Anda di halaman 1dari 21

Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015

ISSN : 2356-4164

ASPEK YURIDIS PENERBITAN OBLIGASI DAERAH SEBAGAI SUMBER


PEMBIAYAAN ALTERNATIF DI DAERAH

Made Gde Subha Karma Resen


Fakultas Hukum Universitas Udayana Bali
E-mail : subhakarma.skr@gmail.com

ABSTRAK

Tulisan ini berjudul Aspek Yuridis Penerbitan Obligasi Daerah Sebagai


Sumber Pembiayaan Alternatif di Daerah. Di era otonomi Daerah, pemerintah
daerah memiliki peran penting dalam rangka mewujudkan pembangunan dan
kesejahteraan di Daerah. Permasalahan yang sering terjadi adalah, tidak adanya
pendanaan yang cukup, karena tidak semua pemerintah daerah memiliki surplus
anggaran. Sehingga pemerintah Daerah diberikan peluang untuk mencari alternatif
sumber pembiayaan sebagai wujud kemandirian daerah, salah satunya dengan
cara menerbitkan obligasi daerah. Obligasi daerah juga membuka peluang bagi
masyarakat di Daerah pada khususnya untuk ikut berpartisipasi berinvestasi.

Kata Kunci: Obligasi Daerah, Investasi, Kesejahteraan.

ABSTRACT

This paper titled Juridical Aspects of Municipal Bond Issuance as Alternative


Sources of Financing in the Region. In the era of regional autonomy, local
governments have an important role in order to realize development and prosperity
in the region. The problem that often occurs is, the absence of adequate funding,
because not all local authorities have a budget surplus. So that local authorities are
given the opportunity to seek alternative sources of financing as a form of local
independence, one of them by issuing municipal bonds. Municipal Bonds also provide
an opportunity for people in the Region in particular to participate invest.

Keywords: Municipal Bonds, Investment, Welfare.

Pendahuluan sumber pembiayaan atau


Prinsip otonomi daerah pendanaan lain. Dalam hal
menggunakan prinsip otonomi yang keuangan, otonomi daerah pada
seluas-luasnya, dalam arti daerah hakekatnya memberikan
diberikan kewenangan mengurus dan kemandirian bagi daerah terutama
mengatur semua urusan pemerintahan dalam mencari alternatif-alternatif
di luar yang menjadi urusan pendanaan untuk mempercepat
Pemerintah. Disadari bahwa tidak proses pertumbuhan pembangunan
semua Pemerintah Daerah memiliki dan kesejahteraan masyarakat di
surplus anggaran untuk merealisasikan daerah. Salah satunya adalah
semua kebutuhan di daerah, bahkan dengan menerbitkan obligasi
kemungkinan terjadinya defisit daerah, yang membuka kesempatan
anggaran sehingga diupayakan sumber- bagi masyarakat luas untuk

Jurnal Komunikasi Hukum Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja |


Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
ISSN : 2356-4164

berpartisipasi dalam rangka obligasi Daerah untuk membiayai


mempercepat pembangunan dan infrastruktur dan/atau investasi
kesejahteraan. yang menghasilkan penerimaan
Obligasi daerah yang merupakan Daerah setelah memperoleh
wujud dari pinjaman daerah adalah pertimbangan dari Menteri dan
salah satu sumber pembiayaan yang persetujuan dari menteri yang
bertujuan untuk mempercepat menyelenggarakan urusan
pertumbuhan ekonomi di Daerah serta pemerintahan bidang keuangan.
meningkatkan pelayanan kepada Kata dapat dalam pengaturan
masyarakat. Pengelolaannya harus pasal tersebut memberi makna,
dilaksanakan secara benar, dalam bahwa penerbitan obligasi daerah
rangka mendukung pelaksanaan bukanlah merupakan kewajiban,
amanat Undang-Undang No. 23 Tahun akan tetapi pilihan-pilihan yang
2014 dan Undang-Undang No. 33 Tahun dapat dilakukan oleh pemerintah
2004 serta Undang-Undang No. 8 Tahun daerah dalam rangka mendapatkan
1995 tentang Pasar Modal. Untuk pembiayaan di Daerah, sebagai
menghindari dampak negatif bagi wujud dari kemandirian daerah.
keuangan daerah serta stabilitas Sehingga pada akhirnya kebijakan
ekonomi dan moneter secara nasional. pemerintah kembali sebagai
Penerbitan Obligasi Daerah penentu, sebagai jalan tengah
dilakukan melalui Penawaran Umum di (kearah yang lebih baik), terhadap
pasar modal domestik. Daerah penggunaan alternatif-alternatif
dimungkinkan untuk menerbitkan pendanaan seperti penerbitan
Obligasi Daerah dengan persyaratan obligasi daerah sehingga
tertentu, serta mengikuti peraturan memberikan kemanfaatan yang
perundang-undangan di bidang pasar lebih besar bagi masyarakat di
modal dan memenuhi ketentuan nilai daerah pada khususnya.
bersih maksimal Obligasi Daerah yang
mendapatkan persetujuan Pemerintah. Urgensi Pengeluaran Publik
Segala bentuk akibat atau risiko yang Terhadap Pembangunan:
timbul dari penerbitan Obligasi Daerah Pembangunan (Investasi) vs
menjadi tanggung jawab Daerah Kesejahteraan (Konsumsi) di
sepenuhnya. antara Kelangkaan Pembiayaan
Dasar kebutuhan alternatif- Banyak intelektual melihat
alternati pembiayaan karena, ketidak sesuaian antara demokrasi
pengeluaran-pengeluaran publik yang dan pertumbuhan ekonomi dan
dilakukan oleh pemerintah sangat pembangunan berdasarkan alasan-
penting untuk memenuhi kebutuhan- alasan ekonomi maupun politik.
kebutuhan publik, baik itu infrastruktur Alasan ekonomi berhubungan
fasilitas-fasilitas publik dan lain-lain, dengan kenyataan bahwa
disesuikan dengan dinamika. pertumbuhan membutuhkan
Sebagimana di atur pada Pasal 300 Ayat tersedianya surplus ekonomi bagi
(2) Undang-Undang Pemerintahan investasi. Surplus tersebut dapat
Daerah bahwa Kepala daerah dengan diinvestasikan ataupun dikonsumsi.
persetujuan DPRD dapat menerbitkan Oleh karena itu, satu-satunya jalan

Jurnal Komunikasi Hukum Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja |


Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
ISSN : 2356-4164

untuk meningkatkan surplus bagi hak-hak dasar masyarakat


investasi adalah dengan mengurangi (Yudhatama, 2007).
konsumsi (Krisna, 2003). Citasi-citasi tersebut di atas,
Argumentasinya adalah bahwa suatu menggambarkan betapa rumitnya
Negara demokrasi tidak akan dapat menentukan prioritas antara
menemukan kebijakan yang mudah, pembangunan dan kesejahteraan,
yang membatasi kesejahteraan atau terkadang salah satu menjadi yang
konsumsi (misal: menekan upah riil) diutamakan di antara yang lain,
karena masyarakat yang menjadi imbas karena dihadapkan pada
kebijakan juga merupakan pemilih kelangkaan atau keterbatasan
(voter), dan mereka akan menghukum pembiayaan. Pada ilmu ekonomi
politisi pada saat pemilihan umum hal ini merupakan kewajaran,
berikutnya melalui kotak suara. konsep ilmu ekonomi sebagaimana
Pandangan George Sorensen disampaikan oleh Richard A.
menanggapi bahwa, terdapat ketidak Posner, Welter J. Wessels (Fajar
sesuaian dalam jangka pendek dan Sugianto, 2013), pada dasarnya
jangka panjang antara pertumbuhan mempelajari bagaimana perilaku
ekonomi (investasi) dan kesejahteraan manusia berdasarkan pikiran
(konsumsi). Mereka yang mempunyai rasional menentukan pilihan
keberatan-keberatan ekonomi terhadap (choice) terbaik di tengah
demokrasi memfokuskan pada kelangkaan (scarcity), tentu saja
terbujuknya para pemimpin demokrasi untuk peningkatan dan perbaikan
oleh elektoral untuk meningkatkan (maximization). Sehingga suatu
kesejahteraan dan, akibatnya, pilihan tidak dapat dipisahkan dari
rendahnya tingkat pertumbuhan. konsep kelangkaan (Sugianto,
Tindakan mereka membahayakan 2013,).
seluruh landasan bagi peningkatan Scarcity sebagaimana tersebut
kesejahteraan dalam jangka panjang. di atas oleh Robert L. Heilbroner
Selanjutnya dalam literatur ekonomi dikatakan sebagai the economic
politik, Amartya Sen berpendapat problem, pernyataannya sebagai
bahwa demokrasi dapat menjadi salah berikut:
satu unsur penentu dalam To be sure, the economic problem
pertumbuhan ekonomi dan itself that is, the need to struggle for
pengurangan kemiskinan. Melihat existence derives ultimately from the
contoh tragedi kelaparan pada era scarcity of nature. If there were no
tahun 80-an di China, yang scarcity, goods would be as free as
menewaskan puluhan ribu penduduk. air, an economics, at least in one
Bahwa tragedi kelaparan tidak mungkin sense of the word, would cease to
terjadi di negara-negara yang exist as a social preoccupation.
menjunjung tinggi demokrasi (Knopf, (Heilbroner, 1962)
1999). Amartya Sen berpendapat bahwa Dapat dipahami bahwa
demokrasi dapat menjadi alat yang permasalahan ekonomi baik itu
penting bagi pertumbuhan ekonomi, pembangunan dan kesejahteraan,
dan pengurangan kemiskinan dan tidak terlepas dari kelangkaan
bahkan perlindungan dan pemenuhan (sumber daya alam, modal, skill).

Jurnal Komunikasi Hukum Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja |


Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
ISSN : 2356-4164

Jika tidak terdapat kelangkaan setiap kontrol popular terhadap urusan


orang akan bebas menggunakan, publik dan politis berbasis
menjadi sebuah keasikan sosial. persamaan hak warga negara .
Masyarakat merupakan salah Survei ini telah dilakukan sebanyak
satu pilar demokrasi yang kuat, 2 (dua) kali 2003/2004 dan
masyarakat dapat mempengaruhi 2007.Dalam ringkasan eksekutifnya
kebijakan-kebijakan publik melalui menunjukkan bahwa masyarakat
mekanisme politik maupun partisipasi merupakan aktor yang paling
dalam pembahasannya. Berikut akan sering membahas isu-isu publik
ditunjukkan riset dan survei yang dengan angka 56% lebih tinggi
dilakukan oleh Power, Welfare and dibandingkan aktor yang lain
Democracy Project (PWD). Tujuan dari seperti; aktor Negara/pemerintah
survei adalah mengevaluasi tantangan (25%), aktor masyarakat politik
dan peluang demokrasi di Indonesia (11%) dan aktor dunia usaha (8%),
berbasis pada kerangka David Beetham disajikan dalam grafik berikut ini.
sebagai pijakan dasar. Beetham
mendefinisikan demokrasi sebagai
Grafik 1 : Aktor yang terlibat dalam pembahasan isu publik

Grafik 2: Isu Publik Terpenting


Sumber: PWD, 2014:11. Sumber: PWD, 2014:10.
Isu pembangunan dan kesejahteraan dengan tujuan menciptakan
tetap menjadi permasalahan yang tidak kesejahteraan masyarakat, dan
ada ujung pangkal, hal tersebut masih secara teknis ditandai dengan
dalam tataran wacana dan regulasi, ekskalasi peran kualitatif dan
belum optimal pada tataran kuantitatif dari negara melalui
implementasi. Masih terdapat peran regulasi dan distribusi untuk
pelayanan publik terkait kesejahteraan mengarahkan masyarakat menuju
yang belum tuntas terselesaikan, ke arah kesejahteraan (Riawan
meskipun Negara Indonesia menganut Tjandra, 2004).
konsepsi Negara kesejahteraan (welfare Pada grafik 2 menunjukkan
state) yang menempatkan peran aktif isu-isu publik terpenting yang
negara terhadap persoalan merupakan hasil survei, yaitu;
kesejahteraan rakyat. Riawan Tjandra pelayanan publik (yakni kesehatan,
mengungkapkan konsep welfare state pendidikan, keamanan dan
secara ideologis dinilai paling sesuai transportasi) menduduki peringkat

Jurnal Komunikasi Hukum Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja |


Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
ISSN : 2356-4164

yang lebih tinggi yaitu 55,00% dari Peran strategis pemerintah


pada pembangunan ekonomi dengan dalam perekonomian suatu Negara,
angka 28,10%, selanjutnya diikuti isu dapat diamati dari peranannya
hak kewarganegaraan 13,80% dan isu dalam pembangunan. Sebagai
lain-lain 3,10%. Isu-isu publik tersebut contoh penelitian yang dilakukan
merupakan harapan masyarakat untuk pada Negara-negara ASEAN,
dipenuhi oleh Negara/pemerintah. melalui pengaruh pengeluaran atau
Terlepas dari isu-isu publik pembiayaan publik terhadap
tersebut, tarik menarik antara perekonomian dan pengembangan
pembangunan dan kesejahteraan, sumber daya manusia (SDM).
merupakan problematika tersendiri Pembagian pengeluaran publik
yang dihadapi oleh pemerintah dalam yang didasarkan pada
mengambil kebijakan dalam suasana pengembangan SDM dan
kelangkaan, karena bagaimanapun kesinambungan pertumbuhan
persoalan tersebut kembali pada ekonomi terdiri dari: (1) indikator
seberapa banyak ketersediaan sosial berupa Indeks Pembangunan
anggaran pemerintah untuk mendanai Manusia (IPM) atau indeks kualitas
2 (dua) kutub yang mengharapkan hidup lainnya, dan (2) indikator
untuk diprioritaskan, sehingga tidak ekonomi berupa PDB, laju
salah dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi, dan PDB
pengeluaran publik menjadi urgen bagi per kapita riil.
suatu Negara ataupun daerah diera
otonomi ini.

Tabel 1:
PDB per Kapita dan IPM Negara ASEAN Tahun 2012 (Akhir Lubis,2011)

Sumber: World Bank dan UNDP, 2013

Tabel di atas menunjukkan bahwa dan IPM menengah yaitu Malaysia,


negara-negara ASEAN terbagi kedalam Thailand, Indonesia, dan Filipina;
tiga kelompok yaitu: (1) negara dengan dan (3) negara dengan penghasilan
penghasilan tinggi dan IPM tinggi yaitu rendah dan IPM rendah yaitu
Singapura dan Brunei Darussalam; (2) Vietnam, Laos, dan Kamboja.
negara dengan penghasilan menengah

Jurnal Komunikasi Hukum Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja |


Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
ISSN : 2356-4164

Grafik 3:
Pengeluaran Publik per Kapita Negara ASEAN-4 Tahun 2007-2012

Sumber: Asian Development Bank, 2012.


Pada grafik 3 menunjukkan yang dapat mengakomodasi semua
keempat negara yang menjadi fokus kepentingan aktivitas ekonomi
penelitian tersebut kurang lebih masyarakat yang terintegrasi, serta
mempunyai strategi yang sama dalam dampak ekonomis yang
menerapkan regulasi dan ditimbulkan dari meningkatnya
pengalokasian anggaran pengeluaran pendapatan perkapita adalah
publik, yang menunjukkan bahwa meningkatnya daya beli dan
pengeluaran publik per kapita keempat tingginya tingkat konsumsi
negara selama kurun waktu 2007 masyarakat sehingga akan
sampai dengan 2012 mempunyai trend meningkatkan permintaan agregat
yang meningkat. atas komoditas tersebut yang akan
Berdasarkan hasil penelitian mendorong terjadinya investasi
tersebut di dapat kesimpulan bahwa yang akhirnya dapat menciptakan
pengeluaran publik dapat pertumbuhan ekonomi.
meningkatkan pembangunan melalui
indikator IPM dan pertumbuhan Obligasi Daerah sebagai Sumber
ekonomi di Negara-Negara ASEAN-4. Alternatif Pembiayaan di Daerah
Pengeluaran publik bidang pendidikan Setelah mencermati urgensi
dan kesehatan dapat meningkatkan pengeluaran publik bagi
kualitas SDM melalui konsumsi nutrisi pembangunan, menjadi penting
yang baik, partisipasi pendidikan, dan diera otonomi daerah dicari
kemudahan akses terhadap kesehatan alternatif-alternatif pendanaan
sehingga setiap individu mempunyai yaitu dengan menerbitkan obligasi
ketahanan fisik, kemampuan, daerah untuk pembiayaan
pengetahuan, dan keterampilan sebagai pembangunan di Daerah, untuk
modal dasar manusia (human capital) mengantisipasi kelangkaan atau
dalam aktivitas ekonomi baik sebagai keterbatasan pendanaan atau
tenaga kerja maupun wirausaha. pembiayaan, karena pada masing-
Pengeluaran publik bidang masing daerah memiliki karakter
infrastruktur membuka akses beranekaragam terkait dengan
perdagangan yang semakin luas melalui pembiayaan-pembiayaan publik
pembangunan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh pemerintah

Jurnal Komunikasi Hukum Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja |


Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
ISSN : 2356-4164

daerah berdasarkan kebutuhan Berdasarkan Undang-


daerahnya. Dasar hukum sumber Undang No. 33 Tahun 2004,
pendanaan Pemerintah Daerah melalui pengertian dari Pinjaman Daerah
pinjaman daerah sesungguhnya telah adalah semua transaksi yang
diatur sejak diberlakukannya Undang- mengakibatkan Daerah menerima
Undang No. 5 Tahun 1974 tentang sejumlah uang atau menerima
Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, manfaat yang bernilai uang dari
serta perubahan-perubahannya pihak lain sehingga Daerah tersebut
Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 dibebani kewajiban untuk
yang kemudian diamandemen dengan membayar kembali. Adapun
Undang-Undang No. 32 Tahuh 2004 pengertian Obligasi Daerah adalah
tentang Pemerintahan serta Pinjaman Daerah yang ditawarkan
sebagaimana terakhir dicabut dengan kepada publik melalui penawaran
diundangkannya Undang-Undang No. umum di pasar modal.
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Pengaturan tentang obligasi
Daerah, serta Undang-Undang No. 33 sebagai sumber pembiayaan pada
Tahun 2004 tentang Perimbangan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014
Keuangan Pusat Daerah. Melalui dapat dicermati pada pasal-pasal
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 berikut ini:
pemerintah daerah baru dapat Pasal 300
diperbolehkan untuk mengeluarkan (1) Daerah dapat melakukan
obligasi, namun hanya untuk pinjaman yang bersumber dari
membiayai investasi sektor publik yang Pemerintah Pusat, Daerah lain,
menghasilkan penerimaan dan lembaga keuangan bank,
memberikan manfaat bagi masyarakat. lembaga keuangan bukan bank,
Istilah obligasi berasal dari dan masyarakat.
bahasa Belanda, yaitu obligatie” atau (2) Kepala daerah dengan
verplitchting” atau obligaat”, yang persetujuan DPRD dapat
berarti kewajiban yang tidak dapat menerbitkan obligasi Daerah
ditinggalkan, atau surat utang suatu untuk membiayai infrastruktur
pinjaman Negara atau daerah atau dan/atau investasi yang
perseroan dengan bunga tetap untuk menghasilkan penerimaan
pemegang. Pada Kamus hukum Daerah setelah memperoleh
Sudarsono, obligasi diberikan dua pertimbangan dari Menteri dan
pengertian. Obligasi adalah surat persetujuan dari menteri yang
pinjaman dengan bunga tertentu dari menyelenggarakan urusan
pemerintah yang dapat diperdagangkan pemerintahan bidang keuangan.
atau diperjualbelikan. Obligasi adalah Pasal 302
surat utang berjangka(waktu) lebih dari (1) Ketentuan lebih lanjut
satu tahun dan memiliki suku bunga mengenai pinjaman Daerah
tertentu, dimana surat tersebut diatur dengan peraturan
dikeluarkan oleh perusahaan untuk pemerintah.
menarik dana dari masyarakat guna (2) Peraturan pemerintah
menutup pembiayaan perusahaan sebagaimana dimaksud pada
(Widjaja & Jono, 2006).

Jurnal Komunikasi Hukum Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja |


Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
ISSN : 2356-4164

ayat (1) paling sedikit mengatur: Peraturan Menteri Dalam


a. persyaratan bagi Daerah Negeri Nomor 13 Tahun
dalam melakukan pinjaman; 2006 Tentang Pedoman
b. penganggaran kewajiban Pengelolaan Keuangan
pinjaman Daerah yang jatuh Daerah,
tempo dalam APBD; 5. Peraturan Menteri
c. pengenaan sanksi dalam hal Keuangan Republik
Daerah tidak memenuhi Indonesia No.
kewajiban membayar 111/PMK.07/2011 tentang
pinjaman; Tata Cara Penerbitan dan
d. tata cara pelaporan posisi Pertanggungjawaban
kumulatif pinjaman dan Obligasi Daerah
kewajiban pinjaman setiap 6. Keputusan Ketua Badan
semester dalam tahun Pengawas Pasar Modal Dan
anggaran berjalan; Lembaga Keuangan Nomor:
e. persyaratan penerbitan Kep-692/Bl/2011 Tentang
obligasi Daerah serta Pedoman Mengenai Bentuk
pembayaran bunga dan Dan Isi Pernyataan
pokok obligasi; dan Pendaftaran Dalam Rangka
f. pengelolaan obligasi Daerah Penawaran Umum Obligasi
yang mencakup Daerah Ketua Badan
pengendalian risiko, Pengawas Pasar
penjualan dan pembelian 7. Keputusan Ketua Badan
obligasi serta pelunasan dan Pengawas Pasar Modal dan
penganggaran dalam APBD. Lembaga Keuangan Nomor:
Selain diatur dalam Undang-Undang No. Kep-65/BL/2007 tentang
23 Tahun 2014, perihal obligasi daerah Pedoman Penyusunan Surat
secara lebih luas diatur dalam beberapa Kepala Daerah di Bidang
aturan hukum di antaranya: Akuntansi dalam Rangka
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun Penawaran Umum Obligasi
1995 tentang Pasar Modal; Daerah,
2. Undang-Undang Nomor 33 8. Keputusan Ketua Bdan
Tahun 2004 tentang Pengawasan Pasar Modal
Perimbangan Keuangan antara dan Lembaga Keuanan
Pemerintah Pusat dan Nomor: Kep-67/BL/2007
Pemerintahan Daerah; tentang Pedoman Mengenai
3. Peraturan Pemerintah No. 54 Bentuk dan Isi Prospektus
Tahun 2005 tentang Pinjaman Dalam Rangka Penawaran
Daerah, telah dirubah dengan Umum Obligasi Daerah.
Peraturan Pemerintah No. 30 Undang-Undang No. 33
Tahun 2011 tentang Pinjaman Tahun 2004 tentang Perimbangan
Daerah Keuanganan antara Pemerintah
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Pusat dan Pemerintah Daerah,
No. 21 Tahun 2011 tentang menjadi landasan hukum dan
Perubahan Kedua Atas menjadi acuan bagi Pemerintah

Jurnal Komunikasi Hukum Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja |


Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
ISSN : 2356-4164

Daerah dalam menerbitkan obligasi penjelas undang-undang tersebut,


daerah, beberapa pasal mengatur dijelaskan bahwa dana dari
sebagai berikut: penerbitan obligasi daerah sebagai
Pasal 51 Ayat (1) dan (3) salah satu bentuk pinjaman jangka
1) Pinjaman Daerah bersumber dari: panjang, yang hanya boleh
a. Pemerintah; digunakan untuk membiayai
b. Pemerintah Daerah lain; proyek investasi (pembangunan
c. lembaga keuangan bank; prasarana dan sarana) yang
d. lembaga keuangan bukan menghasilkan penerimaan. Untuk
bank; dan mendapatkan pinjaman tersebut,
e. masyarakat. Pemerintah Daerah harus
2) ……. mendapatkan persetujuan dari
3) Pinjaman Daerah yang bersumber pihak DPRD, termasuk dalam hal
dari masyarakat sebagaimana pinjaman tersebut
dimaksud pada ayat (1) huruf e diteruspinjamkan kepada BUMD.
berupa Obligasi Daerah diterbitkan Pasal 54 menegaskan
melalui pasar modal. bahwa, dalam melakukan pinjaman,
Daerah wajib memenuhi
Pasal 52 Ayat (1) dan (4): persyaratan:
1) Jenis Pinjaman terdiri atas : a. jumlah sisa Pinjaman Daerah
a. Pinjaman Jangka Pendek; ditambah jumlah pinjaman yang
b. Pinjaman Jangka Menengah; akan ditarik tidak melebihi 75%
dan (tujuh puluh lima persen) dari
c. Pinjaman Jangka Panjang. jumlah penerimaan umum
2) ……………….. APBD tahun sebelumnya;
3) ……………….. b. rasio kemampuan keuangan
4) Pinjaman Jangka Panjang Daerah untuk mengembalikan
sebagaimana dimaksud pada ayat pinjaman ditetapkan oleh
(1) huruf c merupakan Pinjaman Pemerintah;
Daerah dalam jangka waktu lebih c. tidak mempunyai tunggakan
dari satu tahun anggaran dan atas pengembalian pinjaman
kewajiban pembayaran kembali yang berasal dari Pemerintah.
pinjaman yang meliputi pokok Pasal ini mengatur dan
pinjaman, bunga, dan biaya lain menegaskan tentang syarat atau
harus dilunasi pada batasan yang harus dipenuhi
Umumnya obligasi diterbitkan untuk daerah dalam memperoleh
jangka waktu yang panjang, bisa pinjaman, termasuk dengan cara
mencapai 5 (lima) tahun. menerbitkan obligasi daerah. syarat
Pasal 53 Ayat (3) dan (4) mengatur dan pembatasan tersebut
bahwa, Pinjaman Jangka Panjang merupakan salah satu prudential
dipergunakan untuk membiayai proyek principle/prinsip kehati-hatian
investasi yang menghasilkan yang harus selalu diperhatikan
penerimaan. Pinjaman Jangka dalam setiap melakukan
Menengah dan Jangka Panjang wajib perencanaan dalam memperoleh
mendapatkan persetujuan DPRD. Dari pinjaman, termasuk juga

Jurnal Komunikasi Hukum Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja |


Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
ISSN : 2356-4164

menetapkan aset-aset daerah yang akan Beberapa pasal yang sangat


dijadikan jaminan untuk mendapatkan penting harus dicermati bahwa
pinjaman jangka panjang (obligasi). (Pasal 58), dalam hal Pemerintah
Pasal 55 Ayat (2) dan (3) menegaskan Daerah menerbitkan obligasi
bahwa, Pendapatan Daerah dan/atau daerah, kepala daerah terlebih
barang milik Daerah tidak boleh dahulu mendapatkan persetujuan
dijadikan jaminan Pinjaman Daerah. DPRD dan Pemerintah, dan
Proyek yang dibiayai dari Obligasi ditetapkan berdasarkan Peraturan
Daerah beserta barang milik Daerah Daerah. Persetujuan penerbitan
yang melekat dalam proyek tersebut obligasi daerah harus diberikan
dapat dijadikan jaminan Obligasi atas nilai bersih maksimal obligasi
Daerah. daerah yang dapat diterbitkan pada
Pada dasarnya tidak semua aset- saat penetapan APBD. Adapun yang
aset daerah dan pendapatan daerah dimaksud dengan nilai bersih
diperkenankan untuk dijadikan jaminan adalah tambahan atas nilai nominal
atas pinjaman daerah, akan tetapi obligasi daerah yang beredar.
dalam hal penerbitan obligasi, Tambahan nilai nominal ini
Pemerintah Daerah dapat menjaminkan merupakan selisih antara nilai
asetnya yang melekat dalam proyek nominal obligasi daerah yang
pembangunan/investasi sebagai bentuk diterbitkan dengan nilai nominal
penyertaan pemerintah. obligasi yang ditarik kembali dan
Pada pasal 57 juga ditetapkan dilunasi sebelum jatuh tempo dan
bahwa, obligasi daerah harus obligasi yang dilunasi pada saat
diterbitkan dalam mata uang rupiah, jatuh tempo selama satu tahun
dengan memenuhi ketentuan yang anggaran. Sebagai wujud
diatur dalam pasal 54 dan pasal 55 kemandirian daerah, sebagaimana
sebagaimana tersebut di atas, beserta diatur dalam Pasal 59 bahwa,
peraturan perundang-undangan di Pemerintah Pusat tidak menjamin
bidang pasar modal. Ditegaskan pula obligasi daerah (Okta dan David
bahwa hasil penjualan obligasi harus Kaluge, 2011). pemerintah
digunakan untuk membiayai investasi Provinsi/Kabupaten/Kota harus
sektor public yang selain dapat bertanggungjawab secara penuh
memberikan manfaat bagi masyarakat atas obligasi yang diterbitkannya,
juga harus menghasilkan penerimaan karena pemerintah pusat tidak
guna membiayai kewajiban bunga dan memberikan jaminan dalam bentuk
pokok obligasi daerah yang membiayai apapun, baik atas kewajiban bunga
proyek-proyek tersebut. Jika dari maupun pokok obligasi daerah.
penerimaan atas proyek pembangunan Dalam rangka melaksanakan
yang dibiayai dari obligasi daerah, amanat Pasal 49 Peraturan
setelah disisihkan untuk membayar Pemerintah No. 30 Tahun 2011
kewajiban bunga dan pokok obligasi tentang Pinjaman Daerah, telah
terdapat kelebihan, maka kelebihan ditetapkan Peraturan Menteri
tersebut harus disetorkan ke kas Keuangan No. 111/PMK. 07/2012
daerah sebagai salah satu bentuk tentang Tata Cara Penerbitan dan
penerimaan daerah. Pertanggungjawaban Obligasi

Jurnal Komunikasi Hukum Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja |


Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
ISSN : 2356-4164

Daerah (www.djpk.kemenkeu.go.id). pinjaman yang akan ditarik


Berdasarkan peraturan perundangan, tidak melebihi 75% (tujuh
Pemerintah daerah dapat menerbitkan puluh lima persen) dari
obligasi daerah untuk membiayai jumlah penerimaan umum
kegiatan atau beberapa kegiatan APBD tahun sebelumnya;
investasi prasarana dan/atau sarana c. Rasio kemampuan keuangan
dalam rangka penyediaan pelayanan daerah untuk
publik yang menghasilkan penerimaan mengembalikan pinjaman
bagi APBD yang diperoleh dari atau Debt Service Coverage
pungutan atas penggunaan prasarana Ratio (DSCR) yaitu paling
dan/atau sarana tersebut. sedikit 2,5 (dua koma lima);
Persyaratan yang wajib dipenuhi d. Jumlah defisit APBD sesuai
oleh pemerintah daerah sebelum dengan yang ditetapkan oleh
menerbitkan obligasi daerah adalah Menteri Keuangan; dan
sebagai berikut: e. Persetujuan DPRD yang
a. Audit terakhir atas Laporan meliputi nilai bersih
Keuangan Pemerintah Daerah maksimal obligasi daerah,
mendapat opini Wajar Dengan ketersediaan pembayaran
Pengecualian atau Wajar Tanpa pokok dan bungan, dan
Pengecualian; ketersediaan pembayaran
b. Jumlah kumulatif pinjaman, segala biaya yang timbul
yaitu jumlah sisa pinjaman dari penerbitan obligasi
daerah ditambah jumlah daerah.

Jurnal Komunikasi Hukum Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja |


Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
ISSN : 2356-4164

Pengelolaan obligasi daerah dalam APBD sesuai kemampuan


dilaksanakan oleh unit yang ditunjuk keuangan daerah untuk
oleh gubernur, bupati atau walikota. pembayaran pokok obligasi daerah.
Unit tersebut berupa satuan kerja yang Gubernur, bupati, atau walikota
sudah ada atau satuan kerja yang baru, wajib menyampaikan Peraturan
dimana satuan kerja tersebut memiliki Daerah mengenai penerbitan
struktur organisasi, perangkat kerja, obligasi daerah kepada otoritas di
dan kapasitas sumber daya manusia bidang pasar modal dengan
untuk melaksanakan fungsi tembusan kepada Direktur Jenderal
pengelolaan obligasi daerah. Perimbangan Keuangan, sebelum
Pemerintah daerah wajib mendapat pernyataan efektif Obligasi Daerah.
persetujuan prinsip dari Menteri Pemerintah daerah wajib
Keuangan atas rencana penerbitan menyampaikan laporan
obligasi daerah sebelum proses di pasar
modal. Penerbitan obligasi daerah pelaksanaan pengelolaan Obligasi

hanya dapat dilakukan di pasar modal Daerah kepada Menteri Keuangan


domestik dan dalam mata uang rupiah c.q. Direktur Jenderal Perimbangan
serta dilaksanakan sesuai dengan Keuangan, apabila pemerintah
ketentuan peraturan perundang- daerah tidak menyampaikan
undangan di bidang pasar modal. laporan tersebut, Menteri
Pemerintah daerah bertanggung jawab Keuangan dapat menunda
atas segala resiko yang timbul akibat penyaluran Dana Perimbangan.
dari penerbitan obligasi daerah Pihak-pihak yang terlibat di dalam
termasuk wajib membayar pokok dan penerbitan obligasi, akan
bunga obligasi daerah pada saat jatuh diterangkan pada tabel berikut :
tempo. Setiap tahun pemerintah daerah
wajib mengalokasikan dana cadangan
Tabel 2: Pihak-pihak yang terkait dengan obligasi daerah
Sumber: Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Departemen Keuangan, 2007.

Jurnal Komunikasi Hukum Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja |


Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
ISSN : 2356-4164

Regulator, adalah lembaga/instansi serta lembaga penyimpanan dan


pemerintah yang memiliki kewenangan penyelesaian.
untuk mengatur dan mengawasi a) Bursa Efek, adalah pihak
pelaksanaan penawaran umum obligasi yang menyelenggarakan dan
daerah di pasar modal. Pengawasan menyediakan sistem dan
tersebut merupakan tanggung jawab atau sarana untuk
Departemen Keuangan dimana secara mempertemukan
prakteknya dilakukan oleh Badan penawaran jual dan beli efek
Pengawas Pasar Modal-Lembaga pihakpihak lain dengan
Keuangan, dan Direktorat Jenderal tujuan memperdagangkan
Perimbangan Keuangan. efek di antara mereka.
a) Direktorat Jenderal b) Lembaga Kliring dan
Perimbangan Keuangan (DJPK), Penjaminan, adalah pihak
merupakan unsur di dalam yang menyelenggarakan jasa
Departemen Keuangan, yang kliring dan penjaminan
bertindak atas nama Menteri penyelesaian transaksi
Keuangan untuk mengevaluasi bursa. Di Indonesia, lembaga
dan memberikan persetujuan kliring dan penjaminan yang
atas rencana penerbitan obligasi telah mendapat izin dari
daerah yang diajukan oleh Bapepam LK adalah PT.
pemerintah daerah serta Kliring Penjaminan Efek
mengawasi pengelolaan obligasi Indonesia (PT. KPEI).
daerah, sesuai dengan kerangka c) Lembaga Penyimpanan dan
kerja pinjaman daerah seperti Penyelesaian, adalah pihak
diatur dalam PP 54/2005. yang menyelenggarakan
b) Bapepam Lembaga Keuangan kegiatan kustodian sentral
(Bapepam-LK), adalah Badan bagi bank kustodian,
Pengawas Pasar Modal dan perusahaan efek, dan pihak
Lembaga Keuangan yang lain. Di Indonesia, lembaga
bertugas untuk melakukan penyimpanan dan
pembinaan, pengaturan dan penyelesaian yang telah
pengawasan Pasar Modal mendapat izin dari Bapepam
dengan tujuan mewujudkan dan LK adalah PT. Kustodian
terciptanya kegiatan Pasar Sentral Efek Indonesia (PT.
Modal yang teratur, wajar, dan KSEI).
efisien serta melindungi Emiten, merupakan pihak
kepentingan pemodal dan yang melakukan penawaran umum.
masyarakat. Dalam kaitannya
Self Regulatory Organizations dengan obligasi daerah, pihak yang
(SRO), merupakan lembaga/organisasi menjadi emiten adalah pemerintah
yang berwenang untuk mengeluarkan daerah. Pemegang Efek, adalah
peraturan bagi kegiatan usahanya. Di investor atau pihak yang
pasar modal, SRO terdiri dari bursa menanamkan modalnya dalam
efek, lembaga kliring dan penjaminan, bentuk pemberian pinjaman

Jurnal Komunikasi Hukum Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja |


Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
ISSN : 2356-4164

kepada pemerintah daerah dalam efek serta jasa lain,


bentuk obligasi daerah. termasuk menerima
Perusahaan Efek, adalah deviden, bunga, dan hak lain,
perusahaan yang mempunyai aktivitas menyelesaikan transaksi
sebagai penjamin emisi efek, perantara efek, dan mewakili
pedagang efek, manajer investasi, atau pemegang rekening yang
gabungan dari ketiga kegiatan tersebut. menjadi nasabahnya.
a) Penjamin Emisi Efek, adalah c) Wali Amanat, adalah pihak
pihak yang membuat kontrak yang mewakili kepentingan
dengan emiten untuk melakukan pemegang efek bersifat
penawaran umum bagi utang (termasuk obligasi
kepentingan emiten dengan atau daerah). Penunjukan Wali
tanpa kewajiban untuk membeli Amanat dilakukan melalui
sisa efek yang tidak terjual. perjanjian bersama seluruh
b) Perantara Pedagang Efek, adalah pihak pada penerbitan
pihak yang melakukan kegiatan obligasi daerah. Wali amanat
usaha jual beli efek untuk bertugas untuk
kepentingan sendiri atau pihak mengendalikan seluruh
lain. aspek-aspek administratif
c) Manajer Investasi, adalah pihak penerbitan obligasi daerah,
yang kegiatan usahanya termasuk memastikan
mengelola portofolio efek untuk bahwa penerbitan obligasi
para nasabah atau mengelola daerah telah sesuai dengan
portofolio investasi kolektif ketentuan dan persyaratan
untuk sekelompok nasabah, pada perjanjian obligasi
kecuali perusahaan asuransi, daerah.
dana pensiun dan bank yang Profesi Penunjang,
melakukan sendiri kegiatan merupakan pihak-pihak yang
usahanya berdasarkan karena profesinya, turut
peraturan perundang-undangan menunjang terlaksananya
yang berlaku. penawaran umum di pasar modal.
Lembaga Penunjang, merupakan Untuk melakukan kegiatan di
pihak-pihak penunjang terlaksananya bidang pasar modal, profesi
pelaksanaan penawaran umum, yang penunjang pasar modal wajib
terdiri dari biro administrasi efek, terlebih dahulu terdaftar di
kustodian dan wali amanat. Bapepam dan LK. Profesi
a) Biro Administrasi Efek, adalah penunjang terdiri dari akuntan
pihak yang berdasarkan kontrak publik, notaris, konsultan hukum
dengan emiten melaksanakan dan perusahaan penilai.
pencatatan pemilikan efek dan Pihak Lain Yang Terlibat,
pembagian hak yang berkaitan merupakan pihak-pihak lain yang
dengan efek. juga terlibat dalam pelaksanaan
b) Kustodian, adalah pihak yang penawaran umum obligasi daerah
memberikan jasa penitipan efek di pasar modal, namun tidak
dan harta lain berkaitan dengan terlibat secara langsung dalam

Jurnal Komunikasi Hukum Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja |


Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
ISSN : 2356-4164

proses transaksi perdagangan efek, 1. Sebuah bentuk alternatif


yang terdiri dari penyedia penguatan instrumen/efek/surat
kredit, lembaga pemeringkat efek serta berharga yang dipakai untuk
penasihat investasi. bukti berhutang/mendapat
a) Lembaga Pemeringkat Efek, pendanaan dari sumber lain,
merupakan lembaga yang 2. Dapat diperjual belikan di
memberikan peringkat kredit pasar modal,
bagi penerbit obligasi daerah. 3. Harus dijaminkan oleh
Lembaga pemeringkat penanggung untuk
mengukur kelayakan kredit, pemenuhan janji yang
kemampuan membayar meliputi pengembalian pokok,
pinjaman yang akan bunga (coupon) dan janji
mempengaruhi tingkat bunga lainnya pada saat jatuh
pinjaman. tempo,
b) Penyedia Penguatan Kredit, 4. Dapat diterbitkan oleh
adalah pihak yang memberikan pemerintah (Pusat dan
penguatan kredit melalui Daerah) dan perusahaan
pernyataan kesediaan menjamin berbadan hukum (BUMN dan
obligasi daerah, dimana Swasta)
penguatan kredit ini akan Penerbitan obligasi daerah
memberikan kenyamanan bagi diharapkan akan memberikan
investor dan dapat banyak manfaat, baik Pemerintah
mempengaruhi tingkat bunga. Daerah sebagai pihak emiten,
c) Penasihat Investasi, merupakan masyarakat luas sebagai sarana
pihak yang memberikan nasihat investasi, begitu juga bagi
kepada pihak lain berkaitan masyarakat daerah yang
dengan penjualan atau mendapatkan manfaat dari
pembelian efek dengan pembangunan yang pendanaannya
memperoleh imbalan jasa. melalui penerbitan obligasi daerah.
Budi. S. Purnomo mencatat
Selanjutnya, obligasi daerah terdapat beberapa manfaat
sebagai sumber pinjaman yang akan penerbitan obligasi, antaralain:
diperjual belikan di pasar modal, maka 1. Membiaya defisit anggaran
penerbitan obligasi daerah pun harus Pemerintah Daerah dapat
memenuhi semua ketentuan yang memenuhi ketidakcukupan
berlaku di pasar modal, sebagaimana sumber pembiayaan sendiri
diatur pada Undang-Undang No. 8 yang diakibatkan oleh
Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Salah lemahnya local tax income,
satu bentuk pinjaman yang dapat minimnya dana transfer dari
diperoleh Pemerintah Daerah adalah pemerintah pusat,
dengan menerbitkan obligasi keterbatasan pinjaman dari
(municipal bond). Berdasarkan Undang- lembaga keuangan dalam atau
Undang No. 8 Tahun 1995 tentang luar negeri.
Pasar Modal, menerangkan bahwa, 2. Sumber dana jangka panjang
obligasi merupakan:

Jurnal Komunikasi Hukum Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja |


Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
ISSN : 2356-4164

Pemerintah Daerah mendapatkan Setiap Pemerintah Daerah yang


sumber pembiayaan jangka (akan) menerbitkan obligasi
panjang yang dapat disesuaikan daerah, selain harus
dengan kebutuhan pembangunan, mematuhi semua peraturan
potensi serta kemampuan yang ditetapkan oleh
membayarnya, yang pada pemerintah pusat juga harus
akhirnya akan membawa memenuhi seluruh ketentuan
kemakmuran bagi masyarakat di dari BAPEPAM-LK sebagai
didaerah. regulator pasar modal.
3. Membiayai suatu proyek yang Kepatuhan Pemerintah
bersifat strategis Daerah atas berbagai
Dana hasil penjualan obligasi daerah ketentuan BAPEPAM-LK
dapat digunakan untuk tersebut akan mendorong
membiayai proyek-proyek yang Pemerintah Daerah untuk
bersifat strategis untuk lebih meningkatkan
kepentingan pelayanan public transparansi dan
atau mendatangkan pendapatan akuntabilitasnya, khususnya
bagi Pemerintah Daerah, yang dalam pengelolaan dan
karena keterbatasan anggaran pelaporan keuangan.
tidak dapat dibiayai oleh APBD. 7. Meningkatkan ekspose daerah
4. Percepatan pembangunan daerah Penerbitan obligasi daerah
Pemerintah Daerah dapat memicu dan akan menambah jumlah
memacu pembangunan di pihak-pihak yang
daerahnya. Pembangunan berkepentingan dengan usaha
tersebut akan menciptakan Pemerintah Daerah
multiplier effect (pelipatgandaan khususnya dalam
manfaat ekonomi), antara lain penyelenggaraan kegiatan-
dalam bentuk penciptaan kegiatan yang dibiayai dengan
lapangan dan kesempatan kerja, dana yang bersumber dari
tersediannya sarana dan penjualan obligasi daerah.
prasarana yang dapat Kepada para stakeholders
mempercepat perputaran roda tersebut Pemerintah Daerah
perekonomian sehingga akan berkewajib untuk
meningkatkan kesejahteraan menyampaikan laporan yang
masyarakat. dengan sendirinya akan
5. Perdayaan potensi ekonomi meningkatkan ekspose
daerah Pemerintah Daerah, baik atas
Potensi ekonomi daerah dan komoditi usaha yang telah dilakukan
unggulan baik hayati (pertanian, maupun potensi ekonomi lain
perkebunan, perikanan, yang dimiliki daerah.
perhutanan dan peternakan dan 8. Meningkatkan image/prestige
non hayati (pertambangan dan daerah
minyak) dapat diberdayakan. Keberhasilan daerah dalam
6. Transparansi dan Akuntabilitas memasarkan obligasi daerah
mencerminkan kepercayaan

Jurnal Komunikasi Hukum Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja |


Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
ISSN : 2356-4164

masyarakat investor yang akan Daerah harus benar-benar


meningkatkan prestige daerah memberikan kepastian bahwa
tersebut. obligasi tersebut akan dibayarkan
9. Terciptanya instrumen investasi kembali pada saat jatuh tempo.
baru Mengingat bahwa Obligasi Daerah
Adanya obligasi daerah, selain dipergunakan untuk proyek yang
memberikan manfaat langsung memberikan manfaat kepada
dengan dibangunnya publik dan menghasilkan
infrastruktur, masyarakat juga penerimaan, maka proyek tersebut
dapat menikmati imbal hasil harus benar-benar matang dan
(yield) dan mungkin juga insentif layak. Oleh karena itu, dalam
lain atas investasinya dalam tahapan sebelum mendapat
obligasi daerah. persetujuan dari menteri keuangan,
10. Merupakan lahan baru bagi Studi Kelayakan harus dibuat oleh
lembaga atau profesi yang lembaga penilai yang terdaftar di
bermain di pasar modal Bapepam-LK sehingga hasilnya
(Purnomo, 2009). dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan beberapa fungsi yang dapat Kesiapan pemerintah merupakan
diambil dengan diterbitkannya obligasi modal awal tercapainya maksud
daerah, maka Pemerintah Daerah harus dan tujuan diterbitkan obligasi
mampu mempersiapkan rencana daerah, maupun bagi pemangku
pembangunan yang berkesinambungan, kepentingan yang lain. Dalam dunia
baik perencanaan jangka pendek, bisnis kita mengenal trust sebagai
menengah maupun panjang. modal awal suatu hubungan bisnis
Pemerintah Daerah juga harus dapat tercapai, trust memberikan
mempersiapkan potensi risiko-risiko multiplier effect yang positif bagi
yang dihadapi dengan rencana-rencana Pemerintah Daerah kedepan dalam
penyelesaian yang matang. Untuk rangka pembangunan dan
menarik minat para investor agar mensejahterkan masyarakat di
membeli Obligasi Daerah yang daerah pada khususnya.
ditawarkan di pasar modal, Pemerintah
selalu memiliki persiapan yang
Simpulan matang menghadapi segala
Menerbitkan Obligasi Daerah kemungkinan risiko selain itu juga
merupakan sebagai salah satu alternatif menjaga trust dari masyarakat.
pendanaan bagi Pemerintah Daerah
guna merealisasikan pembangunan di Daftar Pustaka
Daerah. Obligasi daerah juga membuka Islamy, M. Irfan., 2009, Prinsip-
peluang bagi masyarakat di Daerah Prinsip Perumusan
pada khususnya untuk ikut Kebijakan Negara, cetakan
berpartisipasi berinvestasi. ke 15, Jakarta: PT Bumi
Perencanaan yang matang merupakan Aksara.
awal kegagalan dan kesuksesan dari Knopf, Alfred. A., 1999,
diterbitkannya obligasi daerah, Development as Freedom,
sehingga Pemerintah Daerah harus New York.

Jurnal Komunikasi Hukum Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja |


Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
ISSN : 2356-4164

Purnomo, Budi. S., 2009, Obligasi 4 Demokrasi di


Daerah (Alternatif Investasi bagi Indonesia: Antara Patronase
Masyarakat dan Sumber dan Populisme , kerjasama
Pendanaan bagi Pemerintah antara Universitas Gadjah
Daerah, Bandung: Penerbit Mada (Jurusan Politik dan
ALFABETA. Pemerintahan) dan
Sugianto, Fajar., 2013, Economic University of Oslo serta
Approach to Law, Seri Analisis didukung oleh The Royal
Ke-ekonomian Tentang Hukum, Norwegian Embassy.
Penerbit Kencana Prenada
Media Group, Jakarta. Artikel dalam Jurnal
---------------------., 2013, Economic Okta, Dewi dan Kaluge, David.,
Analysis of Law Penerbit 2011, Analisis Peluang
Kencana Prenada Media Group, Penerbitan Obligasi Daerah
Jakarta. Sebagai Alternatif
Sorensen, George., 1993, Democracy Pembiayaan Daerah, Journal
and Democratization: Processes of Indonesian Applied
and Prospects in a Changing Economics, Vol. 5 No. 2
World, Terjemahan oleh I Made Oktober 2011: 157-171.
Krisna, 2003, Yogyakarta: Lubis, Ade Zul Akhir., 2013, Analisis
Penerbit Pustaka Pelajar. Pengaruh Pengeluaran
Tjandra, W. Riawan., 2004, Dinamika Publik Terhadap
Peran Pemerintah Dalam Pembangunan (studi Kasus
Perspektif Hukum Administrasi Pada Negara-Negara ASEAN-
(Analisis Kritis Terhadap 4), Jurnal Ilmiah, Jurusan
Perspektif Penyelenggaraan Ilmu ekonomi, Fakultas
Pemerintahan), Yogyakarta: Ekonomi dan Bisnis
Penerbit Universitas Atma Jaya. Universitas Brawijaya,
Yudhatama, Iranda., 2007, Demokrasi Malang 2013.
Overdosis, Menggugat
tanggungjawab negara atas Dokumen Resmi
jaminan sosial kesehatan dalam Tim Studi Penyusunan Draft
system demokrasi Liberal, Peraturan Mengenai
Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pedoman Penerbitan
Pelajar. Obligasi Daerah, Studi
Widjaja, Gunawan & Jono, 2006, Penyusunan Draft Peraturan
Penerbitan Obligasi dan Peran Mengenai Pedoman
serta Tanggung Jawab wali Penerbitan Obligasi Daerah,
Amanat dalam Pasar Modal, Departemen Keuangan
Penerbit Kencana Prenada Republik Indonesia Badan
Media group, Jakarta. Pengawas Pasar Modal
Proyek Peningkatan
Makalah/Seminar Efisiensi Pasar Modal Tahun
Ringkasan Eksekutif Power, Welfare 2005.
and Democracy (PWD) Project,

Jurnal Komunikasi Hukum Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja |


Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
ISSN : 2356-4164

Pelengkap Buku Pegangan 2008, Tata Cara Penerbitan dan


Penyelenggaraan Pemerintah Pertanggungjawaban
dan Pembangunan Daerah, Obligasi Daerah, dapat
Departemen Keuangan Republik diakses di:
Indonesia, Direktorat Jenderal http://www.djpk.kemenkeu.
Perimbangan Keuangan go.id/produk-
Departemen Keuangan Mei hukum/peraturan-menteri-
2008. keuangan/item/802-Tata-
Panduan Penerbitan Obligasi Daerah, Cara-Penerbitan-dan-
Direktorat Jenderal Pertanggungjawaban-
Perimbangan Keuangan Obligasi-Daerah di akses
Departemen Keuangan, 2007. pada 24 Maret 2015, Pukul
23.00 WITA.
Website

Jurnal Komunikasi Hukum Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja |

Anda mungkin juga menyukai