(Skripsi)
Oleh :
Oleh
NISRINA AYU DHIYA MAITSA
1818011058
Skripsi
Pada
'd{*"
ffi
W
.*.J % rrErf,rirErrrtrr rrrr
'u,BffinmLrur qd$ ;j
II.EHEMJJUI
1 ffi
\
I r. nomiffiembimbino I I
\ I
1
.ry
Zuralda., IrI.Ltng
NrP. 19790124 200501 2 015 I.IIP. 25 16 t29003232AL
1. Tim Penguji
e4
* a"d
u., si*&d., !i.II.,
,t ,,, : . , .
Penulis dilahirkan di Bekasi, Jawa Barat pada tanggal 10 Mei 2000, sebagai anak
terakhir dari 2 bersaudara yang dilahirkan dari pasangan Bapak Dudung Surahmat
dan Ibu Dwi Ekanti Sri Mulyanto. Penulis memiliki kakak perempuan bernama
Ajeng Laksmi Zuhriatika R.
Puji syukur diucapkan penulis untuk Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW
yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang
benderang ini. Skripsi dengan judul “Hubungan Pola Asuh dengan Status Gizi Anak
7 – 59 Bulan di Wilayah Kerja Kota Bandar Lampung” ini disusun untuk memenuhi
sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar sarjana kedokteran. Penyusunan skripsi
terselesaikan juga karena penulis banyak mendapat masukan, kritik dan saran, serta
dukungan dari berbagai pihak.
1. Allah SWT, atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi untuk gelar
sarjana.
2. Prof. Dr. Karomani, M.Si., selaku Rektor Universitas Lampung.
3. Prof. Dr. Dyah Wulan SRW, S.K.M., M.Kes., selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung.
4. Dr. dr. Reni Zuraida, M.Si, Sp. KKLP., selaku Pembimbing I atas kesediaan
dan kesabarannya memberikan bimbingan, kritik, saran, nasihat, motivasi,
arahan dalam proses penyusunan skripsi yang sangat berharga bagi penulis.
5. dr. Risti Graharti, S.Ked., M.Ling., selaku Pembimbing II atas kesediaan dan
kesabarannya memberikan bimbingan, kritik, saran, nasihat, motivasi, bantuan
bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. dr. Winda Trijayanthi Utama, S.Ked., S.H., M.K.K., selaku Pembahas atas
kesediaan dan kesabarannya memberikan koreksi, kritik, saran, nasihat,
motivasi, bantuan untuk perbaikan skripsi penulis.
7. dr. Roro Rukmini Windi, S. Ked., Sp. A. dan dr. Gizka Tri Putri, S.Ked., selaku
Pembimbing Akademik yang telah memberikan masukan dan dukungannya
dalam bidang akademik.
8. Seluruh dosen Fakultas Kedokteran Universitas Lampung atas ilmu dan
bimbingan yang telah diberikan selama proses perkuliahan penulis di masa
preklinik.
9. Seluruh staf dan civitas akademik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini.
10. Kepada orang tua penulis, Bapak (Dudung S.), Mama (Dwi Ekanti SM), kakak
penulis (Ajeng Laksmi ZR) dan tante penulis (Ita Sadrini) terimakasih atas
segala doa yang selalu dipanjatkan untuk keberhasilan penulis, terimakasih atas
dukungan, motivasi, dan kebahagiaan yang terus diberikan selama ini.
11. Segenap keluarga besar penulis yang telah memberi dukungan dan doa kepada
penulis.
12. Sahabatku terkasih Putri Ayundari, Olivia Ekklesia, Attara Rafilia, Vika
Kynnesia, Dwi Wulan Noviyanti, Meyliana Suwanda terimakasih telah
membantu dan selalu memberi dukungan kepada penulis selama perkuliahan
preklinik.
13. Rekan-rekan seperbimbingan yang telah berjuang bersama selama proses
bimbingan.
14. Teman-teman DPA, terimakasih atas semangat dan dukungannya selama ini.
15. Teman-Teman FK UNILA 2018 (F18RINOGEN) yang telah berjuang bersama
dari awal sampai sekarang, semoga kita dapat menjadi dokter yang profesional
dikemudian hari nanti.
16. Bapak, ibu, serta kakak-kakak Puskesmas Kemiling, terutama kakak-kakak
bagian gizi serta ibu-ibu bidan dan kader posyandu yang telah membantu
jalannya penelitian ini.
17. Keluarga PMPATD PAKIS Rescue Team, terutama teman-teman SC13, divisi
Pecinta Alam, terimakasih telah menjadi tempat penulis berkembang menjadi
lebih baik lagi.
18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu,
memberikan pemikiran dan dukungan dalam pembuatan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Penulis
By
Oleh
Latar Belakang: Status gizi merupakan aspek penting dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan anak. Salah satu faktor yang memengaruhi status gizi adalah
pola asuh diikuti oleh asupan makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan pola asuh dengan status gizi anak.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan survei analitik dengan desain
penelitian cross sectional. Responden terdiri 101 ibu anak 7–59 bulan yang dipilih
dengan teknik cluster sampling. Data primer berupa pola asuh menggunakan
kuesioner serta asupan makanan melalui wawancara food recall 24 jam, data
sekunder dari puskesmas yang kemudian dianalisis univariat dan bivariat dengan
α=5%.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan mayoritas ibu berumur 26-35 tahun (70,3%),
tidak bekerja (87,1%), berpendidikan menengah (72,3%), pola asuh demokratis
(74,3%), asupan makanan balita normal (61,4%), dan status gizi balita baik
(80,2%). Analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara pola asuh (p-
value=0,001), asupan makanan (p-value=0,003) dengan status gizi balita, serta
terdapat hubungan antara pola asuh (p-value=0,009) dengan asupan makanan balita.
Saran: Pola asuh dan asupan makanan saling berhubungan dengan status gizi pada
balita. Diharapkan kepada ibu untuk memperhatikan pola asuh, jenis dan variasi
asupan makanan yang bergizi seimbang pada anak balitanya. Pada tenaga kesehatan
agar meningkatkan pelayanan gizi dan kesadaran masyarakat dan penyuluhan
kesehatan tentang masalah gizi saat ini.
Kata Kunci: asupan makanan, pola asuh, status gizi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................. 3
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
1.4.1 Bagi Peneliti .................................................................................... 4
1.4.2 Bagi Masyarakat .............................................................................. 4
1.4.3 Bagi Instansi Terkait........................................................................ 4
1.4.4 Bagi Peneliti Lain ............................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Status Gizi.................................................................................... 5
2.1.1 Definisi Status Gizi.......................................................................... 5
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi .............................. 6
2.1.3 Penilaian Status Gizi........................................................................ 8
2.1.4 Survei Konsumsi Pangan ............................................................... 13
2.1.5 Jenis Parameter Pengukuran Gizi .................................................. 15
2.1.6 Standart Deviasi Unit (SD) atau Z-Score....................................... 17
2.2 Konsep Dasar Pola Asuh ........................................................................ 18
2.2.1 Definisi Pola Asuh ......................................................................... 18
2.2.2 Klasifikasi Pola Asuh .................................................................... 19
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh ......................................... 24
2.2.4 Dampak Pola Asuh ........................................................................ 27
2.3 Kerangka Teori ....................................................................................... 29
2.4 Kerangka Konsep .................................................................................... 30
2.5 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 30
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dapat menjadi indeks kemajuan suatu
negara. Salah satu kriteria SDM yang berkualitas dapat dilihat dari derajat
kesehatan. Derajat kesehatan merupakan pencerminan kesehatan perorangan,
kelompok, maupun masyarakat yang digambarkan dengan usia harapan hidup,
mortalitas, morbiditas dan status gizi masyarakat. Kualitas sumber daya
manusia pada masa mendatang dapat dilihat dari masalah kesehatan anak masa
kini yang merupakan masalah nasional yang harus diperhatikan secara khusus.
Masa lima tahun pada anak merupakan periode penting dalam tumbuh
kembang anak yang akan menentukan pembentukan fisik, psikis, dan
intelegensinya (Pratiwi et al, 2016).
Pada tahun 2019, prevalensi kejadian gizi kurang dan gizi buruk serta stunting
atau anak pendek dan sangat pendek di global sebesar 6,9% dan 21,3% . Di
wilayah Asia Tenggara sebesar 14,7% dan 31% sedangkan di Indonesia sebesar
2
10,2% dan 30,5% (WHO, 2020). Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2018, untuk prevalensi status gizi balita di Indonesia prevalensi kejadian
gizi kurang 13,8% dan gizi buruk 3,9% sedangkan untuk prevalensi kejadian
pendek 19,3% dan sangat pendek 11,5%. Pada wilayah Provinsi Lampung,
prevalensi kejadian gizi kurang 12,8%, dan gizi buruk 3,1% sedangkan untuk
prevalensi kejadian pendek 17,7% dan sangat pendek 9,6% (Profil Anak
Indonesia, 2019). Pada puskesmas Kecamatan Kemiling Bandar Lampung
dilihat dari 28 posyandu dengan data terakhir per Februari 2021 yang tersedia
berdasarkan indikator Tinggi Badan/Umur (TB/U) untuk pendek dan sangat
pendek 5,58% dan untuk indikator Berat Badan/Umur (BB/U) kategori BB
kurang yaitu sekitar 1,4% (Profil Dinas Kesehatan Bandar Lampung, 2017).
Terpenuhinya gizi dengan baik dapat tergantung dari pola asuh yang diberikan
orang tua kepada anaknya. Pengasuhan anak merujuk kepada pendidikan umum
yang diterapkan dalam pengasuhan anak berupa suatu proses interaksi antar
orangtua dengan anak. Interaksi tersebut mencakup perawatan seperti
mencukupi kebutuhan makanan, mendorong keberhasilan dan melindungi
maupun sosialisasi dengan mengajarkan tingkah laku umum yang bisa diterima
oleh masyarakat. Cara pola pengasuhan anak yang baik, yaitu meningkatkan
kualitas gizi anak dengan mempromosikan praktek pengasuhan yang baik pada
masyarakat, misalnya mendorong ibu untuk Air Susu Ibu (ASI) ekslusif serta
membawa anak ke pelayanan kesehatan. Oleh karena itu kemampuan ibu dalam
menyediakan pangan yang cukup untuk anak serta pola asuhnya dipengaruhi
hal-hal tersebut (Tarnoto, 2014).
Seperti pada penelitian Rapar, Rompas, dan Ismanto (2014) menunjukan bahwa
terdapat hubungan pola asuh dengan status gizi balita dengan p-value 0,048.
Begitu juga dengan penelitian Pratiwi, Masrul, dan Yerizel (2016) menunjukan
adanya hubungan yang signifikan antara pola asuh ibu meliputi pola asuh
makan dan pola asuh kesehatan dengan status gizi balita dengan p-value 0,014.
Ditambah dengan penelitian Tarnoto (2014) di Posyandu Desa Timbulharjo
Sewon Bantul dengan 85 responden menunjukan adanya hubungan pola asuh
dengan status gizi pada anak 6-24 bulan dengan p-value 0,004. Penerapan pola
asuh ibu pada anak terhadap perilaku makan dan makanannya sendiri dapat
3
memengaruhi anak tersebut memiliki status gizi yang seperti apa nantinya. Pada
penelitian ini, selain pola asuh ibu sebagai faktor penyebab tidak langsung
dalam status gizi, asupan makanan juga akan diteliti. Hal tersebut dilakukan
untuk melihat apakah pola asuh pada anak tehadap perilaku makan berhubungan
dengan asupan makanan sebagai penyebab langsung status gizi. Berdasarkan
kemampulaksanaan penelitian, Puskesmas Kemiling sebagai salah satu
puskemas terbesar dengan populasi yang cukup banyak di Bandar Lampung dan
cukup dekat dengan Universitas Lampung dipilih peneliti sebagai tempat
penelitian. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai Hubungan Pola Asuh dengan Status Gizi Anak
7–59 bulan di Wilayah kerja Puskesmas Kemiling Kota Bandar Lampung.
Lampung.
5. Menganalisis hubungan pola asuh dengan status gizi anak 7–59
bulan di wilayah kerja Puskesmas Kemiling Kota Bandar Lampung.
6. Menganalisis hubungan asupan makanan dengan status gizi anak 7–
59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kemiling Kota Bandar
Lampung.
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan peneliti mengenai hubungan pola asuh dengan status gizi
anak 7–59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kemiling Kota Bandar
Lampung.
1.4.2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat
mengenai hubungan pola asuh dengan status gizi anak 7–59 bulan
sehingga dapat diterapkan sebagi panduan pola asuh yang baik untuk
perkembangan status gizi anaknya.
1.4.3. Bagi Instansi Terkait
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan data dasar bagi instansi
terkait dan sebagai pengetahuan mengenai hubungan pola asuh dengan
status gizi anak 7–59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kemiling Kota
Bandar Lampung
1.4.4. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi
peneliti selanjutnya yang akan meneliti pada hubungan pola asuh
dengan status gizi anak 7–59 bulan sehingga hasilnya diharapkan dapat
memperbarui dan menyempurnakan penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Status Gizi
Penyebab
Asupan Makanan Penyakit Infeksi Langsung
Sanitasi Penyebab
Ketersediaan Pola asuh ibu Tidak
Lingkungan/air
makanan di dan anak Langsung
bersih &Yankes
rumah
a. Berat Badan
Di dalam tubuh jumlah protein, lemak, air dan mineral
digambarkan pada berat badan yang mana perubahan
berat badan mudah terlihat dalam waktu singkat serta
menggambarkan status gizi saat ini. Untuk mendapatkan
ukuran berat badan yang akurat, terdapat beberapa
persyaratan di antaranya adalah alat ukur berat badan
harus mudah digunakan dan dibawa, mudah didapatkan
dan harganya relatif murah, ketelitian alat ukur 0,1 kg
(100 gram), skala mudah dibaca, cukup aman digunakan
serta alat sudah dikalibrasi. Ada banyak jenis alat timbang
yang sering digunakan untuk mengukur berat badan di
antaranya baby scale dan timbangan injak digital seperti
yang akan dipakai pada penelitian ini pada anak usia 0-59
(Thamaria, 2017).
b. Tinggi Badan
Salah satu parameter antropometri untuk pertumbuhan
linier adalah tinggi badan, parameter tinggi badan untuk
menilai pertumbuhan panjang atau tinggi badan.,
seringnya masalah gizi kronis dapat dilihat dari perubahan
tinggi badan karena terjadi dalam waktu yang lama. Alat
ukur yang digunakan untuk mengukur tinggi badan harus
mempunyai ketelitian 0,1 cm. Anak yang berusia 0–2
tahun diukur dengan ukuran panjang badan (length board
atau infantometer) jika anak sudah bisa berdiri tegak atau
anak sudah berusia >2 tahun sebaiknya pengukuran
dilakukan menggunakan mikrotois (Thamaria, 2017).
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu:
2.1.3.5. Survei konsumsi makanan, metode penentuan status gizi
secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi
yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat
memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi
pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei ini dapat
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi.
2.1.3.6. Statistik vital, dengan menganalisis data beberapa statistik
kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka
kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data
lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaannya
dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung
pengukuran status gizi masyarakat.
2.1.3.7. Faktor ekologi, masalah ekologi sebagai hasil interaksi
beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah
13
2.1.4.1. Food Recall 24 Jam, metode food recall 24 jam adalah metode
survei konsumsi pangan dengan cara mengingat tentang
pangan yang dikonsumsi selama periode 24 jam dan dicatat
dalam Ukuran Rumah Tangga (URT). Pangan yang dicatat
meliputi: nama masakan atau makanan, porsi masakan dalam
URT, bahan makanan dalam URT, serta jika memungkinan
informasi harga per porsinya. Metode ini dilakukan dengan
cara wawancara pada responden secara efektif dan dicatat
lengkap di dalam formulir food recall yang sudah tersedia.
Alat atau instrumen yang dapat digunakan untuk membantu
proses wawancara food recall 24 jam ini adalah objek URT
seperti ukuran piring makan, centong nasi, sendok makan,
sendok sayur, gelas, cangkir dan lain-lain. Ataupun dengan
menggunakan food model atau gambar foto pangan yang di
dalamnya terdapat gambaran jenis dan porsi dalam URT
(Sirajuddin et.al., 2018).
14
BB Aktual
AKG koreksi = x AKG
BB dalam AKG sesuai kelompok umur
15
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi-energi, protein, lemak, karbohidrat anak usia
6-72 bulan (Kemenkes, 2019).
Berat Tinggi Karbo-
Kelompok Energi Protein
Badan Badan Lemak (g) hidrat
Umur (kkal) (g)
(kg) (cm) (g)
6–11 bulan 9 72 800 15 35 105
1 – 3 tahun 13 92 1350 20 45 215
4 – 6 tahun 19 113 1400 25 50 220
Tabel 2.2 Cut-off point tingkat kecukupan zat gizi makronutrien Depkes tahun
1996 (Nurhadiyati et.al, 2017).
Klasifikasi Derajat Tingkat Kecukupan (%)
Defisit Tingkat Berat < 70
Defisit Tingkat Sedang 70 – 79
Defisit Tingkat Ringan 80 – 89
Normal 90 – 119
Berlebih > 120
Tabel 2.3 Indeks kategori status gizi anak usia 0–60 bulan (Kemenkes RI, 2020)
Indeks Kategori Status Gizi Z-Score
BB/U BB sangat kurang <-3 SD
(severely underweight)
BB kurang (underweight) -3 SD s/d <-2 SD
BB normal -2 SD s/d 1 SD
Risiko BB lebih > 1 SD
PB(TB)/U Sangat pendek (severely stunted) <-3 SD
Pendek (stunted) -3 SD s/d <-2 SD
Normal -2 SD s/d 3 SD
Tinggi > 3 SD
Gizi buruk (severely wasted) <-3 SD
Gizi kurang (wasted) -3 SD s/d <-2 SD
BB/PB(TB) Gizi baik (normal) -2 SD s/d 2 SD
Gizi lebih (overweight) > 2 SD s/d 3 SD
Obesitas (obese) > 3 SD
2.2.2.1. Pola Asuh Otoriter, pola asuh otoriter adalah sentral artinya
segala ucapan, perkataan, maupun kehendak orang tua
dijadikan patokan (aturan) yang harus ditaati oleh anak-
anaknya. Supaya taat, orang tua tidak segan-segan menerapkan
hukuman yang keras kepada anak. Pola asuh otoriter
merupakan cara mendidik anak yang dilakukan orang tua
dengan menentukan sendiri aturan-aturan dan batasan-batasan
yang mutlak harus ditaati oleh anak tanpa kompromi dan
memperhitungkan keadaan anak. Orang tualah yang berkuasa
menentukan segala sesuatu untuk anak dan anak hanyalah
21
2.2.2.3. Pola Asuh Permisif, Pola asuh permisif ini orang tua justru
merasa tidak peduli dan cenderung memberi kesempatan
serta kebebasan secara luas kepada anaknya. Pola asuh
permisif ditandai dengan adanya kebebasan yang diberikan
kepada anak untuk berperilaku sesuai dengan keinginannya
sendiri. Anak tidak tahu apakah perilakunya benar atau salah
karena orang tua tidak pernah membenarkan atau
menyalahkan anak. Akibatnya anak berperilaku sesuai
dengan keinginannya sendiri, tidak peduli apakah hal itu
sesuai dengan norma masyarakat atau tidak. Keadaan lain
pada pola asuh ini adalah anak-anak bebas bertindak dan
berbuat. Jadi pola asuh permisif yaitu orang tua serba
membolehkan anak berbuat apa saja. Orang tua
membebaskan anak untuk berperilaku sesuai dengan
keinginannya sendiri. Orang tua memiliki kehangatan dan
menerima apa adanya. Kehangatan, cenderung memanjakan,
dituruti keinginannya. Sedangkan menerima apa adanya
akan cenderung memberikan kebebasan kepada anak untuk
berbuat apa saja (Berliana, 2019).
24
perlu zat gizi yang relatif lebih banyak dari pada anak-anak yang lebih
tua (Yogi, 2017).
Status Gizi
Penyebab
Asupan Makanan Penyakit Infeksi
Langsung
Penyebab
Sanitasi
Ketersediaan Pola asuh ibu Tidak
Lingkungan/air Langsung
makanan di dan anak bersih &Yankes
rumah
Akar Masalah
Tingkat ekonomi, sosial, dan politik Nasional
Gambar 2.4 Kerangka teori hubungan pola asuh dengan status gizi anak
7–59 bulan (diadaptasi dari UNICEF, 1998; Hurlock, 1993).
Keterangan :
Variabel yang tidak diteliti
Asupan
Makanan Status Gizi Anak 7 – 59
Pola Asuh
Bulan
Variabel Antara
2.5. Hipotesis
H0 : tidak terdapat hubungan pola asuh dan asupan makanan dengan status gizi
anak 7–59 bulan di wilayah kerja puskesmas Kemiling Kota Bandar
Lampung
H1 : terdapat hubungan pola asuh dan asupan makanan dengan status gizi anak
7–59 bulan di wilayah kerja puskesmas Kemiling Kota Bandar Lampung
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.3.2. Sampel
1) Kriteria Inklusi
a) Ibu dengan anak usia 7-59 bulan yang datang ke
wilayah kerja Puskesmas Kemiling Bandar Lampung
b) Ibu dengan anak usia 7-59 bulan yang bersedia menjadi
responden penelitian dengan mengisi formulir
informed consent.
2) Kriteria Eksklusi
a) Anak dengan edema baik yang disebabkan oleh
malnutrisi ataupun edema anasarka akibat sindrom
nefrotik.
b) Anak yang mengalami penyakit infeksi (DHF, diare,
ataupun penyakit kronik seperti TB) dalam dua minggu
terakhir sehingga mengalami penurunan BB secara
signifikan.
𝑁
n = 1+𝑁(𝑑)2
n : besarnya sampel
N : besar populasi
d : tingkat signifikansi (0,1)
2065
n = 1+2065(0,1)2
174
=21,65 = 95,381 digenapkan jadi 96
Definisi
Variabel Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Karakteristik :
Umur Ibu Usia ibu yang Lembar Angket 0. 17-25 tahun Nominal
dihitung dari 1. 26-35 tahun
tanggal lahir 2. 36-45 tahun
sampai waktu 3. 46-55 tahun
pelaksanaan
penelitian yang
dinyatakan
dalam tahun
Pekerjaan Pekerjaan diluar Lembar Angket 0. Tidak bekerja Nominal
rumah yang 1. Bekerja
memberikan
penghasilan
sampai saat ini.
Pendidikan Pendidikan Lembar Angket 0. Dasar Ordinal
formal terakhir 1. Menengah
yang sudah 2. Tinggi
ditempuh
responden.
Pola Asuh Praktik Modifikasi 0. Permisif : X≥15 Ordinal
Makan pengasuhan Parenting Styles 1. Otoriter: X ≥ 24
yang diterapkan and Dimensions 2. Demokratis : X ≥45
oleh ibu Questionnaire (Berliana, 2019)
kepada anak (PSDQ)
berkaitan
dengan cara dan
situasi makan.
Asupan Jumlah Food Recall 0. Defisit berat Ordinal
makanan makanan yang 1x24 jam (<70%)
masuk ke dalam 1. Defisit sedang (70–
tubuh yang 79%)
dapat 2. Defisit ringan (80–
dibandingkan 89%)
dengan angka 3. Normal (90–119%)
kecukupan gizi. 4. Berlebih (>120%)
Dilihat dari segi (Depkes, 1996)
kecukupan
energi, protein,
karbohidrat, dan
lemak.
Status gizi 7 – Keadaan gizi KMS/timba 0. Gizi Buruk (Z score Ordinal
59 bulan balita yang ngan berat <-3 SD)
diukur dari berat badan dan 1. Gizi Kurang (Z
badan menurut microtoise score -3SD s/d -2
tinggi badan SD)
atau panjang 2. Gizi Baik (Z score -
badan (BB/TB) 2 SD s/d 1 SD)
3. Gizi Lebih (Z score
>2SD s/d 3 SD)
4. Obesitas (Z score >
3 SD)
(Kemenkes RI, 2020)
35
Pre-survey
Penentuan sampel
Informed consent
Pelaporan
a. Analisis Univariat
Analisa univariat yaitu analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari
hasil penelitian dengan mencari distribusi dan persentase hasil penelitian
(Notoadmodjo, 2012). Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel. Data yang
dianalisis, yaitu usia ibu, pekerjaan ibu, pola asuh, status gizi anak 7–59
bulan, pendidikan serta pendapatan orang tua yang disajikan dalam bentuk
tabel. Data distribusi frekuensi akan di analisa dengan rumus presentase :
𝑓
P = 𝑁 x 100%
Keterangan :
P = Presentase yang dicari
f = frekuensi
N = jumlah
Berikut dibawah ini merupakan pembagian klasifikasi pola asuh yang
digunakan dalam PSDQ per item nomor soal.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Chi-
Square (x2) untuk melihat dan mengetahui ada tidaknya hubungan pola
asuh ibu dengan status gizi balita.
Uji statistik Chi-Square menggunakan rumus :
2
(𝒇𝒐 − 𝒇𝒉)𝟐
𝑥 = 𝞢
𝒇𝒉
Keterangan :
x2 = chi square
fo = frekuensi observasi
fh = frekuensi harapan
Syarat uji chi square adalah (Heryana, 2020):
a. Tidak ada sel yang nilai observed yang bernilai nol
b. Sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari
jumlah sel.
Jika syarat uji chi square tidak terpenuhi, maka dipakai uji alternatifnya
(Dahlan, 2014).
a. Alternatif uji chi square untuk tabel 2x2 adalah uji Fisher.
b. Alternatif uji chi square untuk tabel 2xK adalah uji Mann-Whitney
c. Alternatif uji chi square untuk tabel BxK adalah uji Kruskal-Wallis
c. Penggabungan sel adalah langkah alternatif uji chi square untuk tabel
selain 2 x 2 dan 2 x K sehingga terbentuk suatu tabel B kali K yang baru.
Setelah dilakukan penggabungan sel, uji hipotesis dipilih sesuai dengan
tabel B kali K yang baru tersebut.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat mengenai hubungan pola asuh
dengan status gizi anak 7–59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kemiling Kota
Bandar Lampung, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
5. Terdapat hubungan yang bermakna antara pola asuh (p-value = 0,001) dan
asupan makanan (p-value = 0,003) dengan status gizi anak 7–59 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Kemiling Kota Bandar Lampung
6. Terdapat hubungan yang bermakna antara pola asuh (p-value = 0,009)
dengan asupan makanan anak 7–59 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Kemiling Kota Bandar Lampung.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan untuk orang tua terutama ibu anak 7–59 bulan atau balita dapat
menyadari bahwa pola asuh dan asupan makanan yang baik serta bergizi
seimbang dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anaknya
kelak.
2. Bagi Instansi Terkait
Diharapkan dapat melakukan sosialisasi dan penyuluhan bagaimana pola
asuh serta asupan makanan yang bergizi seimbang sehingga dapat
memengaruhi status gizi anak 7–59 bulan dan seterusnya.
3. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan dapat menambahkan faktor lain seperti pendapatan keluarga,
penyakit infeksi pada anak serta pada food recall dilakukan selama 2x24
jam dan usahakan bukan hari berurut atau menambahkan metode survei
konsumsi pangan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian M, & Kartika V. 2013. Pola asuh makan pada balita dengan status gizi
kurang di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Kalimantan Tengah, Tahun
2011. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 16(2):185–193.
Agustina SA, & Rahmadhena MP. 2020. Analisis determinan masalah gizi
balita. Jurnal Kesehatan. 11(1): 008–014.
Aini VN. 2021. Hubungan asupan nutrisi dan tingkat pendidikan ibu dengan status
gizi balita [skripsi]. Jember: Universitas dr. Soebandi.
Alpin, A. 2021. Hubungan karakteristik ibu dengan status gizi buruk balita di
wilayah kerja Puskesmas Tawanga Kabupaten Konawe. Nursing Care
and Health Technology Journal (NCHAT). 1(2): 87–93.
Anggraeni LD, Toby YR, & Rasmada S. 2021. Analisis asupan zat gizi terhadap
status gizi balita. Faletehan Health Journal. 8(02): 92–101.
Anisah AS. 2017. Pola asuh orang tua dan implikasinya terhadap pembentukan
karakter anak. Jurnal Pendidikan UNIGA. 5(1):70–84.
Ayuningtyas A, Simbolon D, & Rizal A. 2018. Asupan zat gizi makro dan mikro
terhadap kejadian stunting pada balita. Jurnal Kesehatan. 9(3):445–450.
Berliana I. 2019. Hubungan pengetahuan dan pola asuh orang tua dengan pola
makan pada anak sindrom nefrotik. [skripsi]. Surabaya: Universitas
Airlangga.
Burnett AJ, Lamb KE, McCann J, Worsley A, Lacy KE. 2020. Parenting styles and
the dietary intake of pre-school children: a systematic review.
Psychology & Health. 35(11): 1–20.
Dahlan MS. 2014. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan: Deskriptif. Bivariat,
dan Multivariat, Dilengkapi Aplikasi Menggunakan SPSS 6. Jakarta:
Epidemiologi Indonesia.
59
Fajriani F, Aritonang EY, & Nasution Z. 2020. Hubungan pengetahuan, sikap dan
tindakan gizi seimbang keluarga dengan status gizi anak balita usia 2-5
tahun. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 9(01):1–11.
Fianasari SO, Damayanti DS, & Indria DM. 2021. Analisa faktor pemberian asi
eksklusif dan pengetahuan ibu terhadap status gizi balita usia 0-6 bulan
di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Jurnal Bio Komplementer
Medicine. 8(1).
Firman AN, & Mahmudiono T. 2018. Kurangnya asupan energi dan lemak yang
berhubungan dengan status gizi kurang pada balita usia 25-60 bulan. The
Indonesian Journal of Public Health. 13(1):48–58.
Fuadi N. 2010. Hubungan pola asuh ibu dengan status gizi balita usia 6-24 bulan di
wilayah kerja puskesmas Pattingalloang Kecamatan Ujung Tanah Kota
Makassar tahun 2010.
Gozali A. 2010. Hubungan antara status gizi dengan klasifikasi pneumonia pada
balita di Puskesmas Gilingan Kecamatan Banjarsari Surakarta.
Hasyim DI, & Sulistianingsih A. 2019. Analisis faktor yang berpengaruh pada
status gizi (BB/TB) balita. Jurnal Riset Kebidanan Indonesia. 3(1): 20–
26.
Haszard JJ. 2013. Parental feeding pactices in new zealand. A thesis Submitted for
the Degree of Doctor of Philosophy at the University of Otago. Dunedin,
New Zealand.
Izhar MD. 2017. Hubungan antara pengetahuan ibu dengan pola asuh makan
terhadap status gizi anak di Kota Jambi. Jurnal Kesmas Jambi. 1(2): 61–
75.
Jayanti EN. 2015. Hubungan antara pola asuh gizi dan konsumsi makanan dengan
kejadian stunting pada anak balita usia 6-24 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Randuagung Kabupaten Lumajang Tahun 2014.
Khairunnisa CKC, & Ghinanda RS. 2022. Hubungan karakteristik ibu dengan status
gizi balita usia 6-24 bulan di Puskesmas Banda Sakti Tahun 2021. Jurnal
Pendidikan Tambusai. 6(1): 3436–3444.
Lestari P, Susetyowati S, & Sitaresmi MN. 2020. Perbedaan asupan makan balita
di perkotaan dan perdesaan pada provinsi dengan beban gizi
ganda. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 17(2): 79–86.
Lopez NV, Schembre S, Belcher BR, O'Connor S, Maher JP, Arbel R, et al. 2018.
Parenting styles, food-related parenting practices, and children's healthy
eating: A mediation analysis to examine relationships between parenting
and child diet. Appetite. 128: 205–213.
Manumbalang SP, Rompas S, dan Bataha YB. 2017. Hubungan pola asuh dengan
status gizi pada anak di taman kanak-kanak Kecamatan Pulutan
Kabupaten Talaud. e-journal Keperawatan. (5):2.
Marpaung RVP, Samodra YL, & Harjosuwarno SS. 2021. Hubungan pola asuh
terhadap status gizi pada anak TK di Kota Yogyakarta. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Media Husada. 10(1): 1–9.
Migang YW. 2021. Status gizi stunting terhadap tingkat perkembangan anak usia
balita. Prepotif: Jurnal Kesehatan Masyarakat. 5(1): 319–327.
Mustikasari A, Marsito M, & Ernawati E. 2019. Hubungan pola asuh orang tua
dengan kebiasaan memilih-milih makan (Picky Eater) pada anak
prasekolah di TK Aisyiyah I Gombong Kabupaten Kebumen. Proceeding
of The URECOL. 446-453.
Nurhidayati VA, Martianto D, & Sinaga T. 2017. Energi dan zat gizi dalam
penyelenggaraan makanan di Taman Kanak-kanak dan perbandingannya
terhadap subjek tanpa penyelenggaraan makanan. Jurnal Gizi dan
Pangan. 12(1): 69–78.
Paramashanti BA, & Sulistyawati S. 2019. Pengaruh integrasi intervensi gizi dan
stimulasi tumbuh kembang terhadap peningkatan berat badan dan
perkembangan balita kurus. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 15(1): 16–21.
Pratiwi A. 2011. Hubungan status gizi dengan keteraturan siklus menstruasi siswi
SMA Negeri 1 Mojolaban.
Pratiwi DP, & Dewanti L. 2020. Pentingnya pola asuh ibu terhadap asupan energi
dan protein pada balita dengan pendapatan keluarga rendah. Jurnal Gizi
Klinik Indonesia. 17(2): 70–78.
Pratiwi TD, Masrul M, & Yerizel E. 2016. Hubungan pola asuh ibu dengan status
gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Belimbing Kota Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas. 5(3): 73–76.
Putri MR. 2019. Hubungan pola asuh orangtua dengan status gizi pada balita di
wilayah kerja Puskesmas Bulang Kota Batam. Jurnal Bidan Komunitas.
2(2): 96–106.
Rapar VL, Rompas S, & Ismanto AY. 2014. Hubungan pola asuh ibu dengan status
gizi balita di wilayah kerja puskesmas ranotana weru kecamatan wanea
kota manado. Jurnal Keperawatan. 2(2).
Rofiqoh S, Widyastuti W, Pratiwi YS, & Lianasari F. 2021. Pola asuh pemberian
makan balita gizi kurang dan gizi buruk di Pekuncen Wiradesa
Pekalongan. Proceeding of The URECOL. 595–600.
Rohman MA, Ichsan B, Lestari N, & Agustina T. 2021. Status gizi dan usia ibu
mempengaruhi pemberian asi eksklusif. Proceeding Book National
Symposium and Workshop Continuing Medical Education XIV.
Sa'Diyah H, Sari DL, & Nikmah AN. 2020. Hubungan antara pola asuh dengan
status gizi pada balita. Jurnal Mahasiswa Kesehatan. 1(2): 151–158.
Sari CO. 2019. Hubungan pola asuh ibu dengan kejadian stunting pada balita usia
25-59 bulan di wilayah kerja puskesmas Sentolo Kabupaten Kulonprogo
Yogyakarta tahun 2018. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
62
Sari VP. 2019. Hubungan pola asuh orang tua dengan status gizi balita di posyandu
kelurahan wirogunan kota yogyakarta [disertasi]. Yogyakarta:
Universitas' Aisyiyah Yogyakarta.
Septiawati D, Indriani Y, & Zuraida R. 2021. Tingkat konsumsi energi dan protein
dengan status gizi balita. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. 10(2):
598–604.
Sugianto OSC, & Setiawati EMM. 2015. Perbandingan tinggi badan dan rentang
tangan pada anak balita usia 1-5 tahun (Doctoral dissertation, Faculty of
Medicine).
Suharmanto S, Supriatna LD, Wardani DZSR, & Nadrati B. 2021. Kajian Status
Gizi Balita Berdasarkan Pola Asuh dan Dukungan Keluarga. Jurnal
Kesehatan. 12(1):10–16.
Sulistiani CH, & Ani LS. 2020. Gambaran status gizi anak berdasarkan pola makan
dan pola asuh di Sekolah Dasar Negeri 3 Batur. E-Jurnal Medika
Udayana. 9(7): 12–17.
Tarnoto T, & Wahtini S. 2014. Hubungan pola asuh dengan status gizi pada anak
usia 6-24 bulan di posyandu desa timbulharjo sewon bantul tahun 2014
[disertasi]. Yogyakarta:Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta.
Thamaria, Netty. 2017. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Trisyani K, Fara YD, & Mayasari AT. 2020. Hubungan faktor ibu dengan kejadian
stunting. Jurnal Maternitas Aisyah (JAMAN AISYAH). 1(3): 189–197.
United Nations Children's Fund .1991. Strategy for improved nutrition of children
and women in developing countries. 58(1):13–24.
Ventura AK, Birch LL. 2008. Does parenting affect children’s eating and weight
status. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical
Activity. 5:15.
Wandani ZSA, Sulistyowati E, & Indria DM. 2021. Pengaruh status pendidikan,
ekonomi, dan pola asuh orang tua terhadap status gizi anak balita di
63
Warso, Tria M, Daryanti, Menik S. 2017. Hubungan pola asuh ibu dengan status
gizi pada balita (0-59 bulan) di puskesmas jetis ii kabupaten bantul
[disertasi]. Yogyakarta:Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta.
World Health Organization. 2008. Training course on child growth assessment who
child growth standards. Department of Nutrition for Health and
Development.
Yogi BK. 2017. Hubungan pola asuh ibu dengan status gizi balita di Rw VI
Kelurahan Manisrejo Kecamatan Taman Kota Madiun tahun 2017
[disertasi]. Madiun : STIKES Bhakti Husada Mulia.
Yuliyawati DK, Pangestuti DR, & Suyatno S. 2018. Hubungan pola pemberian mp-
asi dan pola asuh gizi dengan status gizi bayi usia 6-23 bulan, studi kasus
di Kelurahan Langensari, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip). 6(5):342– 349.