DISUSUN OLEH:
CONTENTS:
CLEARING BEARING
Adalah teknik dalam membaring dimana garis baringan dibuat sebelum melewati tempat
tersebut dari suatu objek yang tampak dan tidak boleh dilalui dan untuk menghindari
bahaya navigasi.
VERTICAL SEXTANT ANGLE
Adalah sudut yang dibentuk antara tinggi suatu objek dan horizon, kemudian dapat
mengukur jarak dari objek tersebut untuk mendapatkan garis posisi.
Dengan menggunakan sextant dengan membaring bagian atas dari suar (perhatikan gambar
di bawah) dan bawa bayangan dari puncak objek tersebut sehingga berhimpitan ke garis
horizon. Kemudian baca sudut baringan pada sextant – contohnya mendapatkan sudut 28°.
Dengan melakukan perhitungan, selanjutnya bisa mendapatkan garis posisi yang berada di
garis lingkaran dengan suar sebagai titik pusatnya.
Untuk mendapatkan posisi kapal, dalam hal ini menggunakan satuan meter untuk ketinggian
dan jarak, dapat dilakukan perhitungan matematis seperti yang terlihat pada gambar 4 –
dimana tinggi objek adalah 155 meter dan sudut baringan dengan menggunakan sextant
adalah 28° sehingga di dapat jarak dari suar = 291 meter.
Selanjutnya pada peta dapat digambarkan lingkaran dengan suar sebagai titik pusatnya.
Dari perhitungan tadi dengan menggunakan satuan meter dapat di-konversi ke satuan
Nautical Mile karena kebanyakan peta menggunakan satuan jarak Nautical Mile.
Cara tambahan untuk mendapatkan posisi fix adalah dengan membaring dengan
menggunakan compass – seperti pada gambar 5 baringannya adalah 300°.
HORIZONTAL SEXTANT ANGLE
Horizontal Sextant Angle menggunakan sextant untuk mendapatkan nilai sudut antara 2
objek atau lebih, sepanjang bidang horizontal. Lihat contoh gambar 1 di bawah.
Sudut-sudut antara suar-suar tersebut adalah 32°. Dari sudut-sudut tersebut dengan
menggunakan perhitungan matematis untuk mendapatkan jarak dari posisi-posisi dimana
kapal kemungkinan berada dari sudut-sudut yang terbentuk. Garis-garis yang terbentuk dari
lingkaran tersebut disebut garis posisi yang terbentuk dari horizontal sextant angle.
Dibutuhkan beberapa objek yang ada di dalam peta yang terlihat dari laut. Lihat pada
gambar 2, misalnya posisi kapal berada di suatu tempat di dalam lingkaran. Dengan
menggunakan sextant untuk mendapatkan sudut antara L1 dan L2 adalah 35° dan sudut
antara L2 dan L3 adalah 42°. Selanjutnya menggambarkan garis dari L1 ke L2 dan ke L3
seperti terlihat pada gambar 4.
Selanjutnya melakukan perhitungan sederhana seperti yang terlihat pada gambar 5.
90° - 35° = 55°. Lalu nilai sudut 55° tersebut digambarkan pada suar L1 dan L2 seperti pada
gambar 6 sehingga mendapatkan pertemuan antara 2 sudut (titik X). Dengan menggunakan
titik X sebagai titik pusat gunakan jangka untuk menggambar lingkaran seperti terlihat pada
gambar 7 melalui suar L1 dan suar L2. Lingkaran tersebut mewakili sudut 35° melalui suar L1
dan L2.
Perhitungan selanjutnya juga terhadap sudut pada L2 dan L3 seperti terlihat pada gambar 8.
Dan langkah yang sama seperti di atas gambarkan lingkaran dengan berpusat pada titik Y.
Pertemuan kedua lingkaran tersebut adalah posisi kapal yang sesungguhnya (fix position) –
gambar 9.
SOAL LATIHAN:
1. Sebutkan negara-negara pada Region A dan Region B IALA System.
2. Jelaskan perbedaan IALA System pada Region A dan Region B.
3. Sistem pelampungan apa saja yang diatur oleh IALA?
4. Jelaskan beserta gambar buoy Lateral (sebelah kiri dan kanan) pada Region A dengan
menyertakan warna, bentuk buoy, bentuk tanda puncak, warna lampu, dan karakter
lampu buoy tersebut.
5. Jelaskan beserta gambar buoy Lateral (sebelah kiri dan kanan) pada Region B dengan
menyertakan warna, bentuk buoy, bentuk tanda puncak, warna lampu, dan karakter
lampu buoy tersebut.
6. Jelaskan maksud tanda di bawah ini: