Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nirmala

NIM : 20190502032
Jurusan : Public Relation
Matkul : Pengantar Hubungan Masyarakat

1. Ivy Ledbetter Lee


Ivy Ledbetter Lee adalah seorang wartawan dan putera seorang pendeta di Georgia Amerika
Serikat bernama James Widerman Lee. Ivy Ledbetter Lee dianggap sebagai “The Father of Public
Relations” karena melalui konsepnya ia berhasil mengembangkan Public Relation/Humas. Ivy Lee
merupakan lulusan dari Princetown University dan merupakan jurnalis untuk New York Times, the
New York American dan the New York World. pada tahun 1903 ia keluar dari pekerjaanya sebagai
jurnalis dan bekerja untuk kampanye kandidat wali kota New York bernama Seth Low. Pada tahun
berikutnya, ia tetap dalam Partai Demokrat, membantu menangani publisitas Hakim Alton B.
Parker dalam pemilihan presiden melawan Theodore Roosevelt.
Setelah menangani kampanye untuk Partai Demokrat, Ivy Lee bersama dengan rekan-nya
George Parker membuat firma public relation ketiga di Amerika, Parker & Lee pada tahun 1905.
firma ini hanya bertahan kurang dari empat tahun, namun ia berhasil menjadi pelopor dan orang
paling berpengaruh dalam dunia public relation pada masa itu. Pada tahun 1096 setelah
kecelakaan kereta Atlantic city, Lee membuat News Release pertama, dimana ia meyakinkan pihak
perusahaan agar dapat memberikan informasi secara terbuka pada jurnalis, sebelum mereka
mendengarkan hal-hal lain dari sumber yang tidak jelas. ia juga mengundang jurnalis dan
forografer ke lokasi kejadian serta memberikan mereka akses secepat mungkin menuju lokasi
kejadian, upayanya menyentuh hati media cetak dan meningkatkan simpati masyarakat. Berkat
keberhasilanya dalam krisis batu bara, Desember 1914 ia dipekerjakan sebagai penasihat pribadi
bagi keluarga Rockefeller, yang merupakan pemilik Standarts Oil. Saranya bagi John D.
Rockefeller,pandangan masyarakat umum pada sosoknya yang selama ini dianggap menakutkan
menjadi sangat baik. Pada tahun kematianya di 1937, nama Rockefeller yang bertahun-tahun
dianggap menyeramkan justru dikenang banyak orang sebagai pribadi yang baik. Namun
sayangnya Ivy Lee meninggal di New York, pada usia 57 tahun akibat tumor otak. (Sumber :
Wikipedia)
Sepanjang 31 tahun di bidang PR, Lee mengubah cakupan dari apa yang dia lakukan
publisitas ke konseling klien. Misalnya, dia mengatakan, “Jika anda mengeluarkan pernyataan
publik yang isinya tidak benar, maka pernyataan itu akan langsung ditentang. Nasihatnya
melampaui publisitas. Dalam Annual Convention of the American Electric Railway Association 1916
dia mengatakan, “Hubungan aktual dari perusahaan dengan rakyat harus menggunakan lebih dari
sekedar perkataan – tetapi juga harus dengan perbuatan.”
(Sumber : http://pr-teoridanpraktik.blogspot.com/2013/04/mengenal-bapak-public-
relations.html)
2. Edward L bernays

Edward L. Bernays lahir pada tanggal 22 November 1991. Edward L. Bernays merupakan
keponakan dari ahli psikologi analisis yang bernama Sigmund Freud. Pemikiran dan kegiatannya
untuk mengembangkan Public Relations sebagai profesi yang mantap, handal, mapan, dan
bertanggung jawab dalam masyarakat demokrasi betul-betul tidak mengenal lelah. Bahkan sebagai
ungkapan kecintaannya pada Public Relations, ia menghabiskan kariernya dengan menjadi konsultan
Public Relations. Ia meninggal pada tanggal 9 Maret 1995 diusianya yang ke-101 tahun.
Puncak kecintaan Edward terhadap Public Relations diwujudkannya dalam sebuah
buku yang dikarangnya. Buku tersebut berjudul Crystalizing Public Opinion (1923). Buku
ini disusun berdasarkan konsep klasik tentang Public Relations dimana Public Relations
berkembang dan terpisah dengan press agentry dan publicity work yang dirintis oleh Ivy
Lee. Edward L. Bernays lebih cenderung dengan konsep yang ditemukannya
yakni engineering of public consent dan public relations councel. Kedua konsep tersebut
dianggap Edward L. Bernays sebagai cara yang paling konsisten dan bertanggung jawab.
Bahkan bukti kecintaanya terhadap Pubilc Relation di usianya yang ke 101, ia tetap
bersemangat ketika berbicara mengenai public relation dihadapan generasi penerusnya.
(Sumber : Wikipedia) sebagai Bapak PR Modern, tampaknya tidak banyak dikenal seperti Ivy Lee.
Buku-buku PR klasik Cutlip Center, Effective Public Relations, yang diacu sebagai “alkitabnya” PR
tidak begitu menonjolkan nama-nama perintis PR, termasuk Edward L. Bernays.

Ia merupakan orng pertama yang meyakinkan kaum bisnis bahwa PR merupakan urusan
eksekutif. Selain itu ia mempunyai misi pribadi untuk “mengumumkan masa depan profesi PR” . Ia
pun sempat menerbitkan buku pertama teks PR pertama berjudul Crystalizing Public Opinion
(1923). Buku teks klasik ini disusun berdasarkan konsep hakikat dan kekuatan opini publik, yang
dianggap sebagai raisan d’ectre PR yang berkembang dan terpisah dari praktik press agentry dan
publicity work yang dirintis Ivy Lee.

Para akademisi dan konsultan PR yang tergabung dalam asosiasi (AEJMC) sepakat
mengangkat Edward L. Bernays sebagai Bapak PR. Upacara pemberian gelar the Father of Public
Relations ini berlangsung dalam kongres AEJMC tanggal 10 Agustus 1991 di Park Plaza Hotel,
Boston.

Barneys, yang oleh banyak orang dianggap sebagai penemu PR Modern menulis “Tiga
elemen utama PR hampir sama tuanya dengan masyarakat : memberi informasi, membujuk, dan
menyatukan massa. Tentu saja, pemahaman dan metode dari pengerjaannya terus berubah selaras
dengan perkembangan masyarakat”.

(Sumber : https://alwayskantry009.wordpress.com/tag/bernays/)
3. Definisi Public Relation menurut para tokoh

1. Frank Jefkins

PR adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar,
antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.” (Sumber : Buku cetakkan PT Fajar
Interpratama, halaman :3)

2. Grunig & Hunt

“Public relation adalah sebuah sistem komunikasi untuk menciptakan niat baik.” (Sumber :
buku cetakkan PT Fajar Interpratama, halaman : 3)

3. Tony Greener

“Public relation adalah presentasi positif suatu organisasi kepada keseluruhan publiknya”
(Sumber : buku cetakkan PT Fajar Interpratama, halaman : 4)

4. Robert T. Relly (the action of Public Relation, 1981)

“Public Relation pratice is the art and social science of analyzing trend,predicting their
consequences, counselig organization leader, and implementing planned program of action
which serve both organization’s and the public interest.”

5. Onong Uchajana Effendy

“Humas adalah komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik
dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan
kerja-sama dan pemenuhan kepentingan bersama.” (Sumber : Buku cetakkan PT Fajar
Interpratama, halaman : 4)

6. John E. Marston

“Public relation adalah kegiatan komunikasi persuasif dan terencana yang didesain untuk
mempengaruhi publik yang signifikan.” (Sumber : buku cetakkan PT Fajar Interpratama,
halaman : 3)

7. Cutlip, Center & Broom

“Public relation adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan


hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi
kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.” (Sumber : buku cetakkan PT Fajar
Interpratama, halaman : 4)

8. Maria Assumpta Rumanti (Buku Erlangga, 2005: 7-8)

“Public relation adalah kegiatan atau aktivitas yang proses kegiatannya melalui 4 tahap yaitu
penelitian yang didahului penemuan, analisis, pengolahan data dan sebagainya,
perencanaan yang direncanakan; pelaksanaan yang tepat, evaluasi penilaian setiap tahap
dan evaluasi keseluruhan.”
9. Sukatendel (1990) dalam Ardianto (II004)

“Suatu metode komunikasi untuk penciptaan citra positif dari mitra institusi atas dasar
kesadaran untuk menghormati kepentingan bersama.”

10. Edy Sahputra Sitepu (2011:2)

“Public Relation dalam makna yang sederhana adalah tatap muka (hubungan) antara
kelompok-kelompok dalam suatu hubungan.”

Anda mungkin juga menyukai