Anda di halaman 1dari 3

Nama : Hasan Mujtaba Alhamid (202110040311468)

Kelas : ikom i

Sejarah Public Relation

Public Relations sendiri mulai dipraktikkan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Praktisi Public
Relations disebut publisis. Publisis paling terkenal bernama Phineas T. Barnum (1810–1891). Ia dikenal
sebagai pemilik sirkus yang keji di abad ke-19 karena sering menggunakan cara sadis dalam
mempromosikan pertunjukan sirkusnya.Salah satu cara sadisnya adalah mengajak seorang budak
keturunan Afrika-Amerika yang buta dan lumpuh bernama Joice Heth. Identitas Heth ia palsukan. Heth
diberitakan kepada khalayak sebagai wanita berumur 160 tahun dan merupakan mantan perawat
George Washington. Padahal, Heth meninggal dunia di tahun 1836 dengan usia tidak lebih dari 80
tahun. Barnum pun tidak mengelak saat media menyerangnya. Menurutnya, hal itu ia lakukan demi
publisitas acara sirkusnya.

Menurut Butterick (2013), bidang Public Relations memiliki dua orang figur yang telah memberikan
kontribusi dalam hal teori maupun praktik. Kedua sosok tersebut adalah Ivy Ledbetter Lee (1877–1934)
dan Edward Bernays (1891–1995). Lee menganggap bahwa Public Relations adalah seni yang
memadukan kreativitas dan inovasi yang kritis. Sedangkan Bernays mendapatkan pengaruh dari teori
psikologi Sigmund Freud yang tak lain adalah pamnnya sendiri, bahwa Public Relations bisa jadi
merupakan keilmuan praktis. Lee dan Bernays mempraktikkan Public Relations di New York dalam kurun
waktu yang bersamaan. Yaitu di awal tahun 1900-an. Keduanya berkontribusi penting sejarah
perkembangan public relation di dunia.

Ivy Ledbetter Lee (1877–1934)

Ivy Lee adalah seorang jurnalis, pada tahun 1904, ia bersama George Parker (juga mantan jurnalis)
membuka konsultasi Public Relations sendiri. Tempat konsultasi tersebut diberi nama “Parker & Lee”.
Lee menjadi penasihat bagi perusahaan-perusahaan besar yang saat itu tengah diserang berbagai
peristiwa. Ia mengambil pendekatan yang berbeda dari agen pers dan publisis lain. Ia beranggapan
bahwa para pebisnis besar lebih baik terbuka dan berkomunikasi dengan dunia luar daripada hanya
berdiam diri dan tidak mengatakan apa pun. Pada tahun 1906, Parker & Lee mendapatkan klien
pertamanya, yaitu Pennsylvania Railroad Company. Perusahaan ini dikenal tidak suka berbicara kepada
publik. Pada Oktober 1906, Lee menulis press release untuk kali pertama. Press release ini dibuat
menyusul tabrakan kereta yang menewaskan 50 orang. Pernyataan terbuka dari perusahaan kereta api
Pennsylvania diterbitkan di New York Times dan mendapatkan penghargaan dari masyarakat atas
keterbukaan dan kejujurannya. Dari sini, Lee pun menunjukkan manfaat dari komunikasi yang baik.
Untuk mempertegas bahwa pendekatan komunikasinya berbeda dari yang lain, Lee mendeklarasikan
“Declaration of Principle.” Deklarasi ini dinyatakan kepada para editor surat kabar untuk mempertegas
caranya dalam bekerja. Isi dari Declaration of Principle Ivy Lee kurang lebih adalah sebagai berikut:

Ini (Public Relations atau PR) bukanlah praktik biro pers rahasia. Semua pekerjaan dilakukan secara
terbuka. Kami bertujuan memberikan berita.

Ini (Public Relations atau PR) juga bukan agen iklan. Jika Anda berpikir apa yang kami informasikan tidak
berguna bagi bisnis Anda maka janganlah diikuti.
Apa yang kami informasikan adalah akurat. Detail informasi pembahasan yang dibutuhkan pers akan
kami sediakan dengan jelas dan tegas. Setiap editor akan dipandu untuk mendapatkan klarifikasi dari
setiap pernyataan fakta dengan hati-hati. Dengan tegas dan jelas, kami menyatakan bahwa perencanaan

kami adalah yang sebenar-benarnya, terbuka, dan berdasarkan pengawasan dan institusi publik. Tujuan
kami adalah menyalurkan informasi yang akurat dan jelas bagi pers dan masyarakat Amerika Serikat.
Informasi itu sendiri memiliki nilai dan kepentingan yang patut untuk diketahui oleh publik.

Bagian penting dari deklarasi ini adalah pernyataan bahwa PR akan berbeda. Hal ini pun menandai
revolusi hubungan antara bisnis, pers, dan publik. Tidak ada lagi istilah “Public be Damned,” namun
istilah yang ada sekarang adalah “The Public be Informed” atau “Publik Akan Diberi Informasi.”

Edward Bernays (1891–1995)

Edward Bernays dikenal sebagai “Bapak Public Relations”. Ia memperkenalkan sistem dan ilmu
pengetahuan tentang Public Relations. Bernays lahir di Wina pada tahun 1891. Pada tahun 1913, ia
memulai kariernya di bidang PR dengan bekerja sebagai seorang agen pers untuk beberapa pertunjukan
teater, konser, dan tari balet. Pada tahun 1917, Bernays bekerja untuk komite informasi ketika Amerika
memasuki Perang Dunia I. Komite ini adalah mesin propaganda Amerika sebagai salah satu cara
“membuat dunia menjadi aman dan demokratis”. Hal ini bertujuan agar rakyat Amerika memberikan
dukungan untuk perang. Dalam kasus ini, Bernays berkesempatan mempraktikkan ketertarikannya pada
psikologi, yaitu mempelajari perilaku manusia. Setelah perang berakhir pada tahun 1919, Bernays
membuka praktik Public Relations di New York. Ia mengajukan dirinya sebagai Konselor PR.

Pada tahun 1920-an, Bernays bekerja di American Tobacco Company. Ia merintis praktik untuk
mengaitkan kampanye penjualan dengan peristiwa sosial yang sedang populer. Kala itu, ia mengajak
pengunjuk rasa hak perempuan di kota New York untuk memegang dan mengacungkan rokok bermerek
Lucky Strike sebagai simbol obor kebebasan.

Teknik ini pun membuat rokok menjelma menjadi sebuah aktivitas modern, simbol emansipasi wanita,
dan memperlihatkan bahwa wanita sama dengan laki-laki. Metode ini merupakan salah satu publisitas
tersukses Bernays. Pada tahun 1923, ia menulis buku Public Relations pertama berjudul “Crystallizing
Public Opinion”. Ia kemudian merancang mata kuliah PR untuk pertama kalinya dan diajarkan di New
York University.

PERKEMBANGAN PUBLIC RELATIONS DI DUNIA

Perkembangan internasional Public Relations dimulai dari negara yang memiliki hubungan kuat dengan
Amerika Serikat dan perusahaan-perusahaan Amerika di Brasil. Keberadaan Public Relations sudah ada
sejak tahun 1910, hampir bersamaan dengan kemunculan Public Relations di Amerika Serikat.

Setelah Perang Dunia II, perusahaan Public Relations milik Amerika mulai membuka kantor cabang di
London, Inggris. Pada tahun 1964, perkumpulan Public Relations pertama kali didirikan di Jepang.
Sedangkan praktik Public Relations pertama kali di Rusia dimulai ketika kampanye pembukaan restoran
McDonald’s yang pertama di Moscow pada tahun 1990. Seiring munculnya studi tentang komunikasi
(Public Relations) di beberapa negara Barat maka berkembanglah tipe-tipe praktik Public Relations yang
mungkin tidak ditemukan dalam konteks Amerika Serikat dan Inggris. Van Ruler dan Vercic menyatakan
bahwa Public Relations di benua Eropa lebih dikenal sebagai manajemen komunikasi dan mencakup
disiplin ilmu yang luas (Butterick, 2013).

Anda mungkin juga menyukai