Anda di halaman 1dari 25

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Puskesmas


1. Kondisi Geografis Puskesmas Gunungpati
Puskesmas Gunungpati terletak di Jalan Mr. Wuryanto No. 38 Kelurahan
Plalangan Kecamatan Gunungpati dengan luas tanah 1668 M 2 dan luas bangunan
800 M2 dengan luas wilayah kerja 4.294 ha. Puskesmas Gunungpati terletak pada
koordinat -7.086371 lintang selatan dan 110.365744 bujur timur. Mempunyai
batas-batas sebagai berikut :
 Batas Utara : Wilayah kerja UPTD Puskesmas Sekaran Kota Semarang
 Batas Selatan: Wilayah kerja Pustu Branjang / Kab. Semarang
 Batas Barat : Wilayah kerja Puskesmas Karang malang Kota Semarang
 Batas Timur : Wilayah kerja Puskesmas Mapagan / Kab.Semarang

Gambar 4.1 Peta Wilayah Puskesmas Gunungpati


Secara Adminstratif wilayah kerja Puskesmas Gunungpati meliputi 11
(sebelas) kelurahan dengan luas masing-masing sebagai berikut:

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kerja Puskesmas Gunungpati

No Kelurahan Luas Jumlah Jml Jml Jml Jml


wilayah Rumah Pendudk KK RW RT

1 Gunungpati 667.696 1.876 8.022 2.627 10 47


2 Plalangan 331.272 944 4.475 1.443 6 21
3 Pakintelan 847.808 2.293 6.225 1.985 6 28
4 Nongkosawit 240.756 1.276 5.770 1.834 5 27
5 Cepoko 295.038 852 3.537 1.154 3 17
6 Jatirejo 238.130 605 2.377 754 4 18
7 Sumurejo 325.159 1.914 7.157 2.298 6 30
8 Mangunsari 221.154 1.715 5.950 1.856 5 29
9 Pongangan 343.946 1.346 6.394 1.990 5 28
10 Kandri 357.848 1.238 5.103 1.593 4 29
11 Sadeng 425.503 2.189 8.336 2.654 9 61
Jumlah 4.294.310 16.248 63.346 20.188 63 335

2. Kondisi Bangunan Puskesmas Gunungpati


Bangunan puskesmas induk dibangun tahun 1980 dan beberapa kali
mengalami rehabilitasi bangunan ringan. Gedung Puskesmas Gunungpati yang
baru terdiri dari dua lantai, lantai satu untuk ruang pelayanan puskesmas
sedangkan lantai dua untuk ruang pertemuan dan ruang administrasi yang terdiri
dari ruang tata usaha, ruang kepala puskesmas, ruang staff, dan gudang.
a. Tanah dan Bangunan
Puskesmas Gunungpati memiliki luas tanah sebesar 1668 m 2 dan luas
bangunan 800 m2. Status tanah puskesmas Gunungpati adalah milik
Pemerintah Kota Semarang.
b. Ruangan
Puskesmas Gunungpati memiliki 16 ruangan pelayanan terdiri dari R.
Pendaftaran, R. Pemeriksaan Umum, R. Kesehatan Lansia, R. Kesehatan
Gigi dan Mulut, R. Kesehatan Ibu dan KB, R. Kesehatan Anak, R.
Laktasi, R. Imunisasi, R. KIE, R. Pemeriksaan Mata, Laboratorium,
Ruang TB, Farmasi, IGD, R. Persalinan, IGD dan Rawat Inap.

Gambar 4.2 Denah Ruangan Puskesmas


c. Air bersih
Air bersih yang digunakan adalah air PDAM dengan ketersediaan yang
kadang mengalir kadang mati. Kualitas air kurang baik karena terdapat
suspensi butiran tanah sehingga terkesan keruh dan agak kurang bersih.
Untuk itu petugas kesehatan lingkungan melakukan pengambilan sampel
air untuk diperiksa ke Laboratorium Kesehatan Daerah guna pemantauan
air setiap sebulan sekali.
d. Pembuangan limbah
Tersedia sarana pembuangan air limbah, dengan saluran yang tertutup.
Terdapat pula pemisahan limbah medis dan non-medis. Setelah pemisahan,
penanganan yang dilakukan ialah untuk sampah medis dan non-medis
dikelola oleh pihak ketiga.

B. Gambaran Khusus Puskesmas


1. Visi dan Misi Puskesmas
a. Visi :
Menjadi puskesmas pilihan dan mitra terbaik masyarakat menuju Kecamatan
Gunungpati Sehat.
b. Misi :
1) Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan
2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan
Sehat
c. Tata Nilai:
Tata nilai Puskesmas Gunungpati:
I :Inovatif
S: Santun
T: Tanggung jawab
I : Inisiatif
M: Menjalankan komitmen bersama
E: Empati
W: Wajib disiplin dan professional
A: Adil
d. Motto:
Pelayanan prima untuk semua

2. Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia di Puskesmas Gunungpati memiliki 55 tenaga kesehatan.
Tabel 4.2 Daftar SDM Puskesmas Gunungpati sebagai berikut:
NO JENIS SDM SDM yang Standar Kurang Lebih
Ada
1. Kepala Puskesmas 1 1 0 0
2. Ka. Sub. Bag Tata Usaha 1 1 0 0
3. Dokter Umum 6 1 0 5
4. Dokter Gigi 1 1 0 0
5. Perawat 10 5 0 5
6. Perawat Gigi 1 1 0 0
7. Bidan 12 4 0 8
8. Apoteker 1 1 0 0
9. Asisten Apoteker 1 1 0 0
10. Epidemiologis Kesehatan 2 2 0 0
11. Entomologis Kesehatan 0 0 0 0
12. Penyuluh Kesehatan 1 1 0 0
13. Sanitarian 1 1 0 0
14. Nutrisionis 2 2 0 0
15. Analisis Kesehatan (Pranata Labkes) 3 3 0 0
16. Perekam Medis 1 1 0 0
17. Pengadministrasi Umum 4 4 3 0
18. Pengemudi 2 2 0 0
19. Petugas Keamanan 1 1 3 0
20. Petugas Loket 1 2 1 0
21. Bendahara 1 1 0 0
22. Pengadministrasi Kepegawaian 1 1 0 0
23. Pengelola Ruang Masak 1 1 0 0
24. Pengelola Kebersihan 3 3 0 0
25. Pengelola Laundry 1 1 0 0
26. Accounting 1 1 0 0
Jumlah 55 55 7 0

3. Prasarana Puskesmas Gunungpati


Terdapat 3 Puskesmas Pembantu (Pustu) yaitu:
a. Pustu Pongangan : 2754 m2
b. Pustu Sumurrejo : 1087 m2
c. Pustu Sadeng : 1234 m2
Puskesmas memiliki 13 sepeda motor dengan kondisi 10 baik, 2 rusak ringan,
1 rusak berat (sudah diusulkan pemusnahan atau punya Dinas Kesehatan
Provinsi). Terdapat pula 2 mobil Puskesling, 1 mobil Toyota Kijang dalam
keadaan rusak sedang, dan 1 mobil Toyota Innova dalam kondisi sangat baik.
4. Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan peran serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Gunungpati
diwujudkan dalam bentuk antara lain:
a. Posyandu Pratama :0
b. Posyandu Madya : 12
c. Posyandu Purnama: : 22
d. Posyandu Mandiri : 38
Masing-masing kelurahan memiliki Pembina Wilayah yaitu petugas gizi,
bidan, dan karyawan Puskesmas Gunungpati sebanyak 23 petugas guna untuk
pemantauan dan pembinaan 72 posyandu.
5. Anggaran Puskesmas Gunungpati
Sumber anggaran untuk operasional dan kegiatan di Puskesmas Gunungpati
berasal dari BLUD dan BOK.

Tabel 4.3 Sumber Pembiayan Puskesmas Gunungpati Tahun 2020

NO Sumber Anggaran Tahun Anggaran Perubahan Realisasi Tahun Rencana 2021


Dana 2020 Tahun 2020 2020

1. BLUD Rp. 2.224.245.000 Rp. 2.857.718.089 Rp. 2.857.718.089 Rp 2.598.988.600


2. BOK Rp. 700.952.000 Rp. 700.952.000 Rp.700.952.000 Rp. 655.952.000

3. Jumlah Rp. 2.925.197.000 Rp. 3.558.670.089 Rp. 3.558.670.089 Rp.3.254.940.600

C. Gambaran Mutu Pelayanan Pemeriksaan ANC Puskesmas Gunungpati


1. Input
a. Man (Sumber Daya Manusia)
Jumlah petugas (bidan) terdapat 12 orang yang tersebar di pelayanan rawat
jalan dan rawat inap. Bidan yang ditugaskan di pelayanan rawat jalan pada
ruang KIA-KB di Puskesmas Gunungpati terdiri dari 4 (empat) orang bidan.
Mengingat masa pandemi, dibutuhkan 2 orang bidan untuk membantu
pelayanan vaksinasi covid 19 yang dilakukan setiap hari, sehingga hanya 2
orang bidan yang aktif melayani pelayanan ANC di ruang KIA-KB.
Pelayanan ANC dilakukan setiap hari Senin sampai Kamis pukul 07.30 WIB
sampai dengan selesai. Pelayanan KB dilakukan setiap hari Senin sampai
Sabtu pukul 07.30 hingga selesai. Pada penelitian ini sampel sebagai
responden kepatuhan petugas ANC yang diteliti berjumlah 2 (dua) orang.
Uraian Tugas Pokok Bidan :
1) Melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC, PNC)
2) Imunisasi ibu hamil
3) Imunisasi calon pengantin
4) Pelayanan KB
5) Pelayanan IVA
6) Pemeriksaan IMS, HIV-AIDS, Hepatitis
b. Money (Pendanaan)
Untuk pendanaan seluruh pelayanan medis di KIA-KB menggunakan dana
yang berasal dari BLUD (Badan Layanan Umum Daerah. Sumber BLUD
berasal dari Kapitasi BPJS. Anggaran BLUD dirasakan sudah cukup untuk
memenuhi pembiayaan oprasional dan investasi.
c. Methode (Cara Kerja)
Metode pelayanan berdasarkan SOP yang berlaku di puskesmas. Pada
penelitian kepatuhan petugas menggunakan checklist yang disesuaikan dengan
SOP Pemeriksaan ANC. Penelitian kepuasan pelanggan terhadap pelayanan
pemeriksaan ANC menggunakan kueisoner kepuasan pelanggan berdasarkan
indeks kepuasan masyarakat (IKM). Monitoring dan Evaluasi SOP Tim audit
puskesmas melakukan audit medis berkala 1 tahun 2 kali terhadap kepatuhan
pelaksanaan SOP yang dilaksanakan melalui Rapat Tinjauan Manajemen
(RTM). RTM tersebut biasanya diadakan setiap akhir tahun. Peneliti akan
melakukan evaluasi perlu tidaknya saran perbaikan SOP pemeriksaan ANC.
Bila adanya perbaikan, maka prosedurnya ialah peneliti menyampaikan
masalah kepada pemegang program lalu pemegang program KIA-KB
melakukan pelaporan perubahan prosedur SOP kepada Penanggung Jawab
UKP. Penanggung jawab UKP nanti akan menyampaikan kepada Ketua
Penjamin Mutu guna untuk mengkaji perubahan prosedur SOP kedalam Rapat
Tinjauan Manajemen.
d. Material (Fasilitas)
Fasilitas alat yang berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan ANC di
Puskesmas Gunungpati antara lain:
1) Alat medis terdiri dari :
- Tensimeter
- Stetoskop
- Alat Ukur Lingkar Lengan Atas (Pita LILA)
- Midline
- Doppler
- Palu refleks
- Jam tangan/ stopwatch
- Timbangan dewasa
- Alat ukur tinggi badan (microtoise)
- Stand lamp (lampu ginekologi)
2) Bahan terdiri dari :
- Masker medis
- Handsrub
- Face-shield
- Handscoon
- Gown
- Penutup kepala
- Sepatu tertutup
3) Alat non medis terdiri dari :
- Meja kursi.
- Tempat tidur untuk periksa (bed), bangku injak.
- Komputer
- Alat tulis
- Stampel/ cap
4) Pecatatan dan Pelaporan
- Buku KIA
- Formulir Informed Consent
- Formulir Rujukan (disertai form rujukan balik)
- Register di Komputer
- Rekam Medis

e. Marketing
SOP Pelayanan pemeriksaan ANC telah dilakukan persamaan persepsi
diantara petugas sendiri sebelum diterapkan untuk pelayanan. Peneliti
melakukan persamaan persepsi dengan bidan yang melayani ANC sebelum
melakukan observasi kepatuhan petugas. Tim penjamin mutu puskesmas
melakukan sosialisasi pentingnya melayani kepuasan pelanggan kepada
petugas (bidan).
f. Environment (Lingkungan)
Penelitian kepuasan pelanggan dilakukan terhadap pasien yang
mendapatkan pelayanan pemeriksaan ANC di Puskesmas Gunungpati. Survei
kepuasan pelanggan dilakukan 2 hari mulai tanggal 7-8 Juni 2021 sebanyak
10 responden yang dilayani selama hari itu.
Kondisi mengenai ruangan KIA-KB dan ruang tunggu bersih dan nyaman.
Pencahayaan dan sirkulasi udara sudah baik. Namun, untuk saat ini
penggunaan penutup bed periksa masih menggunakan tirai, petugas merasa
kurang nyaman karena perlu adanya penggantian tirai setiap waktu.
2. Process
a. P1 (Perencanaan)
1) SOP Pemeriksaan ANC digunakan oleh peneliti sebagai pedoman dalam
penelitian untuk membuat checklist.
2) Peneliti melakukan persamaan persepsi tentang prosedur pada SOP
pelayanan ANC.
3) Peneliti membuat checklist sesuai SOP Pemeriksaan ANC di Puskesmas
Gunungpati.
4) Peneliti membuat kuesioner yang digunakan untuk penilaian kepuasan
pelanggan terhadap pelayanan ANC.

b. P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan)


1) Petugas melayani pemeriksaan ANC selama jam pelayanan yakni setiap
hari Senin sampai Kamis pukul 07.30 hingga selesai.
2) Petugas yang memberikan pelayanan ANC pada masa pandemi setiap
harinya di Puskesmas Gunungpati ada dua orang bidan dan selama
penelitian dua hari terdapat dua orang bidan yang diamati.
3) Petugas melaksanakan pemeriksaan ANC menggunakan SOP
Pemeriksaan ANC
4) Peneliti melakukan observasi terhadap kepatuhan petugas (bidan)
terhadap SOP Pemeriksaan ANC selama 2 hari (2-3 Juni 2021)
menggunakan checklist
5) Peneliti melakukan survei terkait kepuasan pelanggan menggunakan
kuesioner indeks kepuasan masyarakat (IKM) selama dua hari (7-8 Juni
2021)
c. P3 (Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian)
Rekapitulasi Catatan harian yang dilaksanakan di pelayanan
pemeriksaan ANC disimpan dalam SIMPUS dan register dan pasien yang
melakukan pemeriksaan dicatat pada buku KIA yang dibawa oleh pasien.
Sebelum masuk pada pelayanan ANC, pasien membawa kartu periksa. Pada
kartu tersebut tedapat barcode yang yang berguna untuk mempermudah
pencarian data riwayat pengobatan sebelumnya (rekam medis). Lalu setelah
melakukan pendaftaran, data keseluruhan masuk kedalam sistem pelayanan
di KIA. Pelaporannya nanti akan dikirimkan ke SIP DKK atau email DKK.
3. Output
Jumlah kunjungan pelayanan pemeriksaan ANC selama 6 bulan terakhir
adalah 879 orang. Rata-rata pasien yang mendapatkan pelayanan per hari
adalah 5 orang. Sampel penelitian adalah responden yaitu petugas yang
melayani ANC selama 2 hari (2-3 Juni 2021), sebanyak 2 orang petugas.
Observasi dilakukan dengan frekuensi 10 kali. Sampel penelitian kepuasan
pelanggan oleh peneliti ditetapkan berjumlah 10 responden yang mendapatkan
pelayanan ANC selama 2 hari (7-8 Juni 2021)
4. Outcome
a. Diharapkan terjadinya peningkatan mutu pelayanan yang sesuai dengan
kepatuhan petugas pelayanan pemeriksaan ANC dikatakan baik apabila
presentase tingkat kepatuhan atau compliance rate (CR) ≥ dari 80%.
b. Diharapkan terjadinya peningkatan mutu pelayanan dengan melihat tingkat
kepuasan pasien terhadap pelayanan pemeriksaan ANC, bila nilai interval
IKM 3,5324 - 4,00 dan nilai interval konversi IKM 88,31-100,00 maka kinerja
unit pelayanan dikatakan sangat baik.
5. Impact
Peningkatan derajat kesehatan dapat dilihat dari indikator keselamatan pasien
berupa rendahnya angka kematian ibu dan bayi.

D. Simple Problem
1. Identifikasi Masalah Mutu Pelayanan Pemeriksaan ANC di Puskesmas
Gunungpati
Observasi kepatuhan petugas terhadap SOP pemeriksaan ANC di Puskesmas
Gunungpati. Pada pelayanan pemeriksaan ANC observasi kepatuhan ini dilakukan
sebanyak 10 kali dengan mengamati 2 orang bidan yang memberikan pelayanan
ANC menggunakan daftar tilik kepatuhan petugas pada tanggal 2-3 Juni 2021.
Data yang diamati ditabulasi selanjutnya dinilai tingkat kepatuhan/compliance
rate (CR). CR dinilai baik, bila lebih dari sama dengan 80% dan dinilai kurang
baik jika kurang dari 80%. Hasil perhitungan CR petugas pada pemeriksaan ANC
adalah sebagai berikut:

CR kepatuhan petugas (Bidan S) terhadap SOP Pemeriksaan ANC di unit KIA:

∑ Ya x 100 %=
138
x 100 %=83 %
∑ Ya+ ∑ Tidak 138+27

CR kepatuhan petugas (Bidan N) terhadap SOP Pemeriksaan ANC di unit KIA:


∑ Ya x 100 %=
136
x 100 %=82 %
∑ Ya+ ∑ Tidak 136+29

CR total kepatuhan petugas (Bidan S) dan petugas (Bidan N) terhadap SOP


Pemeriksaan ANC di unit KIA KB:

∑ Ya x 100 %=
274
x 100 %=83 %
∑ Ya+∑ Tidak 274+ 56

Dari data diatas menunjukkan angka kepatuhan petugas (Bidan S dan Bidan N)
terhadap SOP Pemeriksaan ANC di unit pemeriksaan KIA KB adalah baik karena
nilai CR yaitu (83%). Terdapat item langkah prosedur yang kurang dari 80% dari
SOP pelayanan ANC yaitu:
a. Kurang patuh melakukan pemeriksaan kelopak mata (0 %). (Masalah A)
b. Kurang patuh dalam memakai APD level 3 (20%). (Masalah B)
2. Prioritas Masalah
Peneliti menentukan prioritas masalah dengan menggunakan matriks problem
priority dari dua masalah tersebut diatas. Matriks prioritas masalah atau matriks
problem priority merupakan salah satu alat dalam menyusun urutan prioritas dari
sejumlah masalah. Setiap masalah ditentukan ranking manfaat dan ranking
usahanya untuk menyelesaikan masalah. Ranking dimulai dari yang terbaik
dengan urutan 1-5. Ranking manfaat kemudian dikalikan dengan nilai ranking
usaha sebagai extended value. Nilai extended value terkecil dapat dipilih sebagai
prioritas masalah.
Penilaian manfaat dengan skala 1-5 :
a. Angka 5 melambangkan kemanfaatan besar
b. Angka 4 melambangkan kemanfaatan cukup
c. Angka 3 melambangkan kemanfaatan sedang
d. Angka 2 melambangkan kemanfaatan kurang
e. Angka 1 melambangkan kemanfaatan kecil
Penilaian usaha dengan skala 1–5 :
a. Angka 5 melambangkan usaha besar
b. Angka 4 melambangkan usaha cukup
c. Angka 3 melambangkan usaha sedang
d. Angka 2 melambangkan usaha kurang
e. Angka 1 melambangkan usaha kecil
Kemudian ranking manfaat dikali nilai ranking usaha sebagai extended value.
Berdasarkan nilai extended value yang terkecil dapat dipilih prioritas masalah.
Berikut adalah matriks problem priority dari beberapa masalah dalam penelitian
ini:

Tabel 4.4 Matriks Prioritas masalah petugas pelayanan medis

Masalah Ranking manfaat Ranking usaha Extended value Urutan prioritas


Masalah 4 1 4 I
A
Masalah 5 4 20 II
B

Berdasarkan penelitian ditemukan masalah prioritas yaitu :


I. Petugas (Bidan S dan Bidan N) kurang patuh dalam pemeriksaan kelopak
mata (0%). (Masalah A)
II. Petugas kurang patuh dalam memakai APD level 3 (20 %). (Masalah B)

3. Identifikasi Penyebab Masalah


Petugas (Bidan S dan Bidan N) kurang patuh melakukan pemeriksaan kelopak
mata pada saat pemeriksaan ANC.
Tabel. 4.5 Identifikasi penyebab yaitu: Rendahnya tingkat kepatuhan petugas
dalam melakukan pemeriksaan kelopak mata pada saat pemeriksaan ANC

Input Penyebab Masalah


Man Pemahaman petugas (bidan) pemeriksaan kelopak mata hanya
dilakukan pada pasien yang diduga anemia dengan keluhan dan
tanda (5L=lesu,letih,lemah,lunglai,lalai + pucat)

Money -
Material SOP belum disesuaikan dengan pedoman buku KIA terbaru tahun
2020 khusus untuk pelayanan bidan
Methode Petugas (bidan) tidak ada keharusan melakukan pemeriksaan fisik
secara detail termasuk kelopak mata, hal ini mengikuti panduan buku
KIA terbaru (2020). Semua pemeriksaan fisik secara umum adalah
tanggung jawab dokter umum.

Marketing -
Environtment -

Pemahanaman petugas pemeriksaan hanya Petugas (bidan) tidak ada keharusan melakukan pemeriksaan
dilakukan pada pasien yang diduga anemia fisik secara detail termasuk kelopak mata, hal ini mengikuti
(5L=lesu,letih,lemah,lunglai,lalai + pucat) panduan buku KIA terbaru (2020). Semua pemeriksaan fisik
secara umum adalah tanggung jawab dokter umum

MAN MONEY METHOD

kelopak mata (0%)


pemeriksaan
ENVIRONMENT patuh melakukan
Petugas kurang
SOP belum disesuaikan
dengan pedoman buku KIA
terbaru tahun 2020 khusus MATERIAL MARKETING
untuk pelayanan bidan

Gambar Pendekatan Analisis Fish Bone Pelayanan Pemeriksaan ANC


Puskesmas Gunungpati
4. Menentukan Penyebab Masalah Paling Mungkin
Setelah dilakukan identifikasi penyebab masalah melalui analisis fish bone,
maka langkah selanjutnya adalah menentukan penyebab masalah paling mungkin.
Untuk menentukan penyebab masalah paling mungkin dapat menggunakan
diagram pareto, untuk membuat diagram pareto berikut langkah – langkahnya.

a. Paired Comparison
Pada perbandingan berpasangan (paired comparison) membandingkan
penyebab masalah dibandingkan dengan penyebab masalah lainnya, pada
penulisan ini terdapat tiga penyebab masalah.
Berdasarkan analisa penyebab masalah dengan Metode Paired Comparison
didapatkan urutan prioritas penyebab masalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Perbandingan Berpasangan (Paired Comparison)

N Penyebab masalah I II
o 1 1
1 Pemahaman petugas pemeriksaan hanya
dilakukan pada pasien yang diduga anemia 2 3
(5L=lesu,letih,lemah,lunglai,lalai + pucat)
2 Petugas (bidan) tidak ada keharusan 2
melakukan pemeriksaan fisik secara detail
termasuk kelopak mata, hal ini mengikuti 3
panduan buku KIA terbaru (2020). Semua
pemeriksaan fisik secara umum adalah
tanggung jawab dokter umum

3 SOP belum disesuaikan dengan pedoman


buku KIA terbaru tahun 2020 khusus untuk
pelayanan bidan

Keterangan jumlah:
1. Pemahaman petugas pemeriksaan hanya dilakukan pada pasien yang
diduga anemia (5L= lesu, letih,lemah,lunglai,lalai+pucat) (0)
2. Petugas (bidan) tidak ada keharusan melakukan pemeriksaan fisik secara
detail termasuk kelopak mata, hal ini mengikuti panduan buku KIA terbaru
(2020). Semua pemeriksaan fisik secara umum adalah tanggung jawab
dokter umum (2)
3. SOP belum disesuaikan dengan pedoman buku KIA terbaru tahun 2020
khusus untuk pelayanan bidan (1)

b. Distribusi Frekuensi Penyebab Masalah


Menjumlahkan penyebab masalah pada tabel Paired Comparison yang di
lingkari merah maka dapat dihitung jumlah distribusi frekuensi penyebab
masalah dengan cara membuat turus/tally. Hasil Tally yang dilakukan adalah
sebagai berikut: Rendahnya tingkat kepatuhan petugas (Bidan S dan Bidan N)
dalam pemeriksaan kelopak mata pada saat ANC.
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Penyebab Masalah tidak melakukan
pemeriksaan organ secara sistematik, meliputi : Rendahnya tingkat kepatuhan
petugas dalam pemeriksaan kelopak mata pada saat ANC
N Penyebab masalah Tally Jumlah
o
1 Hanya dilakukan pada pasien yang 0 -
diduga anemia

2 SOP belum disesuaikan dengan I 1


pedoman buku KIA terbaru tahun 2020
khusus untuk pelayanan bidan
3 Petugas (bidan) tidak ada keharusan II 2
melakukan pemeriksaan fisik secara
detail termasuk kelopak mata, hal ini
mengikuti panduan buku KIA terbaru
(2020). Semua pemeriksaan fisik secara
umum adalah tanggung jawab dokter
umum

Berdasarkan analisis penyebab masalah dengan menggunakan metode


Paired Comparison dan melakukan turus/tally didapatkan urutan prioritas
penyebab masalah sebagai berikut :
1. Hanya dilakukan pada pasien yang diduga anemia (0)
2. SOP belum disesuaikan dengan pedoman buku KIA terbaru tahun 2020
khusus untuk pelayanan bidan (1)
3. Petugas (bidan) tidak ada keharusan melakukan pemeriksaan fisik secara
detail termasuk kelopak mata, hal ini mengikuti panduan buku KIA
terbaru (2020). Semua pemeriksaan fisik secara umum adalah tanggung
jawab dokter umum (2)
c. Membuat Tabel Pareto
Tujuan pembuatan tabel pareto adalah sebagai dasar pembuatan diagram analisis
pareto dengan cara mengurutkan penyebab masalah dimulai dari frekuensi terbesar
ke frekuensi terkecil.

Tabel 4.8 Tabel Pareto untuk Masalah Distribusi Frekuensi Penyebab: Rendahnya
tingkat kepatuhan petugas dalam melakukan pemeriksaan kelopak mata saat ANC

N Penyebab masalah Frekuensi Jumlah Presentase


o Kumulatif Kumulatif
1. Petugas (bidan) tidak ada keharusan
melakukan pemeriksaan fisik secara
detail termasuk kelopak mata, hal ini
mengikuti panduan buku KIA terbaru 2 2 66,67%
(2020). Semua pemeriksaan fisik secara
umum adalah tanggung jawab dokter
umum
2. SOP belum disesuaikan dengan
pedoman buku KIA terbaru tahun 2020 1 3 100%
khusus untuk pelayanan bidan
3. Pemahanaman petugas pemeriksaan
hanya dilakukan pada pasien yang
diduga anemia 0 3 100%
(5L=lesu,letih,lemah,lunglai,lalai +
pucat)
Total 3
d. Diagram Analisis Pareto

Diagram pareto adalah alat statistik yang digunakan untuk memilih faktor
masalah berdasarkan fakta dan data. Azas pareto mengungkapkan bahwa dengan
mengendalikan yang sedikit 20%, maka dengan cepat menguasai yang lebih
besar (80%). Hal ini berarti dengan menyelesaikan masalah A pada tabel pareto
maka bisa menyelesaikan sebagian besar masalah terkait masalah: Rendahnya
tingkat kepatuhan petugas dalam melakukan pemeriksaan kelopak mata saat
ANC. Berdasarkan perhitungan dengan analisis pareto dalam menyelesaikan
suatu masalah maka dipilih satu masalah dengan persentase kumulatif kurang
dari 80% dan berupa persentase kumulatif terendah 66,67 % yaitu petugas
mengikuti panduan buku KIA terbaru (2020).

5. Alternatif Pemecahan Masalah

Dalam penelitian ini didapatkan penyebab masalah yang paling


mungkin yaitu beberapa alternatif pemecahan masalah diusulkan lewat curah
pendapat dan persetujuan dengan kepala puskesmas, penjamin mutu
puskesmas, pemegang program (Bidan S) dan petugas (Bidan S dan Bidan N)
di pelayanan KIA-KB adalah sebagai berikut:
1) Alternatif I
Diskusi terkait pendelegasian wewenang petugas (bidan) terkait perubahan
Pedoman Buku KIA terbaru tahun 2020 kepada ketua penjamin mutu, tim
audit, pemegang program, dan petugas.
2) Alternatif II
Puskesmas menyusun revisi SOP Pemeriksaan ANC mengikuti pedoman
buku KIA terbaru tahun 2020
3) Alternatif III
Puskesmas meningkatkan keterampilan petugas (bidan) melalui proses
pelatihan
6. Keputusan Pemecahan Masalah

Dari 2 alternatif pemecahan masalah yang diusulkan maka selanjutnya


akan diambil pengambilan keputusan pemecahan masalah dengan matrix cost
benefit (manfaat dibanding biaya) sebagai berikut:
Penilaian dapat dibuat dengan skala 1-5
a. Angka 5 melambangkan manfaat dan biaya besar
b. Angka 4 melambangkan manfaat dan biaya cukup
c. Angka 3 melambangkan manfaat dan biaya sedang
d. Angka 2 melambangkan manfaat dan biaya kurang
e. Angka 1 melambangkan manfaat dan biaya kecil

Tabel 4.9 Matriks Cost Benefit

Alternatif Manfaat Biaya Ratio Ranking


Alternatif I 5 1 2,5 I
Alternatif II 5 3 1,6 II
Alternatif III 5 4 1,25 III
Keterangan:
a. Rangking I : Diskusi terkait pendelegasian wewenang petugas (bidan)
terkait perubahan Pedoman Buku KIA terbaru tahun 2020 kepada
ketua penjamin mutu, tim audit, pemegang program, dan petugas.
b. Rangking II: Puskesmas menyusun revisi SOP Pemeriksaan ANC
mengikuti pedoman buku KIA terbaru tahun 2020.
c. Rangking III: Puskesmas meningkatkan keterampilan petugas (bidan)
melalui proses pelatihan.
7. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (Plan of Action)

Berdasarkan alternatif pemecahan masalah yang telah diambil, maka


disusun Plan Of Action mahasiswa akan melakukan diskusi mengenai SOP revisi
mengikuti pedoman buku KIA terbaru. Persiapan dilakukan pada tanggal 15 Juni
2021 meliputi, koordinasi serta persetujuan konsep POA dengan Kepala
Puskesmas, penjamin mutu puskesmas, pemegang program KIA-KB, dan petugas
(bidan) mengenai tempat, waktu, dan rencana kegiatan diskusi dengan pemegang
program dan petugas.
Pelaksanaan akan dilaksanakan pada 16 Juni 2021 di Puskesmas Gunungpati
dengan diskusi tentang SOP Pemeriksaan ANC kepada penanggung jawab UKP,
pemegang program dan petugas, dengan cara ketua penjamin mutu memimpin
jalannya diskusi secara online. Dokter muda sebagai fasilitator, menjelaskan
aturan-aturan dalam diskusi, memberikan kesempatan kepada peserta untuk
mengeluarkan gagasan/ide. Indikator penilaian dan evaluasi dikatakan berhasil
tingkat kepatuhan petugas terhadap SOP tinggi ≥ 80 %. Penilaian dan evaluasi
kepatuhan petugas terhadap SOP pelayanan medis revisi dinilai 1 bulan kemudian
setelah dilakukannya diskusi.

E. Pemilihan Media Edukasi (Berdasarkan Skala Intensitas)


Identifikasi pemilihan media komunikasi yang sesuai dengan masalah adalah
menggunakan: flipchart sebagai sarana pengingat petugas untuk meningkatkan
kepatuhan petugas dalam melakukan pemeriksaan fisik pada saat pemeriksaan ANC.
Adapun latar belakang pemilihan media komunikasi tersebut diatas adalah
berdasarkan nilai skala intensitas media komunikasi. Ciri-ciri skala intensitas media
edukasi yang dipilih dengan memperhatikan:
a. Faktor Situasi
1) Waktu yanag dibutuhkan dari peserta (Intensitas 1)
2) Keterlibatan staff (Intensitas 1)
3) Ruang khusus yang dibutuhkan (Intensitas 1)
b. Efisiensi
1) Harga/biaya awal (Intensitas 1)
2) Ongkos awal (Intensitas 2)
3) Ongkos pemeliharaan (Intensitas 1)
4) Luas ruangan (Intensitas1)
5) Perbaikan alat penggantian (Intensitas 1)
c. Efektifitas
1) Ciri-ciri:
a) Interaksi (Intensitas1)
b) Cahaya (Intensitas1)
c) Perhatian warna (Intensitas 3)
d) Perhatian identitas (Intensitas 1)
e) Kemantapan retensi (Intensitas 2)
f) Kemantapan repetisi (Intensitas 2)
2) Tujuan pendidikan
a) Fakta (Intensitas 2)
b) Prosedur (Intensitas2)
c) Sikap/pendapat (Intensitas 2)
Langkah-langkah pembuatan flipchart yaitu:
1. Menentukan masalah yang akan di informasikan kepada sasaran.
2. Membuat konsep (pemilihan tulisan, gambar, pewarnaan, desain dan
masalah yang diinformasikan).
3. Melakukan koordinasi dengan Kepala Puskesmas, PJ UKP, dan pemegang
program ANC.
4. Meminta persetujuan dari kepala puskesmas
5. Mencetak flipchart
6. Penyerahan media edukasi flipchart

F. Complex Problem
Penelusuran complex problem dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
wawancara dengan responden yaitu pasien yang telah mendapatkan pemeriksaan
ANC di Puskesmas Gunungpati sebanyak 10 responden. Wawancara dilakukan
dengan menanyakan 9 buah pertanyaan sesuai dengan unsur minimal penilaian indeks
kepuasan masyarakat. Setelah semua pertanyaan dari 10 responden selesai
diwawancarai, maka data diolah dengan cara:
1. Menghitung Jumlah Nilai Per Unsur
Menjumlahkan skor dari 9 pertanyaan pada setiap unsur
2. Menghitung Nilai Rata-Rata (NRR) Per Unsur
Jumlah Nilai Per Unsur Dibagi dengan Jumlah Responden
3. Menghitung Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur
Nilai Rata-Rata Per Unsur di kalikan 0.11 (Standart Baku)
4. Menghitung Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur di jumlahkan
5. Mencari Nilai IKM setelah di Konversi
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dikali 25 (Standar Baku)

6. Melihat Mutu Pelayanan (Pada setiap Unsur)


Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur dikali dengan 25
7. Kinerja Unit Pelayanan
Hasil penilaian terhadap kepuasan pasien terhadap pelayanan medis unit
pemeriksaan ANC di Puskesmas Gunungpati, menggunakan nilai Indeks Kepuasan
Masyarakat dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.10 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat dengan Nilai Standar


Nilai Nilai Interval Nilai Interval Mutu Kinerja Unit
Perseps IKM Konversi IKM pelayanan Pelayanan
i
1 1,00 – 2,5996 25 – 64,99 D Tidak Baik
2 2,60 – 3,064 65,00 – 76,600 C Kurang Baik
3 3,0644 - 3,532 76,61 – 88,30 B Baik
4 3,5324 - 4,00 88,31 – 100,00 A Sangat Baik

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9

Jumlah Nilai 34 33 32 38 34 33 36 32 32

Nilai Rata-Rata 3,4 3,3 3,2 3,8 3,4 3,3 3,6 3,2 3,2

Nilai Rata-Rata 0,37 0,36 0,35 0,41 0,37 0,36 0,39 0,35 0,35
Tertimbang

Nilai IKM 3,31


Konversi Nilai IKM 82,75
Mutu Pelayanan Baik
Tabel 4.11 Hasil Survei Kepuasan Pelanggan terhadap Pelayanan ANC di
Puskesmas Gunungpati

Identifikasi complex problem didapatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan


ANC di Puskesmas Gunungpati mendapat nilai IKM total yaitu 3,31 dikonversikan
dengan nilai interval indeks kepuasan masyarakat yaitu 82,75 yang berarti baik. Nilai
per item pertanyaan kuesioner kepuasan pelanggan tidak ada yang dibawah 3,00
dengan nilai terendah 3,20 dan tertinggi 3,80. Diharapkan kedepan bisa memberikan
kepuasan lebih baik lagi menjadi sangat baik.

Anda mungkin juga menyukai