Anda di halaman 1dari 4

MODUL 6

Utang Luar Negeri dan Korupsi di Indonesia

KEGIATAN BELAJAR 1: Utang Luar Negeri Indonesia


A. HAKEKAT UTANG LUAR NEGERI INDONESIA
Melalui utang luar negeri diharapkan sebuah negara dapat
melakukan investasi karena jumlah tabungan mereka tidak memadai
untuk melakukan investasi tersebut. Keharusan melakukan utang luar
negeri ini didasari oleh ajaran neo liberalisme yang mendewakan
pertumbuhan ekonomi daripada pemerataan ekonomi.
Sejak awal kemerdekaan, Indonesia sudah mulai berutang. Pada itu
pemimpin mau berutang dengan syarat tindak menciderai kedaulatan
bangsa. Ketika tahun 1959 utang luar negeri mulai digunakan amerika
untuk mendapatkan dukungan politik, dan pada tahun 1963 indonesia
berkonfrontasi dengan Malaysia dan utang luar negeri kembali digunakan
untuk kepentingan politik yang dilakukan oleh inggris dengan
kesepakatan Indonesia mau menghentikan konfrontasi dengan Malaysia.
Para investor tersebut mau memberi utang dengan dua alasan: 1,
dilandasi dengan kepentingan ekonomi dan strategis. 2, dilandasi
tanggung jawab moral penduduk negara kaya kepada negara miskin.
Pengakuan John Perkins dalam bukunya Confession of an Economic Hit
Man 92003) menjadi bukti empirik bahwa utang luar negeri merupakan
upaya sistematis yang dilakukan negara kreditor untuk mengambil alih
penguasaan ekonomi (SDA dan asset asset strategis) di negara debitor.
Pemberian utang luar negeri adalah sarana mereka untuk memperburuk
perekonomian negara debitor kedalam situasi keterjebakan utang (debt-
trap)

B. JENIS JENIS UTANG LUAR NEGERI


Sumber pendanaan dari luar negeri dibagi dapat berupa hibah dan
utang. Hibah di berikan tanpa persyaratan yang mengikat, sedang utang
diberikan dengan berbagai persyaratan. Utang luar negeri dibagi atas
utang jangka Panjang dan utang jangka pendek. Utang jangka pendek
diberikan kurang dari 10 tahun sedangkan selebihnya disebut utang
jangka Panjang.

C. MEKANISME PENCAIRAN UTANG LUAR NEGERI

1
Mekanisme pencairan utang luar negeri sangat tergantung kepada
mekanisme yang dibuat oleh kreditur, kreditur sangat berkuasa dalam
menentukan hal-hal yang boleh dibiayai melalui utang luar negeri.
Kreditur dengan sangat leluasa mengetahui data-data rahasia milik
pemerintah seperti data keuangan sehingga ia dapat menggunakan data-
data ekonomi-keuangan mereka. Utang luar negeri yang diberikan terus
menerus dalam jangka lama dan menciptakan ketergantungan.

D. INDONESIA TERJEBAK UTANG LUAR NEGERI


Kebijakan utang luar negeri masa lalu membawa perekonomian
Indonesia pada jebakan utang (debt-trap) yang begitu besar sehingga
terus membebani keuangan negara. Dampak utang luar negeri pada
akhirnya bermuara pada beban hidup rakyat yang terus meningkat. Hal
itu dapat terjadi baik melalui kenaikan harga yang dipicu oleh
kemerosotan nilai rupiah, peningkatan harga BBM, maupun peningkatan
target pajak.
Utang luar negeri yang ditumpuk Indonesia dari tahun ke tahun
telah meningkatkan ketergantungan terhadap negara atau Lembaga
kreditur. Selama ini pemerintah dan masyarakat telah terbiasa
menggunakan utang luar negeri untuk membiayai pembangunan.
Akibatnya jika utang tersebut ditiadakan maka yang terjadi adalah
ketidakpastian pada kemampuan diri yang sangat besar.
IMF adalah Lembaga kreditur yang terbukti telah mampu
menguasai perekonomian Indonesia. Melalui LOI yang telah
ditandatangani pemerintah Indonesia, IMF memaksakan serangkaian
kebijakan ekonomi yang sesungguhnya merugikan Indonesia seperti
privatisasi BUMN, liberalisasi perdagangan minyak bumi, dan
penghapusan subsidi kesehatan dan Pendidikan. Indonesia yang sejak
semula “menggantungkan” diri pada IMF tidak berani menolak
persyaratan tersebut karena takut kehingan kesempatan mendapatkan
utang.

E. SOLUSI UTANG LUAR NEGERI INDONESIA


Ada 3 solusi alternatif yang dapat ditempuh untuk mengurangi
beban utang luar negeri yang saat ini sedang melilit Indonesia. Yang
pertama, adalah penundaan pembayaran angsuran pokok utang (debt
rescheduling). Yang kedua, pengalihan kewajiban membayar angsuran
pokok utang menjadi kewajiban melaksanakan suatu program tertentu
(debt swap). Yang ketiga adalah pengurangan pokok utang melalui suatu

2
mekanisme yang dikenal sebagai inisiatif untuk negara-negara miskin
yang terjebak utang (HIPC INISIATIVE) (Baswir, 2001:67).
KEGIATAN BELAJAR 2 : Korupsi di Indonesia

A. KONDISI KORUPSI DAN PERKEMBANGANNYA


Pada tahun 1999, riset tentang indek korupsi dunia yang dilakukan
oleh Lembaga Transparency International (IT) di 99 negara, telah
menempatkan indonesia sebagai negera paling korup di Asia, dan no 3
teratas di dunia (dibawah Kamerun dan Nigeria). Pada tahun 2001,
survei yang sama masih menunjukan bahwa dari 91 negara yang disurvei,
Indonesia menempati posisi ke 4 paling korup setelah Bangladesh,
Nigeria, dan Uganda. Pada tahun 2003 dengan sampel negara lebih
banyak, yakni 133 negara, Indonesia menempati peringkat ke 6 sebagai
negara terkorup di dunia.

B. MODUS KORUPSI
Mar’ie Muhammad menbedakan korupsi dalam 2 kategori, yaitu
korupsi yang bersifat administratif dan yang bersifat struktural. Korupsi
yang bersifat administratif adalah korupsi yang dilakukan pegawai
pemerintah atau pejabat negara dan tidak ada urusan dengan politik, dia
cuman mau hidup enak dalam waktu yang cepat korupsi yang seperti ini
dapat dibagi 2 lagi, yaitu sifatnya terpaksa karena kebutuhan mendesak,
sedangkan yang kedua dilakukan karena keserakahan. Model kedua ini
tidak dapat diatasi dengan kenaikan gaji.
Praktek korupsi yang bersifat struktural rumit dideteksi karena
korupsi ini terkait erat dengan struktur kekuasaan dan kolusi. Korupsi
model ini merupakan kerjasama atau persekongkolan dalam kerja yang
tidak baik. Korupsi struktural pun dibagi menjadi 2, yaitu in come
corruption, yang jelas motifnya berupa materi, dan policy corruption,
yang cirinya membuat peraturan sedemikian rupa sehingga melegalisasi
korupsi agar legitimated.

C. DAMPAK KORUPSI TERHADAP PEREKONOMIAN


Beberapa penulis berpendapat bahwa korupsi dapat saja
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Ini melalui 2 tipe mekanisme
(Mauro, 1995). Pertama, praktek korupsi yang dengan pemberian dana
untuk membantu pelaku ekonomi terhindar dari penundaan urusannya,

3
kedua, adanya korupsi ini dapat mendorong pegawai pemerintah untuk
bekerja lebih keras.
Korupsi memperlambat pertumbuhan ekonomi, disamping juga
menimbulkan ketidakpastian dan kesenjangan pendaptan masyarakat.
Korupsi menimbulkan adanya pengalokasian sumberdaya menjadi tidak
optimal atau melahirkan ketidakefisienan dalam proses produksi.
Keluaran (output) dari suatu proses produksi menjadi lebih kecil dari
yang seharusnya terjadi jika tidak ada KKN. Korupsi mendorong
eksploitasi dan perusakan sumberdaya alam secara besar besaran serta
membengkaknya utang luar negeri pemerintah dan swasta.

D. PEMBERANTASAN KORUPSI
Pembentukan Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) dapat
menjadi awal yang baik bagi upaya pemberantasan korupsi asalkan
dilakukan secara serius dan konsisten. KPK juga harus berani
memberantas korupsi yang sudah merambah dikalangan penegak hukum,
termasuk di Mahkamah Agung, Kejaksaan, dan Kepolisian. Memang
pemberantasan korupsi akan efektif jika dilakukan dari level yang paling
atas, tanpa mengabaikan penanganan di level-level bawahnya. Komitmen
dan konsisten presiden memegang peranan yang sangat vital demi
kelancaran upaya penegakan hukum melalui pemberantasan korupsi
sampai keakar-akarnya.

Anda mungkin juga menyukai