Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Tafsir Maudhu’iy-2
Disusun Oleh :
Khurin’in (E93217068)
Sitty Lailanie Abroriyah (E93217094)
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. M. Roem Rowi, MA.
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
ُ ْ ْ َ َّ ْ ََ ُ َ ْ ْ َ ُ َ ْ ٰ َ ُ ُ ُ ََ ُ ْ ُ ْ
َو َما نق ُم ْوا ِمن ُه ْم ِال ٓا ان يؤ ِمن ْوا٧ ٍۗ َّوه ْم على َما َيفعل ْون ِبال ُمؤمِ ِن ْين ش ُه ْود٦ ِاذ ه ْم عل ْي َها قع ْود٥ ِال َوق ْود
ُ َ َ َ ْ َّ َّ َ َ ُ ٰ َ َُ ه َْ ُ ْ ُ ٗ َ ْ َّ َْ ْ َ ْ ه
ِان ال ِذين فتنوا٩ ٍۗاّٰلل على ك ِل ش ْي ٍء ش ِه ْيد الس ٰم ٰو ِت َوالا ْر ِضٍۗو
َّ ك ال ِذي له مل٨ ز ِز الح ِم ْي ِد
اّٰلل الع ِ ي
ِ ِب
ُ َ ُ ٰ َ ْ َّ َّ َ ْ ُ َ َ ْ ُ َ َ َ َّ َ َ ُ َ َ ْ ُ َ َ ْ ُ ْ ُ َ ْ َ َُّ ٰ ْ ُ ْ َ َ ْ ْ ُ ْ
ِان ال ِذين ا َمن ْوا َوع ِملوا١٠ ٍۗاب الح ِر ْي ِق المؤمِ ِنين والمؤمِ ن ِت ثم لم يتوبوا فلهم عذاب جهنم ولهم عذ
ُ َ َ َٰ ْ َ ُ َ ََّ ُ ْ َْ ُ ُ ُ ْ ُ َْ ُ ُ ُ
هل اتىك ح ِد ْيث١٦ ٍۗ فعال ِلما ُي ِر ْيد١٥ ذو الع ْر ِش ال َم ِج ْيد١٤ َوه َو الغف ْو ُر ال َود ْود١٣ ُُۚي ْب ِدئ َو ُي ِع ْيد
ٰ ُ ُ ْ َ َّ ْ
َبل ه َو ق ْران٢٠ ُۚم ْيط ْ ُ َّو ه١٩ َبل الذيْ َن ك َف ُر ْوا ف ْي َت ْكذ ْيب١٨ ف ْر َع ْو َن َو َث ُم ْو َد١٧ ال ُج ُن ْو
ِاّٰلل ِمن َّو َراۤى ِِٕه ْم ح ٍ ِ ِ ِ ِ ٍۗ ِ ِد
ُ ْ َّ َ َّ
٢٢ ࣖ ِف ْي ل ْو ٍح محف ْو ٍظ٢١ ِمج ْيد
“Demi langit yang mempunyai gugusan bintang,” (1) “Dan demi hari yang dijanjikan.
(2) Demi yang menyaksikan dan yang disaksikan.” (3) “Binasalah orang-orang yang membuat
parit (yaitu para pembesar Najran di Yaman),” (4) “Yang berapi (yang mempunyai) kayu
bakar,” (5) “Ketika mereka duduk di sekitarnya,” (6) “Sedang mereka menyaksikan apa yang
mereka perbuat terhadap orang-orang mukmin,” (7) “Dan mereka menyiksa orang-orang
mukmin itu hanya karena (orang-orang mukmin itu) beriman kepada Allah Yang Mahaperkasa,
Maha Terpuji,” (8) “Yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Dan Allah Maha Menyaksikan
segala sesuatu.” (9) “Sungguh, orang-orang yang mendatangkan cobaan (bencana, membunuh,
menyiksa) kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan lalu mereka tidak bertobat,
maka mereka akan mendapat azab Jahanam dan mereka akan mendapat azab (neraka) yang
membakar.” (10) “Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka
akan mendapat surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, itulah kemenangan yang
agung.” (11) “Sungguh, azab Tuhanmu sangat keras.” (12) “Sungguh, Dialah yang memulai
pen-ciptaan (makhluk) dan yang menghidupkannya (kembali).” (13) “Dan Dialah Yang Maha
Pengampun, Maha Pengasih,” (14) “Yang memiliki ‘Arsy, lagi Mahamulia,” (15) “Mahakuasa
berbuat apa yang Dia kehendaki.” (16) “Sudahkah sampai kepadamu berita tentang bala tentara
(penentang),” (17) “(yaitu) Fir‘aun dan Samud?” (18) “Memang orang-orang kafir (selalu)
mendustakan,” (19) “Padahal Allah mengepung dari belakang mereka (sehingga tidak dapat
lolos).” (20) “Bahkan (yang didustakan itu) ialah Al-Qur'an yang mulia,” (21) “Yang
(tersimpan) dalam (tempat) yang terjaga (Lauh Mahfudz).” (22)
1
Saiful Bahri, Tadabur Juz Amma (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2019), 98.
2
Adil Muhammad Khalil, Tadabur Al-Qur’an: Menyelami Makna Al-Qur’an dari Al-Fatihah Sampai
An-Nas (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 373.
sama dalam pendustaan. Maka dari itu, Allah akan membalas mereka karena mereka
berada dalam kekuasaan-Nya.3
C. Tema Surat Al-Buru>j
1. Tema Sentral
Tema sentral dari Surah al-Buru>j adalah uraian tentang kekuasaan Allah
serta ancaman kepada mereka yang menganiaya kaum beriman karena
keimanannya. Yaitu pada peristiwa Asha>bul Ukhdu>d. Topiknya adalah segolongan
orang beriman pada zaman dahulu sebelum Islam datang, golongan tersebut adalah
golongan Nashara yang bertauhid sebagaimana yang tercantum dalam surah al-
Buruj ayat 8. Mereka mendapat perlakuan sadis dari musuh-musuh mereka, yaitu
penguasa diktator yang sangat egois dan sangat jahat. Penguasa itu menghendaki
agar mereka yang beriman meninggalkan aqidahnya dan murtad dari agamanya,
tetapi mereka menolaknya dan tetap berpegang teguh pada aqidahnya.
3
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir Aqidah, Syari’ah, Manhaj (Gema Insani, 2016), 455.
4
Ibid., 456.
Dari ayat tersebut disebutkan bahwasanya Allah bersumpah dengan
langit dan bintang-bintang di dalamnya. Yang artinya Allah menegaskan untuk
memperhatikan langit yang mempunyai bintang-bintang, alangkah besar, luas,
dan jauh entah sampai mana batasnya. Di sana terdapat bintang-bintang yang
berjuta-juta banyaknya.5 Pendapat yang masyhur adalah gugusan yang
berjumlah dua belas bintang yang masing-masing disebut rasi. Bumi dan benda-
benda langit lain akan melewati gugusan-gugusan itu setiap kali berputar
mengelilingi matahari. Adapun nama-nama gugusan bintang itu sebagaimanan
disebutkan dalam tafsir Al-Misbah adalah Aries, Taurus, Gemini, Kanser, Leo,
Virgo, Libra, Skorpio, Sagitarius, Kaprikronus, Akuarius, dan Pisces.6 Allah
bersumpah dengan itu semua bertujuan untuk mengagungkannya karena
perubahan-perubahan di bumi tegantung kepada bintang-bintang tersebut.
Karena dengan adanya bintang-bintang itulah muncul empat musim, serta
jumlah dan hitungan tahun.7
( )البرجyang berarti sesuatu yang nampak. Kata ini sering digunakan dalam arti
bangunan besar atau istana yang tinggi, karena nampak jelas dengan kebesaran
dan ketinggiannya. Benteng juga dinamai buruj karena merupakan bangunan
pertama yang terlihat sebelum memasuki kota. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa ayat ini bermaksud menggambarkan sesuatu yang agung.8
Pada ayat kedua dan ketiga, Allah juga bersumpah dengan hari kiamat
yang dijanjkan dengan orang yang bersaksi pada hari tersebut serta orang yang
di saksikan (dari kata syahadah yang berarti kesaksian). Dan yang dimaksud
5
Hamka, Tafsir Al-Azhar jilid 10, 7941.
6
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an Vol. 15 (Jakarta:
Lentera Hati, 2005), 154.
7
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir…, 458.
8
Shihab, Tafsir Al-Mishbah…, 154.
kata asy-Sya>hid dalam ayat tersebut adalah seluruh makhluk yang ada pada hari
perhitungan. Sedangkan yang dimaksud al-Masyhu>d adalah hari itu sendiri.9
Tetapi dalam riwayat lain juga disebutkan, sebagaimana yang terdapat
dalam tafsir A-Azhar. Menurut suatu penafsiran yang dinukilkan oleh Imam
Ahmad dari Abu Hurairah, bahwa hari yang dijanjikan (al-Mau’ud) adalah hari
kiamat, syahid adalah hari Jumat, dan masyhud adalah hari wuquf di padang
Arafah. Menurut suatu tafsiran dari Ikrimah, bahwa yang dimaksud dengan
Syahid adalah Nabi Muhammad SAW. dan masyhud adalah hari Jumat.
Menurut suatu penafsiran pula dari Ibnu Abbas, Syahid adalah Allah sendiri
dan masyhud adalah hari kiamat. Ada pula yang menafsirkan syahid adalah
insan, masyhud adalah hari Jumat.10
Setelah Allah mengemukakan tiga sumpah yang begitu hebat, mulai dari
sumpah pertama tentang kebesaran langit dengan bintang-bintang burujnya,
kemudian sumpah kedua tentang hari yang dijanjkan, dan kemudian sumpah
ketiga tentang penyaksi dengan yang disaksikan, maka barulah pada ayat
selanjutnya masuk kepada apa yang Dia tuju dengan persumpahan itu:
ِ ات الْوقر
(5)ود ِ َصحاب األ ْخ رد
ِ َ( النَّا ِر ذ4)ود ِ
َ قرت َل أ ْ َ ر
“Binasalah orang-orang yang membuat parit (yaitu para pembesar Najran di
Yaman),” (4) “Yang berapi (yang mempunyai) kayu bakar,” (5)
9
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir…, 458.
10
Hamka, Tafsir Al-Azhar jilid 10, 7942.
mereka lemparkan orang-orang yang beriman kepada Allah ke dalam lubang
itu, lalu mereka membakar, sehingga api menyala-nyala.11
Sebagian besar ulama menyatakan bahwa mereka (Asha>bul Ukhdu>d)
adalah sekelompok kaum beriman pemeluk agama Nasrani yang hidup di
wilayah Najran, suatu lembah di perbatasan antara Saudi Arabia dan Yaman.
Peristiwa itu konon terjadi pada tahun 523 M. ada juga riwayat lain yang
menyatakan bahwa mereka adalah penduduk Habasyah (Ethiopia).12
ِ
َ ِ( َو ره ْم َعلَى َما يَ ْف َعلرو َن ِِبل رْم ْؤمن6) إِ ْذ ره ْم َعلَْي َها قرعرود
(7) ني رش رهود
“Ketika mereka duduk di sekitarnya,” (6) “Sedang mereka menyaksikan apa
yang mereka perbuat terhadap orang-orang mukmin,” (7)
11
Ibid, 7942.
12
Shihab, Tafsir Al-Mishbah…, 156.
13
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir…, 459.
Kesalahan orang-orang mukmin sehingga dimasukkan ke dalam lubang
dan dibakar itu adalah hanya karena mereka senantiasa beriman kepada Allah,
mereka tidak mau menukar kepercayaannya dengan yang lain dan tetap
bersiteguh pada keyakinannya kepada Allah. Baik atas adanya Allah, maupun
terhadap perintah dan larangan Allah. Tidak ada perintah lain yang mereka
junjung tinggi melainkan perintah Allah, Yang Maha Perkasa, lagi Maha
Terpuji.14
Selanjutnya, Allah berfirman “Yang memiliki kerajaan langit dan
bumi”. Diantara kesempurnaan sifat-Nya bahwa Dia adalah pemilik seluruh
langit dan bumi serta segala sesuatu yang terdapat di antara keduanya. “Dan
Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.” Maksudnya, tidak ada sesuatu pun
di seluruh langit dan bumi yang tidak diketahui-Nya, dan tidak ada sesuatu pun
yang tersembunyi dari-Nya.15 Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. Dalam
hal ini merupakan ancaman bagi Asha>bul Ukhdu>d dan janji bagi kaum mukmin
yang disiksa karena mempertahankan keimanannya kepada Allah meskipunn
dalam kondissi yang sangat mencekam.
b) Siksa bagi Orang-orang Kafir dan Pahala Bagi Kaum Mukmin (Ayat 10-
11)
Tafsir surah al-Buru>j ayat 10-11
ِ ِ ِ
َ ِين فَتَ نروا ال رْم ْؤمن
ِ َّ
اب ا ْْلَ ِر ِيق
َّم َوََلر ْم َع َذ ر
َ اب َج َهن
ني َوال رْم ْؤمنَات رُثَّ ََلْ يَتروبروا فَ لَ ره ْم َع َذ ر َ إِ َّن الذ
ِ َ ِار ذَل
ك الْ َف ْورز الْ َكبير ْ ات ََلر ْم َجنَّات ََتْ ِري ِم ْن ََتْتِ َها
األْنَ ر
ِ َّ (إِ َّن الَّ ِذين آمنروا و َع ِملروا10)
ِ اْل
َ الص َ َ َ
(11)
“Sungguh, orang-orang yang mendatangkan cobaan (bencana, membunuh,
menyiksa) kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan lalu mereka tidak
bertobat, maka mereka akan mendapat azab Jahanam dan mereka akan mendapat azab
14
Hamka, Tafsir Al-Azhar…, 7943.
15
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir jilid 8, Terj. Abdullah bin Muhammad (Bogor: Pustaka Imam Syafi’i,
2004), 439.
(neraka) yang membakar.” (10) “Sungguh, orang-orang yang beriman dan
mengerjakan kebajikan, mereka akan mendapat surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, itulah kemenangan yang agung.” (11)
16
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir…, 462.
17
Ibid., 462.
sungai di bawah istana-istana dan pohon-pohonnya.18 Hal ini merupakan
balasan atas keimanan dan ketaatan mereka terhadap Allah. Sehingga
kesakitan yang diderita ketika di dunia itu mendapat balasan yang mulia di
sisi Allah.
18
Ibid., 462.
19
Katsir, Tafsir Ibnu Katsir…, 443.
Kemudian, hal itu diperkuat lagi dengan firman-Nya pada ayat 13,
“Sungguh, Dialah yang memulai pen-ciptaan (makhluk) dan yang
menghidupkannya (kembali).” Sesungguhnya Allah mempunyai kekuatan
yang sempurna. Yakni dengan kekuatan dan kekuasaan-Nya yang sempurna
Dia lah yang memulai penciptaan dan kemudian mengembalikannya lagi
seperti sediakala tanpa ada yang menghalangi dan mencegah.20 Dalam hal ini
terdapat ancaman kepada orang-orang kafir bahwa Dia akan membalas kepada
mereka karena telah mengkufuri nikat penciptaan penciptaan dan mendustakan
hari pembangkitan. Kemudian, Allah menguatkan janji dengan menyebutkan
sifat-sifat kemuliaan dan kebesaran-Nya, yaitu :
“Dan Dialah Yang Maha Pengampun, lagi Maha Pengasih” (ayat 14).
Allah Maha pengampun dosa hamba-hamba-Nya yang beriman jika mereka
bertaubat kepada-Nya. Meskipun dosa yang dilakukan besar maupun kecil.
Allah juga sangat mencintai hamba-hamba-Nya yang taat. Dengan memberi
pahala kepada orang-orang yang taat dengan pahala yang paling sempurna.21
“Yang memiliki ‘Arsy, lagi Mahamulia,” (ayat 15). Allah adalah pemilik ‘Arsy
yang berada di atas seluruh makhluk dan pemilik kerajaan dan kekuasaan yang
agung dan tinggi.22 “Mahakuasa berbuat apa yang Dia kehendaki.” (ayat 16).
Apapun yang dikehendaki untuk Dia lakukan pasti akan Dia lakukan, tidak ada
yang menuntut balas terhadap hukum-Nya dan juga tidak dipertanyakan
mengenai apa yang diperbuat-Nya. Karena keagungan, keperkasaan,
kebijaksanaan, dan keadilan-Nya.23
Setelah dijelaskan sifat-sifat Allah yang dapat menggungah hati siapa
pun yang hendak mendekat kepada-Nya, pada ayat selanjutnya kembali
20
Katsir, Tafsir Ibnu Katsir…, 443.
21
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir…, 466.
22
Ibid., 466.
23
Katsir, Tafsir Ibnu Katsir…, 443.
mengemukakan ancaman kepada siapa pun dengan mengingatkan perlakuan-
Nya kepada orang-orang kafir pembangkang pada masa lalu.
َ ( فِ ْر َع ْو َن َوََث17) ود
(18)رود ِ يث ا ْْلنر ِ
َه ْل أ َََت َك َحد ر ر
“Sudahkah sampai kepadamu berita tentang bala tentara (penentang),” (17)
“(yaitu) Fir‘aun dan Tsamud?” (18)
24
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir…, 467.
25
Katsir, Tafsir Ibnu Katsir…, 444.
didustakan itu) ialah Al-Qur'an yang mulia,” (21) “Yang (tersimpan) dalam (tempat)
yang terjaga (Lauh Mahfudz).” (22)
26
Hamka, Tafsir Al-Azhar…, 7954.
27
Ibid.
28
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir…, 467.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Surah al al-Buru>j terdiri dari 22 ayat. Surah ini berarti “Gugusan Bintang”.
dinamai dengan al-Buru>j karena dimulai dengan sumpah Allah dengan langit yang
mempunyai gugusan bintang-bintang. Adapun tema sentral dari surah ini adalah uraian
tentang kekuasaan Allah serta ancaman kepada mereka yang menganiaya kaum
beriman karena keimanannya. Khususnya pada peristiwa Asha>bul Ukhdu>d. surah ini
memiliki tiga subtema. Yang pertama, pada ayat 1-9 menjelaskan tentang kisah
Asha>bul Ukhdu>d. Kedua, ayat 10-11 menjelaskan tentang siksa bagi orang-orang kafir
dan pahala bagi kaum mukmin. Ketiga, ayat 12-22 menjelaskan tentang kesempurnaan
kekuasaan Allah untuk menguatkan janji, ancaman, dan mengambil pelajaran dari
penghancuran umat-umat kafir terdahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Az-Zuhaili, Wahbah. 2016. Tafsir al-Munir Aqidah, Syari’ah, Manhaj. Gema Insani.
Katsir, Ibnu. 2004. Tafsir Ibnu Katsir jilid 8, Terj. Abdullah bin Muhammad. Bogor:
Pustaka Imam Syafi’i.
Shihab, M. Quraish. 2005. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-
Qur’an Vol. 15. Jakarta: Lentera Hati.