Anda di halaman 1dari 93

DOKUMEN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


REVISI

TAHUN 2018-2023

DINAS KETAHANAN PANGAN

KABUPATEN LOMBOK TIMUR

TAHUN 2021
ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ………………………………..…………………………………………………. iii

DAFTAR TABEL ……..……………..…………………………………………………………. iv


DAFTAR GAMABAR ………………………………………………………………………….. v
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………….. 1
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………………. 1
1.2. Landasan Hukum ……………………………………………………….. 5
1.3. Maksud dan Tujuan ………………………………..…………………… 7
1.4. Sistematika Penulisan ………………………………….………………. 8
BAB II. GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH ..…………………… 10
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi OPD…………………… 10
2.2. Sumber Daya Perangkat Daerah …………………………………. 24
2.3. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah ……..…………………….. 28
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Daerah 36
BAB III. PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH…... 41
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi 41
Pelayanana PD ……………………………………………………………
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil 41
Kepala Daerah Terpilih …………………………………………………
3.3. Telaahan Renstra KL-Dinas Provinsi …………………………….. 45
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan 48
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) …………………….
3.5. Analisis dan Penentuan Isu Strategis ……………………………. 50
BAB IV. TUJUAN DAN SASARAN ……………………………………………………..... 57
BAB V. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ………………………………………… 59
5.1. Strategi …………………………………………………………………….. 59
5.2. Arah Kebijakan ………………………………………………………….. 60
BAB VI. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN. 62
BAB VII. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN 85
REVISI BERDASARKAN PEMENDAGRI 90
BAB VIII. KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN KETAHANAN 94
PANGAN ……………………………………………………………………………..
BAB VIII PENUTUP ………………………………………………………………………... 97

iii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Keadaan PNS Menurut Eselon pada Dinas Ketahanan Pangan 25


Kabupaten smapai dengan 31 Desember 2018 …………………..
Tabel 2 : Keadaan PNS Menurut Pendidikan pada Dinas Ketahanan 26
Pangan Kabupaten sampai dengan 31 Desember 2018 . .......
Tabel 3 : Data Sarana dan Prasarana pada Dinas Ketahanan Pangan 26
Kabupaten Lombok Timur sampai dengan 31 Desember
2018 ………………………………………………………………………………
Tabel 4 : Jumlah Desa Mandiri Pangan di Kabupaten Lombok Timur 30
Tahun 2013 – 2018 …………………………………………………………
Tabel 5 : Data Kelembagaan Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) pada 31
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur Tahun
2013 -2017 ......................................................................

Tabel 6 : Data Klasifikasi Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat 32


(LDPM) Berdasarkan Aktifitasnya di Kabupaten Lombok
Timur sampai dengan Tahun 2018 .....................................

Tabel 7 : Perkembangan Jumlah KRPL dan Kegiatan P2KP di 33


Kabupaten Lombok Timur Tahun 2013 – 2018

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Tabel 1 : Keadaan PNS Menurut Eselon pada Dinas Ketahanan Pangan 25


Kabupaten smapai dengan 31 Desember 2018 …………………..
Tabel 2 : Keadaan PNS Menurut Pendidikan pada Dinas Ketahanan 26
Pangan Kabupaten sampai dengan 31 Desember 2018 . .......
Tabel 3 : Data Sarana dan Prasarana pada Dinas Ketahanan Pangan 26
Kabupaten Lombok Timur sampai dengan 31 Desember
2018 ………………………………………………………………………………
Tabel 4 : Jumlah Desa Mandiri Pangan di Kabupaten Lombok Timur 30
Tahun 2013 – 2018 …………………………………………………………
Tabel 5 : Data Kelembagaan Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) pada 31
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur Tahun
2013 -2017 ......................................................................

Tabel 6 : Data Klasifikasi Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat 32


(LDPM) Berdasarkan Aktifitasnya di Kabupaten Lombok
Timur sampai dengan Tahun 2018 .....................................

Tabel 7 : Perkembangan Jumlah KRPL dan Kegiatan P2KP di 33


Kabupaten Lombok Timur Tahun 2013 – 2018

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur merupakan suatu

Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang dibentuk berdasarkan Peraturan

Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 6 Tahun 2016 memiliki tugas pokok

dan fungsi untuk membantu Bupati menyelenggarakan urusan pemerintahan

bidang ketahanan pangan. Oleh karena itu dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsinya Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur membutuhkan

pedoman dan acuan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan

kegiatan selama 5 (lima) tahun yang disebut Rencana Strategis (Renstra) Dinas

Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2019-2023.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 272

tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan Penyusunan Rencana Strategis

(Renstra) bagi Perangkat Daerah dengan berpedoman pada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Renstra merupakan dokumen pendahuluan dari perencanaan untuk

periode 5 (lima) tahun yang memuat tujuan, strategi, kebijakan, program dan

kegiatan pembangunan sesuai tugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah (PD),

dan memperhitungkan potensi (kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan)

serta untuk mengarahkan tujuan Perangkat Daerah sekaligus sebagai awal dari

proses akuntabilitas suatu organisasi.

1
Selanjutnya, Renstra Perangkat Daerah juga menjadi pedoman dalam

menyusun Rancangan Kerja (Renja) Perangkat Daerah (Pasal 273 Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014).

Proses Penyusunan Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten

Lombok Timur mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54

Tahun 2010 diawali dengan pembentukan Tim Penyusun,

pengumpulan/informasi, penyusunan rancangan awal, pengolahan

data/informasi, analisis gambaran pelayanan, perumusan isu-isu strategis, tujuan

dan sasaran, penelaahan keterkaitan dengan visi–misi Bupati dan Wakil Bupati

Terpilih, penelaahan Renstra Badan Ketahanan Pangan Kementerian Republik

Indonesia, penelaahan Renstra Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB, telaah

RTRW, penentuan isu-isu strategis, perumusan strategi, kebijakan, program dan

kegiatan selama 5 (lima) tahun, melaksanakan Diskusi antar bidang lingkup

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur, penyusunan rancangan

akhir, verifikasi serta penetapan oleh Kepala Bappeda untuk dapat dilaksanakan.

RPJPD Kabupaten Lombok Timur Tahun 2005-2025 merupakan

dokumen perencanaan jangka panjang daerah yang menjadi acuan penyusunan

dokumen perencanaan jangka menengah (RPJMD) yang dijabarkan dalam

Renstra OPD. Tahapan dan skala prioritas yang ditetapkan mencerminkan

urgensi permasalahan yang akan diselesaikan tanpa mengabaikan permasalahan

lainnya, oleh karena itu tekanan skala prioritas dalam setiap tahapan berbeda-

beda, tetapi semua harus berkesinambungan dalam rangka mewujudkan sasaran

pokok pembangunan jangka panjang.

2
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lombok Timur

berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 2 Tahun 2012

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Timur Tahun 2012-

2032 Dalam Pelestarian dan Berkelanjutan yang mencakup wilayah

administratif/pemerintahan (seperti provinsi, kabupaten dan kota) dan atau

wilayah fungsional/kawasan (Daerah Aliran Sungai (DAS), kawasan lindung,

kawasan perkotaan, dan kawasan perdesaan) yang tercermin dalam Dokumen

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Sesuai dengan Peraturan Bupati Lombok Timur Nomor 42 Tahun

2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas, Fungsi dan Tata

Kerja Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur dinyatakan bahwa

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur mempunyai tugas

membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan daerah dan tugas pembantuan dibidang Ketahanan Pangan.

Hasil pelaksanaan tugas pembangunan Ketahanan Pangan tercermin

dalam program dan kegiatan pembangunan Ketahanan Pangan yang

dilaksanakan dengan maksud mewujudkan cita-cita dan tujuan daerah

berdasarkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran serta Kebijaksanaan Pembangunan

Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur, sehingga seluruh upaya yang

dilakukan bersifat sinergis, koordinatif dan saling melengkapi di dalam satu pola

sikap dan pola tindak.

RPJMD Kabupaten Lombok Timur Tahun 2018-2023 merupakan

penjabaran dari sasaran pembangunan jangka panjang tahap keempat. Renstra

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2019-2023

3
merupakan bagian integral dari RPJMD Kabupaten Lombok Timur Tahun

2018-2023 yang pelaksanaannya akan dijabarkan didalam Rencana Kerja Dinas

Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur setiap tahun mulai tahun 2019

sampai dengan tahun 2023.

Rencana Kerja menjadi acuan untuk penyusunan Rencana Kerja dan

Anggaran (RKA) Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur. Muatan

RKA meliputi input (dana, tenaga kerja, fasilitas, dll), kegiatan (proses) dan

output/outcome, sehingga perencanaan dimulai dengan informasi tentang

ketersediaan sumberdaya dan arah pembangunan daerah. Critical pointnya

adalah menyusun hubungan optimal antara input, proses, dan output/outcome.

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur merupakan

unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Lombok Timur yang mempunyai tugas

membantu Bupati dalam melaksanakan tugas di bidang ketahanan pangan.

Menindaklanjuti peraturan perundangan sesuai dengan kebutuhan terhadap

penyiapan arah dan langkah yang diwujudkan dalam tahapan pembangunan 5

(lima) tahun, maka Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur

berkewajiban menyiapkan Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok

Timur Tahun 2019–2023 yang merupakan acuan dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan yang menjadi tugas dan fungsinya dalam

jangka waktu 5 (lima) tahun yang didalamnya memuat tujuan, sasaran, strategi,

kebijakan, program dan kegiatan dengan berpedoman pada RPJMD Kabupaten

Lombok Timur Tahun 2018–2023 dan bersifat indikatif.

4
1.2 Landasan Hukum

Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Rencana

Strategis Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2019-2023

adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah

Tingkat II Dalam Wilayah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan

Nusa Tenggara Timur;

2. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan;

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; dan Peraturan Pemerintah Dalam

Negeri (Permendagri) Nomor 90 Tahun 2019;

5
9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubahbeberapa kali,

terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011

tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang

Pembentukan Produk Hukum Daerah;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 2 Tahun 2008 tentang

Urusan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur;

15. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 15 Tahun 2009 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Timur

sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur

Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat

Daerah Kabupaten Lombok Timur;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 1 Tahun 2019 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2018 – 2023;

6
1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten

Lombok Timur Tahun 2019–2023 adalah :

1. Memberikan arah pembangunan ketahanan pangan untuk kurun waktu 5

(lima) tahun sesuai dengan tugas dan fungsi DinasKetahanan Pangan

Kabupaten Lombok Timur sebagai penjabaran atas Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Kabupaten Lombok Timur Tahun 2018-2023;

2. Memberikan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Tahunan

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur selama kurun waktu 5

(lima) tahun.

Tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Lombok Timur Tahun 2019-2023 adalah :

1. Mewujudkan Tujuan dan Sasaran Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten

Lombok Timur melalui kebijakan dan program ketahanan pangan

dilaksanakan secara sinergis, terpadu dan berkesinambungan dengan

memanfaatkan sumber daya secara efsien dan efektif;

2. Mewujudkan sinkronisasi dan sinergitas pembangunan antara Dinas

Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur dengan visi, misi, tujuan,

kebijakan, program RPJMD Tahun 2018–2023 sesuai dengan tugas pokok

dan fungsi;

3. Mewujudkan partisipasi seluruh pemangku kepentingan sesuai dengan

proporsi dan kapasitas yang dimiliki dalam pembangunan ketahanan pangan;

7
4. Menjadi tolok ukur kinerja pembangunan bidang ketahanan pangan sebagai

dasar dalam pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan selama 5 (lima) tahun;

5. Menjadi alat untuk menjamin keterkaitan perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan dan pengawasan kegiatan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten

Lombok Timur.

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan Rencana Strategis Dinas Ketahanan

Pangan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2019-2023 secara garis besar

menguraikan hal-hal sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, landasan hukum,

maksud dan tujuan dan sistematika penulisan Renstra.

BAB II : GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

Bab ini menguraikan tentang tugas, fungsi dan struktur

organisasi OPD, sumber daya Perangkat Daerah/PD

(Pegawai/Sarana dan Prasarana), kinerja pelayanan Perangkat

Daerah (PD), tantangan dan peluang pengembangan pelayanan

Perangkat Daerah (PD).

BAB III : PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PERANGKAT


DAERAH (PD)
Bab ini menguraikan tentang identifikasi permasalahan

berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Perangkat Daerah (PD),

telaahan visi, misi dan program Kepala Daerah (RPJMD),

8
telaahan renstra KL – Dinas Provinsi, telaahan RTRW-KLHS

serta analisis dan penentuan isu-isu strategis.

BAB IV : TUJUAN DAN SASARAN

Bab ini menguraikan tentang tujuan dan sasaran jangka

menengah Perangkat Daerah (PD) berdasarkan sasaran indikator

dan target dalam RPJMD.

BAB V : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Bab ini menguraikan tentang strategi yang digunakan untuk

menjawab permasalahan dan isu strategis serta kebijakan teknis

yang digunakan untuk mencapai tujuan, sasaran dan target

kinerja

BAB VI : RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN KERANGKA


PENDANAAN
Bab ini menguraikan tentang rencana program, kegiatan dan

kerangka pendanaan Perangkat Daerah (PD).

BAB VII : KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN


KETAHANAN PANGAN
Bab ini menguraikan tentang matriks penyelenggaraan

urusan/program/kegiatan dan indikator kinerja yang mengacu

pada tujuan sasaran RPJMD.

BAB VIII : PENUTUP

LAMPIRAN

9
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi OPD

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 6

Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten

Lombok Timur telah terjadi perubahan dari Badan Ketahanan Pangan Kabupaten

Lombok Timur menjadi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur.

Adapun Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi sebagaimana tertuang

dalam Peraturan Bupati Lombok Timur Nomor 42 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas

Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur selengkapnya sebagai berikut :

1. Kepala Dinas mempunyai tugas :

a. Memimpin, menyiapkan, menetapkan, merumuskan, melaksanakan dan

mengawasi pelaksanaan kebijakan bidang pangan; dan

b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

bidang tugasnya.

2. Sekretariat mempunyai tugas :

a. Menyelenggarakan urusan program dan pelaporan, pengelolaan keuangan

serta urusan umum dan kepegawaian; dan

b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan bidang tugasnya.

Tugas dan fungsi Sekretariat selanjutnya dijabarkan ke dalam 3

(tiga) Sub Bagian sebagai berikut:

1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas :

10
a. Penyusunan rencana kerja Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

b. Penyiapan aparatur, peralatan dan perlengkapan serta pendanaan

untuk pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

c. Pengoordinasian tugas dan kegiatan Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian dengan Sub Bagian lainnya di lingkup Sekretariat;

d. Penyusunan bahan perumusan kebijakan Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian;

e. Pelaksanaan kegiatan urusan umum, pengelolaan administrasi

kepegawaian dan administrasi perkantoran;

f. Pelaksanaan urusan keprotokolan, hubungan masyarakat,

penyiapan rapat-rapat dinas dan pendokumentasian kegiatan Dinas;

g. Pengelolaan kearsipan dan perpustakaan Dinas;

h. Pelaksanaan urusan rumah tangga, ketertiban, keamanan dan

kebersihan di lingkungan kerja;

i. Pemeliharaan dan perawatan kendaraan dinas, peralatan dan

perlengkapan kantor dan aset lainnya;

j. Penyiapan rencana kebutuhan, pengadaan sarana dan prasarana,

pengurusan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan

inventarisasi baranginventaris Dinas;

k. Pengumpulan, pengelolaan, pemutahiran dan penyimpanan data

dan kartu kepegawaian di lingkungan Dinas;

l. Penyiapan data dan dokumen administrasi kepegawaian sebagai

bahan pembinaan untuk peningkatan kapasitas dan kinerja aparatur,

penjabaran standar kompetensi, kenaikan pangkat, daftar penilaian

11
pekerjaan, daftar urut kepangkatan, sumpah/janji pegawai, gaji

berkala, pendidikan/pelatihan kepemimpinan, teknis dan

fungsional, ujian dinas dan peningkatan kesejahteraan pegawai;

m. Penyiapan pelaksanaan peningkatan kapasitas dan kompetensi

aparatur melalui pendidikan dan pelatihan, ujian dinas, kenaikan

pangkat dan promosi jabatan, penilaian kerja dan penjabaran

disiplin pegawai;

n. Pelaksanaan penyiapan administrasi dan pengusulan pegawai yang

akan pensiun, serta pemberian penghargaan kepada aparatur yang

berprestasi;

o. Pelaporan perkembangan dan kondisi aparatur, peralatan dan

perlengkapan, rumah tangga, keprotokolan dan hubungan

masyarakat, ketatausahaan dan ketatalaksanaan, arsip dan

perpustakaan Dinas secara rutin dan berkala;

p. Pelaporan pelaksanaan tugas dan kegiatan di lingkup Sub Bagian

Umum dan Kepegawaian secara rutin dan berkala;

q. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan Sub Bagian Umum

dan Kepegawaian; dan

r. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

2) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :

a. Penyusunan rencana kerja Sub Bagian Keuangan;

b. Penyiapan aparatur, peralatan dan perlengkapan serta pendanaan

untuk pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Keuangan;

12
c. Pengoordinasian tugas dan kegiatan Sub Bagian Keuangan dengan

Sub Bagian lain di lingkup Sekretariat;

d. Penyusunan rencana kegiatan pengelolaan administrasi keuangan

Dinas;

e. Penyusunan bahan perumusan kebijakan Sub Bagian Keuangan;

f. Penghimpunan dan pengolahan rencana anggaran Sekretariat dan

Bidang sebagai bahan penyusunan rencana anggaran Dinas;

g. Pelaksanaan kegiatan perbendaharaan, verifikasi dan pembukuan

keuangan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung

Dinas;

h. Pelaksanaan pengelolaan dokumen kontrak kerja dengan pihak

ketiga;

i. Penyusunan laporan keuangan secara rutin maupun berkala untuk

Dinas;

j. Penyusunan laporan perkiraan capaian target realisasi keuangan

Dinas;

k. Pelaporan pelaksanaan tugas dan kegiatan di lingkup Sub Bagian

Keuangan secara rutin dan berkala;

l. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Sub

Bagian Keuangan; dan

m. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

3) Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas :

a. Penyusunan rencana kerja Sub Bagian Program;

13
b. Penyiapan aparatur, peralatan dan perlengkapan serta pendanaan

untuk pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Program dan Pelaporan;

c. Pengkoordinasian tugas dan kegiatan Sub Bagian Program dengan

Sub Bagian lainnya di lingkup Sekretariat;

d. Penghimpunan, pengolahan dan penyiapan bahan penyusunan

konsep rencana strategis Dinas;

e. Penghimpunan, pengolahan dan penyiapan rencana program kerja

dan kegiatan sekretariat dan bidang sebagai bahan penyusunan

konsep rencana program kerja dan kegiatan tahunan Dinas;

f. Penghimpunan dan pengolahan konsep kebijakan teknis masing-

masing Bidang sebagai bahan Penyusunan konsep kebijakan

Pemerintah Daerah di Kepegawaian dan Pengembangan Sumber

Daya Manusia;

g. Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas

Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Dinas;

h. Pelaksanaan kompilasi hasil penyusunan Rencana Kerja dan

Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)

masing-masing Bidang;

i. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA-SKPD) serta

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA-SKPD);

j. Pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data pelaksanaan

program dan kegiatan tahunan Dinas;

k. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja

Dinas;

14
l. Pelaporan pelaksanaan tugas dan kegiatan di lingkup Sub Bagian

Program secara rutin dan berkala;

m. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Sub

Bagian Program dan Pelaporan; dan

n. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

3. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan mempunyai tugas :

a. Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian

pendampingan serta pemantauan dan evaluasi di bidang ketersediaan dan

kerawanan pangan.

b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan bidang tugasnya.

Tugas dan fungsi Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan

selanjutnya dijabarkan ke dalam 3 (tiga) Seksi sebagai berikut :

1) Seksi Ketersediaan Pangan mempunyai tugas :

a. Penyiapan bahan koordinasi di bidang ketersediaan pangan;

b. Penyiapan bahan koordinasi ketersediaan pangan dalam rangka

menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN);

c. Penyiapan bahan analisis di bidang ketersediaan pangan;

d. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan di

bidang ketersediaan pangan;

e. Penyiapan data dan informasi untuk penyusunan Neraca Bahan

Makanan (NBM);

f. Penyiapan data dan informasi untuk penghitungan Pola Pangan

Harapan (PPH) ketersediaan pangan;

15
g. Penyiapan bahan pengembangan jaringan informasi ketersediaan

pangan;

h. Penyiapan bahan pendampingan di bidang ketersediaan pangan;

i. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi, supervisi dan pelaporan

kegiatan di bidang ketersediaan pangan; dan

j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugasnya.

2) Seksi Sumber Daya Pangan mempunyai tugas :

a. Penyiapan bahan koordinasi penyediaan infrastruktur pangan dan

sumber daya pendukung ketahanan pangan lainnya;

b. Penyiapan bahan analisispenyediaan infrastruktur pangan dan

sumber daya pendukung ketahanan pangan lainnya;

c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan

penyediaan infrastruktur pangan dan sumber daya pendukung

ketahanan pangan lainnya;

d. Penyiapan bahan pendampingan kegiatan penyediaan infrastruktur

pangan dan sumber daya pendukung ketahanan pangan lainnya;

e. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan

penyediaan infrastruktur pangan dan sumber daya pendukung

ketahanan pangan lainnya; dan

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugasnya.

3) Seksi Kerawanan Pangan mempunyai tugas :

a. Penyiapan bahan koordinasi penanganan kerawanan pangan;

16
b. Penyiapan bahan analisis penanganan kerawanan pangan;

c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan

penanganan kerawanan pangan;

d. Penyiapan bahan intervensi daerah rawan pangan;

e. Penyiapan bahan penyusunan dan analisis sistem kewaspadaan

pangan dan gizi;

f. Penyiapan data dan informasi kerentanan dan Ketahanan pangan

kabupaten/kota;

g. Penyiapan bahan pendampingan di bidang kerawanan pangan;

h. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di

bidang kerawanan pangan; dan

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugasnya.

4. Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan mempunya tugas :

a. Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian

pendampingan serta pemantauan dan evaluasi di bidang distribusi dan

cadangan pengan

b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan bidang tugasnya.

Tugas dan fungsi Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan

selanjutnya dijabarkan ke dalam 3 (tiga) Seksi sebagai berikut :

1) Seksi Distribusi Pangan mempunyai tugas :

a. Penyiapan bahan koordinasi di bidang distribusi pangan;

b. Penyiapan bahan analisis di bidang distribusi pangan;

17
c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan di

bidang distribusi pangan;

d. Penyiapan data dan informasi rantai pasok dan jaringan distribusi

pangan;

e. Penyiapan pengembangan kelembagaan distribusi pangan untuk

meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan;

f. Penyiapan bahan pendampingan di bidang distribusi pangan;

g. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di

bidang distribusi pangan; dan

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugasnya.

2) Seksi Harga Pangan mempunyai tugas :

a. Penyiapan bahan koordinasi di bidang pasokan dan harga pangan;

b. Penyiapan bahan analisis di bidang pasokan dan harga pangan;

c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan di

bidang pasokan dan harga pangan;

d. Penyiapan bahan pengkajian di bidang pasokan dan harga pangan;

e. Penyiapan bahan penyusunan prognosa neraca pangan;

f. Penyiapan pengumpulan data harga pangan di tingkat produsen dan

konsumen untuk panel harga;

g. Penyiapan bahan pendampingan di bidang pasokan dan harga

pangan;

h. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di

bidang pasokan dan harga pangan; dan

18
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugasnya.

3) Seksi Cadangan Pangan mempunyai tugas :

a. Penyiapan bahan koordinasi di bidang cadangan pangan;

b. Penyiapan bahan analisis di bidang cadangan pangan;

c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kebijakan

di bidang cadangan pangan;

d. Penyiapan pengadaan, pengelolaan, dan penyaluran cadangan

pangan pemerintah kabupaten/kota (pangan pokok dan pangan

pokok lokal);

e. Penyiapan pemanfaatan cadangan pangan pemerintah

kabupaten/kota;

f. Penyiapan bahan pendampingan di bidang cadangan pangan;

g. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di

bidang cadangan pangan; dan

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugasnya.

5. Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan mempunyai tugas :

a. Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian

pendampingan serta pemantauan dan evaluasi di bidang konsumsi dan

penganekaragaman pangan.

b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan bidang tugasnya.

19
Tugas dan fungsi Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman

Pangan selanjutnya dijabarkan ke dalam 3 (tiga) Seksi sebagai berikut :

1) Seksi Konsumsi Pangan mempunyai tugas :

a. Penyiapan bahan koordinasi di bidangnkonsumsi pangan;

b. penyiapan bahan analisis di bidang konsumsi pangan;

c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan di

bidang konsumsi pangan;

d. Penyiapan penghitungan angka konsumsi pangan per komoditas

per kapita per tahun;

e. Penyiapan penghitungan tingkat konsumsi energi dan protein

masyarakat per kapita per tahun;

f. Penyiapan bahan pemanfaatan lahan pekarangan untuk Ketahanan

pangan keluarga;

g. Penyiapan bahan penyusunan peta pola konsumsi pangan;

h. Penyiapan bahan pendampingan di bidang konsumsi pangan;

i. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di

bidang konsumsi pangan; dan

j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugasnya.

2) Seksi Promosi, Penganekaragaman Konsumsi Pangan mempunyai

tugas :

a. Penyiapan bahan koordinasi dalam rangka promosi

penganekaragaman konsumsi pangan;

20
b. Penyiapan bahan analisis dalam rangka promosi

penganekaragaman konsumsi pangan;

c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan

dalam rangka promosi penganekaragaman konsumsi pangan;

d. Penyiapan bahan promosi konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi

Seimbang dan Aman (B2SA) berbasis sumber daya lokal;

e. Penyiapan bahan pelaksanaan gerakan konsumsi pangan non beras

dan non terigu;

f. Penyiapan pelaksananaan komunikasi, informasi dan edukasi

penganekaragaman konsumsi pangan;

g. Penyiapan bahan kerja sama antar lembaga pemerintah, swasta, dan

masyarakat dalam percepatan penganekaragaman konsumsi pangan

berbasis sumber daya lokal;

h. Penyiapan bahan pendampingan dalam rangka promosi

penganekaragaman konsumsi pangan;

i. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan

dalam rangka promosi penganekaragaman konsumsi pangan;dan

j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugasnya.

3) Seksi Pengembangan Pangan Lokal mempunyai tugas :

a. Penyiapan bahan koordinasi di bidang pengembangan pangan

lokal;

b. Penyiapan bahan analisis di bidang pengembangan pangan lokal;

21
c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan di

bidang pengembangan pangan lokal;

d. Penyiapan bahan pengembangan Pangan Pokok Lokal;

e. Penyiapan bahan pendampingan kegiatan di bidang pengembangan

pangan lokal;

f. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di

bidang pengembangan pangan lokal; dan

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugasnya.

6. Bidang Keamanan Pangan mempunyai tugas :

a. Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian

pendampingan serta pemantauan dan evaluasi di bidang keamanan pangan.

b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan bidang tugasnya.

Tugas dan fungsi Bidang Keamanan Pangan selanjutnya

dijabarkan ke dalam 3 (tiga) Seksi sebagai berikut :

1) Seksi Kelembagaan Keamanan Pangan mempunyai tugas :

a Penyiapan bahan koordinasi di bidang kelembagaan keamanan

pangan;

b. Penyiapan bahan analisis di bidang kelembagaan keamanan

pangan;

c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan di

bidang kelembagaan keamanan pangan;

d. Penyiapan bahan untuk sertifikasi jaminan keamanan pangan segar;

22
e. Penyiapan bahan pendampingan di bidang kelembagaan keamanan

pangan;

f. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di

bidang kelembagaan keamanan pangan; dan

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugasnya.

2) Seksi Pengawasan Keamanan Pangan mempunyai tugas :

a Penyusunan rencana kerja Seksi Pengawasan Keamanan Pangan;

b. Penyiapan bahan koordinasi di bidang pengawasan keamanan

pangan;

c. Penyiapan bahan analisis di bidang pengawasan keamanan pangan;

d. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan di

bidang pengawasan keamanan pangan;

e. Penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan pangan segar yang

beredar;

f. Penyiapan bahan pendampingan di bidang pengawasan keamanan

pangan;

h. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di

bidang pengawasan keamanan pangan; dan

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugasnya.

3) Seksi Kerjasama dan Informasi Keamanan Pangan mempunyai tugas :

a. Penyiapan bahan koordinasi di bidang kerja sama dan informasi

keamanan pangan;

23
b. Penyiapan bahan analisis di bidang kerja sama dan informasi

keamanan pangan;

c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan di

bidang kerja sama dan informasi keamanan pangan;

d. Penyiapan bahan jejaring keamanan pangan daerah (JKPD);

e. Penyiapan bahan komunikasi, informasi dan edukasi keamanan

pangan;

f. Penyiapan bahan pendampingan di bidang kerja sama dan

informasi keamanan pangan;

g. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di

bidang kerja sama dan informasi keamanan pangan; dan

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugasnya.

Adapun struktur organisasi Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lombok Timur

dapat disajikan pada tabel 1 berikut.

24
Tabel 1. Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur
STRUKTUR DINAS KETAHANAN PANGAN

KEPALA DINAS

SEKRETARIAT
KELOMPOK JAFUNG

SUB BAGIAN UMUM DAN SUB BAGIAN SUBB. PROGRAM DAN


KEPEGAWAIAN KEUANGAN PELAPORAN

BIDANG KETERSEDIAAN DAN BIDANG DISTRIBUSI DAN CADANGAN BIDANG KONSUMSI DAN
BIDANG KEAMANAN PANGAN
KERAWANAN PANGAN PANGAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN

SEKSI KETERSEDIAAN PANGAN SEKSI DISTRIBUSI PANGAN SEKSI KONSUMSI PANGAN SEKSI KELEMBAGAAN KEAMANAN PANGAN

SEKSI PROMOSI PENGANEKARAGAMAN


SEKSI SUMBERDAYA PANGAN SEKSI HARGA PANGAN SEKSI PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN
KONSUMSI PANGAN

SEKSI KERJASAMA DAN INFORMASI


SEKSI KERAWANAN PANGAN SEKSI CADANGAN PANGAN SEKSI PENGEMBANGAN PANGAN LOKAL
KEAMANAN PANGAN

UPTD

25
2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah (PD)

Sumber Daya Perangkat Daerah (PD) Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Lombok Timur terdiri dari :

1. Sumber Daya Manusia Aparatur (Pegawai)

Untuk mendukung agar pelaksanaan tugas, wewenang,

tanggungjawab dan fungsinya dapat terlaksana dengan baik maka Dinas

Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur memerlukan ketersediaan

sumber daya manusia aparatur yang berkualitas dengan kompetensi yang

tepat dan dalam jumlah yang memadai.

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18

Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah serta Peraturan Daerah Kabupaten

Lombok Timur Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Timur, Kepala Dinas Ketahanan

Pangan Kabupaten Lombok Timur dalam melaksanakan tugasnya dibantu

oleh Sekretaris Dinas (Eselon III-a), 4 orang Kepala Bidang (Eselon III-b)

dan 15 orang Kepala Seksi/Kepala Sub Bagian (Eselon IV-a) serta 19

orang staf PNS dan 12 orang staf Non PNS. Dengan demikian jumlah

Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok

Timur sampai dengan 31 Desember Tahun 2018 sebanyak 45 orang, terdiri

dari 33 orang PNS dan 12 orang Non PNS. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 2 berikut.

26
Tabel 2. Keadaan PNS Menurut Eselon pada Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Lombok Timur s/d 31 Desember 2018

Pegawai/Karyawan Menurut Eselon (orang)

No. Eselon
Jenis Kelamin
V IV III II I Jumlah

1 Laki-Laki - 10 5 1 - 16

2 Perempuan - 4 - - - 4

Jumlah - 14 5 1 - 21

Sumber : Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lombok Timur 2018

Berdasarkan pendidikannya, SDM aparatur pada Dinas

Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur mempunyai pendidikan

yang beragam mulai dari tingkat SMA sampai dengan Pasca Sarjana.

Untuk mengetahui lebih jauh hal ini dapat dilihat pada tabel 3 berikut.

Tabel 3. Keadaan PNS Menurut Pendidikan pada Dinas Ketahanan


Pangan Kabupaten Lombok Timur s/d 31 Desember 2018

No Status SDM SD SMP SMA DIII S1 S2 Jumlah


Aparatur

1 PNS - 5 - 25 3 33
-

2 Non PNS - - 9 - 3 - 12

Jumlah - - 14 - 28 3 45

Sumber : Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lombok Timur 2018

2. Sarana dan Prasarana

27
Dalam melaksanakan tugas sehar-hari Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Lombok Timur didukung dengan sarana dan prasarana. Untuk

mengetahui lebih jauh sarana dan prasarana Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Lombok Timur dapat dilihat pada tabel 4 berikut :

Tabel 4. Data Sarana dan Prasarana Dinas Ketahanan Pangan


Kabupaten Lombok Timur Keadaan 31 Desember 2018

Sarana dan Jumlah


No Kondisi Ket.
Prasarana Barang
1 Bangunan Kantor 1 Baik Pinjam

2 Kendaraan Roda 4 2 Baik pakai dari

3 Kendaraan Roda 2 5 Baik Distannak

4 Komputer 10 9 Baik, 1 Rusak

5 Printer 18 13 Baik, 5 Rusak

6 Lap Top 11 10 Baik, 1 Rusak

7 Meja Kerja 31 30 Baik, 1 Rusak

8 Kursi Kerja 31 Baik

9 Kursi Tamu 6 Baik

10 Meja Rapat 10 Baik

11 Kursi Rapat 46 Baik

12 Filling Kabinet 5 4 Baik, 1 Rusak

13 Brankas 1 Baik

14 Lemari Arsip 2 Baik

15 Rak Buku/Arsip 11 Baik

16 Mesin Tik 3 Baik

17 Fax/Telepon 1 Baik

28
18 Kipas Angin 5 4 Baik, 1 Rusak

19 AC 2 Baik

20 Wirelles 1 Baik

21 Kalkulator 5 3 Baik 2 Rusak

22 LCD Proyektor 1 Baik

23 Camera Digital 1 Baik

24 Papan Data 4 Baik

25 Lemari Es 1 Baik

26 Cool Box 2 Baik

Sumber : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian DKP Kab. Lotim

2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten


Lombok Timur Renstra 5 Tahun Sebelumnya

Capaian kinerja pelayanan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten

Lombok Timur pada periode lima tahun sebelumnya (2014 – 2018),

menunjukkan progres yang membaik. Hasil capaian kinerja pelayanan 5 (lima)

tahun sebelumnya terkait pembangunan ketahanan pangan di Kabupaten Lotim

disajikan pada tabel 5 berikut.

29
Tabel 5. Pencapaian kinerja Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2014 – 2018

Target Renstra Dinas Ketahanan Pangan Realisasi Capaian Renstra Dinas Ketahanan Pangan
Sasaran Rasio Capaian pada tahun
No. Indikator Kinerja Tahun Tahun
Strategis
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
1. Terwujudnya Cadangan pangan pemerintah 0 12 12 12 12 0 12 12 12 12 0 100 100 100 100
peningkatan (bulan)
ketersediaan Jumlah pengembangan desa
14 26 40 10 10 14 26 40 10 10 100 100 100 100 100
dan mandiri pangan (klp)
diversifikasi Jumlah percepatan
pangan penganekaragaman konsumsi 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 100 100 100 100 100
pangan (Kecamatan)
Jumlah pembinaan lembaga
20 31 46 46 46 20 34 46 46 46 100 109,68 100 100 100
lumbung pangan (Kelompok)
Jumlah Penguatan Lembaga
Distribusi Pangan/LDPM 0 0 6 12 12 0 0 6 12 12 0 0 100 100 100
(Gapoktan)
Jumlah pelaksanaan kegiatan
0 12 12 12 12 0 12 12 12 12 0 100 100 100 100
SKPG (bulan)
Jumlah Penyusunan Neraca
Bahan Makanan/NBM 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 100 100 100 100
(laporan)
Jumlah Informasi dan
Pemantauan Harga Pasar 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 100 100 100 100
(pasar)
Jumlah Penanganan
Keamanan Pangan Segar 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 100 100 100 100
(Kegiatan.)
Jumlah Pelaksanaan Kegiatan 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 100

30
Target Renstra Dinas Ketahanan Pangan Realisasi Capaian Renstra Dinas Ketahanan Pangan
Sasaran Rasio Capaian pada tahun
No. Indikator Kinerja Tahun Tahun
Strategis
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Promosi dan Sosialisasi
Keamanan Pangan Segar
(Kegiatan)
Jumlah Peningkatan Akses
0 0 0 0 11 0 0 0 0 11 0 0 0 0 100
Pangan Masyarakat (Unit)
Jmlh. Pelaksanaan Kegiatan
Promosi Penganekaragaman 0 0 0 0 4 0 0 0 0 2 0 0 0 0 50
Konsumsi Pangan (Kegiatan)
Jumlah Pelaksanaan Kegiatan
0 0 20 20 20 0 0 20 20 0 0 0 100 100 0
Pelatihan Pangan Lokal (Kec)
Pengembangan lumbung
5 5 14 0 0 5 5 14 0 0 100 100 100 0 0
pangan desa (unit)
Penanganan daerah rawan
0 100 0 0 0 0 100 0 0 0 0 100 0 0 0
pangan (Paket)
Jumlah Optimalisasi
Pemanfaatan pekarangan 0 15 10 15 0 0 15 10 15 0 0 100 100 100 0
(Klp)
Tersedianya peta ketahanan
dan kerentanan pangan /FSVA 0 0 150 0 0 0 0 150 0 0 0 0 100 0 0
(Buku)
Jumlah penguatan
kelembagaan keamanan 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 100
pangan segar (Lembaga)

31
Berdasarkan pada tabel 5 di atas menunjukkan bahwa ada 1 (satu) sasaran

strategis Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur yang telah ditetapkan

dan harus dicapai selama kurun waktu lima tahun (periode 2014 – 2018) dengan 17

(tujuh belas) indikator kinerja. Pada Tahun 2018 merupakan tahun terakhir dari

pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan tahun

terakhir dari Rencana strategis Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur.

Sebagian besar indikator kinerja utama yang ditetapkan pada tahun 2018

dari rencana strategis Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur periode

2014 - 2018 sebagai salah satu Organiasi Perangkat Daerah (OPD) dapat tercapai

target yang ditetapkan, dan ada 2 (dua) indikator yang tidak dapat mencapai target

100% antara lain indikator jumlah pelaksanaan kegiatan promosi dan

penganekaragaman konsumsi pangan dan indikator pelatihan pengolahan pangan

lokal.

Pada indikator kenerja cadangan pangan pemerintah pada Tahun 2018

dengan target indikator yang ditetapkan yaitu 10,63 ton beras. Capaian realisasi

Tahun 2015 – 2018 yaitu sebesar 100%, keberhasilan pencapaian ini disebabkan oleh

adanya pengadaan barang/jasa, Pembentukan Tim Pelaksana Teknis Pengelolaan

Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dan dana bersumber dari

APBD II, selain itu disebabkan oleh pentingnya pengembangan cadangan pangan

Pemerintah untuk menjamin pasokan pangan yang stabil, memenuhi kebutuhan

pangan masyarakat yang mengalami keadaan darurat dan kerawanan pangan pasca

bencana, sebagai instrument stabilisasi harga khususnya mengantisipasi goncangan

harga pasar, meningkatkan akses pangan kelompok masyarakat rawan pangan

transien, khususnya pada daerah terisolir dan/atau dalam kondisi darurat bencana

32
maupun masyarakat rawan pangan kronis karena kemiskinan dan peningkatan gizi

masyarakat.

Pada indikator kerja Jumlah pengembangan desa/kawasan mandiri pangan

pada Tahun 2018 dengan target indikator yang telah ditetapkan yaitu 26 kelompok

binaan pada 10 Desa (2 kawasan). Tercapainya indikator ini disebabkan oleh

anggaran dari Dana Dekonsentrasi melalui Provinsi dan Anggaran dari APBD II

pada Tahun 2018 terealisasi 100% serta kerja keras maksimal dari Aparatur Dinas

Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur. Begitu juga pada Tahun 2014 - 2017

realisasi indikator mencapai 100%.

Pemerintah Kabupaten Lombok Timur berkewajiban mewujudkan

penganekaragaman konsumsi pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat

sesuai dengan potensi dan kearifan lokal untuk mewujudkan hidup sehat, aktif dan

produktif.

Pemenuhan pangan sampai dengan tingkat rumah tangga merupakan dasar

bagi terwujudnya ketahanan pangan. Pemanfaatan potensi secara optimal merupakan

salah satu cara pemenuhan kebutuhan pangan. Potensi pekarangan dapat

dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, mulai dari kebutuhan

pangan sampai dengan kebutuhan obat-obatan, bahkan jika memiliki produktifitas

dan nilai jual yang tinggi dapat menambah penghasilan keluarga sehingga dapat

meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada indikator kinerja ini yaitu

pelatihan pendampingan bagi pendamping dan Kelompok Wanita Tani/KWT,

pengadaan benih, bibit dan media tanam untuk 15 KWT, penyusunan Pola Pangan

Harapan (PPH) dan sosialisasi serta promosi P2KP pada kelompok masyarakat

33
dalam hal ini ibu-ibu PKK dan Kelompok Wanita Tani (KWT) pada 20 kecamatan

se-Kabupaten Lombok Timur.

Pada indikator kinerja Jumlah Percepatan Penganekaragaman Konsumsi

Pangan pada Tahun 2018 dengan target indikator yang telah ditetapkan adalah 20

kecamatan. Capaian indikator pada Tahun 2014 - 2018 yaitu sama-sama terpenuhi

target (100%), hal ini disebabkan oleh adanya Tim Pelaksana Kegiatan Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan, Panitia Pelaksana Kegiatan Pelatihan

Kelompok Wanita Tani (KWT) Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan,

Penetapan Kelompok Penerima Manfaat Percepatan Penganekaragaman Konsumsi

Pangan dalam rangka Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep

Kawasan Rumah Pangan Lestari, dana bersumber dari APBD II, dan meningkatnya

kesadaran, peran dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan pola konsumsi

pangan B2SA serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan pangan pokok beras

dan tumbuhnya kelompok pangan lokal non beras dan non terigu (6 kelompok).

Pada Kegiatan pembinaan kelembagaan lumbung pangan di Kabupaten

Lombok Timur terdiri dari pembinaan melalui monev langsung ke LPM,

pendampingan kegiatan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan Bimbingan Teknis

(Bimtek) administrasi keuangan dan penyusunan neraca Kelompok LPM.

Tercapainya indikator jumlah pembinaan kelembagaan lumbung pangan ini karena

didukung oleh Tim Teknis Pembinaan Kelembagaan Lumbung Pangan yang cukup

dan profesional, Panitia dan Narasumber Bimbingan Teknis Administrasi Keuangan

dan Penyusunan Neraca kegiatan Pembinaan Kelembagaan Lumbung Pangan

Masyarakat Kab. Lombok Timur dan didukung dengan Anggaran dari dana

Dekonsentrasi melalui Provinsi dan Anggaran dari APBD II yang tersedia dalam

34
DPA. Capaian realisasi target jumlah pembinaan kelembagaan lumbung pangan

periode tahun 2014 - 2018 terealisasi sebesar 100%.

Demikian juga terkait pelaksanaan kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi

Pangan Masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kemampuan gapoktan di

wilayah sentra produksi padi dan jagung agar mampu membantu anggotanya dalam

mendistribusikan, memasarkan, mengolah hasil produksi pangannya di saat

menghadapi panen raya dan mampu menyediakan pangan bagi kebutuhan

anggotanya disaat menghadapi paceklik. Tercapainya indikator jumlah penguatan

lembaga distribusi pangan masyarakat, hal ini disebabkan oleh dukungan anggaran

dari dana dekonsentrasi melalui Provinsi dan anggaran dari APBD II yang terealisasi

sebesar 100% guna mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan tersebut. Capaian

realisasi Tahun 2016 - 2018 sama dengan capaian realisasi sebesar 100% dan

indikator tersebut tidak ada pada tahun 2014 – 2015.

Secara umum, kegiatan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)

adalah kegiatan pengamatan terus menerus keadaan pangan dan gizi penduduk, yang

bertujuan agar para pengambil keputusan dalam kebijakan dan program perbaikan

pangan dan gizi dapat mengambil keputusan dan tindakan secara seksama, tepat

waktu dan benar. Informasi dan data akurat yang dikumpulkan secara terus menerus

dan teratur harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menyusun berbagai

kegiatan seperti peramalan, pemetaan situasi pangan dan gizi, bagi peningkatan

ketahanan pangan dan gizi masyarakat.

Tercapainya indikator jumlah pelaksanaan kegiatan SKPG hal ini

disebabkan oleh adanya organisasi pelaksana kegiatan SKPG (dalam hal Kelompok

Kerja Pangan dan Gizi, Enumerator SKPG Kecamatan Pemantauan) dan dukungan

35
dana APBD II yang terealisasi sebesar 100% guna mendukung kelancaran

pelaksanaan kegiatan SKPG. Capaian realisasi Tahun 2015 - 2018 sama dengan

capaian realisasi yaitu sebesar 100% dan pada tahun 2014 indikator kerja ini tidak

ada.

Selanjutnya Neraca Bahan Makanan (NBM) menunjukkan ketersedian

bahan pangan untuk setiap komoditas dan olahannya yang lazim dikonsumsi

penduduk berdasarkan sumber penyediaan dan penggunaannya.

NBM menyajikan angka rata-rata bahan makanan perkomoditas yang

tersedia untuk dikonsumsi penduduk dalam kilogram perkapita pertahun serta dalam

gram perkapita perhari. Selanjutnya untuk mengetahui nilai gizi bahan makanan yang

tersedia untuk dikonsumsi tersebut, maka angka ketersediaan bahan makanan

perkapita perhari diterjemahkan kedalam satuan energi, protein dan lemak.

Tercapainya indikator jumlah penyusunan NBM, hal ini disebabkan oleh adanya Tim

Penyusun Neraca Bahan Makanan yang ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas

Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur Nomor : 800/224/KP/2018 Tanggal 1

Oktober 2018 dan realisasi anggaran sampai akhir tahun sebesar 100%. Capaian

realisasi Tahun 2015 - 2018 sama dengan capaian realisasi yaitu sebesar 100%, dan

indikator kerja ini tidak ada pada tahun 2014.

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur menghadapi kendala

utama dalam penyusunan Neraca Bahan Makanan ini antara lain adalah kurang

lengkapnya data pendukung yang meliputi data tentang arus keluar masuk barang

(eksport dan import) dan data stok untuk semua komoditas. Selain itu kurang

lengkapnya data produksi serta bahan baku yang digunakan pada sektor industri.

36
Sedangkan Informasi dan pemantauan harga pasar adalah kegiatan

pengambilan data harga terhadap 16 komoditas pangan yang diperjual belikan di

pasar yang dilaksanakan oleh petugas pencatat di pasar kabupaten dan pasar

kecamatan.

Pada Tahun 2018 indikator jumlah informasi dan pemantauan harga pasar

sebanyak 4 (empat) pasar dan telah dilakukan pemantauan harga pasar pada 4

(empat) pasar antara lain : Pasar Kabupaten yaitu Pasar Pancor dan 3 Pasar

Kecamatan yaitu Pasar Sakra, Pasar Aikmel dan Pasar Paok Motong, sehingga

tercapainya target sebesar 100%, hal ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain :

terbentuknya Petugas Pemantau Harga di Pasar Kabupaten yang ditetapkan dengan

SK. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur, terbentuknya

Petugas Pemantau Harga di Pasar Kecamatan yang ditetapkan dengan SK. Kepala

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur, telaksananya pembinaan

petugas pendata, tersedianya data harga pangan di tingkat produsen dan konsumen

serta terwujudnya laporan mingguan perkembangan harga komoditi pangan di

tingkat pasar, terlaksananya pengkajian dan analisa pasokan dan harga pangan,

tersusunnya prognosa neraca pangan, terlaksananya kegiatan pemantauan, evaluasi

dan pelaporan, tersedianya dana di DPA. Capaian realisasi Tahun 2015 – 2018

adalah sama dengan capaian realisasi sebesar 100%, dan indikator kerja ini tidak

ada pada tahun 2014.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 bahwa keamanan

pangan adalah suatu kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari

kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,

merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.

37
Selanjutnya Kegiatan Penanganan Keamanan Pangan Segar dilaksanakan

dalam bentuk uji laboratorium untuk mendapatkan data keamanan pangan segar.

Tercapainya indikator ini dengan realisasi 100%, disebabkan oleh terbentuknya

petugas tes uji cepat dan pengambil sample, terlaksananya pembelian sample pangan

segar, terlaksananya uji laboraturium di Laboraturium Kimia Analitik Fakultas

MIPA Universitas Mataram serta tersedianya dukungan anggaran dari dana

dekonsentrasi melalui provinsi dan anggaran dari APBD II. Capaian realisasi periode

Tahun 2015 - 2018 sama dengan capaian realisasi yaitu sebesar 100%, dan indikator

ini tidak ada pada tahun 2014. Adapun upaya-upaya yang dilakukan kedepannya

adalah Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur yaitu : meningkatkan

pembinaan dan pendampingan kepada petugas tes uji cepat dan pengambil sample,

anggaran memadai, peningkatan kualitas sumber daya petugas tes uji cepat dan

pengambil sample melalui pelatihan-pelatihan.

Sedangkan pelayanan dalam penanganan keamanan pangan diperlukan

kelembagaan yang kuat untuk melaksanakan fungsi pembinaan maupun pengawasan

keamanan pangan segar. Untuk itu, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok

Timur pada Tahun 2018 mengalokasikan anggaran Penguatan Kelembagaan

Keamanan Pangan Segar. Tercapainya indikator jumlah penguatan kelembagaan

keamanan pangan dengan realisasi 100%, hal ini disebabkan oleh adanya Tim

pemantau dan pengawasan keamanan pangan, terlaksananya Bimbingan Teknis

(Bimtek) Petugas Pengawasan Keamanan Pangan dan adanya dukungan dana dari

APBD II. Indikator ini tidak ada pada Tahun 2014 - 2017.

Guna mendukung program peningkatan ketahanan pangan, maka kegiatan

promosi dan sosialisasi keamanan pangan segar pada Dinas Ketahanan Pangan

38
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2018 dilaksanakan terdiri dari beberapa uraian

kegiatan sebagai berikut :

a. Sosialisasi keamanan pangan segar, kegiatan ini dengan sasaran kader posyandu,

PKK Desa dan Kepala Dusun sebanyak 60 (Enam Puluh) orang. Sosialisasi

keamanan pangan segar Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur TA.

2018 dilaksanakan pada 2 (Dua) Desa yakni Desa Kembang Kerang Daya

Kecamatan Aikmel dengan jumlah peserta sebanyak 30 (Tiga Puluh) orang dan

Desa Bintang Rinjani Kecamatan Suralaga dengan jumlah peserta sebanyak 30

(Tiga Puluh) orang. Sebagai narasumber dalam kegiatan ini adalah Sekdis Dinas

Ketahanan Pangan, Kabid. Keamanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan

Kepala Seksi Kelembagaan Keamanan Pangan pada Bidang Keamanan Pangan

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur.

b. Cetak leaflet, kegiatan ini merupakan penyediaan bahan informasi berupa cetakan

yang diberikan kepada masyarakat, sehingga lebih memahami akan pentingnya

makanan yang aman dan bermutu dengan target penyediaan leaflet Tahun 2018

adalah 1,562 lembar.

Tercapainya indikator dengan realisasi 100%, hal ini disebabkan oleh

terlaksananya sosialisasi keamanan pangan segar bagi anggota PKK, Kader

Posyandu dan Tokoh Masyarakat (Kadus), cetak leaflet keamanan pangan sebanyak

1.562 lembar dan adanya dukungan dana dari APBD II. Indikator kinerja ini tidak

ada pada Tahun 2014 - 2017.

Akses pangan masyarakat merupakan salah satu sub sistem ketahanan

pangan yang menghubungkan antara ketersediaan dan konsumsi/pemanfaatan

pangan. Akses pangan baik apabila semua rumah tangga atau semua anggota rumah

39
tangga mempunyai sumber daya yang cukup untuk mendapatkan pangan yang cukup

pula baik dari segi kuantitatif, kualitatif maupun keragaman pangan. Tercapainya

indikator dengan realisasi 100%, hal ini disebabkan oleh terlaksananya pengadaan

barang yang akan diserahkan kepada kelompok penjual ubi jalar dan kelompok di

kawasan mandiri pangan dan adanya dukungan dana dari APBD II yang terealisasi

sebesar 99,98%. Indikator kinerja ini tidak ada pada Tahun 2014 - 2017.

Bahwa penganekaragaman konsumsi pangan merupakan upaya untuk

memantapkan atau membudayakan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi,

seimbang dan aman dalam jumlah dan komposisi yang cukup guna memenuhi

kebutuhan gizi untuk mendukung hidup sehat aktif dan produktif. Pada tahun 2018

tidak tercapainya target jumlah pelaksanaan kegiatan promosi penganekaragaman

konsumsi pangan yang hanya mencapai sebesar 50%, hal ini disebabkan oleh tidak

terlaksananya Lomba Cipta Menu (LCM) dan Hari Pangan Sedunia (HPS) tingkat

Provinsi NTB karena dampak gempa yang menimpa Pulau Lombok masih terasa

sehingga dana yang digunakan untuk kegiatan LCM dan HPS tingkat Provinsi Tahun

2018 dikembalikan dan akan dialihkan untuk menanggulangi pasca gempa bagi

masyarakat yang terkena dampak gempa. Bila dibandingkan dengan tahun 2017

indikator kinerja ini tidak ada.

Selanjutnya untuk mengoptimalkan mutu konsumsi pangan dan peran

pangan lokal di Kabupaten Lombok Timur, dapat dilakukan antara lain melalui

Pelatihan Pengolahan Pangan Lokal khususnya bagi TP-PKK se-Kabupaten Lombok

Timur sebagai penyedia komoditi pangan sekaligus konsumen, untuk merangsang

perkembangan usaha pengolahan pangan lokal itu sendiri. Pelatihan tersebut juga

merupakan salah satu upaya untuk mendukung upaya percepatan penganekaragaman

40
konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal secara terintegrasi dan

berkesinambungan. Tidak tercapainya target pada indikator ini disebabkan oleh tidak

terlaksananya Lomba Cipta Menu (LCM) tingkat kabupaten karena dampak gempa

yang menimpa Pulau Lombok masih terasa sehingga kegiatan LCM tingkat

Kabupaten tidak dilaksanakan.

Upaya pencapaian kinerja pelayanan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten

Lombok Timur tidak hanya ditempuh melalui program utama, akan tetapi didukung

pula melalui beberapa program penunjang terdiri dari : Program Pelayanan

Administrasi dan Perkantoran, Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur,

Program Peningkatan Disiplin Aparatur, Program Peningkatan Kapasitas

Sumberdaya Aparatur, Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan dan Program Manajemen Pengelolaan Asset/Barang

Daerah.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah

Tantangan Pelayanan Perangkat Daerah

Tantangan yang mungkin dihadapi dalam kaitannya dengan

pelaksanaan pemberian pelayanan Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lombok

Timur yaitu :

 Masih tingginya ketergantungan konsumsi beras dan belum optimalnya

pemanfaatan pangan lokal untuk konsumsi pangan harian.

 Masih rendahnya kualitas dan kuantitas pola konsumsi pangan penduduk,

karena pengetahuan, budaya dan kebiasaan makan masyarakat kurang

mendukung konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman.

41
 Belum berkembangnya industri pangan berbasis bahan pangan lokal yang

mendukung penganekaragaman konsumsi pangan

 Terbatasnya sarana dan prasarana, tenaga/sumber daya manusia baik kualitas

maupun kuantitas.

 Masih terjadinya kasus keracunan akibat penggunaan bahan kimia berbahaya

pada makanan sehingga menimbulkan rendahnya ketahanan pangan

masyarakat.

 Peningkatan diversifikasi pangan belum sepenuhnya didukung dengan dana

secara optimal dan sinegritas antar sektor masih rendah kontribusi dan

implementasinnya.

 Cadangan pangan pemerintah masih terbatas, sementara cadangan pangan

masyarakat belum berkembang, termasuk belum optimalnya pemanfaatan

dan pengelolaan lumbung pangan masyarakat.

 Kemampuan ketahanan pangan masyarakat dalam pemenuhan ketersediaan

pangan dan akses pangan masih rendah.

 Jumlah dan laju pertumbuhan penduduk cukup tinggi

 Fluktuasi harga pangan.

 Meningkatnya alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian.

 Adanya kebijakan pasar global dan adanya perubahan iklim global.

Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah

Sedangkan peluang yang dimiliki dalam upaya pengembangan

pelayanan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur yaitu :

 Besarnya jumlah penduduk merupakan pasar produk pangan sekaligus

penggerak ekonomi daerah;

42
 Tingkat pendidikan masyarakat dan pengetahuan tentang pangan yang

semakin tinggi memberikan peluang bagi percepatan proses peningkatan

kesadaran gizi masyarakat;

 Luas wilayah yang besar menyediakan peluang usaha distribusi pangan yang

cukup besar;

 Perkembangan sarana perhubungan dan transportasi yang sangat pesat hingga

ke pelosok wilayah menjadi penunjang penting bagi keberhasilan

pembangunan ketahanan pangan daerah;

 Ketersediaan sumber daya lahan dan air sebagai faktor utama produksi untuk

menghasilkan pangan, belum dikelola secara optimal;

 Keragamana sumber daya alam dan keanekaragaman hayati baik flora dan

fauna kabupaten belum dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber pangan

untuk mendukung peningkatan konsumsi masyarakat sekaligus

mempertahankan kelestariannya;

 Ketersediaan lahan pertanian cukup besar dan belum dimanfaatkan secara

optimal;

 Semakin berkembangnya riset dan teknologi pangan yang telah menghasilkan

berbagai varietas tanaman pangan yang tahan terhadap kondisi tidak optimal

namun tetap berproduksi tinggi, demikian pula untuk hortikultura dan

peternakan;

 Kebijakan, program dan kegiatan prioritas daerah, mendukung pemantapan

ketahanan pangan berbasis sumber daya lokal;

43
 Kelembagaan ketahanan pangan masyarakat yang makin konsisten

berpartisipasi dalam mengelola proses produksi, pengolahan, pemasaran dan

konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman.

 Adanya harga pembelian pemerintah yang dilaksanakan oleh Bulog, LDPM

dan Kelompok Lumbung Pangan Masyarakat.

 Terbentuknya Kelompok pada daerah rawan pangan yang dapat mendorong

peningkatan pendapatan masyarakat miskin.

44
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan PD

Pada bab ini akan dibahas permasalahan yang ada dalam

pembangunan Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur, apabila

permasalahan–permasalahan tersebut tidak diatasi dalam kurun waktu lima

tahun kedepan tentu akan menjadi faktor penghambat tercapainya Visi dan

Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih.

Dalam upaya melanjutkan pembangunan ketahanan pangan yang

berlandaskan pada kedaulatan pangan dan kemandirian pangan, masih banyak

permasalahan yang dihadapi, baik dalam aspek ketersediaan pangan,

kerawanan pangan, distribusi pangan, penyediaan cadangan pangan,

penganekaragaman konsumsi pangan, penanganan keamanan pangan,

kelembagaan ketahanan pangan, maupun manajemen ketahanan pangan.

Beberapa permasalahan pembangunan ketahanan pangan yang masih

dihadapi Kabupaten Lombok Timur diantaranya :

a. Masih rendahnya pola konsumsi pangan masyarakat yang beragam, bergizi,

berimbang.

b. Masih rendahnya kesadaran sebagian masyarakat terhadap keamanan

pangan.

c. Kurangnya pengembangan teknologi dan sistem insentif bagi

pengembangan pangan lokal.

45
d. Rendahnya pengetahuan dan kemauan masyarakat untuk optimalisasi

pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan dan gizi keluarga yang

aman dan bebas bahan kimia.

e. Kurangnya pengembangan industri pangan yang berbasis pangan lokal.

f. Masih ada daerah rawan pangan yang belum tertangani.

g. Kurang optimalnya peran Dewan Ketahanan Pangan sebagai wadah

koordinasi OPD dalam penyelenggaraan pembangunan ketahanan pangan.

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah terpilih

 Visi

Visi Pembangunan Daerah Dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) adalah Visi kepala daerah dan wakil kepala

daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah

(pilkada). Visi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih

menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang

ingin dicapai (desired future) dalam masa jabatan selama 5 (lima) tahun

sesuai Misi yang diemban.

Visi pembangunan daerah Kabupaten Lombok Timur untuk periode

RPJMD 2018-2023 sesuai dengan visi kepala daerah terpilih, adalah

sebagai berikut :

“LOMBOK TIMUR YANG ADIL, SEJAHTERA DAN AMAN”

Memperhatikan Visi tersebut serta perubahan paradigma dan kondisi

yang akan dihadapi pada masa yang akan datang, diharapkan Kabupaten

46
Lombok Timur dapat lebih berperan dalam perubahan yang terjadi

dilingkup regional, nasional, maupun global.

Lombok Timur Adil :

Hal ini bermakna perlakuan terhadap masyarakat di Kabupaten Lombok

Timur tidak berat sebelah kepada satu golongan tertentu karena semuanya

tergantung pada aspek kebenaran, kebaikan dan kepatutan dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan.

Lombok Timur Sejahtera :

Hal ini bermakna pembangunan di Kabupaten Lombok Timur

memperhatikan kualitas sumber daya manusia dan keberpihakan kepada

kelompok masyarakat yang termarginalkan dalam pembangunan yang

berkelanjutan.

Lombok Timur Aman:

Hal ini bermakna bahwa pembangunan di Kabupaten Lombok Timur

dengan memberikan rasa aman kepada masyarakat terutama kaum

perempuan, anak, difabel dan masyarakat miskin

 Misi
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Berdasarkan pengertian dimaksud

serta dengan berlandaskan kepada makna visi Kabupaten Lombok Timur,

maka ditetapkan misi Kabupaten Lombok Timur 2019-2023 sebagaimana

tabel 6 berikut:

47
Tabel 6. Perumusan Penjelasan Misi

”Lombok Timur Yang Adil, Sejahtera dan Aman”

NO. MISI PENJELASAN MISI


1 Membangun dan meningkatkan Bermakna meratanya pembangunan
infrastruktur wilayah secara infrastruktur (transportasi, energi,
berimbang pada bidang irigasi, air bersih serta perumahan)
transportasi, energi, irigasi, air diseluruh wilayah terutama di daerah
bersih serta perumahan terpencil, perbatasan dan tertinggal.
Pembangunan infrastruktur ramah
lingkungan artinya pembangunan yang
dilakukan tanpa merusak lingkungan
yang ada didaerah tersebut
2 Meningkatkan mutu pendidikan Bermakna, pemerintah dan masyarakat
dan pelayanan kesehatan yang bersama-sama meningkatkan kualitas
berdaya saing dengan biaya sumber daya manusia melalui
terjangkau peningkatan akses dan mutu
pendidikan, pelayanan kesehatan dan
rujukan sesuai kemampuan
masyarakat.

3 Menumbuh kembangkan Bermakna, pengembangan ekonomi


perekonomian masyarakat yang daerah melalui pembinaan ekonomi
bertumpu pada pengembangan kerakyatan dan kreatif berbasis potensi
potensi lokal melalui sinergi lokal yang berdaya saing didalam dan
fungsi-fungsi pertanian, luar negeri dengan mengandalkan
peternakan, perdagangan, bahan-bahan produksi dan distribusi
perikanan, kelautan, pariwisata usaha dari daerah sehingga dapat
dan sumberdaya lainnya mengentaskan kemiskinan.

48
”Lombok Timur Yang Adil, Sejahtera dan Aman”

NO. MISI PENJELASAN MISI


4 Memperkuat pemberdayaan Bermakna, pemerintah dan masyarakat
perempuan dalam pembangunan berperan dalam memberikan
sosial, politik, pencegahan perlindungan yang berpihak kepada
kekerasan dalam rumah tangga kaum perempuan, anak, lansia,
dan perlindungan anak serta penyandang difabel dan kaum fakir
meningkatkan pembinaan miskin sehingga timbul rasa aman,
kepemudaan dan olahraga nyaman dan tenteram serta
peningkatan prestasi melalui
pembinaan kepemudaan dan olah raga
5 Menciptakan keamanan dan Bermakna, pemerintah dan masyarakat
ketertiban yang harmonis dalam berpartisipasi aktif dalam menjamin
masyarakat dengan keamanan dan ketertiban yang
meningkatkan pembangunan harmonis melalui pembangunan
kehidupan keagamaan yang lebih kehidupan beragama berlandaskan
baik dan religious nilai keagamaan, nilai budaya dan
kearifan lokal dalam koridor falsafah
Negara Pancasila

6 Meningkatkan reformasi birokrasi Bermakna, peningkatan kinerja


melalui pemekaran wilayah lembaga pemerintah dan aparatur
pemerintahan desa, kecamatan pemerintahan daerah maupun desa
dan kabupaten untuk menuju yang efektif, efisien, akuntabel,
aparatur yang bersih dan transparan, profesional melalui
berorientasi kepada pelayanan reformasi birokrasi sehingga terwujud
public tata kelola pemerintahan yang baik dan
pelayanan publik yang maksimal.

Dari keenam Misi Daerah Kabupaten Lombok Timur di atas, Dinas

Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur mengemban misi ketiga. Misi

49
ketiga dimaknai sebagai upaya untuk pengembangan ekonomi daerah melalui

pembinaan ekonomi kerakyatan dan kreatif berbasis potensi lokal yang berdaya

saing didalam dan luar negeri dengan mengandalkan bahan-bahan produksi dan

distribusi usaha dari daerah sehingga dapat mengentaskan kemiskinan.

Merujuk pada misi tersebut, tujuan pembangunan ketahanan pangan

sangat berkaitan dengan pencapaian tujuan mewujudkan kesejahteraan

masyarakat melalui Terwujudnya Ketahanan Pangan dengan sasaran

mengurangi jumlah daerah rawan pangan melalui ketersediaan pangan

(produksi dan cadangan pangan), keterjangkauan, konsumsi pangan dan gizi

serta keamanan pangan berbasis bahan baku, sumber daya dan kearifan lokal.

 Program

Dalam upaya menjalankan Misi Pembangunan Kabupaten Lombok

Timur, maka Pemerintah Daerah telah menetapkan program-program

prioritas yang harus dilaksanakan oleh masing-masing OPD sesuai

fungsinya. Adapun program prioritas yang harus dilaksanakan oleh Dinas

Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur berdasarkan Visi Misi

Bupati terpilih dalam misi ketiga adalah sebagai berikut :

a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

b. Program Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan

Pangan

c. Program Pengembangan sistem distribusi dan cadangan pangan

d. Program Pengembangan keamanan pangan segar

e. Program Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan

50
3.3. Telaahan Renstra Kementerian Pertanian RI

Pelayanan ketahanan pangan yang diselenggarakan oleh Dinas

Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, tentunya tidak dapat terlepas dari visi,

misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan yang terdapat

pada lembaga koordinatif sinergis vertikal di tingkat pusat seperti Kementerian

Pertanian RI (termasuk didalamnya Badan Ketahanan Pangan), Kementerian

Kelautan dan Perikanan RI serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi RI.

Oleh Karena itu, perlu diuraikan lebih lanjut tentang korelasi dan

kontribusi peran dan fungsi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok

Timur terhadap pencapaian kinerja lembaga vertikal sebagaimana dimaksud,

agar keselarasan pelayanan kinerja di tiap tingkatan pemerintahan dapat

tercipta sekaligus berlangsung dengan harmonis.

a. Kondisi Ketahanan Pangan

Kondisi yang dikemukakan oleh Badan Ketahanan Pangan Kementerian

Pertanian yang mempengaruhi kondisi Daerah Kabupaten Lombok Timur

di antaranya adalah :

 Sistem Pertanian Pangan

Sistem pertanian pangan yang dilakukan oleh petani saat ini sebagian

besar belum memberikan kesejahteraan dan keuntungan yang memadai.

Secara nominal, tingkat pendapatan per kapita petani masih berada di

bawah garis kemiskinan. Hal ini disebabkan biaya produksi yang tinggi

51
dan tidak diimbangi dengan kepastian produksi dan harga jual, serta

penguasaan lahan petani yang relatif kecil.

 Dinamika Penduduk

Jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan penduduk

yang cukup tinggi mengakibatkan kebutuhan pangan terus meningkat.

Selain itu, jumlah penduduk yang besar juga membutuhkan ruang dan

energi yang lebih besar sehingga menyebabkan ketidakseimbangan

terhadap daya dukung dan daya tampung yang tersedia. Hal ini dapat

dilihat dari ketersediaan lahan garapan cenderung terus menurun karena

degradasi, perluasan industri, perumahan, dan sektor-sektor lainnya.

Pertumbuhan penduduk menjadi tidak berbanding lurus dengan

pertumbuhan produksi bahan pangan, sementara itu penduduk menuntut

adanya ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup, harga

terjangkau, dan tersedia setiap saat. Selain laju pertumbuhan penduduk

yang tinggi, faktor kebiasaan penduduk yang hanya mengonsumsi jenis

pangan tertentu, misalnya beras, akan memberikan tekanan yang berat

terhadap penyediaan pangan tersebut.

 Konversi Lahan

Luas lahan pertanian pangan terus menyusut akibat konversi lahan

pertanian produktif ke penggunaan non-pertanian yang terjadi secara

masif, selain itu juga adanya kompetisi pemanfaatan lahan pertanian

pangan untuk penggunaan non pangan. Pemanfaatan lahan pertanian

pangan ke pertanian non pangan (bio energi, pakan) merupakan bentuk

kompetisi pemanfaatan lahan yang dapat mengancam ketahanan

52
pangan. Jumlah lahan yang terkonversi belum dapat diimbangi dengan

laju pencetakan sawah baru, sehingga produksi dan kapasitas produksi

pangan nasional semakin terbatas yang akan berdampak pada

kelangkaan pangan dan berpotensi menimbulkan kerawanan pangan.

 Degradasi Air

Kebutuhan akan sumber daya air terus meningkat, disisi lain

ketersediaan air cenderung makin berkurang akibat terjadinya

kerusakan ekosistem dan perubahan lingkungan. Saat ini telah terjadi

persaingan penggunaan air yang cukup besar antara kebutuhan air untuk

air bersih, kebutuhan air untuk industri dan kebutuhan air untuk

pertanian. Disisi lain akibat terjadinya perubahan ekosistem seperti

pembabat hutan, perubahan lahan pertanian menjadi industri dan

penurunan serta perluasan dan peningkatan fungsi kota menyebabkan

terjadinya run off yang besar dan tidak dapat dimanfaatkan.

 Keterbatasan Infrastruktur

Kurangnya investasi bagi pengembangan infrastruktur terutama di

perdesaan serta terbatasnya prasarana usahatani yang sangat dibutuhkan

masyarakat dapat menurunkan ketahanan pangan nasional.

Pengembangan infrastruktur tersebut diperlukan untuk menggerakkan

proses produksi dan pemasaran komoditas pangan. Keterbatasan

infrastruktur seperti jalan usahatani, jalan produksi, pelabuhan yang

dilengkapi dengan pergudangan, dapat mengakibatkan terganggunya

transportasi bahan pangan dan akan memperbesar persentase bahan

pangan yang rusak. Selain itu juga mempertinggi proporsi kehilangan

53
hasil panen pada proses produksi, penanganan hasil panen, dan

pengolahan pasca panen, yang berdampak pada penurunan kemampuan

penyediaan pangan.

 Fluktuasi Harga

Fluktuasi harga pangan yang ditunjukkan oleh Coefficient of Variation

(CV) perlu diantisipasi karena nilai CV yang tinggi mencerminkan

harga jual pangan sangat fluktuatif sehingga mempengaruhi inflasi.

Fluktuasi harga pangan dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan,

persaingan permintaan misalnya melonjaknya harga pangan dunia, sifat

produksi yang musiman dan tidak merata antar musim, dan buruknya

infrastruktur yang berkonsekuensi terhadap ongkos angkut yang tinggi,

serta meningkatnya frekuensi bencana alam. Hal ini mengakibatkan

aksesibilitas masyarakat secara ekonomi menurun sehingga kondisi

ketahanan pangan tergganggu.

 Keamanan Pangan

Di berbagai daerah telah terjadi beberapa kasus keracunan dan

gangguan kesehatan manusia akibat mengkonsumsi pangan yang tidak

aman dari cemaran berbagai jenis bahan kimia, biologis, dan fisik

lainnya. Hal ini antara lain dikarenakan oleh masih rendahnya

kesadaran para pengusaha waralaba (ritel) untuk menjual produk segar

yang aman dan bermutu, belum efektifnya penanganan dan pengawasan

keamanan pangan, karena sistem yang dikembangkan, SDM, dan

pedoman masih terbatas, standar keamanan pangan untuk sayur dan

buah segar impor belum jelas diterapkan, sehingga buah impor yang

54
belum terjamin keamanan pangannya masih mudah masuk ke dalam

negeri, belum ada penerapan sanksi yang tegas bagi pelanggar hukum

di bidang pangan segar serta koordinasi lintas sektor dan subsektor

terkait dengan keamanan pangan belum optimal.

 Manajemen Organisasi Ketahanan Pangan

Kemampuan manajemen ketahanan pangan nasional dan daerah yang

merupakan pendorong dan penggerak dalam pelaksanaan pemantapan

ketahanan pangan tingkat nasional hingga rumah tangga dan individu

masih belum optimal. Beberapa penyebabnya antara lain adalah sering

terjadinya rotasi pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), peran

dan fungsi Dewan Ketahanan Pangan (DKP) masih belum optimal,

serta komitmen dan langkah nyata pemerintah daerah masih rendah

untuk membangun ketahanan pangan secara berkelanjutan.

b. Visi Kementerian Pertanian

Kabinet Kerja telah menetapkan visi yang harus diacu oleh

Kementerian/Lembaga, yaitu "Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,

Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong". Dengan

memperhatikan visi pemerintah tersebut dan mempertimbangkan masalah

dan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan pertanian, maka visi

Kementerian Pertanian adalah :

“Terwujudnya Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan yang

Menghasilkan Beragam Pangan Sehat dan Produk Bernilai Tambah

Tinggi Berbasis Sumberdaya Lokal untuk Kedaulatan Pangan dan

Kesejahteraan Petani”.

55
Sistem Pertanian Bioindustri

Dimaknai menyediakan bahan baku industri dengan meningkatkan

pemanfaatan biomassa sebagai bagian upaya meningkatkan manfaat dan

diversifikasi produk turunan.

Berkelanjutan

Dimaknai melanjutkan kebijakan, program dan kegiatan utama dari rencana

strategis sebelumnya, dengan memperhatikan aspek kelestarian daya

dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor

penting dalam perhitungan efisiensi

Beragam

Dimaknai Mengoptimalkan pemanfaatan keanekaragaman sumberdaya,

mengoptimalkan peluang pasar, mengurangi potensi dampak resiko,

memenuhi meningkatnya preferensi konsumen akibat kenaikan pendapatan

dan selera.

Pangan Sehat

Dimaknai menyediakan produk yang aman, sehat dan halal.

Produk bernilai tambah tinggi

Dimaknai Menciptakan produk pertanian yang mensejahterakan

pelaku/petani, mendorong dihasilkannya aneka produk segar, produk

olahan, produk turunan, produk samping, produk ikutan dan limbah.

Sumberdaya Lokal

Dimaknai mengoptimalkan pemanfaatan keunggulan kompetitif dan

komparatif wilayah dan komoditas, meningkatkan efisiensi.

56
Kedaulatan Pangan

Dimaknai hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan

kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang

memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem Pangan yang

sesuai dengan potensi sumber daya lokal.

Kesejahteraan Petani

Dimaknai petani dan keluarganya hidup layak dari lahan dan usaha yang

digelutinya.

c. Misi Kementerian Pertanian

Dalam rangka mewujudkan visi ini maka misi Kementerian Pertanian

adalah :

1. Mewujudkan kedaulatan pangan.

2. Mewujudkan sistem pertanian bioindustri berkelanjutan.

3. Mewujudkan kesejahteraan petani.

4. Mewujudkan Reformasi Birokrasi.

d. Tujuan dan Sasaran Strategis

 Tujuan

Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi Kementerian Pertanian, maka

tujuan pembangunan pertanian periode 2015-2019 yang ingin dicapai

yaitu :

a. Meningkatkan ketersediaan dan diversifikasi untuk mewujudkan

kedaulatan pangan.

b. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pangan dan

pertanian.

57
c. Meningkatkan ketersediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi.

d. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

e. Meningkatkan kualitas kinerja aparatur pemerintah bidang pertanian

yang amanah dan profesional.

 Sasaran Strategis

Sasaran strategis merupakan indikator kinerja Kementerian Pertanian

dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran yang ingin

dicapai dalam dalam periode 2015-2019 adalah :

1. Swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi

daging dan gula

2. Peningkatan diversifikasi pangan

3. Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam

memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor

4. Penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi

5. Peningkatan pendapatan keluarga petani

6. Akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik

3.4. Telaahan Renstra Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB.

3.5. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan hasil perencanaan

tata ruang yang dilakukan untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang

yang meliputi penyusunan dalam suatu kesatuan geografis, berdasarkan aspek

administratif atau aspek fungsional. Aspek penting dalam penyusunan tata

ruang adalah melihat secara detail kondisi lingkungan dan ekosistem sebuah

wilayah, termasuk kondisi ekonomi dan sosial masyarakat di wilayah tersebut.

58
Keberadaan RTRW dan juga sangat bermanfaat. Karena menjadi pedoman

dalam menyusun rencana pembangunan baik jangka panjang, menengah,

demikian juga rencana kerja pemerintah jangka pendek.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS

adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan,

rencana, dan/atau program.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis memuat kajian antara lain :

1. Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk

pembangunan;

2. Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup;

3. Kinerja layanan / jasa ekosistem;

4. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;

5. Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim; dan

6. Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.

Hasil KLHS menjadi dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program

pembangunan dalam suatu wilayah. Apabila hasil KLHS menyatakan bahwa

daya dukung dan daya tampung sudah terlampaui, maka :

1. Kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan tersebut wajib

diperbaiki sesuai dengan rekomendasi KLHS; dan

2. Segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan

daya tampung lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi.

59
Dengan mempertimbangkan fungsi KLHS tersebut maka analisis

terhadap dokumen hasil KLHS ditujukan untuk mengidentifikasi apakah ada

program dan kegiatan pelayanan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok

Timur berimplikasi negatif terhadap lingkungan hidup. Jika ada, maka program

dan kegiatan tersebut perlu direvisi agar sesuai dengan rekomendasi KLHS.

Dua definisi KLHS yang lazim diterapkan , yaitu definisi yang menekankan

pada pendekatan telaah dampak lingkungan (EIA-driven) dan pendekatan

keberlanjutan (sustainability-drive). Pada definisi pertama, KLHS berfungsi

untuk menelaah efek dan/atau dampak lingkungan dari suatu kebijakan,

rencana atau program pembangunan.sedangkan definisi kedua, menekankan

pada keberlanjutan pembangunan dan pengelolaan sumber daya.

Peran KLHS dalam Perencanaan Tata Ruang KLHS adalah sebuah

bentuk tindakan strategis dalam menuntun, mengarahkan dan menjamin tidak

terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan keberlanjutan dipertimbangkan

secara inheren dalam Kebijakan, Rencana dan Program (KRP). Penerapan

KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas

pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) dan

atau instrument pengelolaan lingkungan lainnya.

Pembangunan ketahanan pangan tidak lepas dari ketersediaan lahan.

Dalam RTRW telah disebutkan kawasan peruntukan pertanian yaitu wilayah

budidaya pertanian pangan dan hortikultura pada kawasan lahan pertanian

basah maupun kering. Kawasan peruntukan pertanian ini ditetapkan dengan

tujuan melindungi kawasan dan lahan pertanian pangan secara berkelanjutan,

menjamin tersedianya lahan pertanian pangan dan hortikultura secara

60
berkelajutan, mewujudkan kemandirian, ketahanan pangan dan kedaulatan

pangan, melindungi kepemilikan lahan pertanian pangan milik petani,

meningkatkan kemakmuran, kesejahteraan petani dan masyarakat,

meningkatkan perlindungan dan pemberdayaan petani, meningkatkan

penyediaan lapangan kerja bagi kehidupan yang layak, mempertahankan

keseimbangan ekologis, mewujudkan revitalisasi pertanian ditetapkan sebagai

kawasan pertanian pangan dan hortikultura berkelanjutan, lahan pertanian

pangan dan hortikultura berkelanjutan dan cadangan lahan pertanian pangan

dan hortikultura berkelanjutan.

Kegiatan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur yang

berhubungan dengan rencana tata ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup

strategis adalah pembangunan gudang lumbung pangan masyarakat.

Pembangunan lumbung pangan ini bertujuan untuk menampung gabah/beras

pada waktu musim panen raya untuk mengantisipasi pada musim-musim

paceklik.

Gudang lumbung pangan masyarakat dibangun di wilayah/daerah

sentra produksi dan daerah rawan pangan. Oleh karena itu gudang lumbung

pangan dibangun (lokasi) pada daerah pemukiman sesuai dengan tata ruang

wilayah kecamatan/desa. Penentuan lokasi gudang lumbung pangan dilakukan

dengan cara mengkoordinasikan dengan kecamatan dan desa sehingga pihak

pemerintah kecamatan dan desa dapat memberikan gambaran dimana/lokasi

lumbung pangan akan dibangun. Melalui hal diatas dapat diketahui dengan

tepat dimana gudang lumbung pangan tersebut akan dibangun sehingga tidak

bersentuhan dengan kawasan hutan lindung/cagar alam. Dalam hal ini

61
berdirinya bangunan lumbung berdiri di atas lahan yang sesuai dengan

Rencana Tata Ruang Wilayah.

3.6. Penentuan Isu – isu Strategis

Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Ketahanan

Kabupaten Lombok Timur adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan

atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya sangat

signifikan di masa yang akan datang. Berbagai permasalahan pembangunan

ketahanan pangan yang dihadapi, tantangan dan potensi yang dapat

dikembangkan mendasari perumusan isu strategis pembangunan ketahanan

pangan. Perumusan dilaksanakan dengan mempertimbangkan pengaruh

terhadap pencapaian sasaran pembangunan ketahanan pangan Kabupaten

Lombok Timur, luasnya dampak yang ditimbulkan terhadap daerah dan

masyarakat dan kemudahan untuk dikelola. Adapun isu strategis tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Masih adanya daerah (desa) rentan rawan pangan


Gambaran kondisi ketahanan pangan berdasarkan Peta Ketahanan dan

Kerentanan Pangan (Food Security And Vulnerability Atlas/FSVA)

Kabupaten Lombok Timur yang disusun terkahir Tahun 2016 menunjukkan

bahwa terdapat 47 desa yang terindikasi rentan rawan pangan pada Prioritas

1, 2 dan 3.

62
Tabel 7. Sebaran Jumlah Desa per Prioritas Pada Masing-masing
Kecamatan Berdasarkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016
Desa/Kelurahan
No Kecamatan
Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 Prioritas 4
1 AIKMEL 1 8 15
2 JEROWARU 1 4 5 5
3 KERUAK 1 14
4 LABUHAN HAJI 12
5 MASBAGIK 1 9
6 MONTONG GADING 8
7 PRINGGABAYA 2 13
8 PRINGGASELA 1 9
9 SAKRA 1 11
10 SAKRA BARAT 18
11 SAKRA TIMUR 10
12 SAMBELIA 8 3
13 SELONG 12
14 SEMBALUN 2 4
15 SIKUR 2 12
16 SUELA 1 2 5
17 SUKAMULIA 9
18 SURALAGA 1 2 12
19 TERARA 2 2 12
20 WANASABA 14
Total 1 9 37 207
Gambaran situasi ketahanan dan kerentanan pangan Kabupaten Lombok
Timur Tahun 2016 disajikan pada peta berikut.
Gambar 1. Peta Kerentanan terhadap Kerwanan Pangan Kabupaten
Lombok Timur Tahun 2016

63
b. Konsumsi pangan masyarakat masih kurang beragam, bergizi, berimbang.

Pemenuhan konsumsi pangan seyogyanya tidak hanya ditekankan pada

aspek kuantitas, tetapi yang juga tidak kalah pentingnya kualitas konsumsi

pangan atau keanekaragaman konsumsi pangan dengan gizi berimbang.

Proporsi energi dari setiap kelompok pangan terhadap total anjuran

konsumsi energi memberikan gambaran kualitas atau keragaman dan

keseimbangan gizi, yang ditunjukkan dengan skor Pola Pangan Harapan

(PPH).

Perkembangan rata-rata kualitas konsumsi pangan masyarakat dalam

periode 2013-2017 yang ditunjukkan dengan pencapaian skor PPH

berfluktuasi setiap tahunnya. Meskipun menunjukkan penurunan dengan

laju sekitar 1,9 pada kurun waktu 2014-2016, namun pada tahun 2017 skor

PPH meningkat dibanding tahun 2013 yakni sebesar 84,1. Peningkatan skor

PPH tersebut banyak dipengaruhi oleh meningkatnya konsumsi sayur dan

buah.

Grafik. 1. Perkembangan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten


Lombok Timur Tahun 2013-2017

64
Perkembangan kualitas konsumsi selama 2013-2017 masih belum

mencapai kondisi ideal. Belum idealnya kualitas konsumsi pangan ini

terjadi karena pola konsumsi pangan masih sangat tergantung pada padi-

padian, dan masih kurang dalam hal konsumsi pangan hewani, sayuran dan

buah serta kacang-kacangan.

Apabila terjadi ketergantungan pada jenis pangan tertentu, maka akan

mengakibatkan konsumsi total meningkat dan menuntut produksi total yang

tinggi pula. Oleh karena itu, jika terjadi sedikit saja gangguan pada

ketersediaan pangan tertentu tersebut, akan berakibat besar pada sistem

ketahanan pangan.

Pengembangan kearah pola konsumsi pangan yang sehat memerlukan

perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat agar dengan kemauan dan

kemampuan sendiri mau mengubah pola konsumsinya ke arah yang lebih

beragam, bergizi dan seimbang. Untuk itu, upaya sosialisasi dan promosi

yang intensif dan melibatkan beragam pemangku kepentingan dari sektor

pemerintah, swasta, akademisi dan masyarakat secara utuh dan menyeluruh

perlu menjadi prioritas.

c. Masih terbatasnya akses sebagian masyarakat terhadap bahan pangan

karena rendahnya kemampuan daya beli/kemiskinan.

Tingkat kesejahteraan penduduk merupakan proksi kuat untuk mengukur

kemampuan masyarakat dalam mengakses pangan yang cukup bagi

keluarganya. Rendahnya tingkat kesejahteraan penduduk menyebabkan

akses terhadap pekerjaan dan pengelolaan sumberdaya menjadi rendah

65
sehingga mengakibatkan rendahnya pendapatan masyarakat. Rendahnya

pendapatan menyebabkan daya beli masyarakat menjadi rendah dan

rendahnya daya beli menyebabkan pemenuhan kebutuhan dasar yaitu

kebutuhan akan pangan yang memenuhi pola pangan harapan sebagai

syarat asupan gizi yang cukup juga berpeluang besar tidak dapat dipenuhi.

Perkembangan persentase penduduk miskin di Kabupaten Lombok Timur

dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir menunjukkan kecenderungan

terjadinya penurunan. Pada tahun 2009, persentase penduduk miskin di

Kabupaten Lombok Timur sebesar 23,96 %, sementara pada tahun 2018

turun menjadi 16,55 %. Namun demikian, penurunan persentase penduduk

miskin ini relatif berjalan lambat. Sepanjang kurun waktu 10 tahun hanya

terjadi penurunan persentase penduduk miskin sebesar 7,41%, atau dengan

kata lain rata-rata penurunan persentase penduduk miskin selama 10 tahun

terakhir sekitar 0,741 persen per tahun.

Grafik 2. Perkembangan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Lombok


Timur Tahun 2009-2018

66
d. Fluktuasi harga pangan.

Dinamika harga pangan di tingkat produsen dan konsumen seringkali

pergerakannya saling bertolak belakang, yaitu ketika harga produsen tinggi

maka yang tertekan adalah konsumen dan sebaliknya saat harga produsen

rendah maka yang mengalami tekanan terbesar adalah produsen. Oleh

karena itu, di satu sisi produsen harus mendapatkan harga yang layak untuk

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Mengabaikan kepentingan

produsen sama saja dengan pembiaran terhadap hak petani/produsen untuk

mendapatkan kesempatan hidup layak, tetapi disisi lain dengan

membiarkan harga di tingkat konsumen tinggi juga mengakibatkan semakin

tertekan dan tergerusnya daya beli masyarakat di tingkat konsumen.

Harga pangan menjadi salah satu indikator kecukupan pangan masyarakat.

Harga juga merupakan salah satu elemen penting dalam ekonomi pangan

dan berkontribusi terhadap inflasi. Harga pangan tingkat konsumen

berpengaruh terhadap: (a) akses pangan; (b) kondisi rawan pangan; (c)

ketersediaan pasokan; (d) kondisi permintaan; (e) kelancaran distribusi

pangan; (f) kondisi perdagangan di pasar internasional; (g) dampak

implementasi kebijakan pemerintan; dan (h) daya beli masyarakat.

Terjadinya gangguan pada pasokan yang dapat mempengaruhi harga

pangan perlu segera mendapat respon kebijakan dari pemerintah karena

dapat menimbulkan gejolak sosial di masyarakat dan dapat mengakibatkan

terganggunya kondisi sosial politik nasional. Oleh karena itu, diperlukan

suatu Sistem Deteksi Dini (Early Warning System) tentang kondisi pasokan

67
dan harga pangan yang tepat (up to date) dan akurat, agar dapat segera

dilakukan antisipasi dan respon terhadap kemungkinan terjadinya gejolak

e. Peredaran produk pangan segar yang belum sepenuhnya memenuhi syarat

aman, sehat, utuh dan halal (ASUH).

Pangan yang aman adalah pangan yang terbebas dari cemaran biologis,

kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan

membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama,

keyakinan, dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif dan

produktif. Salah satu sasaran pengembangan di bidang pangan adalah

terjaminnya pangan yang dicirikan oleh terbebasnya masyarakat dari jenis

pangan yang berbahaya bagi kesehatan. Hal ini secara jelas menunjukkan

upaya untuk melindungi masyarakat dari pangan yang tidak memenuhi

standar dan persyaratan kesehatan.

UU 18 tahun 2012 mempertegas peran Pemerintah dalam pembinaan dan

pengawasan keamanan pangan. Pengawasan keamanan pangan untuk

pangan olahan dilaksanakan oleh lembaga pemerintah yang melaksanakan

tugas pemerintahan di bidang pengawasan obat dan makanan. Sedangkan

pengawasan persyaratan keamanan pangan segar dilaksanakan oleh

lembaga pemerintah yang menyelenggarakan urusan di bidang pangan.

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur dalam menjalankan

fungsi pengawasan keamanan pangan segar hasil pertanian melalui 2 (dua)

pola pengawasan, yaitu 1) pengawasan pre market dan 2) post market.

Pengawasan pre market adalah pengawasan keamanan pangan segar

sebelum pangan beredar di pasaran yang berupa sertifikasi dan registrasi

68
pangan segar pada kegiatan budidaya dan penanganan pasca panen.

Sedangkan pengawasan post market adalah pengawasan pangan segar di

peredaran. Pengawasan ini dalam bentuk inspeksi maupun pemantauan.

Pengawasan post market ada yang bersifat regular dan insidentil.

Pengawasan regular dilakukan secara rutin menjelang Hari Raya

Keagamaan maupun pemantauan bulanan. Sedangkan pengawasan

insidentil dilaksanakan jika ada kasus terkait keamanan pangan yang

memerlukan tindakan.

69
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN

Berdasarkan visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih,

Dinas Ketahanan Pangan menetapkan tujuan dan sasaran yang merupakan

penjabaran atau implementasi visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Kabupaten Lombok Timur dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima)

tahun kedepan. Adapun tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Ketahanan

Pangan Kabupaten Lombok Timur beserta indikator kinerjanya disajikan pada tabel

6 dan telah direvisi dengan tabel 7 dibawah ini.

Tabel 6. Tujuan dan sasaran jangka menengah pelayanan OPD Dinas


Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur
TARGET dan REALISASI KINERJA PADA TAHUN
INDIKATOR KINERJA
NO TUJUAN SASARAN 2019 2020
TUJUAN/ SASARAN
Target Realisasi Target Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Terwujudnya Persentase desa 17.57% % 15% 22,83%
ketahanan rawan pangan
pangan Ketersediaan energi - - 2..4 2..7
Mengurangi dan protein perkapita kal/kap/hari kal/kap/hari
jumlah daerah - - 63 81
rawan pangan gr/kap/hari gr/kap/hari
melalui Meningkatnya 50,603 ton 42,239 Ton
ketersediaan cadangan pangan
pangan (produksi pemerintah
dan cadangan Persentase Kelompok 50% 50% 54% 54%
pangan), Lumbung Pangan
keterjangkauan, Masyarakat (LPM) yang
konsumsi pangan Aktif
dan gizi serta Persentase pangan 84.21% 86% 86.84% 89,00%
keamanan pangan segar yang aman
berbasis bahan dikonsumsi
baku, sumber Persentase Kelompok 5% 5% 9% 9%
daya dan kearifan Kawasan Rumah
lokal Pangan Lestari (KRPL)
mandiri
Skor Pola Pangan - - 85 point 90,2 point
Harapan (PPH)

70
Tabel 7. Tujuan dan sasaran jangka menengah pelayanan OPD Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Lombok Timur :

INDIKATOR TARGET KINERJA PADA TAHUN KE-


NO. TUJUAN SASARAN KINERJA 2019 2020 2021 2022 2023
SASARAN Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Target
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Meningkat Persentase 17% 15% 22.83% 22% 22.04 21% 20%
kan desa rawan %
ketahanan pangan
pangan
utama
masyaraka
t
Tercapainy Ketersediaan 2..4 2..7 2..4 2..7 2..4 2..4
a energi dan kal/k kal/kap/ kal/ka kal/ka kal/ka kal/kap
ketersedia protein ap/ha hari p/hari p/hari p/har /hari
an pangan perkapita ri i
lokal,
akses
pangan
dan pola
konsumsi
masyaraka
t
63 81 63 81 63 63
gr/ka gr/kap/ gr/ka gr/kap gr/ka gr/kap
p/har hari p/hari /hari p/har /hari
i i
Persentase 120% 125% 144,27% 130% 144,89 135% 140%
ketersediaan %
pangan
(tersedianya
cadangan
beras/jagung
sesuai
kebutahan)
Persentase 84.21 86% 86.84 89,00% 88% 90% 90% 92%
pangan % %
segar yang
aman
dikonsumsi
Skor Pola 85 90,5 86 93,9 87 88
Pangan point point point Point point point
Harapan
(PPH)

71
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Tabel 7. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Ketahanan Pangan
Kabupaten Lombok Timur 2019 - 2023

Indikator
No. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Kinerja
1 2 3 4 5 6
Meningkatkan Meningkatkan Rata-rata 1. Peningkatan 1. Peningkatan
1. ketahanan ketersediaan jumlah ketersediaan pangan koordinasi dan
pangan utama pangan utama ketersediaan yang berbasis sumber sinergitas lintas
masyarakat pangan utama daya lokal sector dalam
pertahun 2. Memantapkan pengelolaan
penanganan ketersediaan dan
kerawanan pangan penanganan rawan
untuk mengurangi pangan, distribusi,
jumlah penduduk harga dan cadangan
miskin pangan serta
3.Stabilisasi pasokan konsumsi dan
dan harga pangan keamanan pangan
serta pengelolaan 2. Peningkatan
cadangan pangan dukungan
4. Percepatan pengembangan
penganekaragaman pangan
konsumsi pangan 3. Peningkatan
berbasis sumber daya kerjasama dengan
dan kearifan lokal instansi terkait
5. Pengawasan dan 4. Peningkatan
keamanan pangan pemberdayaan dan
segar peran serta
masyarakat
5. Penguatan
kelembagaan dan
koordinasi
ketahanan pangan

72
73
BAB VI

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN

DAN KERANGKA PENDANAAN

Secara rinci rencana program dan kegiatan dan kerangka pendanaan yang telah direvisi dari tahun 2021 – 2023 seperti pada tabel
8 dibawah ini.

Tabel 8. Rencana Program, Kegiatan dan Kerangka Pendanaan pada Dinas Ketahanan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2019-2023

INDIKATOR TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN


KINERJA TUJUAN,
SASARA SASARAN,
TUJUAN KODE PROGRAM/KEGIATAN 2021 2022 2023
N PROGRAM (out
come) KEGIATAN
target target target
(out put) (Rp.) (Rp.) (Rp.)
(K) (K) (K)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12 13 14 15 16

Terlaksa
Kelancara nanya
pelaksana kegiatan 5,762,321,244 5.992.813.000 6.232.525.520
an tugas rutin
dinas kator

74
Persentase sarana
dan prasarana
pelayanan yang
PROGRAM terawat dan
2 9 1 100% 3,627,871,622 100% 3.772.992.000 100% 3.923.911.680
PENUNJANG URUSAN berfungsi baik
PEMERINTAHAN untuk mendukung
DAERAH perlaksanaa
KABUPATEN/KOTA program
Persentase
tersusunnya
2.
Perencanaan, dokumen
2 9 1 0 100% 24,801,600 100% 25.808.000 100% 26.840.320
Penganggaran dan perencanaan
1
Evaluasi Kinerja pelaporan dan
Perangkat Daerah evaluasi kegiatan
2. Penyusunan dokumen 12 12 12
2 9 1 0 1 perencanaan Tersusunya RKA exsem 16,879,600 exsem 17.570.000 exsem 18.272.800
1 perangkat daerah dan DPA plar plar plar

Koordinasi dan
2. penyususnan laporan Jumlah laporan
2 9 1 0 6 capaian kinerja dan capaian kinerja dan 4 jenis 7,922,000 4 jenis 8.238.000 4 jenis 8.567.520
1 ikhtisar realisasi ikhtisar realisasi
kinerja SKPD kinerja
Persentase
2.
Administrasi penatausahaan
2 9 1 0 100% 3,232,494,422 100% 3.361.793.000 100% 3.496.264.720
Keuangan Perangkat keuangan sesuai
2
Daerah rencana
2.
1 1 1
2 9 1 0 1 Penyediaan gaji dan Jumlah gaji dan 3,085,956,422 3.209.394.000 3.337.769.760
tahun tahun tahun
2 tunjangan ASN tunjangan ASN

75
Jumlah
2. Pelaksanaan pelaksanaan
1 1 1
2 9 1 0 3 penatausahaan dan penatausahaan dan 146,538,000 152.399.000 158.494.960
tahun tahun tahun
2 pengujian/verifikasi pengujian/verifikasi
keuangan SKPD keuangan dinas
Persentase
2.
Administrasi Barang pengelolaan
2 9 1 0 100% 8,416,000 100% 8.752.000 100% 9.102.080
Milik Daerah pada aset/barang milik
3
Perangkat Daerah daerah
Jumlah
2.
Penatausahaan barang penatausahaan
2 9 1 0 6 100% 8,416,000 100% 8.752.000 100% 9.102.080
milik daerah pada barang milik
3
SKPD daerah pda dinas
2. Adiministrasi Tersusunnya
2 9 1 0 Kepegawaian dokumen 100% 14,591,500 100% 15.175.000 100% 15.782.000
5 Perangkat Daerah kepegawaian ASN
2. Monitoring, evaluasi Adanya monitoring 1 1 1
2 9 1 0 5 dan penilaian kinerja dan penilaian 14,591,500 15.175.000 15.782.000
tahun tahun tahum
5 pegawai kinerja pegawai
Persentase
2.
terlaksananya
2 9 1 0 100% 192,526,000 100% 200.223.000 100% 208.231.920
Administrasi Umum pelayanan umum
6
Perangkat Daerah perangkat daerah

2. Penyediaan Tersedianya
2 9 1 0 1 komponen instalasi komponen instalasi 100% 1,219,000 100% 1.267.000 100% 1.317.680
6 listrik/penerangan listrik/penerangan
bangunan kantor kantor

76
2. Penyediaan peralatan Jumlah 32 32 32
2 9 1 0 2 dan perlengkapan perlengkapan dan 20,000,000 20.800.000 21.632.000
jenis jenis jenis
6 kantor peralatan kantor
2. Jumlah barang
2 9 1 0 3 Penyediaan peralatan cetakan dan 3 jenis 2,890,000 3 jenis 3.005.000 3 jenis 3.125.200
6 rumah tangga penggandaan
2. Penyediaan barang Jumlah barang
2 9 1 0 5 cetakan dan cetakan dan 3 jenis 4,071,000 3 jenis 4.233.000 3 jenis 4.402.320
6 penggandaan penggandaan
Jumlah bahan
2. bcaan dan
2 9 1 0 6 Penyediaan bahan peraturan 2 jenis 6,924,000 2 jenis 7.200.000 2 jenis 7.488.000
6 bacaan dan peraturan perundang-
perundang-undangan undangan
2. Penyelenggaraan Jumlah perjalan
2 9 1 0 9 rapat koordinasi dan dinas biasa dan 2 jenis 157,422,000 2 jenis 163.718.000 2 jenis 170.266.720
6 konsultasi SKPD dalam kota

2, Pengadaan Barang Persentase


2 9 1 0 Milik Daerah penyelesaian 100% 34,928,000 100% 36.324.000 100% 37.776.960
7 Penunjang Urusan pengadaan aset
Pemerintah Daerah direncanakan
2.
2 9 1 0 5 3 jenis 5,556,000 3 jenis 5.778.000 3 jenis 6.009.120
7 Pengadaan mebel Jumlah meublaire
2.
2 9 1 0 6 Pengadaan peralatan Jumlah peralatan 4 jenis 29,372,000 4 jenis 30.546.000 4 jenis 31.767.840
7 dan mesin lainnya dan mesin lainnya

77
2. Penyediaan Jasa Persentase capaian
2 9 1 0 Penunjang Urusan layanan jasa 100% 12,900,000 100% 13.416.000 100% 13.952.640
8 Pemerintah Daerah penunjang
2.
2 9 1 0 1 Penyediaan jasa surat Jumlah jasa surat 2 jenis 3,300,000 2 jenis 3.432.000 2 jenis 3.569.280
8 menyurat menyurat
2. Penyediaan jasa 12 12 12
2 9 1 0 2 komunikasi, sumber Jumlah paket 9,600,000 9.984.000 10.383.360
bulan bulan bulan
8 daya air dan listrik internet

2. Pemeliharaan Barang Persentase


2 9 1 0 Milik Daerah pemeliharaan 100% 107,214,100 100% 111.501.000 100% 115.961.040
9 Penunjang Urusan barang milik
Pemerintah Daerah daerah
Jumlah penyediaan
Penyediaan jasa jasa pemeliharaan,
pemeliharaan, biaya biaya pemeliharaan
2.
pemeliharaan dan dan pajak
2 9 1 0 1 5 jenis 91,094,100 5 jenis 94.737.000 5 jenis 98.526.480
pajak kendaraan kendaraan
9
perorangan dinas atau perorangan dinas
kendaraan dinas atau kendaraan
jabatan dinas jabatan
Jumlah
2.
Pemeliharaan Pemeliharaan
2 9 1 0 6 3 jenis 16,120,000 3 jenis 16.764.000 3 jenis 17.434.560
peralatan dan mesin peralatan dan
9
lainnya mesin

78
PROGRAM
PENGELOLAAN
SUMBER DAYA
2 9 2 EKONOMI UNTUK Persentase 58% 470,000,000 63% 488.800.000 63% 508.352.000
KEDAULATAN DAN lumbung pangan
KEMANDIRIAN masyarakat (LPM)
PANAGAN aktif

Penyediaan
Infrastruktur dan
2. Seluruh Pendukung
2 9 2 0 4 jenis 470,000,000 4 jenis 488.800.000 4 jenis 508.352.000
Kemandirian Pangan
1
Sesuai Kewenangan Tersedianya
Daerah infrastruktur
Kabupaten/Kota lumbung pangan
2. Penyediaan Tersedianya 2 2 2
2 9 2 0 1 infrastruktur lumbung infrastruktur 470,000,000 305.240.000 317.449.600
paket paket paket
1 pangan lumbung pangan
2. Penyediaan Jumlah
2 9 2 0 2 infrastruktur lantai Infrastruktur lantai 2 jenis 183.560.000 2 jenis 190.902.400
1 jemur jemur
PROGRAM Persentase
PENINGKATAN kelompok kawasan
2 9 3 DIVERSIFIKASI DAN rumah pangan 18% 1,334,869,422 18% 1.388.259.000 18% 1.443.789.360
KETAHANAN PANGAN lestari (KRPL)
MASYARAKAT mandiri

79
Penyediaan dan
Penyaluran Pangan
Pokok atau Pangan
2. Lainnya Sesuai
2 9 3 0 Dengan Kebutuhan 75% 368,708,622 75% 383.454.000 75% 398.792.160
1 Daerah
Kabupaten/Kota Persentase
Dalam Rangka kelompok yang
Stabilisasi Pasokan mendapatkan
dan Harga Pangan bantuan

2. Penyediaan informasi Jumlah informasi


1 1 1
2 9 3 0 1 harga pangan dan hrga pangan dan 29,104,000 30.268.000 31.478.720
neraca bahan neraca bahan tahun tahun tahun
1
makanan makanan
Berkembangnya
2. 2 2 2
Penyediaan pangan sentra usaha tani
2 9 3 0 2 kelom 186,512,622 kelom 193.973.000 kelom 201.731.920
berbasis sumber daya dan kawasan
1 pok pok pok
lokal mandiri pangan
Terselenggaranya
koordinasi,
2. Koordinasi, sinkronisasi dan
2 9 3 0 3 sinkronisasi dan pelaksanaan 100% 15,994,000 100% 16.633.000 100% 17.298.320
1 pelaksanaan distribusi distribusi pangan
pangan pokok dan pokok dan pangan
pangan lainnya lainnya
2. Pemantauan stok, Pemantauan stok, 1 1 1
2 9 3 0 4 pasokan dan harga pasokan dan harga 37,166,000 38.652.000 40.198.080
tahun tahun tahun
1 pangan pangan

80
2. Pengembangan dan Pengembangan
2 9 3 0 5 kelembagaan dan kelembagaan dan 100% 73,664,000 100% 76.610.000 100% 79.674.400
1 jaringan distribusi jaringan distribusi
pangan pangan
Pengembangan Pengembangan
2. kelembagaan usaha kelembagaan
2 9 3 0 6 pangan masyarakat usaha pangan 100% 26,268,000 100% 27.318.000 100% 28.410.720
1 dan toko tani masyarakat dan
indonesia toko tani indonesia
Terlaksananya
koordinasi dan
2.
Pengelolaan dan singkronisasi
2 9 3 0 4 kali 174,963,400 4 kali 161.961.000 4 kali 168.439.440
Keseimbangan pengendalian
2
Cadangan Pangan cadangan pangan
Kabupaten/Kota kabupaten/kota
Koordinasi dan Jumlah koordinasi
2. Singkronisasi dan singkronisasi
2 9 3 0 1 pengendalian pengendalian 4 kali 19,915,400 4 kali 20.712.000 4 kali 21.540.480
2 cadangan pangan cadangan pangan
kabupaten/kota kabupaten/kota

2. Jumlah pengadaan
11700 11700 11700
2 9 3 0 3 Pngadaan cadangan cadangan pangan 155,048,000 161.249.000 167.698.960
pangan pemerintah pemerintah kg kg kg
2
kabupaten/kota kabupaten/kota

81
Pelaksanaan Jumlah
2. Pencapaian Target penyusunan dan
2 9 3 0 Konsumsi Pangan penetapan target 1 kali 791,197,400 1 kali 822.844.000 1 kali 855.757.760
4 Perkapita/Tahun konsumsi pangan
Sesuai Dengan Angka per kapita per
Kecukupan Gizi tahun
Jumlah
penyusunan dan
2. 5 5 5
Penyusunan dan penetapan target
2 9 3 0 1 kegiat 6,018,000 kegiat 6.258.000 kegiat 6.508.320
penetapan target konsumsi pangan
4 an an an
konsumsi pangan per per kapita per
kapita per tahun tahun
Terlaksananya
Pemberdayaan pemberdayaan
2. masyarakat dalam masyarakat dalam 5 5 5
2 9 3 0 2 penganekaragaman penganekaragaman kegiat 785,179,400 kegiat 816.586.000 kegiat 849.249.440
4 konsumsi pangan konsumsi pangan an an an
berbasis sumber daya berbasis sumber
lokal daya lokal
PROGRAM
2 9 4 PENANGANAN 22% 88,028,000 21% 91.549.000 21% 95.210.960
KERAWANAN Persentase desa
PANGAN rawan pangan
Penyusanan,
2. Pnyusunan Peta pemutakhiran dan
12 12 12
2 9 4 0 kerentanan dan analisis peta 88,028,000 91.549.000 95.210.960
buku buku buku
1 ketahanan pangan ketahanan dan
Kecamatan kerentanan pangan

82
Terlaksananya
Penyusunan, penyusunan,
2.
pemutakhiran dan pemutakhiran dan
2 9 4 0 1 100% 88,028,000 100% 91.549.000 100% 95.210.960
analisis peta analisis peta
1
ketahanan dan ketahanan dan
kerentanan pangan kerentanan pangan
PROGRAM Persentase pangan 89.47 92,11 92,11
2 9 5 PENGAWASAN segar yang aman 241,552,200 251.213.000 261.261.520
% % %
KEAMANAN PANGAN dikonsumsi
Jasa sertifikasi
prima penyediaan
sarana dan
2. prasarana
1 1 1
2 9 5 0 Pelaksanaan pengujian mutu 241,552,200 251.213.000 261.261.520
paket paket paket
1 Pengawasan dan keamanan
Keamanan Pangan pangan segar asal
Segar Daerah tumbuhan daerah
Kabupaten/Kota kabupaten/kota
Penguatan
2. kelembagaan 10 10 10
2 9 5 0 1 keamanan pangan komo 124,537,800 komod 129.519.000 komo 134.699.760
1 segar daerah Tersedianya diti iti diti
kabupaten/kota sertifikat prima

83
Penyediaan sarana
dan prasarana
2. pengujian mutu dan 10 10 10
2 9 5 0 5 keamanan pangan 117,014,400 121.694.000 126.561.760
buku buku buku
1
segar asal tumbuhan
daerah Tersedianya buku
kabupaten/kota pengujian mutu

84
BAB VII

INDIKATOR KINERJA DINAS KETAHANAN PANGAN


KABUPATEN LOMBOK TIMUR YANG MENGACU PADA
RPJMD LOMBOK TIMUR 2018 - 2023

Dalam Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur Tahun

2018-2023 kita mengacu pada RPJMD Kabupaten Lombok Timur dengan visinya

“Lombok Timur Yang Adil, Sejahtera dan Aman”, dimana Dinas Ketahanan

Pangan Kab. Lombok Timur dalam masa 5 (lima) tahun untuk mencapai indikator

kinerja sebagaimana disajikan pada tabel 7.1 dan 7.2 di bawah ini :

Tabel 7.1. Indikator Kinerja Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur
yang mengacu pada RPJMD Lombok Timur 2018-2023
Data Capaian (Tahun) Capaian
No Indikator Kinerja Satuan
Awal 2019 2020 2021 2022 2023 Akhir
1. Persentase Desa % 17.57 17.57 15 22 21 20 20
Rawan Pangan
2. Ketersediaan Kal/kap/hari - - 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400
energi dan protein Gr/kap/hari - - 63 63 63 63 63
perkapita
3. Meningkatnya Ton - - 50.603 53.133 55.790 58.580 58.580
cadangan pangan
pemerintah
4. Persentase % 50 50 54 58 63 67 67
Kelompok
Lumbung Pangan
Masyarakat (LPM)
yang Aktif
5. Persentase % 84.21 84.21 86.84 89.47 92.11 94.74 94.74
pangan segar
yang aman
dikonsumsi
6. Persentase % 5 5 9 14 18 23 23
Kelompok Kawasan
Rumah Pangan
Lestari (KRPL)
mandiri
7. Skor Pola Pangan Point - - 85 86 87 88 88
Harapan (PPH)

85
Tabel 7.2. Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Lombok Timur Tahun 2018-2023
Indikator Target Kinerja Tujuan/Sasaran pada Tahun ke
No Tujuan Sasaran
Tujuan/Sasaran 2019 2020 2021 2022 2023
1. Terwujudnya Persentase Desa 17.57% 15% 22% 21% 20%
ketahanan Rawan Pangan
pangan Mengurangi jumlah Persentase 50% 54% 58% 63% 67%
daerah rawan Kelompok
pangan melalui Lumbung Pangan
ketersediaan Masyarakat (LPM)
pangan (produksi yang Aktif
dan cadangan Persentase 84.21% 86.84% 89.47% 92.11% 94.74%
pangan), pangan segar
keterjangkauan, yang aman
konsumsi pangan dikonsumsi
dan gizi serta Persentase 5% 9% 14% 18% 23%
keamanan pangan Kelompok
berbasis bahan Kawasan Rumah
baku, sumber daya Pangan Lestari
dan kearifan lokal (KRPL) mandiri

Tabel di atas menunjukkan bahwa sasaran yang ingin di capai adalah

Mengurangi jumlah daerah rawan pangan melalui ketersediaan pangan (produksi dan

cadangan pangan), keterjangkauan, konsumsi pangan dan gizi serta keamanan

pangan berbasis bahan baku, sumber daya dan kearifan lokal. Untuk mencapai target

Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten tersebut, Dinas Ketahanan Pangan

mendukung dengan kegiatan yang tergabung dalam Program Peningkatan Ketahanan

Pangan (pertanian/perkebunan), Program Kerawanan Pangan, Program Cadangan

Pangan, Program Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan dan Program Target

Konsumsi Pangan dengan rincian kegiatan sebagai berikut:

1. Pengembangan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP)

2. Pengembangan Desa/Kawasan Mandiri Pangan

86
3. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

4. Penyusunan Data Base Ketahanan Pangan

5. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)

6. Pembinaan Kelembagaan Lumbung Pangan Masyarakat (LPM)

7. Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)

8. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)

9. Informasi dan Pemantauan Harga Pasar

10. Penanganan Keamanan Pangan Segar

11. Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA)

12. Penyusunan Analisis Ketersediaan Pangan

13. Penguatan Kelembagaan Keamanan Pangan Segar

14. Promosi dan Sosialisasi Keamanan Pangan Segar

15. Peningkatan Akses Pangan Masyarakat

16. Promosi Penganekaragaman Konsumsi Pangan

17. Pelatihan Pengolahan Pangan Lokal

18. Pengembangan Sentra Usahatani Berkelanjutan

19. Penanganan Daerah Rawan Pangan (PDRP)

20. Analisa Harga dan Pasokan Pangan

21. Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat

22. Promosi Pemanfaatan Pekarangan berbasis B2SA

23. Pengadan Sarana/Prasarana Laboratorium

24. Temu Lapang/Temu Usaha Keamanan Pangan

25. Pengambilan Sampel secara berkala

87
BAB VIII
PENUTUP

Rencana Strategis Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur

Tahun 2019–2023, merupakan pedoman bagi para pengelola dan penyelenggara

kegiatan peningkatan ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian dan sebagai acuan

dalam menyusun Rencana Kerja Tahunan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten

Lombok Timur dalam kurun waktu Tahun 2019 - 2023. Rencana strategis ini juga

akan memudahkan dalam pelaksanaan pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan

peningkatan ketahanan pangan

Rencana strategis ini akan berhasil guna dan berdaya guna dilaksanakan

apabila mendapat perhatian dan dukungan dari seluruh aparat Dinas Ketahanan

Pangan dan pihak terkait, baik unsur pemerintah maupun dari masyarakat tani–

nelayan dan pelaku agribisnis lainnya.

Semoga rencana strategis ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,

demi pembangunan ketahanan pangan di Kabupaten Lombok Timur.

88

Anda mungkin juga menyukai