Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KERANGKA ANALISA
PEDOMAN HIDUP ISLAMI WARGA MUHAMMADIYAH

Diajukan untuk memenuhi salah tugas mata kuliah Kemuhammadiyahan


dengan dosen pengampu Hayinah Rahayu, M.Pd

Disusun oleh :
Medina Hutami
312023052
Tingkat I / Semester I

PROGRAM STUDI RPL – S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIAH BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
kepada keluarga, para sahabat, dan semoga kita menjadi umatnya hingga akhir zaman. Aamiin.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kemuhammadiyahan dengan judul
Makalah Kerangka Analisa Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah.
Banyak pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam penulisan ini,
untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kemudahan dalam pengerjaan
makalah.
2. Ibu Hayinah Rayu, M.Pd selaku dosen mata kuliah Muhammadiyah yang telah
membimbing dalam pengerjaan makalah ini.
3. Teman-teman angkatan RPL-S1 Keperawatan tahun 2023 yang telah memberikan
dukungan dalam pengerjaan makalah.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan untuk itu
saran dan kritik sangat penulis harapkan guna perbaikan selanjutnya.

Bandung, 13 Oktober 2023

Medina Hutami

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................5
1.2 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................7
1.2.1 Tujuan Umum.......................................................................................................................7
1.2.2 Tujuan Khusus......................................................................................................................7
BAB II KONSEP TEORI.....................................................................................................................8
2.1 Islam dan Kehidupan...................................................................................................................8
2.2 Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah.........................................................................9
BAB III PEMBAHASAN...................................................................................................................11
3.1 Kehidupan Pribadi....................................................................................................................11
3.1.1 Dalam Aqidah.....................................................................................................................11
3.1.2 Dalam Akhlaq.....................................................................................................................11
3.1.3 Dalam Ibadah......................................................................................................................11
3.1.4 Dalam Mu’amalah Duniawiyah.........................................................................................12
3.2 Kehidupan Keluarga.................................................................................................................12
3.2.1 Kedudukan Keluarga..........................................................................................................12
3.2.3 Fungsi Keluarga..................................................................................................................12
3.2.4 Aktifitas Keluarga..............................................................................................................13
3.3 Kehidupan Bermasyarakat........................................................................................................13
3.4 Kehidupan Berorganisasi.........................................................................................................14
3.5 Kehidupan Mengelola Amal Usaha........................................................................................15
3.6 Kehidupan Berbisnis.................................................................................................................16
3.7 Kehidupan Mengembangkan Profesi........................................................................................17
3.8 Kehidupan Berbangsa Bernegara..............................................................................................18
3.9 Kehidupan Melestarikan Lingkungan......................................................................................19
3.10 Kehidupan Mengembangkan Ilmu Pengetahuan Teknologi...................................................19
3.11 Kehidupan Seni Budaya..........................................................................................................20

3
3.12 Strategi Inernalisasi PHIWM dalam Kehidupan.....................................................................20
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN.................................................................................................22
4.1 Simpulan...................................................................................................................................22
4.2 Saran..........................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................24

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam usianya yang lebih dari satu abad, Muhammadiyah terus berkembang meluas serta
tetap berkiprah di tengah-tengah masyarakat. Muhammadiyah kokoh berdiri karena memiliki nilai-
nilai dasar yang menjadi fondasi dan orientasi gerakan yang bersumber dari ajaran Islam yang
berlandaskan Al Qur’an dan As Sunnah maqbulah. Dari nilai-nilai dasar itulah dibangun ideologi
Muhammadiyah sebagai sistem keyakinan, paham dan strategi perjuangan untuk tercapainya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya

Menurut Tanfidz Keputusan Muktamar ke 46 tahun 2010, yang dikenal sebagai Muktamar
satu abad Muhammadiyah di Yogyakarta disebutkan bahwa dalam rangka mewujudkan visi ideal
Muhammadiyah yaitu terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, Muhammadiyah
menyatakan misi idealnya yaitu:

a) Menegakkan tauhid yang murni berdasarkan al Qur’an dan as Sunnah


b) Menyebarluaskan dan memajukan ajaran Islam yang bersumber pada al Qur’an dan as
Sunnah yang al-maqbulah
c) Mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat

Dalam upaya opersionalisasi tiga misi ideal tersebut, Muhammadiyah bersepakat untuk terus
melanjutkan upaya penyebarluasan nilai-nilai ajaran Islam sebagai bagian dari ideologisasi warga
dan seluruh tubuh Persyarikatan. Konsep yang dikenal sebagai Pedoman Hidup Islami Warga
Muhammadiyah (PHIWM) tersebut merupakan keputusan Muktamar Muhammadiyah yang ke– 44
tahun 2000 di Jakarta. PHIWM lahir disebabkan oleh adanya keprihatinan bahwa semenjak era
Reformasi, bermunculan berbagai paham keagamaan yang bersifat ideologi-politik. Muhammadiyah
memandang perlu untuk melakukan revitalisasi (penguatan kembali) ideologinya. Revitalisasi
ideologi dimaksudkan adalah ikhtiar ke dalam untuk mengokohkan kembali komitmen dan nilai-

5
nilai dasar gerakan Muhammadiyah yang mulai dirasakan adanya gejala kekaburan dalam kalangan
Muhammadiyah dari segi ideologinya. Menurut PP Muhammadiyah tahun 2010 menjelaskan bahwa
upaya revitalisasi ideologi itu lahir disebabkan oleh:

a) Kepentingan membangun kontinuitas pemikiran, idealisme dan spirit yang diletakkan oleh
KH. Ahmad Dahlan serta gerakan Muhammadiyah dalam lintasan sejarah
b) Adanya situasi krisis yang bersifat ideologis di tubuh Muhammadiyah yang memerlukan
peneguhan dan penguatan kembali
c) Merupakan respons dan antisipasi terhadap perkembangan zaman atau situasi saat itu yang
memiliki daya jangkau jauh ke depan3 . Pilihan revitalisasi gerakan ideologis tersebut sangat
diperlukan untuk mencegah pengeroposan dari dalam sebagai imbas dari berbagai pengaruh
luar yang berbahaya bagi kelangsungan Muhammadiyah.

Pedoman hidup islami warga Muhammadiyah merupakan seperangkat nilai dan norma
islami yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman untuk menjalani kehidupan
sehari-hari demi terbentuknya masyarakat islami yang diridloi Allah SWT. Pedoman ini dapat
digunakan untuk menjalani kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, mengelola amal usaha,
berbisnis, mengembangkan profesi, berbangsa dan bernegara, melestarikan lingkungan,
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mengembagkan seni budaya.

Sumber pedoman hidup islami warga Muhammadiyah berlandaskan dari Al-Qur’an dan
Sunnah Nabi yang dikembangkan menjadi sebuah pemikiran baku yang berlaku dalam matan
keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah, muqaddimah anggaran dasar Muhammadiyah,
matan kepribadian Muhammadiyah, khittah perjuangan Muhammadiyah serta hasil-hasil keputusan
majelis tarjih.

Adapun kriteria pedoman hidup islami warga Muhammadiyah antara lain mengandung
prinsip yang membentuk acuan nilai dan norma, memberi banyak manfaat untuk membentuk
kemuliaan ruhani dan tindakan, berkaitan dengan kepentingan hidup sehari-hari, memiliki
keteladanan bagi tindakan individu maupun kelompok, dapat menjadi panduan yang pokok dan
utama, berisi ajaran yang membuahkan kesalihan, dan yang terakhir yaitu panduan mudah dipahami
dan diamalkan.

6
1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum


Tujuan umum penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui pedoman hidup islami
warga Muhammadiyah, supaya terbentuk perilaku individu dan kolektif seluruh anggota
Muhammadiyah yang menunjukkan uswah hasanah menuju masyarakat yang diridlai
Allah SWT.

1.2.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus dari penulisan makalah ini yaitu mengetahui kehidupan islami warga
Muhammadiyah dari berbagai aspek kehidupan, diantaranya :

a) Kehidupan pribadi;
b) Kehidupan dalam keluarga;
c) Kehidupan bermasyarakat;
d) Kehidupan berorganisasi;
e) Kehidupan dalam mengelola amal usaha muhammadiyah;
f) Kehidupan dalam berbisnis;
g) Kehidupan dalam mengembangkan profesi;
h) Kehidupan dalam berbangsa dan bernegara;
i) Kehidupan dalam melestarikan lingkungan;
j) Kehidupan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi;
k) Kehidupan dalam seni dan budaya.

7
BAB II

KONSEP TEORI

2.1 Islam dan Kehidupan

Setiap muslim memiliki landasan hidup tauhid kepada Allah, peran dalam kehidupan berupa
ibadah dna menjalankan kekhalifahan untuk meraih ridla dan karunia Allah SWT. Islam adalah
agama untuk penyerahan diri kepada Allah SWT, agama semua nabi dan sesuai fitrah manusia.
Islam menjadi agama yang menjadi rahmat bagi semesta alam, satu-satunya agama yang diridlai
Allah SWT, agama yang mengatur hubungan dengan Tuhan dan hubungan degan mahluk.

Islam merupakan bentuk rahmat dan hidayah bagi umat manusia, yang dapat menjamin
kesejahteraan spiritual dan material. Agama islam adalah ajaran yang diturunkan Allah SWT yang
tercantum di dalam Al-Qur’an dan sunnah Nabi berisi perintah-perintah, larangan, dan petunjuk
untuk keberlangsungan hidup umat manusia. Ajaran islam tidak dapat dipisahkan, semuanya
berhubungan dan menyeluruh meliputi bidang akhlaq, aqidah, ibadah dan muamalah duniawiyah.

Sifat-sifat umat muslim sesuai dengan pengalaman islam yang sepenuh hati dibagi menjadi
empat kepribadian, yaitu kepribadian muslim, mukmin, mukhsin atau berakhlaq mulia serta
muttaqin. Setiap muslim yang memiliki empat kepribadian tersebut, dituntut untuk memiliki
keyakinan berdasarkan tauhid yang istiqomah, bersih dari syirik, bid’ah dan khurafat. Selain itu
memiliki pola pikir bayani, burhani dan irfani, perilaku dan tindakan yang mencerminkan
kepribadian muslim tadi, setiap perilaku dan tindakannya dilandasi oleh akhlaq al-karimah yang
menjadi rahmatan lil ‘alamin.

Menuju kehidupan akhirat, hakikatnya islam dapat dirasakan, diamati, ditunjukkan,


dibuktikan dan membuahkan rahmat bagi semesta alam sebagai sebuah sistem kehidupan. Bila
diamalkan secara sungguh-sungguh oleh pemeluknya, islam menjadi suatu sistem keyakinan, sistem
pemikiran, serta sistem tindkaan yang dapat menyatu dalam diri setiap umat muslim sebagai risalah
dakwah islam.

8
Dakwah islam membawa umat manusia ke jalan Allah, yang berasal dari umat muslim itu
sendiri. Salah satu bentuk upaya untuk mewujudkan islam dalam kehidupan yaitu mengajak kepada
kebaikan (amar ma’ruf), mencegah kemungkaran (nahyu munkar, mengajak beriman (tu’minuna
billah) untuk mewujudkan khairu ummah. Hal ini tercantum dalam surat At-Tahrim ayat 6 :

‫َي ا َأُّي َه ا ا َّل ِذ ي َن آ َم ُن وا ُق وا َأْنُفَس ُك ْم َو َأْه ِل ي ُك ْم َن اًر ا َو ُقو ُد َه ا ال َّن اُس َو ا ْل ِح َج ا َر ُة َع َل ْي َه ا‬


‫َم اَل ِئ َك ٌة ِغ اَل ٌظ ِش َد ا ٌد اَل َي ْع ُص و َن ال َّلَه َم ا َأَم َر ُهْم َو َيْف َع ُلو َن َم ا ُيْؤ َم ُر و َن‬
Arti : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.

Warga Muhammadiyah memiliki kewajiban untuk melaksanakan dan mengamalkan islam


dalam sagala aspek kehidupan. Warga Muhammadiyah dituntut keteladanannya dalam
mengamalkan islam, sehingga Muhammadiyah secara kelembagaan dan orang-orang
Muhammadiyah secara perorangan dan kolektif sebagai pelaku dakwah menjadi rahmatan
lil-‘alamin dalam segala aspek kehidupan.

2.2 Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah

Warga Muhammadiyah dewasa ini memerlukan pedoman kehidupan yang bersifat panduan
dan pengkayaan dalam menjalani berbagai kegiatan sehari-hari, Tuntutan ini didasarkan atas
perkembangan situasi dan kondisi antara lain :

Pertama, Kepentingan akan adanya Pedoman yang dijadikan acuan bagi segenap anggota
Muhammadiyah sebagai penjabaran dan bagian dari Keyakinan Hidup Islami Dalam
Muhammadiyah yang menjadi amanat Tanwir Jakarta 1992 yang lebih merupakan konsep filosofis.

Kedua, Perubahan-perubahan sosial-politik dalam kehidupan nasional di era reformasi yang


menumbuhkan dinamika tinggi dalam kehidupan ummat dan bangsa serta mempengaruhi kehidupan

9
Muhammadiyah, yang memerlukan pedoman bagi warga dan Pimpinan Persyarikatan bagaimana
menjalani kehidupan di tengah gelombang perubahan itu.

Ketiga, Perubahan-perubahan alam pikiran yang cenderung pragmatis (berorientasi pada


nilai guna semata), materialistis (berorientasi pada kepentingan materi semata), dan hedonistis
(berorientasi pada pemenuhan kesenangan duniawi) yang menumbuhkan budaya inderawi
(kebudayaan duniawi yang sekuler) dalam kehidupan modern abad ke-20 yang disertai dengan gaya
hidup modern memasuki era baru abad ke-21.

Keempat, Penetrasi budaya (masuknya budaya asing secara meluas) dan multikulturalisme
(kebudayaan masyarakat dunia yang majemuk dan serba milintasi) yang dibawa oleh globalisasi
(proses proses hubungan-hubungan sosial-ekonomi-politik-budaya yang membentuk tatanan sosial
yang mendunia) yang akan makin nyata dalam kehidupan bangsa.

Kelima, Perubahan orientasi nilai dan sikap dalam bermuhammadiyah karena berbagai
faktor (internal dan eksternal) yang memerlukan standar nilai dan norma yang jelas dari
Muhammadiyah sendiri. Sedangkan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah dikembangkan
dan dirumuskan dalam kerangka yang dimulai dari :

a) Kehidupan pribadi
b) Kehidupan dalam keluarga
c) Kehidupan bermasyarakat
d) Kehidupan berorganisasi
e) Kehidupan dalam mengelola amal usaha
f) Kehidupan dalam berbisnis
g) Kehidupan dalam mengembangkan profesi
h) Kehidupan dalam berbangsa dan bernegara
i) Kehidupan dalam melestarikan lingkungan
j) Kehidupan dalam mengambangkan ilmu pengeetahuan dan teknologi
k) Kehidupan dalam seni dan budaya

BAB III

10
PEMBAHASAN

3.1 Kehidupan Pribadi

3.1.1 Dalam Aqidah

Setiap umat Muhammadiyah harus memiliki prinsip hidup dan kesadaran Imani berupa
tauhid kepada Allah SWT secara ikhlas, benar dan penuh ketundukan supaya menjadi
mukmin, muslim, muhsin dan muttaqin. Menjadikan iman dan tauhid sebagai sumber
seluruh kegitaan hidup, tidak boleh mengingkari keimanan berdasarkan tauhid, menjauhi
dan menolak takhayul, bid’ah dan khurafat yang dapat menodai iman dan tauhid kepada
Allah SWT.

3.1.2 Dalam Akhlaq

Warga Muhammadiyah dituntut meneladani Nabi Muhammad SAW berupa sifat shiddiq,
amanah, tabligh dan fathanah untuk menjadi pribadi yang uswatun hasanah. Dalam
melakukan amal harus menjauhkan dari sikap sombong, riya, ishraf, fasad, fahsya dan
mungkar. Menjauhi dari akhlaq yang tercela yang membuat dibenci dan dijauhi sesama,
harus menunjukkan akhlaq yang mulia. Dimanapun bekerja dan bertugas harus
menjauhkan dari sikap buruk yang dapat membawa kehancuran serta merugikan pihak
lain.

3.1.3 Dalam Ibadah

Setiap warga Muhammadiyah senantiasa membersihkan jiwa atau hati kea rah pribadi
yang muttaqin dengan cara beribadah yang tekun, menjauhkan diri dari nafsu yang
buruk,untuk mewujudkan kepribadian yg shalih, bermanfaat untuk dirinya sendiri dan
orang lain. Menghiasi diri dengan iman yang kokoh, ilmu yang luasa dan amal shalih
sehingga tercermin perilaku yang terpuji.

3.1.4 Dalam Mu’amalah Duniawiyah

11
Sebagai abdi dan khilafah di muka bumi ini, warga Muhammadiyah harus memiliki
pandangan dan menyikapi kehidupan secara aktif dan positif dengan landasan iman, islam
dan ihsan. Cara berpikir islam yang burhani, bayani dan irfani dapat membuahkan karya
pemikiran keterpaduan anatar orientasi hubungan dengan Allah SWT dan hubungan
dengan sesama manusia. Setiap warga Muhammadiyah wajib memiliki etos kerja yang
islami, seperti kerja keras, berusaha secara maksimal, tidak menyia-nyiakan waktu untuk
mencapai suatu tujuan.

3.2 Kehidupan Keluarga

3.2.1 Kedudukan Keluarga


Tiang utama kehidupan umat dan bangsa adalah keluarga sebagai tempat sosialisasi nilai-
nilai kehidupan untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah wa al-rahmah.
Keluarga dituntut untuk pembentukan jama’ah dan dakwah untuk mewujudkan
masyarakat yang diridloi Allah SWT.

3.2.3 Fungsi Keluarga


Fungsi keluarga dalam Muhammadiyah yaitu mengkaderisasi anak-anak agar menjadi
generasi muslim yang dapat menyempurnakan dakwah di generasi selanjutnya. Keluarga
di lingkungan Muhammadiyah harus menerapkan kehidupan yang islami yaitu,
menanamkan kebaikan dalam pergaulan, saling menyayangi dan mengasihi, menghormati
dan menghargai setiap anggota keluarga, memberikan pendidikan akhlaq, menjauhkan
dari bencana siksa neraa, membiasakan musyawarah, adil dan ihsan, menunaikan hak dan
kewajiban, menyantuni anggota keluarga yang tidak mampu.

3.2.4 Aktifitas Keluarga


Pelaksanaan sholat dalam kehidupan keluarga menjadi prioritas utama dan bila perlu ada
sanksi yang diberikan bila tidak dikerjakan. Keluarga Muhammadiyah meneladani sikap-
sikap yang menunjukkan rasa hormat dan perlakuan yang ihsan, menjauhi perilaku
kekerasan dan sikap menelantarkan. Di tengah berbagai macam media yang ada, keluarga

12
di lingkungan Muhammadiyah dituntut memberikan perhatian dan kesungguhan dalam
mendidik anak-anak dengan menciptakan suasana yang harmonis.

3.3 Kehidupan Bermasyarakat

Setiap muslim diajarkan untuk menjalin persaudaraan dan kebaikan dalam kehidupan
bermasyarakat baik dengan sesama muslim maupun non muslim. Islam mengajarkan tentang
perhatian ke area 40 rumah tetangga yang harus dipelihara haknya. Setiap keluarga menunjukkan
keteladanan dalam bersikap baik dan memuliakan tetangga, sebagai contoh menjenguk tetangga
yang sakit, ikut senang bila tetangga mendapat kebahagiaan, menghibur da memberikan rasa simpati
bila tetangga mendapat kesusahan, membiasakan saling berbagi makanan dengan tetangga, dan
menjauhkan dari segala perbuatan tidak terpuji yang dapat merusak keharmonisan bertetangga.

Melaksanakan gerakan dakwah dan jama’ah sebagai wujud melaksanakan dakwah Islam di
tengah-tengah masyarakat untuk perbaikan hidup yang diridlai Allah SWT. Wujud dari gerakan
tersebut antara lain; memakmurkan masjid, menghormati dan mengasihi, peduli kepada orang
miskin dan anak yatim yang disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 220 :

‫ِفى الُّد ۡن َيا َو اٰاۡل ِخَر ِؕة َو َيۡس ــَٔـُلۡو َنَك َع ِن اۡل َيٰت ٰم ؕى ُقۡل ِاۡص اَل ٌح َّلُهۡم َخ ۡي ٌرؕ  َوِاۡن ُتَخ اِلُطۡو ُهۡم َفِاۡخ َو اُنُك ۡم ؕ َو ُهّٰللا َيۡع َلُم اۡل ُم ۡف ِس َد ِم َن اۡل ُم ۡص ِلِحؕ َو َل ۡو َش ٓاَء‬
٢٢٠ ‫ُهّٰللا َاَلۡع َنَتُك ؕۡم ِاَّن َهّٰللا َع ِزۡي ٌز َح ِكۡي ٌم‬

Arti : tentang dunia dan akhirat. Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang anak-anak
yatim. Katakanlah, “Memperbaiki keadaan mereka adalah baik.” Jika kamu mempergauli mereka,
mereka adalah saudara-saudaramu. Allah mengetahui orang yang berbuat kerusakan dan yang
berbuat kebaikan. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia mendatangkan kesulitan kepadamu.
Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.

3.4 Kehidupan Berorganisasi

Setiap anggota, kader dan pimpinan Muhammadiyah berkewajiban memelihara,


melangsungkan dan menyempurnakan gerak dan langkah persyarikatan dengan komitmen yang
13
istiqomah. Persyarikatan Muhammadiyah merupakan amanat yang didirikan dan dirintis oleh K.H
Ahmad Dahlan untuk menegakkan agama Islam demi mewujudkan masyarakat yang diridloi Allah
SWT. Untuk menyelesaikan masalah dan konflik yang timbul hendaknya mengutamakan
musyawarah yang mengacu pada aturan organisasi yan membawa kemaslahatan. Memunculkan ruh
al-islan dan ruh al-jihad dalam gerakan persyarikatan sehingga Muhammadiyah tampil sebagai
gerakan Islam yang istiqamah dalam mengamalkan Islam.

Setiap anggota persyarikatan Muhammadiyah menunjukkan keteladanan bertutur kata dan


berperilaku, beramal dan berjuang, disiplin dan tanggung jawab, memiliki kemauan untuk belajar
dalam seluruh asepk kehidupan. Untuk menunjukkan etos kerja Muhammadiyah, hendaknya
dikembangkan disiplin tepat waktu baik dalam kegiatan rapat maupun pertemuan lainnya.
Pemimpin Muhammadiyah harus gemar mengikuti dan menyelanggarakan kajian keislaman,
menggiatkan ibadah sesuai ajaran Al-Qur’an dan sunnah Nabi. Di lingkungan persyarikatan,
dimunculkan kembali pengajian singkat, mengindahkan waktu sholat dan menunaikan sholat
berjamaah.

Berperilaku amanat untuk memimpin organisasi, sehingga persyarikatan dapat dipelihara


dan dipergunkan untuk kepentingan dakwah dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebagai pemimpin
pesyarikatan hendaknya tidak mengejar jabatan, tetapi jangan juga menghindar diri apabila diberi
amanat untuk menjadi pemimpin, justru amanat tersebut perlu dipergunakan sebaik-baiknya.
Anggota pimpinan Muhammadiyah menjauhkan diri dari sikapn fitnah, sombong ananiyah dan
perilaku tercela lainnya hingga kehilangan simpati dan kemulian hidup.

Untuk mencapai kekuatan gerakan dakwah yang kokoh pimpinan Muhammadiyah harus
memiliki semangat tajdid sebagai jiwa yang membawa gerakan pembaharu, jiwa dakwah yang
tinggi demi kemajuan yang positif bagi kejayaan kaum muslim dan rahmat bagi semesta alam.
Memiliki tanggung jawab untuk menjalankan amanah dalam mewujudkan misi Muhammadiyah
dengan berkomitmen dan menjujung tinggi kejujuran, menjauhkan sikap sombong, serta
menunjukkan pribadi yang mampu membina keharmonisan keluarga yang islami.

3.5 Kehidupan Mengelola Amal Usaha

14
Semua bentuk kegiatan amal usaha Muhammadiyah berkewajiban melaksanakan misi utaam
Muhammadiyah yaitu berdakwah. Dalam inventarisasi amal usaha, pengelola berkewajiban
menjadikan amal usaha sebagai amanat umat yang ditunaikan dan dipertanggungjawabkan dengan
sebaik-baiknya. Pimipinan amal usaha dalam mengelola amal usahanya tunduk kepada
kebijaksanaan persyarikatan, dikarenakan pimipinan amal usaha tersebut dapat diangkat dan
diberhentikan oleh pimpinan persyarikatan dalam kurun waktu tertentu.

Tidak menjadikan amal usaha sebagai bisnis milik pribadi atau keluarga yang akan
menimbulkan fitnah dan bertentangan dengan amanat. Pimpinan amal usaha harus memiliki inovasi
untuk meningkatkan dan mengembangkan amal usahanya, supaya amal usaha ini dapat berlomba-
lomba dalam kebaikan (fastabiq al-khairat).

Pimpinan persyarikatan membuat aturan yang jelas mengenai gaji dengan dasar keadilan,
makan pimpinan amal usaha Muhammadiyah berhak mendapatkan nafkah sesuai ketentuan yang
ditetapkan. Pimpinan amal usaha berkewajiban melaporkan pengelolaan amal usaha dan bersedia
untuk diaudit sesuai dengan aturan yang berlaku. Hal penting lain yaitu, pemimpin amal usaha
menciptakan suasana kehidupan islami sebagai salah satu alat dakwah. Tidak hanya pimpinan,
karyawan amal usaha diharapkan mempunyai rasa memiliki dan kesetiaan untuk memelihara dan
mengembangkan amal usaha tanpa ada rasa ketidakpuasan, hilang rasa syukur dan bersikap
berlebihan.

Seluruh pemimpin, karyawan dan pengelola amal usaha menunjukkan keteladanan diri,
melayani sesame, menghormati hak sesama, memiliki kepedulian sosial sebagai cerminan sikap
ihsan, ikhlas dan ibadah. Memperbanyak silaturahmi dan membangun hubungan sosial yang
harmonis tanpa mengurangi sistem penyelanggara. Hendaknya pengelola termasuk pemimpin dan
karyawan juga, banyak mengisi dengan kegiatan yang dapat memperkaya ruhani melalui program
kajian Al-Qur’an dan Sunnah, bentuk ibadah dan mu’amalah lainnya dalam seluruh kegiatan amal
usaha Muhammadiyah.

3.6 Kehidupan Berbisnis

15
Dalam melakukan melakukan kegiatan bisnis ekonomi pada prinsipnya setiapn orang dapat
menjadi pemilik organisasi bisnis, ataupun pengelola bahkan keduanya dengan prinsip mu’amalah
islam. Baik menjadi pemimpin ataupun anak buah, dapat bertanggung jawab sesuai dengan
kemampuan, kewajiban dan tanggung jawab sesuai dengan aturan yang disepakati bersama secara
adil dan suka rela. Harta dan hasil mu’amalah ini merupakan karunia Allah yang harus digunakan
sesuai jalan Allah, karenanya terdapat kewajiban zakat, infaq, waqaf dan jariyyah sesuai ajaran
islam.

Perolehan dan kepemilikan harta didaptkan dari berbagai cara yaitu;

1) Bisnis-ekonomi atas dasar sukarela (taradlin).


2) Peninggalan dari seseorang yang meninggal pada ahli warisnya (waris).
3) Pemindahan hak milik kepada orang yang diberi wasiat setelah seseorang meninggal dengan
syarat bukan ahli waris yang berhak menerima warisan dan tidak melebihi sepertiga jumlah
harta pusaka yang diwariskan (wasiat).
4) Pemberian sukarela dari atau kepada seseorang (hibah).

Harta juga dapat diperoleh dari utang piutang (qardlun) ataupun pinjaman (‘ariyah). Maka
sudah pasti ada kewajiban untuk mengembalikan utang itu sesuai dengan perjanjian. Dalam hal utang
dan peminjaman, dianjurkan untuk sangat berhati-hati, disesuaikan dengan kemampuan untuk
mengembalikan di kemudian hari, dan tidak memberatkan diri sesuai dengan kebutuhan yang wajar.

Dalam hal persaingan bisnis-ekonomi tetap berlaku prinsip umum kesukarelaan, keadilan,
kejujuran agar mencapai bisnis yang mabrur . dalam berbisnis pelaku usaha yang sukses dianjurkan
untuk menolong orang yang merugi, pelaku usaha yang untung jangan berlaku sombong,
mengingkari nikmat rasa syukur yang diberikan Allah SWT, tercantum pada surat Ibrahim ayat 7 :

‫َو ِإ ْذ َتَأَّذ َن َر ُّب ُك ْم َل ِئ ْن َشَك ْر ُتْم َأَل ِز ي َد َّنُك ْم ۖ َو َل ِئ ْن َك َف ْر ُتْم ِإ َّن َع َذ ا ِب ي َل َش ِد ي ٌد‬

16
Artinya : Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-
Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Dan bila dalam fase gagal ataupun belum berhasil janganlah putus asa dari rahmat Allah,
tercantum dalam surat Yusuf ayat 87 :

‫َٰي َبِنَّى ٱْذ َهُبو۟ا َفَتَح َّسُسو۟ا ِم ن ُيوُسَف َو َأِخ يِه َو اَل َت۟ا ْئَـُسو۟ا ِم ن َّرْو ِح ٱِهَّللۖ ِإَّن ۥُه اَل َي۟ا ْئَـُس ِم ن َّرْو ِح ٱِهَّلل ِإاَّل ٱْلَقْو ُم ٱْلَٰك ِفُروَن‬

Artinya : Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah,
melainkan kaum yang kafir".

Harta dari hasil usaha tidak boleh dihambur-hamburkan dengan cara mubadzir dan boros.
Kinerja bisnis dianjurkan harus lebih baik di masa yang akan datang. Pandangan seperti ini harus
diartikan bahwa evaluasi dan perencanaan bisnis merupakan anjuran yang harus diperhatikan.
Semakin besar usaha bisnis-ekonomi dijalankan, biasanya melibatkan orang atau Lembaga lain.
Dalam islam dianjurkan harta tidak diputar pada kelompok yang mampu saja, dengan semakin
banyak manfaat bagi masyarakat makan akan semakin baik dalam pandangan agama, menjadi
kewajiban bagi yang mampu untuk melatih dan mengajar ornag yang kurang mampu.

3.7 Kehidupan Mengembangkan Profesi

Setiap anggota Muhammadiyah memilih dan menjalani profesinya senantiasa menjunjung


tinggi nilai kehalalan dan kebaikan, amanah, kemanfaatan, dan kemaslahatan supaya membawa
keselamatan hidup dunia dan akhirat. Hendaknya menjauhi praktik-praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme yang dan menyebabkan kemudaratan dan kehancuran. Anggota Muhammadiyah
hendaknya menunaikan kewajiban zakat, termasuk zakat penghasilan, mengamalkan infaqm waqaf
dan shadaqah dar penghasilan yang diperolehnya serta tidak melakukan helah (menghindarkan diri
dari hukum) dalam menginfaqan rezeki yang diperoleh.

17
3.8 Kehidupan Berbangsa Bernegara

Prinsip dalam berpolitik harus ditegakkan dengan jujur dan sungguh-sungguh dalam
menunaikan amanat yang diemban. Tercantum dalam surat An-Nisa ayat 58-59

‫ِاَّن َهّٰللا َيۡا ُم ُر ُك ۡم َاۡن ُتَؤ ُّد وا اَاۡلٰم ٰن ِت ِآٰلى َاۡه ِلَهاۙ َو ِاَذ ا َح َك ۡم ُتۡم َبۡي َن الَّناِس َاۡن َتۡح ُك ُم ۡو ا ِباۡل َع ۡد ِل ؕ ِاَّن‬
٥٨ ‫َهّٰللا ِنِع َّم ا َيِع ُظُك ۡم ِبٖه ؕ ِاَّن َهّٰللا َك اَن َسِم ۡي ًۢع ا َبِص ۡي ًرا‬

‫ٰۤي‬
‫ـَاُّيَها اَّلِذ ۡي َن ٰا َم ُنۤۡو ا َاِط ۡي ـُعوا َهّٰللا َو َاِط ۡي ـُعوا الَّرُس ۡو َل َو ُاوِلى اَاۡلۡم ِر ِم ۡن ُك ۡم ۚ َفِاۡن َتَناَز ۡع ُتۡم ِفۡى َش ۡى ٍء‬
‫َفُر ُّدۡو ُه ِاَلى ِهّٰللا َو الَّرُس ۡو ِل ِاۡن ُك ۡن ـُتۡم ُتۡؤ ِم ُنۡو َن ِباِهّٰلل َو اۡل َيـۡو ِم اٰاۡل ِخ ِرؕ ٰذ ِلَك َخ ۡي ٌر َّو َاۡح َس ُن َت ۡا ِوۡي اًل‬
٥٩
Artinya : 58. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. 59. Hai orang-orang yang
beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Berkiprah politik dalam islam demi kepentingan umat dan bangsa sebagai wujud ibadah
kepada Allah dan ishlah serta ihsan kepada sesama, jangan mengorbankan kepentingan yang lebih
luas dan utama demi kepentingan sendiri. Politisi Muhammadiyah berkewajiban menunjukkan
keteladanan yang jujur, benar, adil, serta menjauhkan diri dari perilaku yang kotor, membawa
fitnah, kerusakan dan mementingkan diri sendiri.

Demi mencapai kesatuan imamah yang kokoh, berpolitik harus dibarengi dangan kesalihan,
sikap positif dan memiliki cita-cita untuk terwujudnya masyarakat dengan amar ma’ruf dan nahi

18
munkar yang tersistem, menggalang silaturahmi dan ukhuwah antar politisi dan kekuatan politik
scara cerdas dan dewasa.

3.9 Kehidupan Melestarikan Lingkungan

Setiap muslim bekewajiban untuk melakukan usaha konservasi sumber daya alam dan
ekosistem supaya terpelihara ekologis penyangga kelangsungan hidup manusia dan keseimbangan
sistem kehidupan di alam. Dilarang melakukan usaha dan tindakan yang menyebabkan kerusakan
lingkungan fisik dan biotik termasuk air laut, udara dan sungai. Melakukan upaya kerja sama
dengan berbagai pihak untuk menjaga terpeliharanya keseimbangan, kelestarian dan keselamatan
lingkungan hidup sebagai bentuk pengabdian dan kekhalifahan dalam mengemban misi kehidupan
di bumi untuk keselamatan dunia dan akhirat.

3.10 Kehidupan Mengembangkan Ilmu Pengetahuan Teknologi

Demi mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, warga Muhammadiyah wajib
menguasai dan memiliki keunggulan dalam kemampuan dalam bidang iptek. Harus memiliki sifat
yang kritis, terbuka menerima kebenaran dari manapun datangnya, senantiasa menggunakan daya
nalar. Gerakan mencari ilmu penegtahuan dan penguasaan teknologi baik melalaui pendidikan
maupun kegiatan di lingkungan keluarga dan masyarakat sebagai sarana penting untuk membangun
perdaban islam, dalam rangka menyemarakan tradisi lingkungan warga Muhammadiyah.

3.11 Kehidupan Seni Budaya

Menghidupkan sastra islam sebagai strategi membangun peradaban kebudayaan muslim.


Dalam menciptakan maupun menikmati seni dan budaya, ini merupakan sebagai sarana
mendekatkan diri kepada Allah SWT bahkan sebagai sarana dakwah untuk membangun peradaban.

19
Salah satu fitrah yang dianugerahkan Allah SWT merupakan rasa seni, harus dipelihara dan
disalurkan dengan baik dan benar sesuai dengan jiwa dan ajaran islam.

Berdasarkan Munas Tarjih ke- 22 tahun 1995 bahwa karya seni hukumnya mubah atau bleh
selama tidak mengarah fasad atau kerusakan, dlarar atau bahaya, isyyan (kedurhakaan) dan ba’id
anillah (terjauhkan dari Allah). Seni rupa yang objeknya mahluk bernyawa seperti patung
hukumnya mubah bila untuk sarana pengajaran, ilmu pengetahuan dan sejarah, dan menjadi haram
bila mengandung unsur yang membawa isyyan dan kemusyrikan. Seni suara baik vokal atau
instrumental, seni sastra dan pertunjukan hukumya mubah (boleh) dan menjadi terlarang bila
menjurus pada pelanggaran norma agama dalam pengekspresiannya baik tekstual maupun visual.

3.12 Strategi Inernalisasi PHIWM dalam Kehidupan


Dalam rangka sosialisasi dan internalisasi PHIWM, Pimpinan Pusat Muhammadiyah
berkewajiban dan bertanggungjawab untuk memimpinkan pelaksanaan PHIWM dengan
mengerahkan segala potensi, usaha, dan kewenangan yang dimilikinya sehingga program ini dapat
berhasil mencapai tujuannya. Berikut ini adalah langkah-langkah pokok agar PWHIM dapat
terinternalisasi pada setiap warga persyarikatan Muhammadiyah dalam kehidupan nyata.

a) Pedoman Kehidupan Islami Warga Muhammadiyah mengikat seluruh warga, pimpinan,


dan lembaga yang berada di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai program
khusus yang harus dilaksanakan dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari untuk
kebaikan hidup bersama dan tegaknya masyarakat utama yang menjadi rahmatan lil
‘alamin.
b) Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, dan Pimpinan Ranting di bawah
kepemimpinan Pimpinan Pusat Muhammadiyah bertanggungjawab di setiap daerah
masing-masing untuk melaksanakan, mengelola, dan mengevaluasi pelaksanaan program
khusus Pedoman Kehidupan Islami Warga Muhammadiyah.
c) Pelaksanaan penerapan/operasionalisasi Pedoman Kehidupan Islami Warga
Muhammadiyah di setiap tingkatan hendaknya dikoordinasikan dan melibatkan semua
majelis dalam satu koordinasi pelaksanaan yang terpadu dan efektif serta efisien menuju
keberhasilan mencapai tujuan.

20
d) Di setiap level pimpinan Muhammadiyah dan ortom wajib memasukkan materi PHIWM
dalam setiap kegiatan perkaderan.
e) Perlu diintensifkan kajian tematik dengan materi PHIWM di semua level kepemimpinan
persyarikatan dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM)
f) Pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah, Pimpinan AUM dan orang yang bekerja di
AUM diwajibkan memiliki buku PHIWM untuk dipelajari, diajarkan dan menjadi
pedoman untuk keluarga dan masyarakat.
g) Pedoman Kehidupan Islami Warga Muhammadiyah dapat terinternalisasi dalam setiap
kader Muhammadiyah dengan cara memaksimalkan tekad, ikhtiar dan kesungguhan hati
segenap warga dan pimpinan Muhammadiyah yang didukung oleh berbagai faktor yang
positif menuju tujuannya.
h) Strategi ini diniatkan sebagai ekspresi ibadah dengan senantiasa memohon pertolongan
dan kekuatan dari Allah SWT demi tegaknya Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur.

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

21
4.1 Simpulan

Muhammadiyah bersepakat untuk terus melanjutkan upaya penyebarluasan nilai-nilai ajaran


Islam sebagai bagian dari ideologisasi warga dan seluruh tubuh Persyarikatan. Konsep yang dikenal
sebagai Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) tersebut merupakan keputusan
Muktamar Muhammadiyah yang ke– 44 tahun 2000 di Jakarta. PHIWM lahir disebabkan oleh
adanya keprihatinan bahwa semenjak era Reformasi, bermunculan berbagai paham keagamaan yang
bersifat ideologi-politik

Warga Muhammadiyah memiliki kewajiban untuk melaksanakan dan mengamalkan islam


dalam sagala aspek kehidupan. Warga Muhammadiyah dituntut keteladanannya dalam
mengamalkan islam, sehingga Muhammadiyah secara kelembagaan dan orang-orang
Muhammadiyah secara perorangan dan kolektif sebagai pelaku dakwah menjadi rahmatan
lil-‘alamin dalam segala aspek kehidupan.

Perubahan orientasi nilai dan sikap dalam bermuhammadiyah karena berbagai faktor
(internal dan eksternal) yang memerlukan standar nilai dan norma yang jelas dari Muhammadiyah
sendiri. Sedangkan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah dikembangkan dan dirumuskan
dalam kerangka yang dimulai dari :

a) Kehidupan pribadi
b) Kehidupan dalam keluarga
c) Kehidupan bermasyarakat
d) Kehidupan berorganisasi
e) Kehidupan dalam mengelola amal usaha
f) Kehidupan dalam berbisnis
g) Kehidupan dalam mengembangkan profesi
h) Kehidupan dalam berbangsa dan bernegara
i) Kehidupan dalam melestarikan lingkungan
j) Kehidupan dalam mengambangkan ilmu pengeetahuan dan teknologi
k) Kehidupan dalam seni dan budaya

4.2 Saran

Saran dari penulisan makalah ini yaitu hendaknya mahasiswa bisa menggali informasi dari
sumber buku Kemuhammadiyahan yang asli sehingga dapat mengetahui lebih banyak materi
22
tentang Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah. Disarankan juga mahasiswa bisa mengkaji
Al-Qur’an dan Hadits supaya bisa menerapkan kehidupan islami dalam kegiatan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Surat At-Tahrim ayat 6

Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 220

Al-Qur’an Surat Ibrahim ayat 7

Al-Qur’an Surat Yusuf ayat 87

Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 58-59

Muhammadiyah.or.id.(2022).Apa Itu Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah atau


PHIWM?. Diakses pada 08 Oktober 2023, dari https://muhammadiyah.or.id/apa-itu-pedoman-
hidup-islami-warga-muhammadiyah-atau-phiwm/

23
PP Muhammadiyah, “Tanfidz Keputusan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah “ Berita Resmi
Muhammadiyah No.1/2010-2015 edisi khusus, (Yogyakarta: PP Muhammadiyah, 2010),
hlm .72

Unisa Yogya.(2020). Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah.Diakses pada 08 Oktober


2023,darihttps://lensa.unisayogya.ac.id/pluginfile.php/175189/mod_resource/content/4/
MATERI%20PEDOMAN%20HIDUP%20ISLAMI%20WARGA.pdf

24

Anda mungkin juga menyukai