Anda di halaman 1dari 3

Yogyakarta, 02 Juni 2022

NAMA : DANAR HERMAWAN


NIM : 044091817
TUGAS 3 PEREKONOMIAN INDONESIA
1. Berikut berbagai jenis bantuan luar negeri dari yang disusun berdasarkan tingkat paling
lunak atau mudah (Hudiayanto, 2001 : 108) yakni;
a. Hibah (grant) uang senilai $1 juta, tanpa ikatan dalam cara penggunaannya.
b. Hibah beras senilai $1 juta suatu negara, yang hasi penjualannya digunakan untuk
membiayai proyek pembangunan tertentu di negara penerima hibah.
c. Pinjaman (loan) sebesar $1 juta yang penggunaanya terbatas untuk membeli barang
dan jasa konsultasi dari perusahaan negara pemberi pinjaman. Lama pinjaman 20
tahun, masa tenggang (gestation period) 1 tahun dengan bunga 1 persen.
d. Pinjaman sebesar $1 juta dengan bunga 3 persen untuk membeli barang dari negara
pemberi pinjaman, masa pelunasan (amortisasi) 10 tahun.
e. Pinjama sebesar $1juta dengan bunga 1 persen di bawah suku bunga yang berlaku di
pasar komersial, lama pinjaman 8 tahun.
Sumber referensi : BMP ESPA4314 PEREKONOMIAN INDONESIA EDISI3/MODUL 6/HAL 6.5
2. Dampak utang luar negeri pada akhirnya bermuara pada beban hidup rakyat yang terus
meningkat. hal itu dapat terjadi baik melalui kenaikan harga yang dipicu oleh kemerosotan
nilai rupiah, peningkatan harga BBM, maupun peningkatan target pajak. Utang luar negeri
yang ditumpuk Indonesia dari tahun ke tahun telah meningkatkan ketergantungan
terhadap negara-negara ata Lembaga kreditur. Selama ini pemerintah dan masyarakat
telah terbiasa menggunakan utang luar negeri untuk membiayai pembangunan. Akibatnya
jika utang tersebut ditiadakan maka yang terjadi adalah ketidakpercayaan pada
kemampuan diri yang sangat besar. Lebih jauh kehadiran kreditur asing yang membiayai
pembangunan Indonesia membuat mereka memiliki posisi ekonomi politik yang luar biasa
besar, sehingga mereka dengan mudah melakukan intervensi terhadap kebijakan ekonomi
dan poltik. IMF adalah Lembaga kreditur yang terbukti telah mampu menguasai
perekonomian Indonesia. Melalui LOI yang telah ditandatangani pemerintah Indonesia,
IMF memaksakan serangkaian kebijakan ekonomi yang sesungguhnya merugikan Indonesia
seperti halnya privitasi BUMN, liberalisasi perdagangan minyak buni, dan penghapusan
subsidi Kesehatan dan Pendidikan. Indonesia yang sejak semula menggantungkan diri pada
IMF tidak berani menolak persyaratan tersebut karena takut kehilangan kesempatan
mendapatkan utang. Dibandingkan dengan Malaysia yang tidak menerima intervensi IMF,
pemulihan krisis di Indonesia justru berjalan dengan lambat. Jadi terbukti bahwa jalan
keluar pemulihan ekonomi yang diberikan oleh IMF sesungguhnya tidak berhasil. Karena
ketergantungan yang berbuah ketidakpercayaan diri, pemerintah Indonesia tidak berani
mengambil Langkah radikal untuk tidak berorientasi pada utang tetapi pada kekuatan
sendiri.

Sumber refereni : BMP ESPA4314 PEREKONOMIAN INDONESIA EDISI3/MODUL 6/HAL 6.9

3. Gejala menjalarnya praktik korupsi dalam pelayanan publik terjadi karena faktor internal
dan eksternal. faktor eksternal karena adanya keinginan masyarakat untuk memperoleh
proses pelayanan yang cepat dalam berbagai urusan seperti pengurusan perijinan dan
sejenisnya. Rentang kerja birokrasi yang panjang dan berbelit-belit (red-tape)
menyebabkan sebagian besar masyarakat tidak sabar dan menginginkan proses yang cepat
dan efisien. Sedangkan faktor internal lebih menitikberatkan pada adanya fenomena
bahwa rentang birokrasi yang panjang dengan sengaja dimanfaatkan oleh oknum-oknum di
birokrasi untuk mempersulit dan memperlama proses pengurusan administrasi.
Secara garis besar factor-faktor yang mendorong dan memberikan peluang terjadinya
praktik korupsi dalam birokrasi antara lain;
a. Kekuasaan mutlak birokrasi untuk mengalokasikan sumber daya atau pekerjaan pada
pelaku ekonomi lainnya.
b. Kekuasaan untuk melakukan perijinan.
c. Rendahnya gaji pegawai negeri.
d. Lemahnya pengawasan dan aturan hukum yang ada.
e. Lemahnya penegakan hukum.

Sumber referensi;
BMP ESPA4314 PEREKONOMIAN INDONESIA EDISI3/MODUL 6/HAL 6.22-6.28
https://www.researchgate.net/publication/
323917518_Korupsi_dalam_Birokrasi_dan_Strategi_Pencegahannya

4. Indicator yang sering digunakan untuk menetapkan garis kemiskinan adalah sebagai
berikut;
a. Kemiskinan relative adalah kelompok masyarakat miskin yang berada dikelompok
paling bawah. Seseorang bisa dikatakan termasuk kedalam kemiskinan relative jika
pendapatannya berada di bawah tingkat pendapatan di sekitarnya, atau dalam
kelompok masyarakat tersebut ia berada dilapisan paling bawah. Jadi, walaupun
pendapatannya bisa mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, namun karena
dibandingkan dengan pendapatan rata-rata masyarakat pendapatannya relative
rendah, makai a tetap termasuk kategori miskin. Indicator relative ini digunakan di
Amerika Serikat.
b. Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang dikaitkan dengan kemampuan pendapatan
dalam memenuhi kebutuhan minimal untuk kebutuhan pokok. Jika pendapatan
seseorang berada dibawah pendapatan untuk memenuhi kebutuhan minimal tersebut,
maka secara absolut ia hidup di bawah garis kemiskinan. Indicator absolut ini digunakan
oleh Indonesia.
c. Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang dikaitkan dengan budaya masyarakat yang
menerima kemiskinan yang terjadi pada dirinya, bahkan ktidak merespon usaha-usaha
pihak lain yang membantunya keluar dari kemiskinan tersebut.
d. Kemiskinan structural adalah kemiskinan yang disebabkan struktur dan system ekonomi
yang timpang dan lebih berpihak pada si miskin, sehingga memunculkan masalah-
masalh structural ekonomi yang semakin meminggirkan peranan orang miskin.

Sumber refereni : BMP ESPA4314 PEREKONOMIAN INDONESIA EDISI3/MODUL 7/HAL.7.3-


7.4

5. Prioritas jangka menengah pembangunan ekonomi ditekankan pada program-program


untuk meletakkan landasan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Sejalan dengan
itu, kebijaksanaan pembangunan nasional terangkai dalam tiga arah kebijaksanaan yang
saling mendukung, yakni;
a. Kebijaksanaan yang secara tidak langsung mengarah pada sasaran tetapi memberikan
dasar tercapainya suasana yang mendukung kegiatan sosial ekonomi.
b. Kebijaksanaan yang secara langsung mengarah pada peningkatan kegiata ekonomi
kelompok sasaran.
c. Kebijaksanaan khusus yang mencakup upaya-upaya khusus pemberdayaan masyarakat
dan penanggulangan kemiskinan yang langsung menjangkau masyarakat miskin
(Sumodiningrat, 2001 : 6).

Sumber refereni : BMP ESPA4314 PEREKONOMIAN INDONESIA EDISI3/MODUL 7/HAL 7.11

6. Untuk mengatasi masalah kemiskinan akibat krisis moneter, pemerintah mengeluarkan


program Jaring Pengaman Sosial (JPS). JPS adalah program jangka pendek untuk membantu
mereka yang hamper tenggelam karena krisis. Program JPS dibagi menjadi empat
kelompok program, yakni Program JPS departemen teknis, Program JPS prioritas, Program
JPS sector-sektor pembangunan, dan Program JPS monitoring. Pengalokasian dana
program JPS menggunakan tiga jalur seperti yang sudah biasa ditempuh program terdahulu
yakni; kebijakkan pembangunan sectoral, kebijakkan pembangunan regional, dan kebijakan
khusus.

Sumber refereni : BMP ESPA4314 PEREKONOMIAN INDONESIA EDISI3/MODUL 7/HAL 7.14

Anda mungkin juga menyukai