Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR JAWABAN TUGAS TTM

TUGAS : 2

MATA KULIAH : Keterampilan Berbahasa Indonesia SD


Nama Mahasiswa : Luthfia Nur Azizah

NIM : 857332899

Kode/Nama MK : PDGK4101/Keterampilan Berbahasa Indonesia SD

1. Jelaskan perbedaan keterampilan membaca permulaan dan membaca lanjut!


Jawab :
Perbedaan antara keterampilan membaca permulaan dan membaca lanjut
terletak pada tingkat kecakapan dan kompleksitas yang terlibat dalam
proses membaca.

1. Keterampilan Membaca Permulaan:


Keterampilan membaca permulaan adalah tahap awal dalam pembelajaran
membaca. Pada tahap ini, anak-anak belajar mengenali huruf, memahami
bunyi huruf (fonem), dan menghubungkannya untuk membentuk kata-kata.
Beberapa perbedaan utama dari keterampilan membaca permulaan adalah:

a. Pengenalan Huruf: Anak-anak belajar mengidentifikasi dan mengenali


huruf-huruf individu dan memahami bunyi yang sesuai dengan setiap huruf.

b. Pembacaan Kata-Kata Dasar: Mereka mempelajari membaca kata-kata


dasar yang terdiri dari suku kata sederhana, seperti "ma", "pa", "ta", dan
"na".

c. Membaca dengan Teks Pendek: Mereka membaca teks pendek, seperti


kalimat-kalimat sederhana atau cerita pendek dengan kata-kata yang
terbatas.
d. Konteks Visual: Anak-anak menggunakan gambar dan konteks visual
untuk membantu memahami makna teks.

e. Membaca dengan Bimbingan: Pada tahap ini, anak-anak membutuhkan


bimbingan dan dukungan dari guru atau orang dewasa dalam memahami
teks yang mereka baca.

2. Keterampilan Membaca Lanjut:


Keterampilan membaca lanjut adalah tahap yang lebih maju dalam
pembelajaran membaca. Pada tahap ini, anak-anak telah menguasai
keterampilan membaca permulaan dan dapat membaca dengan lebih lancar
dan cepat. Beberapa perbedaan utama dari keterampilan membaca lanjut
adalah:

a. Pemahaman Makna Teks: Anak-anak dapat memahami makna teks secara


lebih mendalam, termasuk pemahaman makna kalimat, paragraf, dan
hubungan antara ide-ide yang terkait.

b. Membaca dengan Kelancaran: Mereka membaca dengan lebih lancar dan


cepat, dengan pemahaman yang baik, tanpa terhenti di setiap kata atau
kalimat.

c. Peningkatan Kosa Kata: Anak-anak memperluas kosa kata mereka


dengan membaca beragam jenis teks, termasuk buku-buku cerita, artikel,
dan teks informatif lainnya.

d. Membaca Secara Mandiri: Pada tahap ini, anak-anak dapat membaca


secara mandiri tanpa banyak bimbingan dari guru atau orang dewasa.
e. Analisis dan Evaluasi Teks: Mereka dapat menganalisis dan
mengevaluasi teks dengan memahami struktur, gaya penulisan, dan pesan
yang disampaikan oleh penulis.

Perlu diingat bahwa perbedaan antara keterampilan membaca permulaan


dan membaca lanjut adalah relatif, dan batasan antara keduanya tidaklah
tegas. Setiap anak dapat berkembang dengan kecepatan yang berbeda-beda
dalam memperoleh keterampilan membaca yang lebih lanjut.

2. Jelaskan perbedaan jenis-jenis membaca permulaan dan membaca lanjut!


Jawab:
Perbedaan jenis-jenis membaca permulaan dan membaca lanjut terletak
pada tingkat kompleksitas dan tujuan dari membaca tersebut. Berikut adalah
beberapa perbedaan yang mungkin ada:
Jenis-Jenis Membaca Permulaan:
1. Membaca Abjadik:
Ini adalah tahap awal dalam pembelajaran membaca, di mana anak-anak
belajar mengenal huruf-huruf dan bunyi-bunyi dasar yang sesuai dengan
setiap huruf.
2. Membaca Kata Per Kata:
Pada tahap ini, anak-anak membaca kata-kata secara terpisah, satu per
satu. Mereka fokus pada pengenalan dan pemahaman kata secara
individu.
3. Membaca Suku Kata:
Anak-anak mempelajari membaca dengan memahami suku kata.
Mereka belajar mengenali dan membaca suku kata yang membentuk
kata-kata.
4. Membaca Teknis:
Membaca teks yang memiliki terminologi khusus atau informasi yang
lebih teknis, seperti manual instruksi, panduan, atau laporan teknis.
Tujuan membaca ini adalah untuk memahami dan menerapkan instruksi
atau informasi yang terkandung dalam teks tersebut.
5. Membaca Kritis:
Membaca dengan tujuan menganalisis, mengevaluasi, dan
menginterpretasikan teks secara kritis. Ini melibatkan kemampuan
untuk mengenali argumen, memahami perspektif penulis, dan
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam pemikiran atau
penalaran yang disajikan dalam teks.
Perlu dicatat bahwa jenis-jenis membaca ini tidak bersifat mutlak dan
dapat tumpang tindih. Seiring dengan perkembangan keterampilan
membaca, anak-anak dapat terlibat dalam berbagai jenis membaca yang
melibatkan kompleksitas yang berbeda sesuai dengan minat dan
kebutuhan mereka.

3. Pada pembelajaran membaca permulaan yang menggunakan pendekatan


Gestalt melahirkan metode SAS ( Struktural Analisis Sintesis).
Jelaskan bagaiman proses penggunaan metode SAS pada pembelajaran
membaca permulaan,serta beri contoh penyajian bahan ajarnya!
Jawab :
Metode SAS (Struktural Analisis Sintesis) adalah metode yang digunakan
dalam pembelajaran membaca permulaan dengan pendekatan Gestalt.
Metode ini bertujuan untuk membantu anak-anak memahami struktur dan
makna kata-kata dengan cara menganalisis dan mensintesis unsur-unsur
bunyi dalam kata.
Proses penggunaan metode SAS dalam pembelajaran membaca permulaan
dapat melibatkan langkah-langkah berikut:
a. Analisis:
Pada tahap analisis, anak-anak diajak untuk memecah kata menjadi
unsur-unsur bunyi yang lebih kecil. Mereka belajar mengenali dan
memahami konsonan awal, vokal tengah, dan konsonan akhir dalam
kata-kata. Anak-anak juga belajar mengenali pola bunyi, seperti kata-
kata dengan awalan atau akhiran tertentu.
Contoh penyajian bahan ajarnya:
Guru dapat menggunakan kartu kata-kata yang memiliki kata-kata
sederhana seperti "topi," "bola," "rumah." Guru kemudian mengajak
anak-anak untuk memperhatikan dan mengidentifikasi bunyi awal,
tengah, dan akhir dalam setiap kata. Misalnya, guru meminta anak-anak
untuk fokus pada bunyi "t" pada kata "topi" dan menyadari bahwa bunyi
itu berada di awal kata.
b. Sintesis:
Setelah melakukan analisis, anak-anak kemudian belajar untuk
menggabungkan kembali unsur-unsur bunyi tersebut dalam kata secara
keseluruhan. Mereka belajar mengenali dan menyusun kembali bunyi-
bunyi yang sudah mereka analisis untuk membentuk kata-kata.
Contoh penyajian bahan ajarnya:
Guru dapat menggunakan aktivitas seperti menyusun kartu-kartu bunyi
dengan konsonan awal, vokal tengah, dan konsonan akhir yang berbeda.
Anak-anak kemudian diminta untuk menggabungkan bunyi-bunyi
tersebut dan membentuk kata-kata baru. Misalnya, mereka dapat
menyusun bunyi "b" + "a" + "t" untuk membentuk kata "bat."
Melalui metode SAS, anak-anak diajak untuk melihat dan memahami
hubungan antara unsur-unsur bunyi dalam kata-kata, sehingga mereka
dapat membangun pemahaman tentang struktur bahasa dan membaca
kata-kata secara lebih efektif.
Penting untuk dicatat bahwa metode SAS hanyalah salah satu metode
yang digunakan dalam pembelajaran membaca permulaan, dan
pendekatan pembelajaran yang lebih holistik dan beragam dapat
memberikan hasil yang lebih baik bagi perkembangan membaca anak-
anak.

4. Jelaskan perbedaan jenis-jenis menulis permulaan dan menulis lanjutan di


kelas tinggi!
Jawab :
Perbedaan antara jenis-jenis menulis permulaan dan menulis lanjutan di
kelas tinggi terletak pada tingkat kompleksitas, tujuan, dan jenis tulisan
yang diproduksi. Berikut adalah beberapa perbedaan yang mungkin ada:
Jenis-Jenis Menulis Permulaan:
a. Menulis Huruf dan Angka:
Pada tahap permulaan, anak-anak belajar menulis huruf dan angka
secara individual. Mereka berlatih membentuk bentuk dan mengenal
pola-pola dasar dalam menulis huruf dan angka.
b. Menulis Informatif atau Ekspositori:
Anak-anak belajar menulis teks informatif atau ekspositori yang
bertujuan untuk memberikan pengetahuan atau informasi kepada
pembaca. Mereka mempelajari cara menyusun paragraf, mengatur ide-
ide, dan menggunakan fakta dan bukti yang relevan.
c. Menulis Argumen atau Persuasi:
Anak-anak mulai mempelajari cara menulis argumen atau persuasi
dengan mengemukakan pendapat atau sikap yang didukung oleh bukti
dan alasan yang meyakinkan. Mereka belajar mengenali struktur
argumen, penggunaan bukti, dan cara mempengaruhi pembaca melalui
tulisan mereka.
d. Menulis Kreatif atau Puisi:
Di kelas tinggi, anak-anak juga dapat mengeksplorasi jenis-jenis menulis
kreatif seperti puisi atau cerita pendek dengan gaya dan bahasa yang lebih
kreatif. Mereka berlatih mengembangkan imajinasi dan mengungkapkan
ide-ide mereka dengan cara yang berbeda.

Selama progres menulis, anak-anak juga diperkenalkan pada tata bahasa


yang lebih kompleks, penelitian yang lebih mendalam, dan teknik penulisan
yang lebih canggih. Mereka juga diharapkan untuk mengembangkan
keterampilan mengedit dan merevisi tulisan mereka sendiri untuk
meningkatkan kejelasan dan kekuatan komunikasi.
5. Jenis menulis lanjut di kelas tinggi erat kaitannya dengan jenis atau model
pembelajarannya yaitu pembelajaran menulis terbimbing dan menulis
bebas. Jelaskan dan beri contoh jenis pembelarannya!
Jawab :
Pembelajaran menulis di kelas tinggi dapat dilakukan melalui dua jenis atau
model pembelajaran yang umum digunakan: pembelajaran menulis
terbimbing dan pembelajaran menulis bebas. Berikut adalah penjelasan dan
contoh dari masing-masing jenis pembelajaran:
1. Pembelajaran Menulis Terbimbing:
Pembelajaran menulis terbimbing melibatkan panduan dan bimbingan
yang terstruktur dari guru dalam mengajarkan keterampilan menulis
kepada siswa. Guru memberikan instruksi dan contoh yang jelas, serta
memberikan umpan balik secara terarah untuk membantu siswa
memperbaiki tulisan mereka. Contoh jenis pembelajaran menulis
terbimbing antara lain:
- Model Tulisan: Guru memperlihatkan contoh tulisan yang baik
kepada siswa dan menganalisis elemen-elemen yang baik di
dalamnya, seperti struktur, gaya penulisan, dan penggunaan bahasa
yang tepat.
- Brainstorming dan Perencanaan: Guru memandu siswa dalam
kegiatan brainstorming untuk menghasilkan ide-ide dan rencana
penulisan. Mereka membantu siswa mengorganisir dan menyusun
ide-ide mereka menjadi kerangka tulisan.
- Drafting dan Revisi: Guru mendampingi siswa dalam proses
penulisan awal (drafting) dan membantu mereka merevisi tulisan
mereka. Guru memberikan masukan dan saran yang spesifik untuk
meningkatkan struktur, konten, dan gaya penulisan.
- Penyuntingan dan Penyempurnaan: Guru membantu siswa
memperbaiki dan menyempurnakan tulisan mereka melalui kegiatan
penyuntingan, seperti memeriksa kesalahan tata bahasa, ejaan, atau
kelancaran kalimat.
2. Pembelajaran Menulis Bebas:
Pembelajaran menulis bebas memberikan kebebasan kepada siswa
untuk mengeksplorasi dan mengembangkan kreativitas mereka dalam
menulis. Siswa diberikan otonomi penuh dalam memilih topik, genre,
dan gaya penulisan yang mereka minati. Guru berperan sebagai
fasilitator yang memberikan dukungan dan umpan balik konstruktif.
Contoh jenis pembelajaran menulis bebas antara lain:
- Menulis Puisi atau Cerita Pendek: Siswa diberikan kesempatan
untuk menulis puisi atau cerita pendek dengan gaya dan tema yang
mereka sukai. Mereka dapat bereksperimen dengan struktur puisi
atau teknik penceritaan yang kreatif.
- Jurnal Pribadi: Siswa memiliki jurnal pribadi di mana mereka dapat
menulis tentang pengalaman pribadi, pikiran, perasaan, atau refleksi
sehari-hari. Guru memberikan waktu dan ruang untuk siswa menulis
secara bebas tanpa tekanan penilaian.
- Proyek Penelitian atau Eksplorasi: Siswa melakukan penelitian atau
eksplorasi pada topik yang menarik bagi mereka, dan menulis
laporan atau artikel tentang temuan mereka. Mereka memiliki
kebebasan untuk menyusun dan menyajikan informasi sesuai
dengan gaya penulisan mereka sendiri.
- Blog atau Media Sosial: Siswa dapat menulis di blog atau platform
media sosial sebagai sarana untuk

Anda mungkin juga menyukai