Anda di halaman 1dari 5

RANCANGAN BUKU SAKU TATA CARA INVENTARISASI BMN DALAM BENTUK

E-BOOK
PMK 181/PMK.06/2016, PERDA NO.14 TAHUN 2021

Pengertian Barang Milik Negara (Pasal 1 Ayat 1) PMK181


Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. ( Pasal 1 Ayat 6) Perda No.
14 Tahun 2021

Barang Milik Negara Idle (Pasal 1 Ayat 2) PMK181


Barang Milik Negara yang tidak digunakan untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi
Instansi,
BMN idle berupa
- Tanah dan/atau Bangunan yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggarakan
tugas dan fungsi instansi
Apa itu pengelola barang ? (Pasal 1 Ayat 4) PMK181
Pengelola barang adalah pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab menetapkan
kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan BMN/D
Nah, lalu bedanya dengan pengguna barang apa ? (Pasal 1 Ayat 5) PMK181
Pengguna barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan BMN/D
Pemegang kekuasaan pengelolaan Barang Milik Daerah adalah Kepala Daerah. (Pasal 1 Ayat 7) Perda
No. 14 Tahun 2021

Pejabat Penatausahaan Barang adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang mempunyai
fungsi pengelolaan Barang Milik Daerah selaku pejabat pengelola keuangan Daerah. (Pasal 1 Ayat 9)
Perda No. 14 Tahun 2021

Penatausahaan (Pasal 1 Ayat 7) PMK181


Rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan BMN/D yang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Pelaksana Penatausahaan (Pasal 1 Ayat 8) PMK181
Unit yang melakukan Penatausahaan BMN/D pada Kuasapengguna barang, pengguna
barang, dan pengelola barang.
Lalu apa sih itu inventarisasi ? (PERDA NO.14 TAHUN 2021 PSL 1 AYAT 36),
PMK181
Kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan BMN/D
Lalu ruang lingkup Iinventarisasi itu apa saja (Pasal 3 ayat 1)
Ruang Lingkup inventarisasi itu terdiri dari atas kegiatan pendataan, pencatatan dan
pelaporan hasil pendataan BMN/D
Jadi kenapa sih harus dilakukan inventarisasi ? PMK 181
Dilakukannya inventarisasi maksudnya adalah untuk mengetahui jumlah dan nilai serta
kondisi BMN yang sebenarnya, baik berada pengguna barang/maupun pengelola barang
Objek Inventarisasi BMN/D apa saja ? (LAMPIRAN III PMK181)
Seluruh BMN/D merupakan objek Inventarisasi yaitu semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban APBN/D, atau berasal dari perolehan lainnya yang sah, baik yang berada dalam penguasaan
Pengguna Barang/ Kuasa Pengguna Barang maupun dalam pengelolaan Pengelola Barang.

KETENTUAN PELAKSANAAN INVENTARISASI (PMK181 PASAL 18 AYAT 1)

Pengguna barang dalam melakukan inventarisasi dalam jangka waktu

- Melalui stock opname fisik sekurang-kurangnya sekali dalam 1 tahun untuk bmn/d berupa
persediaan dan kontruksi dalam pengerjaan
- Melalui pelaksanaan sensus barang sekurang-kurangnya sekali dalam 5 tahun, untuk BMN
selain persediaan dan kontruksi dalam pengerjaan.

Jangka Waktu Pelaporan berapa lama ? (PMK 181 PASAL 18 AYAT 4)

Pengguna barang menyampaikan laporan hasil inventarisasi paling lama 3 bulan setelah selesainya
inventarisasi.

Kapan sih melakukan inventarisasi ? (PMK 181 Pasal 19 Ayat 1)

Pengelola Barang melakukan Inventarisasi BMN yang berada dalam penguasaannya sekurang-
kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun.

Wewenang Pengelola Barang dalam inventarisasi (PMK 181 Pasal 20 Ayat 1)

Pengelola Barang melakukan monitoring dan evaluasi atas kesesuaian rencana pelaksanaan
inventarisasi dengan laporan hasil inventarisasi setelah diterimanya laporan hasil inventarisasi dari
Pengguna Barang

Tata cara inventarisasi (PMK181 Pasal 21 Lampiran III)

Dalam pelaksanaan inventarisasi terdapat beberapa sumber dokumen diantaranya :

- DBKP (Daftar Barang Kuasa Pengguna)


- Buku Barang
- KIB (Kartu Identitas Barang)
- DBR ( Daftar Barang Ruangan)
- DBL ( Daftar Barang Lainnya )
- LBKP (Laporan Barang Kuasa Pengguna) Semeseter dan Tahunan)
- Dokumen Kepemilikan BMN
- Dokumen Pengelolaan dan Penatausahaan BMN
- Dokumen lainnya yangdiperlukan

Di dalam pelaksanaan inventarisasi terdapat dokumen pelaksanaan inventarisasi dan dokumen


keluaran inventarisasi diantaranya sebagai berikut :

- Label Sementara dan Label Permanen


- Kertas Kerja Inventarisasi (KKI)
- Laporan Hasil Inventarisasi (LHI BMD), memuat berita acara hasil inventarisasi (BAHI)
memuat lampiran :
a. Rekapitulasi Hasil Inventarisasi
b. Daftar Barang Hasil Inventarisasi Barang Baik
c. Daftar Barang Hasil Inventarisasi Barang Rusak Ringan
d. Daftar Barang Hasil Inventarisai Barang Rusak Berat
e. Daftar Barang Hasil Inventarisasi Berlebih
f. Daftar Barang Hasil Inventarisasi Barang tidak diketemukan
g. Daftar Barnag Hasil Inventarisasi Barang dalam Sengketa
h. Catatan Atas Hasil inventarisasi Jika ada
i. Surat Pernyataan tanggung jawab dari Kepala Satker kebenaran hasil pelaksanaan
inventarisasi

Tahapan Pelaksanaan Inventarisasi BMN/D

A. Tahapan Persiapan
Merupakan kegiatan untuk mempersiapkan pelaksanaan Inventarisasi BMN

Dimulai dari :
1. Menyusun rencana kerja pelaksanaan Inventarisasi.
2. Mengumpulkan dokumen sumber.
3. Melakukan pemetaan seperti denah lokasi dan memberi nomor/nama ruangan dan
penanggung jawab ruangan pada denah lokasi
4. Menyiapkan label sementara yang akan ditempelkan pada BMN/D
5. Menyiapkan data awal : copy data dari Simak BMN ke Ms. Excel, Menyiapkan Kertas
Kerja Inventarisasi (KKI), Daftar Inventarisasi Masalah BMN

(Form DIM BMN)

Nah bagaimana sih cara mengisi DIM BMN (Daftar Inventarisasi Masalah) BMN

(1) diisi nama satuan kerja, eselon 1

(2) diisi dengan jenis permasalahan sesuai katalog permasalahan pada pada hal terakhir juknis.

(3) diisi jenis aset, apakah Tanah/Gedung Bangunan/selain tanah, bangunan dan AADB.

(4) diisi penjelasan aset, untuk tanah dan bangunan jelaskan luasnya dan nilai perolehan, untuk
AADB jelaskan merk/tipe dan nilai perolehan.

(5) diisi dengan penjelasan singkat DIM (misal: sengketa, hilang).

(6) diisi dengan tahun kejadian progres (misal: tahun gugatan, hilang, dan sebab lain)
(7) diisi dengan progres kejadian perkara (misal: pada tanggal sekian pihak ketiga mengajukan
gugatan pada satker)

(8) diisi penjabaran penjelasan DIM (seperti penyebabnya, bersengketa dengan siapa, dan
penjelasan lain yang diperlukan

B. Tahap Pelaksanaan

Merupakan kegiatan pelaksanaan inventarisasi BMN/D

Tahap pendataan/cek fisik bmn

- Menghitung jumlah barang Meneliti keberadaan,


- kondisi dan status barang lalu membandigkan dengan dokumen sumber
- Menempelkan label registrasi sementara BMN
- Mencatat hasil inventarisasi pada KKI

Tahap Identifikasi

- Mengelompokkan barang dan memberikan kode barang sesuai penggolongan kodesifikasi


barang
- Memisahkan barang-barang berdasarkan kondisi : baik, rusak ringan dan rusak berat
- Meneliti kelengkapan barang dengan membandingkan data hasil inventarisasi dengan data
awal/dokumen sumber : seperti barang tidak ditemukan atau jumlah barang yang berlebih

(Form Kertas Kerja Inventaris)

Tahap Pelaporan

Merupakan kegiatan melampirkan hasil inventarisasi

1. Menyusun berita acara hasil inventarisasi (BAHI) berdasarkan data kertas kerja dan hasil
inventarisasi
2. Membuat surat pernyataan tanggung jawab kebenaran hasil Inventarisasi.
3. Menyusun Rekapitulasi inventarisasi BMN
4. Menyampaikan LHI kepada Pengguna Barang yaitu Kepala Dinas melalui Kepala Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian, dalam bentuk ADK (Arsip Data Komputer) format PDF.
(form SPTJM, FORM BAHI, form rekapitulasi inventarisasi

Anda mungkin juga menyukai