Anda di halaman 1dari 8

CRITICAL JURNAL REVIEW

KEPEMIMPINAN
DOSEN PENGAMPU :
Dr Hariadi,S.Pd,M.Kes

NAMA : M.ASWIN SEBAYANG


NIM : 6223311060
MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN JASMANI


KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
REVIEW JURNAL/ISI JURNAL
1 IDENTITAS JURNAL INTERNATIONAL
Judul jurnal : Subversive Leadership And Power Tactics
Website : https://eric.ed.gov/?q=LEADERSHIP+POWER&id=EJ1196533
Volume dan halaman : Volume 56 No. 4 2018
Tahun : 2018
Penulis : Wang,Fei
Reviewer : M.ASWIN SEBAYANG
Tebal jurnal : 16 Halaman

ISSN : ISSN-0957-8234

2 IDENTITAS JURNAL NASIONAL


Judul jurnal : KEPEMIMPINAN DALAM BUDAYA ORGANISASI
Website : https://core.ac.uk/download/pdf/229348299.pdf
Volume dan halaman : Vol 10 No. 1 2018
Tahun : 2018
Penulis : Burhanudin Mukhamad Faturahman
Reviewer : M.ASWIN SEBAYANG
Tebal jurnal : 11 Halaman
ISSN : ISSN 2085-143X
PEMBAHASAN
REVIEW JURNAL INTERNATIONAL
Judul : Subversive Leadership And Power Tactics
Journal : Journal of Educational Administration
Volume dan Halaman : Volume 56 No 4 2018,16 Halaman
Tahun :2018
Penulis : Wang,Fei
Reviewer : M.ASWIN SEBAYANG/.l
Tanggal : 9 November 2022
Tujuan Penelitian : Principals' leadership has become a subversive activity that is
carried out strategically to challenge and disrupt the status quo
and resist policies and practices that are counterproductive to
their work. The purpose of this paper is to reveal subversive
tactics principals use in pursuit of justice and equity in schools and
identify challenges and risks associated with their subversive
leadership practices.
(Kepemimpinan kepala sekolah telah menjadi kegiatan subversif yang dilakukan
secara strategis untuk menantang dan mengganggu status quo dan menolak
kebijakan dan praktik yang kontraproduktif dengan pekerjaannya.Tujuan dari
jurnal ini adalah untuk mengungkapkan taktik subversif yang digunakan kepala
sekolah dalam mengejar keadilan dan kesetaraan di sekolah dan mengidentifikasi
tantangan dan risiko yang terkait dengan praktik kepemimpinan subversif
mereka. )

Subjek Penelitian : Identify the challenges and risks associated with their subversive
leadership practices
(Mengidentifikasi tantangan dan risiko yang terkait dengan praktik
kepemimpinan subversif mereka. )
Metode Penelitian : Qualitative Research
(Penelitian Kualitatif)
Kelemahan Penelitian : In this journal there are several errors and shortcomings
including the use of the unclear sentence "quo"
(Dalam jurnal ini terdapat beberapa kesalahan dan kekurangan diantaranya
yaitu penggunaan kalimat yang kurang jelas “quo”)
Kesimpulan : This qualitative study focused on 18 primary and secondary
school principals from six district school boards in the Metro
Vancouver area who participated in semi-structured interviews
about their practices representing different tactics in response to
increasing demand and accountability. Findings: The power
tactics identified in this study explain many of the dilemmas actors
face in their work and show the various ways in which actors use
their political acumen to "act strategically to determine which
tactics to use, when and with whom." In carrying out the ethics of
subversion and criticism, participants are more likely to use soft,
rational, and bi/multilateral power tactics rather than harsh,
non-rational, and unilateral. These tendencies express their
concern about causing relational breakdown and demonstrate
their strategic avoidance of direct confrontation. Research
limitations/implications: Considering the limitations of the
sample size and the research context, further research is needed to
examine the extent to which subversive practices are practiced
and how subversive practices are carried out in different contexts.
Originality/values: Studies show that leadership involves
upholding morals and values, even if this means having to use
subversive practices to ensure inclusive, fair and equitable
outcomes.
(Studi kualitatif ini berfokus pada 18 kepala sekolah dasar dan menengah
dari enam dewan sekolah distrik di wilayah Metro Vancouver yang
berpartisipasi dalam wawancara semi-terstruktur tentang praktik mereka
yang melambangkan taktik yang berbeda dalam menanggapi
meningkatnya permintaan dan akuntabilitas. Temuan: Taktik kekuasaan
yang diidentifikasi dalam studi ini menjelaskan banyak dilema yang
dihadapi para pelaku dalam pekerjaan mereka dan menunjukkan berbagai
cara para pelaku menggunakan ketajaman politik mereka untuk "bertindak
secara strategis untuk menentukan taktik mana yang akan digunakan,
kapan, dan dengan siapa." Dalam menjalankan etika subversi dan kritik,
partisipan lebih cenderung menggunakan taktik kekuasaan yang lunak,
rasional, dan bi/multilateral daripada keras, non-rasional, dan
unilateral. Kecenderungan tersebut mengungkapkan keprihatinan mereka
tentang menyebabkan kerusakan relasional dan menunjukkan
penghindaran strategis mereka dari konfrontasi
langsung. Keterbatasan/implikasi penelitian: Mempertimbangkan
keterbatasan ukuran sampel dan konteks penelitian, penelitian lebih lanjut
diperlukan untuk memeriksa sejauh mana praktik subversif dilakukan dan
bagaimana praktik subversif dilakukan dalam konteks yang
berbeda. Orisinalitas/nilai: Studi menunjukkan bahwa kepemimpinan
melibatkan penegakan moral dan nilai, bahkan jika ini berarti harus
menggunakan praktik subversif untuk memastikan hasil yang inklusif,
adil, dan adil.)

REVIEW JURNAL NASIONAL

Judul : KEPEMIMPINAN DALAM BUDAYA ORGANISASI


Jurnal : Jurnal Politik Dan Sosial Kemasyarakatan
Volume dan Halaman : Vol 10 No. 1 2018
Tahun : 2018
Penulis : Burhanudin Mukhamad Faturahman
Reviewer : M.ASWIN SEBAYANG
Tanggal : 9 November 2022

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hal hal apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi
seorang pemimpin dan mengambil keputusan di tengah-tengah organisasi
Subjek Penelitian : mengetahui kemampuan seorang pemimpin
Assesment Data : Pentingnya mengetahui kemampuan seorang untuk menjadi pemimpin
Metode Penelitian : Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menganalisis data dari
sumber,baik buku maupun di internet.
Hasil Penelitian : Menurut Mulyadi dan Rivai (2009) dalam organisasi terdapat pihak-
pihak yang saling terkait antara lain pemimpin sebagai atasan, dan
pegawai atau karyawan sebagai bawahan. Pentingnya kepemimpinan
dalam organisasi menurut Suranta (2002) dikarenakan pemimpin memiliki
peran strategis dalam usaha mencapai tujuan organisasi sesuai visi dan
misi organisasi . Siagian (2002) mengutarakan bahwa Kepemimpinan
merupakan individu yang menduduki suatu jabatan tertentu dimana
individu tersebut memiliki kemampuan dan keterampilan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain yakni bawahannya untuk berfikir dan
bertindak sehingga melalui perilaku yang positif tersebut dapat
memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan organisasi. Penjelasan
pentingnya kemampuan pemimpin dalam organisasi ditujukan untuk
kemajuan bagi organisasi. Salah satu gaya kepemimpinan yang menuntut
kemampuan dari seorang pemimpin tersebut yaitu gaya kepemimpinan
transfomasional dengan memotivasi para bawahan untuk berbuat lebih
baik sesuai harapan dari bawahan dengan meningkatkan nilai tugas
dengan mendorong bawahannya mengorbankan diri sendiri demi
kepentingan organisasi diikuti dengan peningkatan tingkat kebutuhan
bawahan yang lebih baik. Hasil penelitian Riaz dan Ulhaque (2012)
menunjukkan gaya kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh
signifikan positif terhadap pengambilan keputusan dan berpengaruh
negatif terhadap gaya pengambilan keputusan avoiden dan
ketergantungan. Hasilnya, gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan spontan. Selain itu gaya kepemimpinan otoriter
menurut Gustomo dan Silvianita (2009) berpengaruh terhadap loyalitas
melalui kepuasan kerja. Kepuasan kerja yaitu persepsi seseorang terkait
pekerjaan, berdasarkan faktor-faktor lingkungan kerja seperti gaya atasan,
prosedur kerja dan aturan, rekan kerja, iklimi kerja dan tingkat kompensasi
yang diberikan pada bawahan.
Kelemahan Penelitian : Menurut saya penelitian ini sudah cukup lengkap,selain itu bahasa yang
digunakan juga sederhana dan dapat lebih mudah untuk dimengerti oleh
pembaca.hanya saja jurnal yang disajikan terlalu kosong atau kurang
berwarna sehingga pembaca mudah merasa bosan
Kesimpulan : Seorang pemimpin merupakan unsur penting dalam menjalankan
kehidupan berorganisasi dengan memperhatikan kondisi para
bawahannya. Sehingga pemimpin tersebut dalam mengambil keputusan
haruslah melibatkan peran serta para bawahannya. Keputusan pelibatan
bawahan tersebut sebagai upaya mengakomodir ide-ide yang bersifat
membangun demi tercapainya tujuan organisasi. Oleh karena itu patut
dicermati bahwa di dalam organisasi terdapat budaya yang telah terbentuk
dalam rutinitas kehidupan berorganisasi. Penempatan perilaku
kepemimpinan sesuai budaya organisasi sangat penting dalam rangka
mengarahkan peilaku bawahan untuk penyelesaian tugas yang berorientasi
tujuan organisasi. Kehidupan berorganisasi juga menuntut pemenuhan
kebutuhan individu secara komprehensif agar dapat bekerja secara
optimal. Maka dari itu motivasi yang bersifat membangun bagi para
bawahan diperlukan oleh seorang pemimpin sebagai wujud pengarahan
terhadap individu agar lebih bisa diajak bekerjasama dalam pencapaian
tujuan organisasi secara efektif. Tentunya setiap pemimpin tidaklah bisa
menggunakan satu gaya kepemimpinan saja atau dengan kata lain kondisi
situasional menjadi patokan seorang pemimpin dalam mengambil
keputusan. Kepemimpinan patrisipatif yang situasional memberikan ruang
bagi para pemimpin dan bawahan untuk berinteraksi secara dua arah
melalui mekanisme dukungan dan arahan. Kondisi tersebut menjadi dasar
gaya kepemimpinan partisipatif dengan pendekatan situasional.
Sedangkan saran yang diberikan yaitu mengarah pada penguatan
komunikasi dua arah antara pemimpin dan bawahan untuk menciptakan
iklim yang kondusif dalam rutinitas kehidupan berorganisasi. Setidaknya
pengawasan secara langsung oleh pimpinan menjadi jaminan dalam
berjalannya penyelesaian tugas para bawahan. Namun di sisi lain,
kebutuhan individu sebagai manusia biasa juga patut diperhitungkan untuk
menjaga hubungan yang lebih mendalam antara bawahan dengan
pencapaian tujuan organisasi sehingga para bawahan terdorong ikut
memiliki organisasi.
PEMBAHASAN KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
1. Kelebihan dan Kelemahan jurnal International
Kelebihan jurnal
Jurnal ini sudah sampai internasional sebagai pembaca atau reviewer harus dapat
mengerti dan dapat membuat jurnal yang setingkat dengan internasional.Didalam jurnal ini sudah
jelas dan baik memaparkan tentang Taktik KekuasaanYang Subversif.
Kelemahan jurnal
Jurnal ini kurang banyak memberi penjelasan tentang kekuasaan dan kalimat atau kata-
katanya sulit untuk dimengerti

2. Kelebihan dan Kelemahan jurnal Nasional


Kelebihan jurnal
Dalam mengulas jurnal ini saya sebagai reviewer sangat dipermudah dalam membahas
jurnal karena dalam jurnal ini bahasa yang digunakan lebih sederhana dan juga lebih sedikit
menggunakan bahasa asing.Kata-kata yang sulit digunakan dan terbelit-belit dan sudah hampir
sesuai dengan EYD,dan Didalam jurnal ini sudah jelas dan baik memaparkan tentang hal-hal apa
saja yang diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin,isinya juga sangat lengkap dan lengkap
dengan pendapat para ahli.

Kelemahan jurnal
Konsep Jurnalnya terlalu kosong atau tidak ada warna sedikit pun sehingga pembaca
mudah merasa bosan

Anda mungkin juga menyukai