3. Gejala menjalarnya praktik korupsi dalam pelayanan publik terjadi karena faktor internal
dan eksternal. faktor eksternal karena adanya keinginan masyarakat untuk memperoleh
proses pelayanan yang cepat dalam berbagai urusan seperti pengurusan perijinan dan
sejenisnya. Rentang kerja birokrasi yang panjang dan berbelit-belit (red-tape)
menyebabkan sebagian besar masyarakat tidak sabar dan menginginkan proses yang cepat
dan efisien. Sedangkan faktor internal lebih menitikberatkan pada adanya fenomena
bahwa rentang birokrasi yang panjang dengan sengaja dimanfaatkan oleh oknum-oknum di
birokrasi untuk mempersulit dan memperlama proses pengurusan administrasi.
Secara garis besar factor-faktor yang mendorong dan memberikan peluang terjadinya
praktik korupsi dalam birokrasi antara lain;
a. Kekuasaan mutlak birokrasi untuk mengalokasikan sumber daya atau pekerjaan pada
pelaku ekonomi lainnya.
b. Kekuasaan untuk melakukan perijinan.
c. Rendahnya gaji pegawai negeri.
d. Lemahnya pengawasan dan aturan hukum yang ada.
e. Lemahnya penegakan hukum.
Sumber referensi;
BMP ESPA4314 PEREKONOMIAN INDONESIA EDISI3/MODUL 6/HAL 6.22-6.28
https://www.researchgate.net/publication/
323917518_Korupsi_dalam_Birokrasi_dan_Strategi_Pencegahannya
4. Indicator yang sering digunakan untuk menetapkan garis kemiskinan adalah sebagai
berikut;
a. Kemiskinan relative adalah kelompok masyarakat miskin yang berada dikelompok
paling bawah. Seseorang bisa dikatakan termasuk kedalam kemiskinan relative jika
pendapatannya berada di bawah tingkat pendapatan di sekitarnya, atau dalam
kelompok masyarakat tersebut ia berada dilapisan paling bawah. Jadi, walaupun
pendapatannya bisa mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, namun karena
dibandingkan dengan pendapatan rata-rata masyarakat pendapatannya relative
rendah, makai a tetap termasuk kategori miskin. Indicator relative ini digunakan di
Amerika Serikat.
b. Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang dikaitkan dengan kemampuan pendapatan
dalam memenuhi kebutuhan minimal untuk kebutuhan pokok. Jika pendapatan
seseorang berada dibawah pendapatan untuk memenuhi kebutuhan minimal tersebut,
maka secara absolut ia hidup di bawah garis kemiskinan. Indicator absolut ini digunakan
oleh Indonesia.
c. Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang dikaitkan dengan budaya masyarakat yang
menerima kemiskinan yang terjadi pada dirinya, bahkan ktidak merespon usaha-usaha
pihak lain yang membantunya keluar dari kemiskinan tersebut.
d. Kemiskinan structural adalah kemiskinan yang disebabkan struktur dan system ekonomi
yang timpang dan lebih berpihak pada si miskin, sehingga memunculkan masalah-
masalh structural ekonomi yang semakin meminggirkan peranan orang miskin.