*Email : Liajulyanti05@gmail.com
ABSTRAK
ABSTRACT
This paper aims to find out how the editorial management concept of Sunda Mangle Magazine
in dealing with the era of disruption. The research method uses a qualitative method that
focuses on explaining events and does not explain and does not look for hypotheses and does
not make predictions. This research uses a descriptive study, namely to reveal facts,
circumstances or phenomena that occur by presenting the data as they are. The results showed
that the editorial management of Sunda Mangle Magazine used the POAC concept. The
POAC concept is Planning (Planning), Organizing (Organizing), Acting (Moving and
PENDAHULUAN
Semakin berkembangnya tekonologi informasi dan komunikasi semakin membuat
maraknya persaingan industri media masa sebagai sarana komunikasi massa. Dampak
dari ketatnya persaingan indusri media massa tersebut menimbulkan era baru, yaitu era
disrupsi. Menurut KBBI, disrupsi merupakan hal tercabut dari akarnya. Di dalam
kehidupan sehari-hari bisa disebut juga perubahan yang mendasar. Seperti yang kita
tahu, dalam dunia kejurnalistikan dan media massa awal sejarahnya yaitu berawal dari
media cetak. Namun setelah adanya era disrupsi ini memunculkan media-media baru
yaitu media elektronik ( Televisi dan radio) dan sekarang semakin berkembang dengan
adanya media online serta media sosial yang dapat membagikan suatu berita yang
berasal dari berbagai sumber pada dunia maya.
Hal ini mengubah kebiasaan masyarakat yang terbiasa menikmati hasil karya
jurnalistik seperti berita dari koran, radio maupun televisi memilih suatu informasi
atau hasil jurnalistik dari media online bahkan dari media sosial yang belum tentu
jelas bahwa berita tersebut valid atau tidak. Namun pada dasarnya media-media massa
besar telah mengikuti hal tersebut memiliki media onlinenya masing-masing. Hal ini
yang menimbulkan suatu permasalahan terhadap banyak media massa khususnya pada
media cetak, apakah media cetak tersebut dapat bertahan mengikuti arus disrupsi atau
tidak.
Media cetak seperti majalah, Koran dan surat kabar dapat memberikan segala
informasi yang sedang hangat terjadi di kehidupan sekitar kita. Di daerah Jawa Barat
sendiri, media cetak sunda sudah berkembang sejak lama, bahkan pada 1920-an Kota
Bandung sudah memiliki koran atau surat kabar yang bernuansa dan berbahasa sunda
yaitu “Sora-Merdika” atau surat kabar “Soenda-Berita. Pada saat Jepang menguasai
Indonesia, semua koran yang terdapat di Bandung dan Jawa Barat tidak beroperasi
lagi. Semua menjadi satu kesatuan menjadi surat kabar “ Tjahaja”. Setelah kekuasaan
Jepang berhenti, di Bandung terdapat surat kabar dan Koran bernama Soeara Merdeka
yang pemimpinnya adalah Burhanudin.
Setelah Indonesia merdeka, mulai banyak surat kabar dan Koran yang ada di
beberapa daerah Jawa Barat seperti Surat kabar Sinar Majalengka (1948) di
Majalengka, Surat kabar Warga (1954) di Bogor, Surat kabar Kalawarta Kudjang
(1956) di Bandung. Ajip Rosidi menerbitkan Majalah Sunda Mangle pada awal tahun
2 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Manajemen Redaksional Media Lokal di Era Disrupsi
1960. Untuk pertama kalinya, Majalah sunda Mangle terbit di Bogor pada tahun
1957. Kemudian pindah ke Bandung pada penghujung tahun 1962.
Media cetak di Indonesia memang masih sangat berkembang misalnya di
Kota Bandung. Ada banyak media cetak yang masih beroperasi yaitu Pikiran
Rakyat, Galamedia, Tribun Jabar, Bandung Ekspress dan masih banyak lagi.
Namun untuk media cetak berbahasa Sunda sudah sangat jarang ada yang masih
beroperasi sampai sekarang. Ada cukup banyak media cetak berbahasa Sunda
yang sempat beroperasi di Kota bandung diantaranya Kalawarta Kudjang,
Gondewa, Giwangkara, Galura ( grup dari Pikiran Rakyat) dan Majalah Sunda
Mangle.
Namun semakin berkembangnya zaman, beberapa media cetak sunda
yang ada di Bandung mengalami penurunan. Satu persatu media cetak Sunda
tersebut hilang dan tidak aktif lagi sampai sekarang. Apalagi surat kabar
Kalawarta kudjang, Gondewa dan Giwangkara sudah vacum bertahun-tahun
yang lalu. Sedangkan untuk Galura yang termasuk grup dari Pikiran Rakyat saja
yang media cetaknya masih aktif sampai sekarang, terakhir aktif yaitu pada tahun
2018 lalu. Lain halnya dengan Majalah Sunda Mangle, mereka masih aktif dari
sejak 62 tahun yang lalu sampai sekarang, bahkan sudah memiliki media online
sendiri yaitu mangle-online.com yang tetap bertahan dengan bahasa yang sama
yaitu Bahasa Sunda. Dengan cara tersebut Majalah Sunda Mangle dapat
mempromosikan bahasa dan budaya orang Sunda yang kini kian tergantikan
oleh budaya asing/luar.
Majalah Manglé membuat strategi dalam melestarikan budaya Sunda yaitu
dengan selalu mempertahankan eksistensinya sebagai satu-satunya majalah
Sunda yang masih bertahan sampai saat ini. Karena kebudayaan Sunda tidak
akan pernah hilang oleh orang Sunda itu sendiri. Sehingga Manglé selalu
memunculkan strategi-strategi baru dalam mempertahankan eksistensinya di era
Disrupsi ini. Dalam sejarah media bahasa Sunda, Manglé termasuk paling eksis.
Mangle terbit pertama kali pada tanggal 21 Oktober 1957 di Bogor dengan oplag
500 eksemplar. Namun edisi perdananya sendiri baru diedarkan tanggal 21
November 1957, itupun dibagikan secara gratis. Tanggal 21 Nopember itulah
yang kemudian ditetapkan sebagai titimangsa (hari kelahiran) Manglé. Di usianya
sampai sekarang, Manglé mampu bertahan hingga kini dengan oplag 10.000
eksemplar. Meskipun di era disrupsi ini lembaga Pers Sunda sudah semakin
kalah dengan lembaga pers nasional, Mangle masih akan terus berkembang
meskipun pasti ada kelemahan dan kelebihannya. Untuk bisa menjadi media
Sunda yang bisa bertahan ditengah era disrupsi ini, tentu dibutuhkan strategi
Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 3
Manajemen Redaksional Media Lokal di Era Disrupsi
pengaturan yang baik agar majalah Manglé bisa tetap mempertahankan eksistensinya.
Pengaturan tersebut dilakukan dalam bentuk manajemen. Untuk itu sebuah
manajemen pers sangatlah penting, sehingga mampu menciptakan, memelihara dan
menerapkan sistem kerja yang proporsional diantara sesame anggota.
Penerapan manajemen redaksional yang tepat dalam kegiatan pers dapat
memberikan solusi dengan mengetahui sejauh mana keberhasilan kekuatan dan
kelemahan sebelumnya kea rah yang lebih baik sehingga kegiatan pers tersebut akan
lebih terorganisir secara efektif dan efesien. Merujuk dari persoalan itu, peneliti ingin
mengetahui dan melakukan penelitian tentang bagaimana strategi manajemen
redaksional seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan atau penggerakan dan
pengawasan Majalah Sunda Mangle dalam menghadapi era disrupsi.
Ada beberapa penelitian sebelumnya yang membahas mengenai manajemen
redaksi Majalah Sunda Mangle, namun hal baru yang terdapat dalam penelitian ini
yaitu sudah membahas tentang mangle online dan mangle.id. Dimana keduanya itu
adalah inovasi terbaru dari Mangle untuk menghadapi era disrupsi ini.
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kantor Mangle yang bertempat di Jalan
Wirangrong/Ladrang No.2 Bandung 40264 . Telp.0228732984. Sebelum pindah ke
daerah ini, kantor Mangle berada di Jalan Pangkur no.15 Buah Batu, Lengkong Jawa
Barat.
Fokus penelitian ini bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan
penelitian yang di dasarkan dari latar belakang. Untuk itu peneliti membuat pertanyaan
penelitian sebagai berikut : 1) Bagaimana perencanaan manajemen redaksional Majalah
Sunda Mangle di Era Disrupsi? 2) Bagaimana pengorganisasian manajemen
redaksional Majalah Sunda Mangle di Era Disrupsi? 3) Bagaimana penggerakan dan
pelaksanaan manajemen redaksional Majalah Sunda Mangle di Era Disrupsi? 4)
Bagaimana pengawasan dan evaluasi Majalah Sunda Mangle di Era Disrupsi?
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode deskriptif. Metode
deskriptif bertujuan untuk mengungkapkan fakta, keadaan atau fenomena yang terjadi
dengan menyajikan data apa adanya.
LANDASAN TEORITIS
Penelitian ini menggunakan konsep manajemen menurut Henry Fayol ) salah satu
pelopor dan tokoh classical Organization Theory (Teori Organisasi Klasik.
Manajemen adalah proses menginterpretasikan, mengordinasikan sumber daya
manusia, sumber dana dan sumber-sumber lain untuk mencapai tujuan dan sasaran
melalui tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan
dan penilaian (Djuroto, 2004:96). Menurut Fayol, ada 14 asas dalam manajemen yaitu
Pembagian tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab, Disiplin, Kesatuan Perintah,
4 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Manajemen Redaksional Media Lokal di Era Disrupsi
Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 5
Manajemen Redaksional Media Lokal di Era Disrupsi
6 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Manajemen Redaksional Media Lokal di Era Disrupsi
dan sekretaris redaksi. Observasi ini dilanjutkan dengan wawancara kepada informan
yang dilakukan secara online. Waktu observasi hingga wawancara dilakukan selama
kurang lebih dua minggu. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti,
maka majaemen redaksi Majalah Sunda Mangle ini menggunakan Konsep POAC,
yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), Acting (Penggerakan dan
pelaksanaan), Controlling (Pengawasan dan Evaluasi)
Perencanaan Manajemen Redaksional Majalah Sunda Mangle di Era Disrupsi
Bidang redaksi Mangle dalam melakukan perencanaan yaitu dengan menetapkan
tujuan dan sasaran diterbitkannya media cetak ini. Menurut Nickels dan McHugh
dalam buku “Pengantar Manajemen”, kegiatan yang terkait dengan fungsi
perencanaan adalah menetapkan tujuan dan target, merumuskan strategi untuk
mencapai suatu tujuan, menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan dan
menetapkan standar/ indicator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target
(Nickels Hugh, 2009)
Tahap awal yang dilakukan Majalah Sunda Mangle yaitu yang pertama
membuat rancangan. Dimana rancangan tersebut berisi daftar wartawan yang akan
bertugas, daftar rubric yang harus diselesaikan, dan daftar narasumber yang akan di
wawancarai di lapangan. Membuat rancangan ini akan menjadikan kegiatan yang akan
dilakukan itu menjadi teratur dan terarah. Tahap kedua yang dilakukan manajemen
redaksi majalah sunda mangle yaitu melakukan rapat redaksi. Rapat redaksi ini
dilakukan seminggu sekali yaitu pada Hari Kamis.
Kang Enca selaku pemimpin redaksi mengungkapkan bahwasannya Mangle
melakukan rapat redaksi setiap seminggu sekali yaitu pada hari Kamis atau hari
Jum’at. Rapat redaksi ini membahas isu-isu apa saja yang akan dibahas. Adapun isu-
isu yang dibahas tidak jauh dari permasalahan kebudayaan dan kesenian Sunda
ataupun isu yang sedang hangat. Rapat redaksi dilakukan setiap hari kamis. Rapat
redaksi membahas tentang hal-hal yang penting seperti merumuskan isi, merumuskan
rencana, membuat rubric laporan. Membuat rubric laporan ini harus sangat
dipersiapkan dari mulai akan membuat laporan apa, siapa yang akan meliput, tamu
siapa saja yang akan di wawancara (Wawancara pada hari Kamis 28 Oktober 2021).
Rapat redaksi adalah foreplay bagi pegiat pers untuk melakukan kegiatan
jurnalistik. Dalam rapat redaksi kita akan menentukan tema, penentuan sumber
berita, segmentasi berita, rubrikasi dan pembagian kerja. Penentuan tema berfungsi
sebagai pedoman kita dalam membuat berita.Sebisa mungkin berita yang disampaikan
harus sesuai dengan tema yang telah dtentukan. Tema menjadi hal vital dalam suatu
8 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Manajemen Redaksional Media Lokal di Era Disrupsi
penerbitan media, karena ia akan menentukan arah penulisan dan isi dari media
tersebut. (Drojo,2004:96)
Dalam rapat redaksi ini, para reporter, juru kamera, redaktur, bisa
mengajukan usulan-usulan topik liputan. Usulan itu sendiri bisa bersumber dari
berbagai sumber. misalnya: undangan liputan dari pihak luar, konferensi pers,
siaran pers, berita yang sudah dimuat atau ditayangkan dimedia lain, hasil
pengamatan pribadi si jurnal, masukan dari nara sumber/informan, dan
sebagainya
Setelah itu, majalah Manglé telah melakukan riset agar mengetahui apa
yang sedang hangat diperbincangkan di masyarakat. Fellin, Tripodi dan Meyer
(1969) riset adalah suatu cara sistematik untuk maksud meningkatkan,
memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat disampaikan
(dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain. Pada dasarnya riset
adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu pengetahuan. Menurut Clifford
Woody riset adalah suatu pencarian yang dilaksankan dengan teliti untuk
memperoleh kenyataan-kenyataan atau fakta atau hukum-hukum baru. Di
dalamnya terdapat usaha dan perencanaan yang sungguh-sungguh yang relatif
makan waktu yang cukup lama.
Menurut Melvein De Fluer dan Sandra J. Ball Rokeach dalam bukunya
Theories of Mass Communication( (1989) ada salah satu dari lima revolusi
Komunikasi massa yaitu zaman penggunaan tanda dan isyarat sebagai alat
komunikasi massa ( The age of signs and signals) Peran insting sangat kuat
dibandingkan dengan rasio dalam berkomunikasi. Hal itu terjadi karena
kemampuan kapasitas otak masih sangat lamban.
Menurut pendapat Kang Unay, selaku dewan redaksi Majalah Sunda
Mangle Ia menyebutkan bahwa untuk menghadapi era disrupsi ini mangle harus
mampu bersaing dengan media online maupun elektronik.
“Media cetak sendiri di era disrupsi tidak dapat berjalan sendiri yang dengan
jelas harus berjalan dengan online, maka mangle sendiri sudah memiliki 2
platfrom untuk menyiasatinya agar produk media dapat di senangi pembaca
dengan berita yang berkualitas dan actual”.
Maka di rapat redaksi pun yang dibahas bukan penentuan topik dan isu
untuk media cetak saja akan tetapi penentuan topic dan isu untuk media online
juga. Bahkan sekarang Mangle aktif di beberapa media social seperti Facebook
yang fanpage nya memiliki sekitar 100.000 pengikut dari tahuun 2013. Mangle
juga aktif di Twitter, instagram, dan Tiktok. Adapun sasaran rapat redaksi yaitu
Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 9
Manajemen Redaksional Media Lokal di Era Disrupsi
10 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Manajemen Redaksional Media Lokal di Era Disrupsi
anggota tim redaksi. (Junaedi 2014: 42) Untuk itu manajemen pers harus
mampu menciptakan, memelihara dan menerapkan sistem kerja yang
proporsional dengan menjalin hubungan yang baik, serta menumbuhkan
kebersamaan antar sesame anggota. Untuk kepentingan itu, diperlukan suatu
tatanan kerja dalam oraginasasi perusahaan pers tersebut
Adapun bagian yang ada di dalam bidang redaksi antara lain pemimpin
redaksi, Sekertaris Redaksi, Redaktur Pelaksana, Redaktur, Wartawan dan
Koresponden. Dengan adanya struktur organisasi dan pembagian tugas di
bidang redaksi, akan membuat produk jurnalistik yang akan dihasilkan menjadi
berkualitas dan banyak menarik pembaca. Meskipun ketua bidang pemasaran
dan ketua bidang iklan di majalah Manglé dipegang oleh satu orang. Tidak
membuat tugas pemsaran dan iklan terbengkalai. Karena dibawah bagian iklan
ada korespon dan wartawan yang ikut terlibat mencari iklan. Begitu pun di
pemasaran ada bagian yang bertugas untuk memasarkan dan mendistribusikan
majalah Manglé sampai ke tangan pembaca. Bagian tersebut adalah sirkulasi
dan distribusi.
Kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas bidang redaksi yaitu :
Pemimpin redaksi
Pemimpin redaksi bertanggungjawab atas semua tugas dibidang redaksi
termasuk isi majalah Manglé. Pemimpin redaksi harus bisa mengatur dan selalu
berkoordinasi dengan bagian-bagian yang lain. Pemimpin redaksi juga yang
mengawasi pekerjaan yang sedang dilakukan oleh bagian-bagian yang ada
di redaksi. Pemimpinlah yang memiliki wewenang untuk menyetujui atau
tidaknya topik yang ditentukan dalam rapat redaksi.
Tugas dan wewenang pemimpin redaksi adalah sebagai Memimpin rapat
redaksi, Berkoordinasi dengan bagian-bagian lain, Menetapkan isi penerbitan
yang akan dating, Menyelenggarakan kegiatan yang ada kaitannya dengan
bidang redaksi, Membuat kebijakan umum tentang redaks, Membuat kebijakan
umum tentang isi majalah, Melakukan usaha-usaha kreatif dalam
pengembangan isi majalah.. Dewan redaksi pula yang mengatasi permasalah
penting redaksional, misalnya menyangkut berita yang sangat sensitif atau sesuai
tidaknya berita yang dibuat tersebut dengan visi dan misi penerbitan yang sudah
disepakati.
Redaktur Pelaksana
Redaktur Pelaksana bertanggung jawab pada seluruh kegiatan harian
yang menjadi lingkup operasional redaksi antara lain : Mengatur aktivitas yang
dilakukan oleh beberapa unit manajerial yang berada dibawah nya, Aktivitas
penjabaran dan pengawasan setiap pelaksanaan konsep media yang telah
Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 11
Manajemen Redaksional Media Lokal di Era Disrupsi
digariskan dan disepakati dalam rapat perencanaan peliputan dimulai dari proses
penulisan hingga penyajiannya, Mengadakan rapat evaluasi bersama beberapa unit
manajerial minimal sekali dalam seminggu.
Sekertaris Redaksi
Sekertaris redaksi bertanggung jawab melakukan pengadaan tenaga dan sarana
pendukung yang dibutuhkan dalam kegiatan operasional yang berlangsung di redaksi.
Apabila ada kegiatan monitoring prestasi wartawan serta membuat dokumentasi
evaluasi hasil kerja wartawan dan koresponden yang terkoneksi dengan perusahaan
maka sekertaris yang bertanggung jawab untuk mengaturnya.Sekertaris juga harus
turut hadirn di berbagai macam rapat redaksional untuk menangani kebutuhan
administrasi dari setiap agenda keredaksian serta melakukan perencanaan peliputan
dan mempertanggungjawabkan seluruh kinerjanya kepada pemred dan redaktur
pelaksana sebagai atasannya Majalah Manglé memiliki sekretaris redaksi yang
bertugas untuk mencatat semua kebutuhan yang dibutuhkan oleh bidang redaksi.
Seperti membuat surat jalan, mencatat topik yang diutamakan dan menjadi notulen
rapat. Sekretaris juga bertanggungjawab ketika ada wawancara yang berhubungan
dengan redaksi.
Desain/Layout
Seorang layouter bertugas untuk mendesain majalah mulai dari cover sampai
halaman terakhir majalah. Saat proses layout ditemukan adanya kekurangan isi, maka
layouter akan memberikan tugas kepada ilustrator untuk menambahkan gambar agar
halaman tersebut terisi penuh.
Ilustrator
Ilustrator memiliki tugas membuat gambar ilustrasi saat dibutuhkan untuk
memenuhi halaman yang masih kosong atau ada kekurangan. Tugas ini akan
dilakukan setelah mendapatkan tugas dari layouter yang sudah berkoordinasi terlebih
dahulu dengan redaktur pelaksana, pemimpin redaksi, dan sekretaris redaksi.
Penanggungjawab Rubrik
Majalah Manglé memiliki penanggungjawab rubrik yang bertugas untuk
mencari dan menentukan topik apa yang akan diangkat untuk edisi selanjutnya.
Penanggungjawab rubrik merangkap jabatannya sebagai korektor. Korektor ini
memiliki tugas untuk mengkoreksi, membenarkan, mengkonfirmasi kepada wartawan
jika ada sesuatu yang diragukan. Seorang penanggungjawab rubrik bisa memegang
lebih dari satu rubrik.
12 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Manajemen Redaksional Media Lokal di Era Disrupsi
Wartawan
Wartawan adalah orang yang mencari berita dilapangan. Selain mencari,
wartawan juga akan menulis beritanya. Jumlah wartawan di majalah Manglé
tidak banyak. Tak jarang, yang mendapat jabatan pun harus menjadi wartawan.
Koresponden
Koresponden adalah penulis tidak tetap yang tersebar diseluruh wilayah
di Jawa Barat. Koresponden akan mengirimkan informasi kepada bagian
dokumentasi untuk kemudian ditentukan layak atau tidak dimuat dalam
majalah.
Penanggung jawab media online dan media social
Penanggung jawab media online dan media social bertugas untuk
menyajikan berita berupa mangle klasik di mangle online dan berita modern di
mangle id. Untuk penanggung jawab media online memang berbeda jajaran
dengtan redaksi majalah mangle, tetapi masih ada keterkaitan satu sama lain.
Sedangkan untuk penanggungjawab media social sendiri masih dari jajaran
redaksi majalah mangle, meskipun orang-orangnya merangkap jabatan.
(Wawancara bersama Kang Unay 28 Oktober 2021)
“Mangle pada awal tahun 2021 sudah hadir di ranah digital, dengan
nama mangle-online.com tetapi pengelolanya berbeda dengan majalah
mangle tetapi satu sama lain masih berhubungan terutama untuk
postingan mangle klasik” (Wawancara bersama Kang Yadi 28 Oktober
2021)
Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 13
Manajemen Redaksional Media Lokal di Era Disrupsi
14 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Manajemen Redaksional Media Lokal di Era Disrupsi
Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 15
Manajemen Redaksional Media Lokal di Era Disrupsi
16 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Manajemen Redaksional Media Lokal di Era Disrupsi
Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 17
Manajemen Redaksional Media Lokal di Era Disrupsi
Kedua, jangan takut menghancurkan produk sendiri. Cara yang sepertinya sangat
sadis padahal maksud disini yaitu menghancurkan produk sendiri dengan
menggantikannya dengan produk baru yang jauh lebih bagus kualitasnya.Ketiga,
membentuk ulang sesuatu atau membuat sesuatu yang baru. Melakukan inovasi
dengan memodifikasi produk yang sudah ada sebelumnya dengan bentuk lain agar
organisasi semakin bertahan. Sebagai contohnya semakin berkembangnya zaman,
media-media baru bermunculan seperti media elektronik dan media online. Media
online inilah yang sedikit demi sedikit mengubah pola aktivitas yang biasanya
dilakukan di dunia nyata menjadi di dunia online agar lebih praktis. Di era disrupsi
ini kita harus mempunyai pilihan, membentuk ulang atau menciptakan sesuatu yang
baru. Jika kita memilih untuk membentuk ulang, maka kita bisa melakukan inovasi
dari produk atau layanan yang sudah kita miliki dengan sebagus mungkin.
Sedangkan jika ingin membuat yang baru, kita harus berani memiliki inovasi yang
sesuai dengan kebiasaan konsumen yang mulai berbubah.
Strategi yang dilakukan Mangle di Era Disrupsi ini yaitu dengan selalu
meningkatkan kemampuan agar majalah Manglé tetap berkenan dihati pembaca.
Jadilah Mangle sebagai obat pelipur lara, obat kerinduaan bagi orang asli sunda,
khusus bagi urang Sunda yang bermukim nun jauh dari tanah kelahirannya,
membaca Mangle menjadi salah satu cara mengobati kerinduan pada kampung
halaman. Maka, salah satuhal yang menjadi kekuatan sekaligus ciri khas dari majalah
Manglé adalah panineungan, sesuatuyang menjadi kenangan kuat.
Seperti yang telah dijelaskan oleh Rheinald Kasali diatas dapat kita ketahui bahwa
Mangle mampu mengatasi era Disrupsi ini. Mangle sampai saat ini bias bertahan
salah satunya yaitu dengan selalu berusaha mengikuti zaman dan terus berinovasi.
PENUTUP
Manajemen merupakan hal yang sangat penting untuk sebuah mendirikan sebuah
media. Oleh karena itu diperlukan proses manajemen yang sangat baik. Karena
apabila proses kegiatan manajemen tersebut tidak berjalan dengan baik, maka semua
tidak akan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dari awal.
Berdasarkan hasil penelitian maka, simpulan yang diperoleh adalah Pertama,
perencanaan. Mangle membuat rancangan terlebih dahulu lalu melakukan rapar
redaksi. Rapar redaski dilakukan setiap sati minggi sekali yaitu pada Hari Kamis.
Tujuan dari rapat redaksi yaitu untuk menentukan topic dan isu untuk berita di
mangle cetak, mangle online dan mangle.id.
Kedua, pengorganisasian. Majalah Mangle membagi pengorganisasian tidak
dengan divisi permberitaan dan divisi penyuntingan dikarenakan ada beberapa
dewan redaksi yang merangkap menjadi divisi tersebut. Meskipun Majalah Sunda
18 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Manajemen Redaksional Media Lokal di Era Disrupsi
DAFTAR PUSTAKA
Bungin Burhan S. M. (2009). Penelitian Kualitatif Komunikasi Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
D. S. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Effendy, O.U (2009).Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Junaedi, F. (2014). Manajemen Media Massa. Yogyakarta: Buku Litera
Jurnal Vol.XI.V No119. Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Sultan
Agung, Jakarta, 11-13
Juroto,T. M. (2004). Manajemen Penerbitan Pers. Bandung: PT Remaja
M. Emzir (2010). Analisis data : Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
NSutrisno, D. E. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Fajaar
Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 19
Manajemen Redaksional Media Lokal di Era Disrupsi
Interpratama Offset.
Pace, Wayne, dan Faules, Don F, 2001 Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan
kinerja perusahaan. Ed. Deddy Mulyana. Bandung Remaja Rosdakara Offset
Rakhmat, J. (1993). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Offset
Samsudin, S. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV Pustaka Setia.
Soehoet, A. M. Hoeta. 2002. Manajemen Media Massa. Jakarta : Yayasan Kampus
Tercinta –ISIIP Jakarta
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Sukarna (2011). Dasar-Dasar Manajemen. Bandung:CV. Mandar Maju
Urhadi. R (2015). Teori-teori Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.akarya.
Yunus, D. S. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Majalengka: Unit
Penerbitan Universitas Majalengka.
20 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx