Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN

“KOMUNIKASI DENGAN PROFESI LAIN”

Disusun Oleh :

KELOMPOK 12

1. Natisha Paundra B. S. (K2217058)


2. Siti Muazizah (K2217074)
3. Tifani Yuris Signori ( K2217076)

FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN


PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
A. PENGERTIAN DARI KOMUNIKASI DENGAN PROFESI LAIN
Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian dari komunikasi, diantaranya
sebagai berikut :

1. Menurut Keith Davis, Komunikasi sebagai proses penyampaian pesan dari seseorang
kepada orang lain.
2. Menurut Carl I Hovlan, Pengertian Komunikasi ialah suatu proses di mana seseorang
(komunikator) menyampaikan pesan (lambang dan atau kata-kata) untuk membentuk
tingkah laku orang lain.
3. Warent Weaver mengatakan, Pengertian Komunikasi merupakan keseluruhan
prosedur di mana suatu pikiran mempengaruhi pikiran lainnya.
4. CH. Cooly mengatakan bahwa definisi komunikasi yaitu mekanisme di mana
hubungan antara manusia terjadi dan berkembang yang disertai dengan lambang
pikiran. alat-alat penyampaiannya dan cara menjaganya melalui ruang dan waktu.
Aktivitas ini tampak pada ekspresi muka, sikap, nada suara, kata-kata, tulisan dan
lukisan baik langsung maupun dengan sarana untuk dapat menembus ruang dan
waktu.

Dari beberapa pendapat menurut para ahli di atas mengenai definisi komunikasi, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian komunikasi merupakan proses interaksi antara
individu yang satu dengan individu yang lainnya dalam rangka menyampaikan pesan baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan, Komunikasi dengan Profesi Lain dapat disimpulkan sebagai proses interaksi
antara seseorang atau beberapa orang individu yang memiliki profesi yang berbeda,
dalam hal ini adalah interaksi secara langsung maupun tidak langsung yang dilakukan
oleh guru Bahasa Inggris dengan individu yang memiliki profesi selain guru Bahasa
Inggris.
B. IMPLEMENTASI KOMUNIKASI DENGAN PROFESI LAIN OLEH GURU DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

Komunikasi tidak lepas dari fase fact finding, planning, communication dan
evaluation, dimana dalam prosesnya terkait secara primer (penggunaan symbol) maupun
sekunder (penggunaan sarana/media) dalam menyampaikan pesan. Hal tersebut erat
kaitannya dengan kaidah komunikasi yang disebut Respect, Empathy, Audible, Clarity dan
Humble (REACH). Namun demikian, disadari bahwa dalam komunikasi ditemui hambatan
dari proses komunikasi yang terkait dengan komponen komunikasi, hambatan fisik, hambatan
tematik dan psikologis.

Dalam melaksanakan pekerjaan untuk mendukung komunikasi efektif diperlukan


adanya bekerja dalam kelompok, baik kelompok kecil maupun besar. Hal ini erat kaitannya
dengan penumbuhan karakteristik pribadi anggoata di dalam proses pemecahan masalah yang
muncul, dimulai dari langkah pendefinisian dan membatasi masalah sampai langkah
melaksanakan pemecahannya. Untuk itu pendekatan SW (What, Why, Who, When dan
Where) dan 1 H (How) diperlukan untuk memudahkan intrepretasi dalam bentuk values,
security dan impacts. Dalam hal ini dibutuhkan fungsi kepemimpinan yang mampu
memenuhi fungsi instruktif, konsultatif, partisipasi, delegasi dan pengendalian.

Dalam kesempatan berbicara di depan publik (memberi informasi, menghibur dan


membujuk), perlu dipahami kapasitas penerimaan indra manusia, yaitu pendengaran 11% dan
75% visual. Oleh karena itu, diperlukan persiapan mental, materi dan pengembangan topik,
komunikasi nonverbal (55 bahasa tubuh), di samping upaya pemanfaatan pengetahuan
(analisa pendengar, peninjauan lokasi, kerangka dan susunan, penelitian dan penerapan,
penulisan naskah/catatan, penyajian dengan alat, praktik dan latihan, serta presentasi). Hal
tersebut secara praktis dinyatakan oleh prinsip the eight’s be (front, presentable, prepared,
relevant, organized, receptive, through, dan brief).

Dalam komunikasi bisnis diperlukan proses pengambilan keputusan yang dikenal


sebagai proses negosiasi, baik formal dan informal yang berlangsung singkat dan sederhana.
Di dalam proses tersebut ditemui persoalan yang dikarenakan oleh peran ciri kepribadian,
perbedaan jenis kelamin dan budaya, serta perundingan pihak ketiga. Hal tersebut berdampak
terhadap munculnya konflik beserta penanganannya.

Dalam praktiknya, negosiasi membutuhkan penentuan tujuan, penggunaan sumber


informasi resmi, pemahaman peran-peran, pengaturan tempat duduk, penjadwalan agenda,
penentuan suasana, pengenalan siasat dan penutupannya.

Komunikasi dalam konteks pekerjaan direpresentasikan oleh wawancara, baik yang


baku maupun tidak baku yang bertujuan mempertukarkan perilaku dan melibatkan tanya
jawab dengan pertanyaan/pernyataan terbuka maupun tertutup. Untuk memenuhi persyaratan
wawancara dalam konteks pekerjaan, dibutuhkan surat lamaran kerja dan kesiapan
diwawancara. Bentuk komunikasi lain dalam pekerjaan pada konteks organisasi diperankan
oleh Public Relation (PR) sebagai upaya membangun opini dan citra di tingkat publik atau
rincinya menjalankan hal seperti communication technician, expert prescriber,
communication facilitator, yang telah dikemukakan, maka PR harus memiliki kompetensi,
yaitu semi berkomunikasi, kemampuan mengorganisir, kemampuan bergaul dengan
orang/publik, integritas pribadi dan memiliki kualifikasi manusia kreatif.

Komunikasi profesional sebagai bagian dari komunikasi khusus memerlukan


dukungan multimedia seperti video, audio TV, komputer, internet dan bentuk-bentuk lainnya;
agar memudahkan pemahaman, pemunculan daya tarik, kejelasan dan kemudaham diingat.
Dengan kata lain, komunikasi profesional dapat diarikan sebagai komunikasi efektif yang
terkait dengan penggunaan teknologi komunikasi dan informatika, serta peningkatan efisiensi
melalui kontaksi sosial media.

(linera dan interaktif) yang dicirikan oleh komunikasi baru yang sesuai keinginan
individu atau tepatnya sebagai “if the medium fit use it”.
C. MANFAAT MENGETAHUI KOMUNIKASI DENGAN PROFESI LAIN BAGI
GURU BAHASA INGGRIS DAN PESERTA DIDIK
Beikut adalah manfaat dari mengetahui komunikasi dengan profesi lain bagi guru Bahasa
Inggris dan peserta didik :

1. Mengetahui informasi di luar bidang pekerjaan yang diampu


Dengan adanya komunikasi dengan profesi lain, kita dapat mengetahui informasi di
luar bidang pekerjaan sebagai guru Bahsa Inggris, yang mungkin saja dapat
membantu pekerjaan guru tersebut.
Contoh :
Seorang guru Bahasa Inggris ingin membuka tempat kursus. Untuk mempromosikan
tempat kursus tersebut membutuhkan adanya promosi. Akan tetapi, ternyata guru
tersebut tidak dapat mengoperasikan komputer sehingga tidak dapat membuat brosur.
Dengan adanya berkomunikasi dengan profesi lain, seorang guru dapat meminta
bantuan terhadap ahli komputer untuk mengajarinya membuat brosur. Sehingga hal
tersebut dapat membantu guru tersebut untuk mempromosikan tempat kursus beliau.

2. Dapat menciptakan kerjasama yang baik


Dengan adanya komunikasi dengan profesi lain, kita dapat menjalin hubungan
kerjasama antar profesi lain.
Contoh :
Seorang pengusaha ingin mendirikan sebuah lembaga kursus/belajar, lalu untuk
menunjang kursus tersebut, ia membutuhkan jasa para guru dari berbagai mata
pelajaran, dengan adanya berkomunikasi dengan profesi lain, maka seorang
pengusaha tersebut dapat membuka lembaga kursus tersebut.

3. Memperkuat hubungan antar profesi


Dengan adanya komunikasi dengan profesi lain, kita sebagai guru Bahasa Inggris
dapapt memperkuat hubungan antar profesi.
Contoh :
Seorang guru ingin membuka suatu lembaga kursus, akan tetapi ia tidak memiliki
cukup dana untuk membuka lembaga kursus tersebut. Untuk membuka lembaga
kursus tersebut, ia menjalin kerjasama dengan seorang pengusaha. Suatu ketika
terdapat suatu kesalahpahaman antara pengusaha tersebut dengan guru tersebut. J ika
kedua belah pihak tersebut berkomunikasi dengan baik, maka perkara tersebut akan
segera selesai dan dapat menjalin hubungan kerjasama lagi. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa komunikasi antar profesi dapat memperkuat hubungan antar profesi.

Anda mungkin juga menyukai