Anda di halaman 1dari 3

JAWABAN :

1. Melalui pendekatan pembelajaran kontekstual, materi pembelajaran dihubungkan dengan


kehidupan nyata siswa, menggunakan contoh-contoh dan juga masalah-masalah yang
ditemui dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa lebih mudah dalam memahami
materi pembelajaran.

kelebihan dari pembelajaran kontekstual?

 Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi
yang dimilikinya sehingga peserta didik terlibat aktif dalam proses belajar mengajar.
 Peserta didik dapat berpikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami
suatu isu dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif.
 Menyadarkan peserta didik tentang apa yang mereka pelajari.
 Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan peserta didik tidak ditentukan oleh guru.
 Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
 Membantu peserta didik bekerja dengn kreatif dalam kelompok.
 Terbentuk sikap kerja sama yang baik antarindividu maupun kelompok.

2. Dalam penerapan pendekatan kontekstual, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah
memahami situasi dan kondisi yang sedang terjadi, memperhatikan nilai-nilai lokal atau budaya
setempat, dan mempertimbangkan lingkungan sosial yang ada. Contohnya, dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah, pendekatan kontekstual dapat diterapkan dengan memperhatikan
karakteristik siswa seperti latar belakang, minat, kemampuan, dan kebutuhan belajar. Hal ini
dapat membantu guru untuk menciptakan pembelajaran yang lebih relevan dan efektif.

3. kurikulum ips yang ada saat ini hanya sebatas pengorganisasian kompetensi dan materi serta
praktek mengajar .kurikulum belum menyediakan pendahuluan yang meliputi hakikat, tujuan dan
tinjauan akademik dari pendidikan ips yang seharusnya guru ips ketahui.hambatan lainnya
adalah pandangan umum yang mengatakan bahwa ips adalah sebutan untuk rumpun-rumpun
ilmu sosial yang ada di sekolah, yang terdiri dari ilmu ekonomi,sosiologi ,geografi ,dan sejarah.
Dengan begitu pembelajaran ips yang di lakukan terpisah-pisah seolah-olah imu sosial tersebut
tidak saling terkait hambatan lainnya adalah input.yaitu guru ,latar belakang pendidikan guru ips
menjadi hambatan dalam melakukan pendekatan interdisipliner karena sebagian besar guru ips di
smp berlatar belakang sarjana pendidikan yang mondisiplin.sehingga pandangan dan ego mono
disiplin itu sering kari muncul.kondisi ini di perkuat dengan dukungan pandangan umum tentang
pendidikan ips dan kurikulum ips yang masih belum menunjukan pembelajran ips yang
interdisipliner.hal itu menjadi hambatan karena guru-guru ips sangat tunduk pada kurikulum
yang pada akhirnya tidak melakukan improvivasi dalam pelaksanaan pembelajran . hambatan-
hambatan yang ada pada pendekatan interdisplener dapat di atasi . pada kurikulum ips
sebaiknya di buat panduan kurikulum yang lengkap dengan memperkenalkan :
hakikat ,tujuan ,pendekatan dan organisasi materi yang ada dalam pendidikan ips.lalu di lengkapi
dengan bagaimana memperaktikan pendekatan interdipliner dalam pendidikan ips.

Dengan kelengkapan kurikulum seperti itu,guru ips ,orang tua siswa dan siswa itu sendiri akan
memiliki dasar acuan untuk pembelajaran ips .

4. Saya setuju bahwa teknologi ramah lingkungan sering kali memerlukan biaya yang lebih
tinggi dibandingkan dengan teknologi konvensional. Hal ini dapat menjadi hambatan bagi
banyak orang atau organisasi untuk mengadopsi teknologi ini secara luas. Namun, penting untuk
melihat investasi dalam teknologi ramah lingkungan sebagai investasi jangka panjang yang dapat
memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan masyarakat.

Penting untuk mencari cara untuk mengurangi biaya dan membuat teknologi ramah lingkungan
lebih terjangkau. Berikut adalah beberapa saran pengembangan teknologi ramah lingkungan
yang efektif dan efisien:
 Riset dan Inovasi: Dukungan yang lebih besar untuk riset dan inovasi dalam teknologi
ramah lingkungan dapat membantu mengembangkan solusi yang lebih efisien dan
terjangkau. Ini termasuk pendanaan untuk penelitian, pengembangan prototipe, dan skala
produksi.
 Insentif dan Subsidi: Pemerintah dan lembaga lainnya dapat memberikan insentif dan
subsidi bagi penggunaan teknologi ramah lingkungan. Misalnya, memberikan insentif
pajak atau subsidi untuk instalasi panel surya, mobil listrik, atau penggunaan energi
terbarukan.
 Kolaborasi dan Kemitraan: Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga
penelitian dapat membantu mengurangi biaya pengembangan dan produksi teknologi
ramah lingkungan. Kemitraan dengan perusahaan teknologi terkemuka atau lembaga riset
dapat membantu mentransfer pengetahuan dan teknologi yang diperlukan.
 Pendidikan dan Kesadaran: Meningkatkan pendidikan dan kesadaran tentang pentingnya
teknologi ramah lingkungan dapat membantu mengubah persepsi dan meningkatkan
permintaan. Dengan meningkatnya permintaan, skala produksi akan meningkat, dan
biaya produksi dapat lebih terjangkau.
 Skala Ekonomi: Dengan adopsi yang lebih luas dan skala ekonomi, biaya produksi
teknologi ramah lingkungan dapat ditekan. Dengan perkembangan teknologi dan
peningkatan permintaan, biaya produksi dapat turun seiring waktu.

Pengembangan teknologi ramah lingkungan yang efektif dan efisien membutuhkan komitmen
dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Dengan upaya
bersama, kita dapat mencapai perkembangan teknologi yang lebih terjangkau dan berkelanjutan
untuk menjaga lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup kita.

5. Salah satu model pembelajaran interaktif yang pernah saya lakukan di kelas adalah model
pembelajaran kooperatif. Model ini melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar
dengan bekerja sama dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif adalah:


 Meningkatkan keterlibatan siswa: Dalam model ini, siswa memiliki kesempatan untuk
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Mereka dapat berdiskusi, berbagi ide, dan saling
membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran.
 Meningkatkan keterampilan sosial: Dalam kelompok kecil, siswa belajar untuk bekerja
sama, mendengarkan pendapat orang lain, dan menghargai perbedaan. Hal ini membantu
mereka mengembangkan keterampilan sosial yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
 Meningkatkan pemahaman konsep: Dalam diskusi kelompok, siswa dapat saling
menjelaskan konsep dan membantu satu sama lain memahaminya. Hal ini dapat
memperdalam pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

Namun, model pembelajaran kooperatif juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
 Membutuhkan waktu yang lebih lama: Proses diskusi dan kerja kelompok dalam model
ini membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pembelajaran individual.
Hal ini dapat menjadi kendala jika waktu pembelajaran terbatas.
 Tidak semua siswa aktif: Meskipun model ini dirancang untuk melibatkan semua siswa,
tidak semua siswa mungkin aktif dalam diskusi kelompok. Beberapa siswa mungkin lebih
pasif dan kurang berpartisipasi dalam pembelajaran.
 Membutuhkan pengelolaan yang baik: Model pembelajaran kooperatif membutuhkan
pengelolaan yang baik dari guru untuk memastikan setiap kelompok bekerja dengan
efektif dan adil. Guru perlu memastikan bahwa setiap siswa terlibat dan mendapatkan
kesempatan yang sama dalam pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai