Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayahNya, kami dapat menyelesaikan penyusunan Pedoman/Manual Mutu UPT
Puskesmas Tambakboyo sebagai salah satu persyaratan akreditasi puskesmas.
Demikian pedoman/manual mutu ini kami buat dan kami menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang berkontribusi dalam
penyusunan pedoman/ manual mutu ini. Semoga pedoman/ manual mutu ini yang
disusun sebagai upaya peningkatan mutu dan kinerja puskesmas dapat dilaksanakan
dengan sebaik –baiknya oleh seluruh karyawan UPT Puskesmas Tambakboyo.
Tim penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
UPT Puskesmas Tambakboyo adalah salah satu puskesmas rawat inap dan
poned yang ada di Kabupaten Ngawi. Puskesmas Tambakboyo sebagai Unit 3737.59
Km2Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi bertanggung jawab
terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Wilayah kerja Puskesmas
Tambakboyo didominasi oleh daerah dataran rendah dan hutan, namun semua
wilayah kerja Puskesmas Tambakboyo dapat dijangkau dengan kendaraan darat.
Luas wilayah kerja Puskesmas Tambakboyo 33,2 Km2 dibagi menjadi 3 desa.
Luas Wilayah
No Desa / Kelurahan
(Km2)
1 Tambakboyo 14
2 Pakah 13
3 Kedungharjo 6,16
Total 33,2
1. Potensi sumber daya manusia ada 48 orang, terdiri dari PNS, PTT, tenaga
magang, tersebar di Puskesmas Induk, Pustu, Polindes, Poskesdes;
Potensi Sumber Daya Manusia.
N
Jenis Tenaga Kompetensi SDM Jumlah
o
A. Manajemen
Kepala Puskesmas Sarjana Kesehatan 1
Ka. TU S1 Kesh Masy 1
Pengurus Barang D3 Perawat Gigi 1
Bendahara D3 Keperawatan 2
Urusan Umum SMA / sederajat 1
Sopir SMA / sederajat 1
Petugas Kebersihan SMP 1
B. Tenaga Tehnik
Loket SMA / Sederajat 1
Sarjana 2
Poli Umum Dokter Umum 1
Perawat D3 3
Rawat Inap Perawat D3 8
Poli KIA Bidan Ahli 1
Bidan Terampil 2
Poli Gigi Dokter Gigi 1
N
Jenis Tenaga Kompetensi SDM Jumlah
o
Perawat Gigi 1
Kamar Obat Apoteker 1
Asisten Apoteker 2
Laboratorium Analis Kesehatan 1
Poned Koordinator 1
Bidan 3
Promkes SKM 1
Kesling D 3 Kesling 1
P2 D3 Perawat 1
Gizi D3 Gizi / Nutrisionist 1
Imunisasi D3 Perawat 1
Pustu Kedungharjo D3 Kebidanan 1
D3 Perawat 1
Polindes Pakah 1 D3 Keperawatan 1
D3 Kebidanan 1
Polindes Pakah 2 D3 Kebidanan 1
Poskesdes Tambakboyo D3 Kebidanan 1
Fisioterapi D3 Fisioterapi 1
Puskemas Pembantu :1
Poskesdes :3
Polindes :3
Pusling : 1 unit
Ambulance : 1 unit
d. Lain-lain
Komputer PC : 15 unit
Laptop : 3 unit
c. Program inovatif
1. Program Prolanis Sehat dengan Obat Tradisional
1. Cekatan
Cekatan adalah perbuatan yang merupakan respon dari kejadian dikerjakan
dengan cepat dan tepat sesuai dengan bidang atau profesinya.
2. inovatif
inovatif adalah kemampuan untuk mendayagunakan kemampuan dan keahlian
untuk menghasilkan karya baru sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan
lingkungannya.
3. Tanggap
Tanggap adalah segera mengetahui keadaan dan memperhatikan sunggu-
sungguh terhadap aspirasi pasien atau masyarakat.
4. Amanah
Amanah adalah benar-benar bisa dipercaya, jika suatu urusan diserahkan
kepadanya, niscaya orang percaya bahwa urusan tersebut akan selesai.
5. Tulus
Tulus adalah ungkapan hati yang bersih benar-benar keluar dari hati yang
suci:jujur tidak berpura-pura.
Kepala
UPTDPuskesmas
Penanggung jawab
Penanggungjawab : Penanggungjawab :
1. Pemeriksaan umum
1. Promosi 1. Kesehatan jiwa 2. Kesehatan gigi dan
kesehatan 2. Kesehatan gigi mulut
termasuk UKS masyarakat 3. KIA-KB yang bersifat
dan UKBM 3. Kesehatan indra UKP
2. Kesehatan 4. Kesehatan lansia 4. Gawat Darurat 24 jam
lingkungan 5. Kesehatan kerja 5. Gizi yang bersifat UKP
3. KIA-KB yang 6. Kesehatan Matra 6. Persalinan 24 jam
bersifat UKM 7. Kesehatan Olah (PONED)
4. Gizi yang bersifat Raga 7. Rawat Inap
UKM 8. Keperawatan 8. Kefarmasian
5. Pencegahan dan Kesehatan 9. Laboratorium
pengendalian Masyarakat
penyakit 9. Kesehatan
Tradisional
Garis pertanggungjawaban
Kebijakan teknis dalam perbaikan mutu dan keselamatan pasien ada pada
lampiran pedoman ini.
ALUR PELAYANAN UPT PUSKESMAS TAMBAKBOYO
TPP/loket
PASIEN /
KLIEN
OBSER
DILAKUKAN YA
VASI
OBSERVASI
LABORATORIUM TIDAK
YA
RUJUK RS RUJU
K
TIDAK
ADMINISTRASI
APOTEK
PULANG
Pedoman Mutu ini disusun berdasarkan standar akreditasi puskesmas yang meliputi
persyaratan umum sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen
sumber daya, proses pelaanan yang terdiri dari penyelenggaraan upaya kesehatan
perorangan/pelayanan klinis dan upaya kesehatan masyarakat
1.4. TUJUAN
Pedoman Mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam membangun
sistem manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat
(UKM) maupun untuk penyelenggaraan pelayanan klinis (UKP) dimana puskesmas
dapat :
BAB II
PELAYANAN
1) Tujuan
Untuk menjamin terkendalinya pembuatan dan pemakaian dokumen sebagai
panduan dalam penerapan sistem, sehingga setiap dokumen yang digunakan
dapat dijamin keabsahannya, terkini dan mampu ditelusuri.
2) Ruang lingkup.
Mengatur sistem penomoran, pengesahan, pendistribusian, revisi, dan
penyimpanan dokumen baik dokumen internal maupun dokumen eksternal.
3) Definisi.
a. Dokumen internal adalah sebagai dokumen yang diterbitkan dari internal
puskesmas Tambakboyo.
b. Dokumen Eksternal adalah segala dokumen yang berasal dari luar
puskesmas Tambakboyo yang dijadikan referensi dalam menyusun
dokumen di puskesmas atau dalam melaksanakan pekerjaan, misalnya
undang-undang, peraturan Presiden, Peraturan Menteri, Peraturan
Daerah, Surat Keputusan dll.
4) Status Dokumen.
a. Dokumen Asli
Adalah dokumen asli yang disimpan oleh sekretariat akreditasi, dan telah
disahkan oleh Kepala Puskesmas.
b. Dokumen Terkendali
Adalah salinan dokumen asli yang didistribusikan kepada sekretariat / tiap
unit / pelaksana, terdaftar dalam Daftar Distribusi Dokumen Terkendali
dan digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan pekerjaan.
Dokumen ini harus ditandai / distempel dengan “TERKENDALI” dan
dituliskan dalam Daftar Dokumen internal dan dicatat siapa saja yang
mendapat distribusi dokumen ini. Sekretariat akan menarik salinan resmi
yang tidak berlaku apabila ada revisi baru.
c. Dokumen Tidak Terkendali.
Adalah salinan dokumen yang didistribusikan untuk kebutuhan eksternal
atau atas permintaan pihak diluar puskesmas digunakan untuk keperluan
Insidentil, tidak dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan
pekerjaan. Dokumen ini apabila diminta pihak luar puskesmas maka diberi
salinan dokumen asli dan distempel basah dokumen “Tidak Terkendali”
yang berhak mengeluarkan dokumen ini adalah penanggung jawab
manajemen mutu dan tercatat pada Daftar Distribusi Dokumen Tidak
Terkendali. Sekretariat tidak akan menarik salinan ini apabila ada revisi
baru.
d. Dokumen Kadaluwarsa.
Adalah dokumen yang dinyatakan sudah tidak berlaku oleh karena telah
mengalami perubahan / revisi sehingga tidak dapat lagi menjadi acuan
dalam melaksanakan pekerjaan / kegiatan.
Dokumen ini harus ditandai / di stempel “KADALUWARSA”
Dokumen yang tidak berlaku lagi / dokumen kadaluwarsa maka unit kerja
wajib mengembalikan dokumen yang sudah tidak berlaku lagi tersebut ke
sekretariat sehingga di unit kerja hanya ada dokumen yang masih berlaku
saja. Untuk dokumen salinan yang sudah dikembalikan ke sekretariat
sehingga di unit kerja hanya ada dokumen yang masih berlaku saja.
Untuk dokumen salinan yang sudah dikembalikan ke sekretariat
dimusnahkan oleh sekretariat namun untuk dokumen asli tetap disimpan
selama 5 tahun.
5) Pengesahan Dokumen.
6) Sosialisasi Dokumen.
Agar dokumen dapat dikenali oleh seluruh pelaksana maka perlu dilakukan
sosialisasi dokumen tersebut, khusus bagi SOP, bila rumit maka untuk
melaksanakan SOP tersebut perlu dilakukan pelatihan.
7) Penerbitan Dokumen.
a. Penomoran dokumen dengan tata cara / format sebagai berikut
1) Pokja. Adminstrasi Manajemen diberi kode: A
a. Sub. Pokja I ( Bab. 1 )
b. Sub. Pokja II ( Bab. 2 )
c. Sub. Pokja III ( Bab 3 )
2) Pokja. Pelayanan Upaya/Program diberi kode : B
a. Sub. Pokja IV ( Bab. 4 )
b. Sub. Pokja V ( Bab. 5 )
c. Sub. Pokja VI ( Bab. 6 )
3) Pokja. Pelayanan Klinis diberi kode : C
a. Sub. Pokja VII ( Bab. 7 )
b. Sub. Pokja VIII ( Bab. 8 )
c. Sub. Pokja IX ( Bab. 9 )
A/ I /SOP.000 / II /
5
2017 1
KETERANGAN :
1. Pokja
2. Bab
3. Jenis dokumen dan nomor urut dokumen
4. Bulan berlaku
5. Tahun berlaku
b. Dokumen pada saat diterbitkan pertama kali diberi nomor revisi 00 dan
tanggal pada saat mulai diterbitkan.
c. Dokumen yang terbit harus dicatat pada Daftar Dokumen Induk (Daftar
Dokumen Eksternal atau Internal)
BAB III
Tanggung jawab
Tugas
Tugas
Tanggung jawab
Tugas
1. Menyiapkan semua dokumen internal dan eksternal.
2. Mengajukan semua dokumen yang sudah siap untuk diperiksa oleh
wakil manajemen mutu dan disahkan oleh Kepala Puskesmas.
3. Menyusun dan mencatat semua dokumen yang ada di sekretariat
secara rapi dan sesuai prosedur, sehingga mudah ditemukan kembali.
4. Memastikan seluruh dokumen untuk klinik/ unit terkait terdistribusi
secara teratur dan tercatat/ terkendali
Wewenang
Tanggung jawab
Tugas
Wewenang
Tanggung jawab
Tugas
Tugas
Wewenang
Tanggung jawab
Tugas
Tanggung jawab
Tugas
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
4.1. UMUM
BAB V
a. Umum
Petugas yang diberi tanggung jawab di dalam sistem manajemen mutu harus
memiliki kompetensi yang didasarkan atas pendidikan yang sesuai pelatihan,
keterampilan dan pengalaman.
b. Kompetensi, Kesadaran dan Pelatihan
Kompetensi yang diperlukan oleh setiap karyawan agar dapat melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya secara tepat dan benar sesuai dengan sasaran
dan persyaratan yang telah direncanakan harus dipastikan dipenuhi.
c. Kepala Tata Usaha bertanggung jawab untuk:
1. Menentukan kebutuhan kompetensi petugas yang mendukung aktivitas
kerja yang mempengaruhi mutu.
2. Menentukan pelatihan yang diperlukan oleh setiap karyawan.
3. Memastikan pelatihan dilaksanakan. Pelatihan dapat dilakukan dalam
bentuk atau kegiatan apapun yang bertujuan memberikan kompetensi
kepada karyawan.
4. Menyelenggarakan pelatihan atau tindakan lain untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
5. Mengevaluasi efektifitas pelatihan yang telah dilakukan.
6. Meningkatkan kesadaran karyawan mengenai pentingnya peranan setiap
karyawan dalam pekerjaan mereka untuk mencapai sasaran mutu demi
kepuasan pelanggan.
7. Mengelola arsip karyawan yang memuat informasi mengenai pelatihan,
keterampilan dan pengalaman kerja karyawan.
5.3. INFRASTRUKTUR
Proses dalam puskesmas yang hasil akhirnya tidak dapat diverifikasi pada
tahap pemeriksaan berikutnya harus divalidasi untuk menunjukkan
kemampuan dari proses menghasilkan pelayanan yang diinginkan.
BAB VI
6.1. UMUM
1. Seluruh bagian yang terkait dengan pelayanan pasien, merencanakan dan
menerapkan aktivitas monitoring, pengukuran , analisa dan peningkatan proses
yang di butuhkan untuk memastikan kesesuaian pelayanan.
2. Hal ini meliputi penetapan instruksi kerja yang diperlukan dan di pergunakan ,
termasuk penggunaan teknik statistik.
6.3. PENINGKATAN
1. Peningkatan Berkesinambungan
Koordinator upaya bekerjasama dengan wakil manajemen mutu merencanakan
dan mengatur proses yang perlu untuk peningkatan berkesinambungan terhadap
sistem manajemen mutu melalui kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit,
analisa data, tindakan perbaikan dan pencegahan serta tinjauan manajemen.
2. Tindakan Perbaikan
Tindakan perbaikan diambil untuk mengurangi ketidaksesuaian agar tidak
terulang kembali. Tindakan perbaikan yang diambil harus tidak berpotensi
menimbulkan masalah baru.
Tindakan perbaikan juga meliputi :
a. Meninjau ketidaksesuaian termasuk komplain pelangan.
b. Menentukan penyebab dari ketidak sesuaian.
c. Mengevaluasi kebutuhan untuk suatu tindakan untuk memastikan
ketidaksesuaian tidak terulang
d. Menetapkan dan menerapkan tindakan perbaikan yang dibutuhkan.
e. Mencatat hasil tindakan yang dilakukan.
f. Meninjau tindakan perbaikan yang dilaksanakan.
3. Tindakan Pencegahan
a. Tindakan pencegahan ditetapkan untuk mengurangi penyebab
ketidaksesuaian yang potensial untuk mencegah agar ketidaksesuaian
tidak terjadi.
b. Tindakan pencegahan yang di ambil harus tidak berpotensi menimbulkan
masalah baru
c. Tindakan pencegahan juga meliputi :
1) Menetapkan ketidaksesuaian yang potensial dan pencegahannya.
2) Mengevaluasi kebutuhan tindakan untuk mencegah terjadinya
ketidaksesuaian.
3) Menetapkan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
4) Mencatat hasil tindakan yang dilakukan.
5) Meninjau tindakan pencegahan yang dilakukan.
BAB VII
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
2) Audit Internal
a) Tujuan audit adalah untuk memastikan sistem mutu
diimplementasikan secara efektif dan hasilnya sesuai
dengan yang telah direncanakan.
b) Rencana audit dilakukan oleh tim audit internal dengan
mempertimbangkan tingkat kepentingan yang akan diaudit .
c) Audit harus dilakukan sesuai prosedur audit yang telah
ditetapkan minimal setiap 6 bulan sekali.
d) Pelaksanaan audit dilakukan secara obyektif dan mengikuti
ketentuan persyaratan audit.
e) Penanggung jawab program yang diaudit bertanggung
jawabuntuk menindaklanjuti temuan audit pada bagiannya.
f) Tindak lanjut audit harus mencakup verifikasi terhadap
tindakan – tindakan yang telah diambil.
3) Pemantauan dan Pengukuran Proses
a) Metode pemantauan dan pengukuran proses yang
digunakan untuk mengevaluasi efektivitas sistem mutu dan
pelaksanaan kegiatan harus menggunakan metode yang
benar untuk pemantauan.
b) Metode – metode yang digunakan harus dapat dibuktikan
kemampuannya untuk mencapai hasil yang telah
direncanakan.
c) Bila hasil yang direncanakan tidak tercapai maka tindakan
koreksi dan pencegahannya harus dilakukan untuk
memastikan kesesuaian terhadap pelaksanaan kegiatan
program.
4) Pemantauan dan Pengukuran Hasil Kegiatan Program.
a) Pemantauan pelaksanaan kegiatan progran dilakukan
sesuai SOP.
b) Tujuan pemantauan pelaksanaan kegiatan untuk
memastikan semua persyaratan pelaksanaan kegiatan
terpenuhi.
c) Pemantauan dilaksanakan pada tahapan yang telah
ditentukan.
d) Catatan hasil pemantauan harus dicatat termasuk petugas
yang melaksanakan.
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
1) Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai adalah kegiatan yang
kondisinya berbeda di luar batas persyaratan yang telah
ditetapkan.
2) Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dikendalikan serta dicegah
agar tidak terjadi / terulang pada proses / tahap berikutnya.
3) Ketidak sesuaian dan tindakan yang diambil harus di catat.
4) Bilamana kegiatan yang tidak sesuai diperbaiaki maka harus
dilakukan verifikasi ulang.
5) Bilamana kegiatan yang tidak sesuai telah terlanjur diterima oleh
sasaran, maka puskesmas harus mengambil langkah – langkah
yang sesuai untuk menanggulangi akibat / potensi akibatnya.
d. Analisa Data
1) Data – data proses atau implementasi sistem mutu harus dikelola
dengan baik.
2) Data dianalisa dengan menggunakan teknik – teknik yang sesuai,
misalkan menggunakan teknik statistik.
3) Analisa data dilakukan oleh tim survey kepuasan pelanggan dan
penanggung jawab program dan penanggung jawab UKM untuk
mengetahui tanggapan pelanggan terhadap kualitas pelayanan
Puskesmas.
4) Analisa data harus mengarah pada pengidentifikasi
ketidaksesuaian, ketidak efektifan dan tindakan – tindakan
perbaikan yang diperlukan.
5) Data dianalisa untuk memantau kepuasan pelanggan.
e. Peningkatan berkelanjutan.
1) Seluruh karyawan dan pimpinan puskesmas wajib melakukan
perbaikan secara terus menerus terhadap efektivitas sistem mutu
sesuai dengan tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.
2) Semua perbaikan mengacu pada komitemen yang tertuang dalam
kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data survey
kepuasan pelanggan, tindakan perbaikan dan pencegahan serta
rapat tinjauan manajemen.
f. Tindakan korektif / perbaikan
1) Tindakan korektif / perbaikan harus sesuai dengan penyebab
ketidaksesuaian yang ditemukan.
2) Puskesmas mengambil tindakan perbaikan untuk mengurangi
penyebab ketidaksesuaian dalam rangka untuk mencegah
ketidaksesuaian terulang lagi.
3) Prosedur perbaikan harus mencakup :
a) Meninjau ketidaksesuaian termasuk keluhan pelanggan.
b) Menentukan penyebab ketidaksesuaian.
c) Menentukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
d) Merekam hasil tindakan yang diambil.
e) Meninjau tindakan perbaikan yang diambil.
g. Tindakan preventif / pencegahan
1) Puskesmas menentukan tindakan untuk mengurangi penyebab
potensial ketidaksesuaian untuk mencegah peristiwa tersebut.
2) Tindakan pencegahan harus sesuai dengan penyebab masalah
yang potensial tersebut.
3) Prosedur pencegahan harus mencakup :
a) Menetukan tindakan ketidakseuaian dan penyebabnya,
b) Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk mencegah
peristiwa ketidaksesuian.
c) Menentukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
d) Merekam hasil tindakan yang diambil
e) Meninjau tindakan pencegahan yang diambil.
PENUTUP
Demikian manual mutu ini dibuat dan telah disahkan oleh Kepala Puskesmas
untuk dijadikan acuan seluruh karyawan/karyawati Puskesmas Tambakboyo dalam
bertindak dan mengambil keputusan dalam rangka menjalankan sistem serta tugas dan
tanggung jawab masing – masing sesuai dengan kepastian dan wewenang yang telah
diberikan.
LAMPIRAN
PUSKESMAS TAMBAKBOYO
INDIKATOR STANDAR
NO JENIS KEGIATAN
JENIS URAIAN
I
PERENCANAAN PUSKESMAS
Menyusun RPK 99 %
II MINILOKAKARYA PUSKESMAS
Pelaksanaan rencana
> 90%
pengembangan SDM
Kelengkapan pelaporan
Output akuntabilitas kinerja 100%
dilakukan perawatan
Melaksanakan perawatan alat secara berkala sesuai
kesehatan dan sarana prasarana dengan jadwal
V
MANAJEMEN KEUANGAN
VI AUDIT INTERNAL
PUSKESMAS TAMBAKBOYO
Pelaksanaan imunisasi TT ≥ 90 %
Cakupan K1 ≥ 95 %
Cakupan K4 ≥ 95 %
Pertolongan nakes ≥ 95 %
PUSKESMAS TAMBAKBOYO
Kriteria Indikator