Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Bahasa Indonesia

Tentang :
“Sejarah Pengembangan Bahasa Indonesia”

Disusun Oleh:

Ade Rahmadani
NPM. 23310036

Dosen Pembimbing :
Bapak Mawardi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SABANG


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
BANDA ACEH
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa Shalawat beserta salam penulis
sanjung sajikan kepangkuan besar Nabi Muhammad SAW yang mana telah membawa kita
dari zaman jahiliyah hingga ke zaman yang penuh ilmu dan pengetahuan seperti saat ini.
Makalah yang berjudul “Sejarah Pengembangan Bahasa Indonesaia”. Makalah ini disusun
untuk melengkapi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia, Program Studi Manajemen.
Penulis menyadari, dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan. Maka dari itu, Penulis mengharapkan saran dan kritik dari rekan – rekan
sekalian yang bersifat membangun. Dan Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih
kepada Dosen Pembimbing Bapak Mawardi pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia, yang telah
mengajarkan adab dan ilmu. Juga terimakasih kepada teman-teman yang terlibat proses
pembelajaran pada mata kuliah ini, semoga selalu diberikan kemudahan dalam menimba
ilmu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Ol
eh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Pe
nulis Berharap dengan adanya makalah ini tidak hanya sebagai tugas namun juga sebagai ped
oman dan bisa bermanfaat dalam menambah pengetahuan bagi pembaca.

Banda Aceh, 28 September 2023


Penulis

Ade rahmadani
NPM.23310036
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................1

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4

1.1 Latar Belakang...................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4

1.3 Tujuan................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................5

2.1 Terbentuknya Bahasa Indonesia........................................................................5

2.2 Sejarah Pengembangan Bahasa Indonesia.........................................................6

2.3 Tahapan Pengembangan Bahasa Indonesia.......................................................9

BAB III PENUTUP ............................................................................................................10

3.1.Kesimpulan........................................................................................................10

3.2 Saran..................................................................................................................10

3.2. Daftar Pustaka...................................................................................................11


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara di Negara Kesatuan Repu
blik Indonesia ini memiliki fungsi yang sangat dominan dalam segala aspek di dalam kehidup
an bermasyarakat. Bahasa Indonesia harus dipelajari, dikembangkan, dan dioptimalkan pengg
unaannya maupun fungsinya. Melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia diharapkan tumbuh si
kap bangga dalam menggunakan bahasa Indonesia sehingga akan tumbuh juga kesadaran aka
n pentingnya nilai-nilai yang terkandung di dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sendiri
telah diresmikan serta dicantumkan ke dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indon
esia Tahun 1945 (selanjutnya UUD 1945). UUD 1945 dalam Pasal 36 menegaskan bahwa ba
hasa yang dipakai di negara kita adalah bahasa Indonesia. kemudian, dibentuklah Undang-Un
dang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Neg
ara Serta Lagu Kebangsaan (selanjutnya UU 24/2009). Fungsi dari UU 24/2009 ini pada dasa
rnya untuk menjadi sarana pemersatu, identitas dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi si
mbol kedaulatan dan kehormatan negara. Melihat bagian umum penjelasan UU 24/2009, dise
butkan bahwa bendera, lambang negara, lagu negara juga bahasa merupakan bukti kedaulatan
negara di dalam tata pergaulan dengan negara-negara lain.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus bahasa Negara di Indonesia. bah
asa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, al
at pemersatu bangsa, dan sebagai alat perhubungan antar budaya atau daerah. Berdasarkan pe
ndapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional di Indone
sia memiliki fungsi yang beragam, diantaranya adalah sebagai lambang kebanggaan nasional
karena dipakai secara luas dan sangat djunjung tinggi. Untuk mewujudkan fungsi bahasa Indo
nesia, perlu diadakannya suatu pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dengan hara
pan bahasa Indonesia bisa diakui oleh setiap warga negara Indonesia. Pengembangan bahasa
Indonesia dapat dilakukan dengan upaya yang strategis melalui pembelajaran Bahasa Indones
ia. Pembinaan dan pengembangan yang berhasil akan memberikan suatu dampak yang positif
bagi kemajuan berbagai aspek bangsa Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah


1.Terbentuknya Bahasa Indonesia
2.Sejarah Pengembangan Bahasa Indonesia
3.Tahapan Perkembangan Bahasa Indonesia
1.3. Maksud dan Tujuan
1. Maksud pembuatan makalah sejarah pengembangan bahasa Indonesia adalah untuk m
emberikan pemahaman tentang sejarah dan perkembangan bahasa Indonesia, termasu
k penyempurnaan ejaan, fungsi, dan ragam bahasa Indonesia.
2. Dan adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui asal mula bahasa
Indonesia, perkembangan bahasa Indonesia pada zaman pra kemerdekaan, perkemban
gan bahasa Indonesia pada zaman kemerdekaan, dan perkembangan bahasa Indonesia
pada zaman reformasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Terbentuknya Bahasa Indonesia
A. Sejarah Terbentuknya Bahasa Indonesia
Sejarah terbentuknya Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu yang digunakan s
ejak abad ke-7 di kawasan Asia Tenggara. Salah satu bukti penggunaan Bahasa Melayu terse
but dapat ditemukan di sebuah prasasti di Palembang pada 683. Pada zaman Kerajaan Sriwija
ya (abad ke-7 Masehi), bahasa Melayu (bahasa Melayu Kuno) dipakai sebagai bahasa kenega
raan. Hal itu dapat diketahui, dari empat prasasti berusia berdekatan yang ditemukan di Suma
tra bagian selatan peninggalan kerajaan tersebut. Prasati tersebut di antaranya adalah dengan
ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo b
erangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan
Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbaha
sa Melayu Kuna. Pada saat itu, bahasa Melayu yang digunakan bercampur kata-kata bahasa S
anskerta. Sebagai penguasa perdagangan, di Kepulauan Nusantara, para pedagangnya membu
at orang-orang yang berniaga terpaksa menggunakan bahasa Melayu walaupun dengan cara k
urang sempurna. Hal itu melahirkan berbagai varian lokal dan temporal pada bahasa Melayu
yang secara umum dinamakan bahasa Melayu Pasar oleh para peneliti. Penemuan prasasti ber
bahasa Melayu Kuno di Jawa Tengah (berangka tahun abad ke-9) dan prasasti di dekat Bogor
(Prasasti Bogor) dari abad ke-10 menunjukkan penyebaran penggunaan bahasa itu di Pulau Ja
wa. Penemuan keping tembaga Laguna di dekat Manila, Pulau Luzon, berangka tahun 900 M
asehi juga menunjukkan keterkaitan wilayah tersebut dengan Sriwijaya. Pada abad ke-15 berk
embang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa Melayu karena dipakai oleh Kesu
ltanan Malaka, yang kelak disebut 4 sebagai bahasa Melayu Tinggi. Penggunaanya terbatas di
kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatra, Jawa, dan Semenanjung Malaya. Kemudian,
Malaka merupakan tempat bertemunya para nelayan dari berbagai negara dan mereka membu
at sebuah kota serta mengembangkan bahasa mereka sendiri dengan mengambil kata-kata yan
g terbaik dari bahasa di sekitar daerah tersebut. Kota Malaka yang posisinya sangat menguntu
ngkan (strategis) menjadi bandar utama di kawasan Asia Tenggara. Bahasa Melayu menjadi b
ahasa yang paling sopan dan paling tepat di kawasa timur jauh. Ejaan resmi bahasa Melayu p
ertama kali disusun oleh Ch. A. van Ophuijsen yang dibantu oleh Moehammad Taib Soetan I
brahim dan Nawawi Soetan Ma’moer yang dimuat dalam kitab Logat Melayu pada tahun 180
1.

B. Diresmikan Sebagai Bahasa Persatuan


Pada zaman penjajahan Belanda pada awal abad-20, Pemerintah Kolonial Hindia Bela
nda melihat pegawai pribumi memiliki kemampuan memahami bahasa Belanda yang sangat r
endah. Hal itu yang menyebabkan pemerintah kolonial Belanda ingin menggunakan bahasa
Melayu untuk mempermudah komunikasi, yakni dengan patokan bahasa Melayu Tinggi yang
sudah mempunyai kitab-kitab rujukan. Sarjana Belanda mulai membuat standarisasi bahasa,
mereka mulai menyebarkan bahasa Melayu yang mengadopsi ejaan Van Ophusijen dari Kitab
Logat Melayu. Penyebaran bahasa Melayu secara lebih luas lagi dengan dibentuknya Commi
ssie voor de Volkslectuur (Komisi Bacaan Rakyat) pada tahun 1908. Pada 1917 namanya dig
anti menjadi Balai Poestaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbay
a dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan,
yang membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas. Pada 16 Juni 1927,
saat sidang Volksraad (Rapat Dewan Rakyat), Jahja Datoek Kajo pertama kalinya mengguna
kan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Di sinilah bahasa Indonesia mulai berkembang. Pada
28 Oktober 1928, Muhammad Yamin mengusulkan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional d
alam pidatonya pada Kongres Nasional kedua. Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai
"bahasa persatuan bangsa" pada saat Sumpah Pemuda. 5 Muhammad Yamin berkata, "Jika
mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya
ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan, yaitu bahasa Jawa dan Melay
u. Namun, dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa perg
aulan atau bahasa persatuan." Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang men
amakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana. Tiga t
ahun kemudian, Sutan Takdir Alisyahbana menyusun “Tata bahasa Baru Bahasa Indonesia”.
Pada tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Kongres te
rsebut menghasilkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dila
kukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu. Pada 18 Agustus 19
45, sehari setelah kemerdekaan, ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945. Pada Bab X
V, Pasal 36, ditetapkan secara sah bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa negara.
2.2. Sejarah Pengembangan Bahasa Indonesia
A. Proses Pengembangan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia terus berkembang seiring berlakunya ejaan Van Ophuijsen,
Soewandi, dan seterusnya Pada tahun 1954, Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II di
Medan menyatakan bahwa bahasa Indonesia harus terus dikembangkan dan dipelihara
sebagai bahasa persatuan bangsa Untuk menjaga eksistensi bahasa Indonesia, telah diadakan
10 kali kongres bahasa Indonesia yang bertujuan untuk memelihara dan menjaga eksistensi
bahasa Indonesia di dalam perkembangan globalisasi dan modernisasi
B. Pengembangan Ejaan Bahasa Indonesia
Ejaan merupakan keseluruhan aturan atau tata cara tuntuk menu I is suatu bahasa, bai
k yang menyangkut lambang bunyi, penulisan kata, penulisan kalimat, maupun penggunaan t
anda baca. Ejaan bahasa Indonesia mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan-perubaha
n yang terjadi mempunyai tujuan untuk penyempurnaan. Setelah diresmikannya bahasa Mela
yu oleh van Ohuijsen, yang kemudian berkembang menjadi bahasa Indonesia hingga ditetapk
an sebagai bahasa persatuan, muncul ejaan-ejaan baru, yakni sebagai berikut :

 Ejaan Republik
Ejaan Republik merupakan basil penyederhanaan Ejaan van Ophuysen. Ejaan Republi
k mulai berlaku pada 19 Maret 1947. Pada waktu itu yang menjabat Menteri Pendidikan, Pen
gajaran, dan Kebudayaan Republik Indonesia adalah Mr. Suwandi, maka ejaan tersebut diken
al pula atau dinamakan juga Ejaan Suwandi. Ejaan Repulik merupakan suatu usaha perwujud
an dari Kongres Bahasa Indonesia di Surakarta, Jawa Tengah, tahun 1938 yang menghasilkan
suatu keputusan penyusunan kamus istilah.
Agar perbedaan kedua ejaan menjadi lebih jelas, dibawah ini diberikan beberapa
contoh :
Ejaan van Ophusyen Ejaan Republik
Oemoer umur
koeboer kubur
ma’loem maklum

 Ejaan Pembaharuan
Ejaan Pemabaharuan merupakan suatu ejaan yang direncanakan untuk memperbaharu
i Ejaan Republik. Penyusunan ejaan ini dilakukan oleh Panitia Pembaharuan Ejaan Bahasa In
donesia. Konsep Ejaan Pembaharuan yang telah berhasil disusun itu dikenal dengan sebuah n
ama yang diambil dari dua nama tokoh yang pernah mengetuai panitia ejaan itu, Dalam hal in
i Profesor Prijono dan E. Katoppo. Pada tahun 1957 panitia itu berhasil merumuskan patoka
n- patokan ejaan baru. Akan tetapi, hasil kerja panitia tersebut tidak pernah diumumkan secar
a resmi sehingga ejaan itu pun belum pernah diberlakukan. Salah satu hal yang menarik dala
m konsep Ejaan Pembaharuan ialah disederhanakannya huruf-huruf yang berupa gabungan k
onsonan dengan huruf tunggal. Hal itu, antara lain tampak dalam contoh di bawah ini.
a. Gabungan konsonan dj diubah menjadi j
b. Gabungan konsonan tj diubah menjadi ts
c. Gabungan konsonan ng diubah menjadi ŋ
d. Gabungan konsonan nj diubah menjadi ń
e. Gabungan konsonan sj diubah menjadi š
f. Kecuali itu, gabungan vokal ai, au, dan oi, atau yang lazim disebut diftong ditulis ber
dasarkan pelafalannya yaitu menjadi ay, aw, dan oy.

 Ejaan Melindo
Ejaan Melindo (Melayu- Indonesia) merupakan hasil perumusan ejaan Melayu dan In
donesia pada tahun 1959. Perumusan Ejaan Melindo ini diavvali dengan diselenggarakannya
Kongres Bahasa Indonesia yang kedua pada tahun 1945, di Medan, Sumatera Utara. Bentuk r
umusan Ejaan Melindo merupakan bentuk penyempurnaan dari ejaan sebelumnya. Namun, Ej
aan Melindo ini belum sempat dipergunakan karena pada masa-masa itu terjadi konfrontasi a
ntara negara kita Republik Indonesia dengan pihak Malaysia. Hal yang berbeda adalah bahwa
di dalam Ejaan Melindo gabungan konsonan tj, seperti pada kata tjinta, diganti dengan c menj
adi cinta, juga gabungan konsonan nj seperti njonja, diganti dengan huruf Nc, yang sama seka
li masih baru. Dalam Ejaan Pembaharuan kedua gabungan konsonan itu diganti dengan ts dan
n.
 Ejaan Baru (Ejaan LBK)
Ejaan Baru pada dasarnya merupakan lanjutan dari usaha yang telah dirintis oleh panit
ia Ejaan Malindo. Para pelaksananya pun di samping terdiri atas panitia Ejaan LBK, dan juga
panitia ejaan dari Malaysia. Panitia itu berhasil merumuskan suatu konsep ejaan yang kemudi
an diberi nama Ejaan Baru. Panitia itu bekerja atas Dasar Surat Keputusan Menteri Pendidika
n dan Kebudayaan, No. 062/67, 19 September 1967. Perubahan yang terdapat pada Ejaan Bar
u atau Ejaan LBK, yakni sebagai berikut.
a. Gabungan konsonan dj diubah menjadi j.
Misalnya :
EYD Ejaan Baru
Remaja remadja
jalan djalan
perjaka perdjaka
b. Gabungan konsonan tj diubah menjadi j
Misalnya :
EYD Ejaan Baru
cakap tjakap
baca batja
cipta tjipta

 Ejaan yang disempurnakan


Pada waktu pidato kenegaraan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdakan R
epublik Indonesia XXVII, 17 Agustus 1972 diresmikanlah pemakaikan ejaan baru untuk baha
sa Indonesia oleh Presiden Republik Indonesia. Dengan Keputusan Presiden No. 57 Tahun 19
72, ejaan tersebut dikenal dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD).
Ejaan itu 10 merupakan hasil yang dicapai oleh kerja panitia ejaan bahasa Indonesia yang tela
h dibentuk pada tahun 1966. Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan ini merupakan pen
yederhanaan serta penyempurnaan Ejaan Suwandi atau Ejaan Republik yang dipakai sejak M
aret 1947.
Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam EYD, yakni seperti di bawah ini
a. Perubahan Huruf
Ejaan Lama EYD
djika jika
tjakap cakap
njata nyata
sjarat syarat
achir akhir
supaja supaya
 Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)
Zaman terus berubah, teknologi terus berkembang, dan bahasa pun terns menyesuaika
n perubahan. Masyarakat yang kritis terns mendesak Badan Pengembangan dan Pembinaan B
ahasa untuk segera merevisi pedoman EYD sehingga muncul PU EBI sebagai bentuk jawaba
n atas kritikan yang diterima. Selanjutnya EYD berubah menjadi EBI (Ejaan Bahasa Indonesi
a) sebagai pedoman umum sejak akhir 2015 silam. Perubahan yang dilakukan oleh Badan Pe
ngembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia ini, berlandaskan Peraturan Menteri dan Kebu
dayaan Rl Nomor 50 Tahun 2015.
Dalam hal ini, EBI dibentuk atas dasar EYD sebelumnya, hanya saja pada EBI terdap
at penambahan - penambahan aturan dalam penulisan. Perbedaan Ejaan Bahasa Indonesia den
gan Ejaan yang Disempurnakan yang dapat terlihat adalah sebagai berikut.
1. Penambahan huruf vokal diftong. Pada EYD, huruf diftong hanya tiga yaitu ai, au, dan oi, s
edangkan pada EBI, huruf diftong ditambah satu, yaitu ei (misalnya pada kata geiser dan s
urvei).
2. Penggunaan huruf kapital. Pada EYD tidak diatur bahwa huruf kapital digunakan untuk me
nulis unsur julukan, sedangkan dalam EBI, unsur julukan diatur dan ditulis dengan awal h
uruf kapital.
3. Penggunaan huruf tebal. Dalam EYD, fungsi huruf tebal ada tiga, yaitu menuliskan judul b
uku, bab, dan semacamnya, mengkhususkan huruf, serta menulis lema atau sublema dalam
kamus. Dalam EBI, fungsi ketiga dihapus.
2.3. Tahapan Pengembangan Bahasa Indonesia
tahapan perkembangan bahasa Indonesia dari tahun 1928 hingga 2009 dapat dibagi
menjadi tiga fase, yaitu:
1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (1928-1945): Fase ini ditandai dengan
kelahiran bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 dan dipertegas dengan Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada fase ini, bahasa Indonesia digunakan sebagai
bahasa persatuan bangsa Indonesia
2. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara (1945-1972): Fase ini dimulai dengan
dinyatakannya bahasa Indonesia sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945.
Pada fase ini, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa resmi negara dan diatur dalam
Undang-Undang Dasar 1945. Pada tahun 1947, ejaan Republik atau Ejaan Soewandi
diperkenalkan sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen
3. Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional (1972-2009): Fase ini dimulai dengan
diperkenalkannya Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan pada
tahun 1972. Pada fase ini, bahasa Indonesia mulai digunakan sebagai bahasa internasional
dan diakui sebagai salah satu bahasa resmi di negara lain seperti Timor Leste. Kongres
Bahasa Indonesia juga rutin digelar lima tahunan untuk membahas perkembangan bahasa
Indonesia. Pada tahun 2009, bahasa Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.
Dalam perkembangan bahasa Indonesia, bahasa Indonesia terus berkembang dan menjadi
bahasa resmi dan nasional di seluruh Indonesia Bahasa Indonesia juga terus mengalami
perubahan dan penyesuaian dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia dan baha
sa persatuan bangsa Indonesia. Sampai saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hid
up yang terus berkembang dengan pengayaan kosakata baru, baik melalui penciptaan maupun
melalui penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Pada abad keM5 berkembang bentu
k yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa Melayu karena dipakai oleh Kesultanan Malak
a, yang kelak disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi. Pada zaman penjajahan Belanda pada a
wal abad - 20, pemerintah kolonial Belanda ingin menggunakan bahasa Melayu untuk memp
ermudah komunikasi dengan berpatokan pada bahasa Melayu Tinggi yang sudah mempunyai
kitab - kitab rujukan. Pada 16 Juni 1927 dalam sidang Volksraad (Rapat Dewan Rakyat), Jahj
a Datoek Kajo pertama kalinya menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Di sinilah b
ahasa Indonesia mulai berkembang. Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai "bahasa pe
rsatuan bangsa" pada saat Sumpah Pemuda.
Pada 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan, ditandatanganilah Undang-Undan
g Dasar 1945. Pada Bab XV, Pasal 36, ditetapkan secara sah bahwa bahasa Indonesia ialah ba
hasa negara. Selanjutnya, sehubungan dengan perkembangan ejaan, setelah bahasa Melayu di
tetapkan menjadi bahasa Indonesia, yakni muncul Ejaan Republik, Ejaan Pembaharuan, Ejaa
n Melindo, Ejaan LBK, Ejaan yang disempurnakan, dan EBI.

3.2 Saran
Dengan kerendahan hati, penulis merasakan tulisan ini sangat sederhana dan jauh dari
sempurna. Saran, kritik yang konstuktif sangat diperlukan demi kesempurnaan tulisan ini. De
mikian pula, perlu penyempurnaan di sana – sini agar tulisan ini menjadi lebih lengkap dan le
bih bermanfaat bagi pembaca dan pecinta bahasa Indonesia.
Daftar Pustaka

https://www.kompas.com/stori/read/2022/10/21/180000279/sejarah-terbentuknya-
bahasa-indonesia?page=all

http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/17957/1/3c680101ff285bcffdcd4eb7e8862e67.pdf

https://badanpenerbit.unm.ac.id/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia/

https://www.researchgate.net/publication/
331160038_TIGA_FASE_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA_1928a2
009_KAJIAN_LINGUISTIK_HISTORIS

https://www.kompasiana.com/tulisanneti/6413e4963555e458123f3442/sejarah-
perkembangan-bahasa-indonesia

Anda mungkin juga menyukai