Penatausahaan
Untuk dapat melaksanakan penatausahaan secara benar terlebih dahulu kita harus
memahami apa itu penatausahaan. Karena dalam melakukan suatu tindakan seharusnya
didasarkan pada pemahaman pola pikir dan tidak hanya melakukan begitu saja tanpa perlu
memahami kenapa hal tersebut harus dilaksanakan.
Pencatatan barang daerah pada SKPD sangat penting dikarenakan catatan tersebut
dijadikan obyek audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam meyakini penyajian
laporan keuangan SKPD dan Pemerintah Daerah. Hasil penatausahaan BMD ini nantinya
dapat digunakan dalam rangka :
Dengan penatausahaan secara tertib, maka akan dihasilkan angka-angka yang tepat dan
akurat yang berdampak pada tersedianya database yang memadai dalam menyusun
perencanaan kebutuhan dan penganggaran dan akan dihasilkan pula laporan aset daerah
di neraca dengan angka yang tepat dan akurat.
Pembukuan
Maksud pembukuan adalah agar semua BMD yang berada dalam penguasaan
Pengguna Barang dan yang berada dalam pengelolaan Pengelola Barang tercatat dengan
baik. Pengguna/kuasa pengguna barang wajib melakukan pendaftaran dan pencatatan
barang milik daerah ke dalam Daftar Barang Pengguna (DBP)/Daftar Barang Kuasa
Pengguna (DBKP).
1. Pengelola barang harus melakukan pendaftaran dan pencatatan BMD yang berada
dibawah penguasaannya ke dalam daftar barang pengelola menurut penggolongan dan
kodefikasi barang.
3. Penggolongan dan kodefikasi BMD ditetapkan oleh menteri dalam negeri setelah
mendapat pertimbangan menteri keuangan.
Dari Hasil Inventarisasi, dapat diketahui aktiva tetap yang benar benar dimiliki oleh
Pemerintah Daerah, kemudian dilakukan penilaiannya sesuai dengan kebijakan akuntansi
Pemerintah Daerah. Hasil penilaian aktiva tetap akan merupakan saldo awal kelompok aset
tetap dalam neraca atau merupakan dukungan atas saldo aset tetap dalam neraca.
1. Meyakini keberadaan fisik barang yang ada pada dokumen invetaris dan ketepatan
jumlahnya.
2. Mengetahui kondisi terkini barang (Baik, Rusak Ringan, dan Rusak Berat)
4. mendata permasalahan yang ada atas inventaris, seperti sengketa tanah, kepemilikan
yang tidak jelas, inventaris yang dikuasai pihak ketiga
5. menyediakan informasi nilai Aset Daerah sebagai dasar penyusunan neraca awal Daerah
1, Barang inventaris yang dibeli/ diperoleh dengan seluruhnya dari dana APBD
2. Barang inventaris yang dibeli/ diperoleh dengan sebagian dari dana APBD
3. Barang inventaris yang dibeli/ diperoleh dari dana di luar APBD, misalnya barang
hibah, hasil sitaan, dll.
4. Barang inventaris yang belum jelas pemiliknya tetapi dikuasai dan dikelola oleh
instansi yang bersangkutan
Pengguna barang melakukan inventarisasi BMD paling sedikit satu kali dalam lima tahun.
Dalam hal BMD berupa persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan, inventarisasi
dilakukan oleh pengguna barang setiap tahun. Pengguna barang menyampaikan laporan
hasil inventarisasi kepada pengelola harang paling lama tiga bulan setelah selesai
inventarisasi. Pengelola barang melakukan inventarisasi BMD berupa tanah dan/atau
bangunan yang berada dalam penguasaannya paling sedikit satu kali dalam lima tahun.
Ketentuan umum
1. Pengguna barang melakukan inventarisasi BMD paling sedikit satu kali dalam
lima tahun
2. Dalam hal BMD berupa persediaan dan KDP, inventarisasi dilakukan oleh
pengguna barang setiap tahun
3. Pengguna barang menyampaikan laporan hasil inventarisasi kepada pengelola
barang paling lama tiga bulan setelah selesai inventarisasi
4. Pengelola barang melakukan inventarisasi BMD berupa tanah dan/atau bangunan
yang berada dalam penguasaannya paling sedikit satu kali dalam lima tahun
1. Kegiatan Pencatatan
Dokumen yang digunakan dalam kegiatan pencatatan adalah sebagai berikut:
a) Buku Induk Inventaris: kompilasi/gabungan Buku Inventaris.
b) Buku Inventaris (BI): himpunan catatan data teknis dan administrasi yang diperoleh
dari Kartu Inventaris Barang hasil inventarisasi.
c) Kartu Inventaris Barang (KIB): kartu untuk mencatat barang inventaris secara
tersendiri atau kumpulan/ kolektif yang diperlukan untuk inventarisasi atau tujuan
lainnya selama barang tersebut belum dihapuskan. Contoh KIB yang harus
diselenggarakan antara lain KIB Tanah, KIB Gedung, KIB Kendaraan, dan KIB
Lainnya.
d) Kartu Inventaris Ruangan (KIR): kartu untuk mencatat barang inventaris yang ada
dalam ruangan kerja.
Dalam Inventarisasi, pencatatan kondisi inventaris dibagi dalam 3 kategori yaitu Baik,
Rusak Ringan, dan Rusak Berat. Informasi kondisi barang diperlukan dalam proses
penilaian inventaris dan berguna sebagai salah satu data dalam pengambilan keputusan
mengenai inventaris oleh pihak pengelola, seperti penghapusan barang, perencanaan
pengadaan, perencanaan pemeliharaan, dan lainnya.
2. Kegiatan Pelaporan
E. KARTU INVENTARIS BARANG (KIB), KARTU BARANG PERSEDIAAN DAN KARTU INVENTARIS
RUANGAN (KIR)
Kartu Inventaris Barang (KIB) adalah kartu yang digunakan untuk mencatat barang-barang inventaris.
Pencatatan ini bisa dilakukan untuk setiap barang Pencatatan ini bisa dilakukan untuk setiap barang
(misalnya PC merk A), atau secara kolektif (semua PC digabungkan dalam 1 KIB)
1. KIB-A: Tanah,
2. KIB-B: Mesin dan Peralatan
3. KIB-C: Gedung dan Bangunan
4. KIB-D: Jalan, Irigasi dan Jaringan
5. KIB-E: Aset Tetap Lainnya
6. KIB-F: Konstruksi dalam Pengerjaan
Kartu Inventaris Ruangan (KIR) ini digunakan untuk mencatat inventaris yang berada di setiap ruangan.
KIR memuat data jenis barang, dan terdiri dari 14 kolom. Berbeda dengan KIB, kode lokasi diisi pada sisi
kanan atas. Sisi kiri mencantumkan nama unit, satuan kerja dan kode ruangan.
pelaporan adalah kegiatan penyampaian data dan informasi yang dilakukan oleh
unit pelaksana penatausahaan BMD pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang.
Maksud pelaporan adalah agar semua data dan informasi mengenai BMD dapat
disajikan dan disampaikan kepada pihak yang berkepentingan dengan akurat guna
mendukung pelaksanaan pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan BMD dan
sebagai bahan penyusunan Neraca Pemerintah Daerah.
Ketentuan Umum
1. Kuasa pengguna barang harus menyusun laporan barang kuasa pengguna (LBKP)
semesteran dan tahunan sebagai bahan untuk menyusun neraca satuan kerja untuk
disampaikan kepada pengguna barang
4. Pengelola barang harus menyusun laporan barang pengelola semesteran dan tahunan
5. Pengelola barang harus menghimpun laporan barang pengguna semesteran dan tahunan
serta laporan barang pengelola sebagai barang penyusunan laporan BMD
dilakukan pelaporan secara berjenjang berdasarkan informasi yang terdapat dalam DBP
dan DBKP. Untuk pelaporan dilakukan secara bertingkat, yaitu :
Untuk kepentingan pelaksanaan APBD, maka sebelum dimulainnya suatu tahun anggaran
Kepala Daerah sudah harus menetapkan pejabat-pejabat berikut ini:
1. Pejabat yang diberi wewenang untuk menandatangani Surat Penyediaan Dana (SPD);
2. Pejabat yang diberi wewenang untuk menandatangani Surat Permintaan Pembayaran
(SPP);
3. Pejabat yang diberi wewenang untuk menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM);
4. Pejabat yang diberi wewenang mengesahkan Surat Pertanggungjawaban (SPJ);
5. Pejabat yang diberi wewenang untuk menandatangani Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D);
6. Pejabat fungsional untuk tugas bendahara penerimaan/pengeluaran; PERTEMUAN 7
7. Bendahara pengeluaran yang mengelola belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah,
belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, belanja tak terduga,
dan pengeluaran pembiayaan pada SKPD;
8. Bendahara penerimaan pembantu dan bendahara pengeluaran pembantu; dan
9. Pejabat-pejabat lainnya yang perlu ditetapkan dalam rangka pelaksanaan APBD.
C. Penatausahaan Penerimaan
Menurut ketentuan dari Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 yang dimaksud dengan
penerimaan daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah. Semua penerimaan daerah
disetor ke rekening kas umum daerah pada bank pemerintah yang ditunjuk dan dianggap
sah setelah Kuasa Bendahara Umum Daerah menerima nota kredit.
Penerimaan daerah yang disetor ke rekening kas umum daerah dilaksanakan melalui
caracara sebagai berikut:
D. Penatausahaan Pengeluaran
PEMBUKUAN
Pada menu pengadaan, user dapat melakukan penginputan data kontrak dan rincian aset
yang ada pada kontrak. Dengan melakukan penginputan ini, maka akan didapat informasi
tentang kontrak-kontrak yang sudah dikeluarkan oleh perangkat daerah. Terinputnya
rincian aset pada kontrak, maka dapat dibandingkan dengan data perencanaan kebutuhan,
apakah BMD yang direncanakan dibeli sama dengan yang direncanakan dalam DKBMD.
Selain data kontrak, juga diinput data SP2D atas kontrak tersebut. Dengan diinputnya data
SP2D makan akan terlihat kemajuan pembayaran kontrak.Ketika pembayaran sudah 100%
dan sudah ada BAST serta dokumen pendukung lainnya, maka user dapat melakukan
posting KIB. Pada menu ini juga terdapat sub menu khusus untuk inventarisasi, yang
diperuntukkan bagi pemda yang baru pertama kali menggunakan SIMDA BMD dan
melakukan inventarisasi. Menu ini juga terdapat sub menu belanja penunjang. Hal ini untuk
melakukan penginputan data belanja selain belanja modal
a. KIB A Tanah;
PELAPORAN
6. Buku induk inventaris merupakan saldo awal pada daftar mutasi barang tahun
berikutnya, selanjutnya untuk tahun-tahun berikutnya pengguna/kuasa pengguna dan
pengelola hanya membuat daftar mutasi barang (bertambah dan/atau berkurang) dalam
bentuk rekapitulasi BMD.
9. Laporan mutasi barang semester I dan semester II digabungkan menjadi daftar . mutasi
barang selama satu tahun, dan masing-masing dibuatkan daftar rekapitulasinya (daftar
rekapitulasi mutasi barang).
10.Daftar mutasi barang selama satu tahun tersebut disimpan di pembantu pengelola.
11. Rekapitulasi seluruh BMD (daftar mutasi), disampaikan kepada menteri dalam negeri.
a. Buku Inventaris;