epilepsi
Psikomotor
Gangguan
neurologis
Hambatan
Mobilitas Fisik
Hilang Kesadaran
Spasme otot
pernafasan
Obstruksi
trakheobronkial
Ketidakefektifan
Bersihan Jalan Nafas
Gangguan
Respiratori
Gangguan
perkembangan
Ansietas
Mylonik
Penyakit Kronik
Pengobatan,
keperawatan,
keterbatasan
Defisiensi
Pengetahuan
Aktifitas Kejang
Jatuh
Risiko
Cedera
Hipoksia
Ketidakmampuan
keluarga mengambil
tindakan yang tepat
Kerusakan
memori
Ketidakmampuan
Koping Keluarga
Perubahan
status kesehatan