Anda di halaman 1dari 25

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,

RISET DAN TEKNOLOGI


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah dan Kegiatan Operasional Perusahaan

Gambar 2.1 Logo PT. Pertamina Hulu Energi


(Sumber: https://phe.pertamina.com/)

Gambar 2.1 merupakan logo dari perusahaan PT. Pertamina Hulu Energi, logo yang
digunakan merupakan logo PT. Pertamina dengan tambahan kalimat “hulu energi”. Logo
PT. Pertamina saat ini merupakan logo yang digunakan sejak tanggal 10 Desember 2005.

Makna dari logo Pertamina adalah:


• Warna biru memiliki arti andal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.
• Warna hijau memiliki arti sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.
• Warna merah memiliki arti keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam
menghadapi berbagai macam kesulitan.

Simbol grafis memiliki arti:


• Bentuk anak panah menggambarkan aspirasi organisasi Pertamina untuk senantiasa
bergerak ke depan, maju dan progresif. Simbol ini juga mengisyaratkan huruf “P”
yakni huruf pertama dari Pertamina.
• Tiga elemen berwarna melambangkan pulau-pulau dengan berbagai skala yang
merupakan bentuk negara Indonesia.

PT Aroma Operations Services (AOS) didirikan pada tahun 1989 berdasarkan Akta
No. 245 tanggal 17 November 1989. AOS merupakan anak perusahaan PT Pertamina
(Persero) yang dibentuk untuk mendukung pengoperasian kilang petrokimia di Cilacap,
Jawa Tengah. AOS berganti nama menjadi PT Pertahulu Energy pada tahun 2002, dan
kemudian menjadi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) pada tahun 2007. Perubahan nama
tersebut disetujui melalui Akta No. 5 tanggal 4 Agustus 2008 dan sesuai dengan Undang-
Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Perminyakan. dan Gas (UU Migas).

PT. Pertamina (Persero) diwajibkan oleh UU Migas untuk memisahkan operasi


hulu dan hilir migas. PHE menyerahkan pengelolaan Wilayah Kerja (WK) hulu yang
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

sebelumnya dikelola oleh PT Pertamina (Persero) bekerja sama dengan pihak ketiga
melalui Joint Operating Body (OB) dan Participating Interest (PI). Penyerahan tersebut
diikuti dengan penyerahan blok operasi migas kepada anak perusahaan PHE,
sebagaimana telah disetujui oleh Direksi PT Pertamina (Persero) pada tanggal 18
September 2007 dan Dewan Komisaris PT Pertamina (Persero) pada tanggal 6 November
2007, PHE bertanggung jawab atas pengelolaan WK migas PT Pertamina (Persero).

Sejalan dengan ditetapkannya PT Pertamina (Persero) sebagai holding migas, PHE


ditunjuk sebagai Subholding Hulu pada tahun 2021, berdasarkan Surat Keputusan Direksi
No. Kpts-19/C0000/2020-50 tanggal 16 Juni 2020. PHE mengakuisisi seluruh saham
yang dimiliki PT Pertamina (Persero) di 11 (sebelas) Anak Perusahaan Hulu PT
Pertamina sesuai Keputusan Sirkuler Pemegang Saham tanggal 1 September 2021
tentang Pelaksanaan Pembentukan Subholding Hulu (Legal End State), PHE Subholding
Hulu mengelola wilayah kerja secara regional, dengan mempertimbangkan faktor-faktor
seperti volume produksi, geografi wilayah, dan kompleksitas operasional PHE
Subholding Hulu berfungsi sebagai perencana, validator, dan pembuat polisi.
Regional, di sisi lain, berfokus pada pengoptimalan dan integrator, serta peningkatan
keselamatan, produksi, dan cadangan minyak dan gas. Hingga akhir tahun 2021 PHE
Subholding Hulu terdiri dari 68 Entitas Anak. Selain itu, PHE memiliki 6 (enam)
perusahaan patungan.

Wilayah Kerja Hulu Subholding PHE dibagi menjadi 5 (lima) Regional yang
masing-masing mencakup 40 Wilayah Kerja Domestik yang terdiri dari 27 blok operator
dan 13 blok non operator, serta 27 Wilayah Kerja Internasional yang tersebar di 13 negara
di Asia Tenggara, Afrika, Eropa, dan Timur Tengah.

Nama Perusahaan : PT. PLN Pertamina Hulu Energi


Alamat Perusahaan : Jl. TB Simatupang No.Kav. 99, RT.1/RW.1,
Kebagusan, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12520
Nomor Telepon : (021) 29547000
Bidang Usaha : Minyak dan Gas Bumi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

Gambar 2.2 Lokasi PT. Pertamina Hulu Energi


(Sumber: Google Maps)

Gambar 2.2 menjelaskan lokasi gedung PHE Tower yang berada di daerah Jakarta
Selatan, tepatnya di Jl. TB Simatupang No.Kav. 99, RT.1/RW.1, Kebagusan, Ps. Minggu,
Kota Jakarta Selatan.
2.1.1 Visi Perusahaan
Menjadi Perusahaan Minyak dan Gas Bumi Kelas Dunia.

2.1.2 Misi Perusahaan


Melaksanakan pengelolaan operasi dan portofolio usaha sector Hulu minyak dan
gas bumi secara professional dan berdaya laba tinggi serta memberikan nilai
tambah bagi stakeholders.

2.1.3 Nilai Perusahaan AKHLAK


Sebagai perusahaan BUMN, Pertamina juga menanamkan nilai-nilai dasar
(core values) BUMN, yang disingkat AKHLAK, yakni moral etika yang menjadi
panduan seluruh BUMN saat ini. Core values BUMN dirancang khusus untuk
proses transformasi human capital di lingkungan BUMN guna meningkatkan daya
saing BUMN agar menjadi pemain global serta memposisikan BUMN sebagai
pabrik talenta.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

AKHLAK adalah kependekan dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal,


Adaptif, dan Kolaboratif. Amanah dalam hal ini berarti memegang teguh
kepercayaan yang diberikan melalui perilaku integritas, terpercaya, bertanggung
jawab, Komitmen, akuntabilitas, jujur, dan disiplin.

AKHLAK bagi Pertamina adalah sebagai identitas dan perekat budaya kerja
yang mendukung peningkatan kinerja Pertamina dan entitas anaknya secara
berkelanjutan.

Gambar 2.3 Nilai AKHLAK di PT. Pertamina Hulu Energi


(Sumber: Dokumentasi Penulis)

Gambar 2.3 menjelaskan nilai AKHLAK yang dapat dilihat oleh penulis di
salah satu ruangan PT. Pertamina Hulu Energi sebagai perusahaan BUMN.
a. Amanah
• Menjunjung tinggi amanah yang diberikan.
• Memenuhi janji dan komitmen.
• Bertanggung jawab atas tugas, keputusan, dan tindakan yang dilakukan.
• Berpegang teguh kepada nilai moral dan etika.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

b. Kompeten
• Terus belajar dan mengembangkan kemampuan.
• Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah.
• Membantu orang lain belajar.
• Menyelesaikan tugas dengan kualitas terbaik.
c. Harmonis
• Peduli dan menghargai perbedaan.
• Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
• Suka menolong orang lain.
• Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

d. Loyal
• Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
• Menjaga nama baik Bersam karyawan, pimpinan, BUMN, dan Negara.
• Rela berkorban untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
• Patuh pada pimpinan sepanjang tidak bertentangan dengan hukum dan etika.

e. Adaptif
• Terus berinovasi dan bersemangat dalam bergerak atau menghadapi
perubahan.
• Cepat menyesuaikan diri untuk menjadi lebih baik.
• Terus menerus melakukan perbaikan mengikuti perkembangan teknologi.
• Bertindak proaktif.

f. Kolaboratif
• Membangun kerjasama yang sinergis.
• Memberi kesempatan kepada berbagai pihak yang berkontribusi.
• Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
• Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan Bersama.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

2.2 Struktur Organisasi di PT. Pertamina Hulu Energi


Sejalan dengan persetujuan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja (RPTK) tahun
2021-2023 untuk Wilayah Kerja Subholding Upstream dengan SKK Migas, maka telah
ditetapkan Organisasi Level Manager ke Bawah Subholding Upstream untuk memastikan
operational excellence, business sustainability dan business growth melalui Surat
Keputusan Direksi PHE No. Kpts-013/ PHE00000/2021-S0 tanggal 15 Maret 2021. Surat
Keputusan Implementasi Organisasi Subholding Upstream ini berlaku efektif per tanggal
1 April 2021.

Sesuai dengan Strategi Manajemen untuk mengimplementasikan Organisasi


Subholding Upstream secara bertahap, Organisasi Subholding Upstream Level Manager
ke atas telah ditetapkan melalui SK Direktur Utama Pertamina Persero No. Kpts –
19/C00000/2020-S0 tanggal 16 Juni 2020 tentang Struktur Organisasi Dasar Subholding
Upstream dan ditindaklanjuti ke dalam SK Direktur Utama Pertamina Hulu Energi
dengan No. Kpts-009/PHE00000/S0-2020 tanggal 24 Agustus 2020 disampaikan dalam
bagan berikut:

Gambar 2.4 Struktur Organisasi PT. Pertamina Hulu Energi


(Sumber: https://phe.pertamina.com/company/struktur-organisasi)

Gambar 2.4 menjelaskan struktur PT. Pertamina Hulu Energi sebagai Subholding
Upstream yang memiliki 5 departemen dan 5 regional sebagai wilayah kerjanya.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

Gambar 2.5 Wilayah Kerja PT. Pertamina Hulu Energi


(Sumber: www.twitter.com/pertamina)

Gambar 2.5 menjelaskan area wilayah kerja PT. Pertamina Hulu Energi (PHE)
Subholding Upstream (SHU) yang memiliki 5 regional, yaitu regional 1 (Pulau Sumatra),
regional 2 (Pulau Jawa bagian Barat), regional 3 (Pulau Kalimantan), regional 4 (Pulau
Jawa bagian Tengah dan Timur, Pulau Sulawesi, dan Indonesia Timur), dan regional 5
(Algeria, Iraq, dan Malaysia).
2.2.1 Posisi Penempatan Praktik Kerja Lapangan
Saat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di PT. Pertamina Hulu Energi,
penulis ditempatkan di fungsi Production & Project Pertamina Hulu Energi (PHE)
Subholding Upsteam (SHU), divisi Project and Performance Management. Divisi
ini memiliki tugas untuk memonitor produksi minyak dan gas, program
peningkatan produksi, serta kehandalan fasilitas produksi (asset integrity).
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
3.1 Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
Saat pelaksanaan praktik kerja lapangan di PT. Pertamina Hulu Energi, penulis
ditempatkan di fungsi Production & Project Pertamina Hulu Energi (PHE) Subholding
Upsteam (SHU), divisi Project and Performance Management. Jenis kegiatan yang
dilakukan pada divisi ini yaitu memonitor produksi minyak dan gas, program peningkatan
produksi, serta kehandalan fasilitas produksi (asset integrity). Pada jenis kegiatan
tersebut, penulis melakukan kegiatan di bagian memonitor kehandalan fasilitas produksi
(asset integrity)

3.2 Prosedur Kerja Praktik Kerja Lapangan

Jenis kegiatan yang dilakukan penulis adalah memonitor kehandalan fasilitas


produksi (asset integrity). Kegiatan ini penting dilaksanakan agar semua peralatan dapat
dipastikan kelayakan penggunaan fasilitas proses dan pengolahan minyak dan gas bumi
untuk keselamatan manusia, lingkungan, proses, aset, dan bisnis.

Adapun Asset Integrity Management System (AIMS) adalah sistem pengelolaan


terhadap suatu asset secara berkelanjutan yang diterapkan selama siklus hidup asset
(desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, dan decomissioning) untuk memastikan
bahwa semua fasilitas dan struktur menjalankan fungsinya secara efektif, efisien dan
aman.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

3.2.1 Asset Integrity Management System (AIMS)


3.2.1.1 Kerangka AIMS

Gambar 3.1 Kerangka AIMS untuk Operasi


(Sumber: Pedoman AIMS PT. X)
Gambar 3.1 merupakan kerangka kerja AIMS pada pedoman PT.
X yang mencakup seluruh siklus hidup aset. Kerangka kerja AIMS
mencakup Konteks Organisasi AIMS, Proses AIMS, Pengaktif AIMS, dan
Tata Kelola AIMS, yang diperlukan untuk menetapkan dan kemudian
menjaga integritas aset perusahaan.
Selama fase “Operate and Maintain”, Proses AIMS terdiri dari:
1. Pengembangan AIMS untuk Operasi:
a. Identifikasi/pemutakhiran Risiko/Bahaya dan Mitigasi/Hambatan
Bahaya.
b. Identifikasi/pembaruan kategorisasi hambatan SCE.
c. Mengembangkan/memperbarui Standar Kinerja Integritas terkait.
d. Mengembangkan/memperbarui IOW.

2. Pelaksanaan AIMS untuk Operasi:


a. Mengintegrasikan AIMS dengan Rencana Manajemen Aset Pabrik.
b. Pelaksanaan Tugas Verifikasi IPS (sebagai bagian dari Rencana
Pemeliharaan dan Pemeriksaan).
c. Beroperasi dalam Batas IOW.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

3. Penilaian AIMS untuk Operasi:


a. Melakukan Penilaian Internal.
b. Melakukan Penilaian Eksternal.

4. Peningkatan Berkelanjutan AIMS:


a. Menciptakan proses Continuous Improvement.
b. Mengevaluasi Implementasi AIMS.
c. Mengidentifikasi peluang peningkatan Integritas.
d. Mengembangkan/melacak rencana perbaikan

Standarisasi Asset Integrity Management System (AIMS)


dilakukan oleh pihak manajemen, engineering, manajer proyek, engineering
proyek, inspektur, personel pemeliharaan, dan teknisi untuk menerapkan
berbagai aspek Asset Integrity Management System (AIMS) dalam area
tanggung jawab mereka.

Gambar 3.2 Siklus PDCA PT. X


(Sumber: Pedoman AIMS PT. X)

Gambar 3.2 merupakan siklus Plan-Do-Check-Adjust (PDCA)


yang berguna untuk memastikan sistem terus diperbarui dan menjaga
kualitas. Empat fase AIMS diselaraskan dengan siklus PDCA seperti yang
ditunjukkan pada gambar (Plan – AIMS Development, Do – AIMS
Execution, Check – AIMS Assessment, Adjust – AIMS Improvement).
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

Gambar 3.3 Proses # AIMS-O-D-1 "Proses Pengembangan dalam Operasi"


(Sumber: Pedoman AIMS PT. X)

Gambar 3.3 menjelaskan langkah pertama dari siklus PDCA yang


bertujuan menetapkan dasar untuk implementasi yang sukses dengan
menyediakan yang dibutuhkan untuk langkah-langkah berikutnya

Gambar 3.4 Proses # AIMS-O-E-1 "Proses Pelaksanaan dalam Operasi"0.4


(Sumber: Pedoman AIMS PT. X)

Gambar 3.4 menjelaskan Langkah kedua dari siklus PDCA yang


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

bertujuan memastikan bahwa integritas dipertahankan dengan


mempertahankan batasan-batasan yang ada, dan proses pabrik beroperasi di
dalam lingkungan integritas.

Gambar 3.5 Proses # AIMS-O-A-1 "Penilaian Internal"


(Sumber: Pedoman AIMS PT. X)

Gambar 3.6 Proses # AIMS-O-A-2 "Penilaian Eksternal"


(Sumber: Pedoman AIMS PT. X)

Gambar 3.5 dan 3.6 menjelaskan langkah ketiga dari siklus


PDCA yang bertujuan menilai implementasi AIMS dan mengukur
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

kinerjanya. Penilaian ini akan menginspirasi organisasi untuk


meningkatkan dan memberikan dasar untuk merumuskan solusi yang
efektif.

Selama fase penilaian AIMS, fasilitas melakukan Penilaian


Internal secara berkala setiap tahun sekali; sementara tim AIMS
perusahaan melakukan Penilaian Eksternal secara berkala, setiap 3-5
tahun sekali.

Gambar 3.7 Proses # AIMS-O-C-1 "Peningkatan Berkelanjutan”


(Sumber: Pedoman AIMS PT. X)

Gambar 3.7 menjelaskan langkah terakhir atau keempat dari siklus


PDCA yang bertujuan menetapkan, menerapkan, dan memelihara proses
untuk Peningkatan Berkesinambungan AIMS.

3.2.2.2 Hambatan Perangkat Keras


Komponen kunci dari “Pengembangan AIMS” untuk mencegah
dan memitigasi risiko adalah “Hambatan Perangkat Keras” dan SCE
"Hambatan Perangkat Keras" dapat divisualisasikan sebagai serangkaian
tindakan atau "penghalang", yang mencegah bahaya disadari, atau
membatasi efek kecelakaan setelah bahaya disadari.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

Gambar 3.8 Hambatan Perangkat Keras dan SCE


(Sumber: Pedoman AIMS PT. X)

Gambar 3.8 menjelaskan kategori “Hambatan Perangkat Keras”


yang dapat mencegah dan memitigasi risiko. Ketika banyak penghalang
gagal, maka ada kemungkinan kecelakaan besar. Ini disebut sebagai "Model
Keju Swiss" yang dikembangkan oleh James T. Reason pada tahun 1990,
seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas.

Tabel 3.1 Contoh SCEs


Kategori Penghalang Contoh
Integritas
Integritas Struktur Struktur Platform Lepas Pantai, Piping Support, Vessel Support,
Struktur Permukaan, Derek Angkat Berat, Sistem Ballast, Mooring
System, dan Sistem Pengeboran.
Pengendalian Proses Pressure Vessels, Heat Exchanger, Rotating Equipment, Tanks,
Piping, Pipelines, Relief Valve, Flare System, Process Control
System, Surge Relief Protection System, Sistem Pengendalian Sumur,
Tanker Loading
Kontrol Pengapian Pressure Vessels, Heat Exchanger, Rotating Equipment, Tanks,
Piping, Pipelines, Relief Valve, Flare System, Process Control
System, Surge Relief Protection System, Sistem Pengendalian Sumur,
Tanker Loading
Sistem Deteksi Sistem Deteksi Api, Sistem Deteksi Gas Mudah Terbakar, Sistem
Deteksi H2S, Sistem Deteksi H2O dalam Kondensat, Sistem
Pemantauan Level Tangki, dan Sistem Pemantauan Getaran
Sistem Proteksi Sistem Deluge, Sistem Proteksi Kebakaran/Ledakan, Sistem Fire-
water, Proteksi Kebakaran Pasif, Sistem Gas, Sistem Manajemen
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

Daya, Sistem Busa, Filter Pasir, Sistem Injeksi Bahan Kimia, Sistem
Keamanan Data Pabrik (Firewall, Proteksi Virus, dan Proteksi
Intrusi).
Sistem Shutdown Emergency Shutdown System (ESD), Sistem Depresurisasi, High
Integrity Pressure Protection System (HIPPS), Isolasi Sumur, Pipeline
ESDV, Process ESDV, Isolation Valves (IVs), Sistem Manajemen
Burner, Sistem Keselamatan Pemanas Gas Proses, dan Kontrol Sumur
Pengeboran
Tanggap Darurat Sistem Sirine, Area Pengungsian/Pengumpulan, Rute Evakuasi,
Penerangan Penyelamatan Darurat, Ruang Tanggap Darurat, UPS,
Daya Darurat, Pemadam Kebakaran Manual, dan Pembuangan
Berbahaya Terbuka
Peralatan Bertahan Peralatan Kelangsungan Hidup Personil, Sistem Udara Pernapasan,
Hidup Fasilitas Penyelamatan, dan Sekoci

Tabel 3.1 menunjukkan bahwa setiap penghalang


direpresentasikan sebagai satu kesatuan perangkat keras; mereka hanyalah
perwakilan dari sekelompok Safety Critical Elements (SCEs) yang
sebenarnya membentuk penghalang fisik. Misalnya, penghalang "Process
Containment" terdiri dari Pressure Vessels, Heat Exchanger, Rotating
Equipment, Tanks, Piping System, Pipelines, Relief System, dll. Semua
SCE individu ini melayani tujuan integritas yang sama untuk
mempertahankan penahanan proses sehingga mereka dikelompokkan
menjadi satu penghalang. Elemen perangkat keras ini didukung oleh orang
dan proses yang memungkinkan perangkat keras menjalankan fungsinya.
Tabel 3.2 Contoh Dasbor untuk KPIs AIMS Menampilkan Kekuatan Pembatas
Pembatas Kekuatan Pembatas Status Tingkat Tinggi
Integritas Struktural 100%
Penahanan Proses 80%
Kontrol Pengapian 100%
Sistem Deteksi 100%
Sistem Proteksi 100%
Sistem Shutdown 100%
Respon Darurat 90%
Pengamanan Hidup 100%

Warna merah pada tabel 3.2 merupakan indikator jika kekuatan


pembatas tersebut tidak sepenuhnya mampu mencegah dan memitigasi risiko.
Sedangkan warna hijau menunjukkan bahwa kekuatan pembatas tersebut mampu
mencegah dan memitigasi risiko.
Tabel 3.3 Contoh Dasbor untuk KPIs AIMS Menampilkan Pembatas/Status SCE
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

Pembatas Integritas Status Pembatas Status SCE Jumlah SCE


Keseluruhan *
1. Integritas Struktural 0
0
1
2. Penahanan Proses 27
18
63
3.. Kontrol Pengapian 0
0
2
4. Sistem Deteksi 0
19
0
5. Sistem Proteksi 50
6
1
6. Sistem Shutdown 1
96
0
7. Respon Darurat 62
3
4
8. Pengamanan Hidup 17
0
0
Tabel 3.3 memperlihatkan status Safety Critical Elements (SCE)
dipengaruhi oleh Jumlah dari Status SCE yang terintegritas. Pada status
SCE, warna merah merupakan integritas tidak ditunjukkan, warna kuning
merupakan integritas ditunjukkan dengan komentar, dan warna hijau
merupakan integritas yang ditunjukkan. Jika semua SCE merupakan
integritas yang ditunjukkan, maka status pembatas adalah hijau. Namun,
jika terdapat SCE merupakan integritas yang ditunjukkan dengan komentar,
maka status pembatas adalah kuning. Sedangkan jika terdapat SCE
merupakan integritas tidak ditunjukkan, maka status pembatas adalah
merah.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

Gambar 3.9 Contoh Dasbor Ringkasan untuk AIMS Menampilkan Hambatan / Status SCE
(Sumber: Pedoman AIMS PT. X)

Gambar 3.9 merupakan tampilan ringkasan dari tabel 3.1 yang


menjelaskan kategori “Hambatan Perangkat Keras” yang dapat mencegah
dan memitigasi risiko berdasarkan kategori status integritas SCE.

3.2.3 Asset Performance Management SAP


Asset Performance Management (APM) adalah serangkaian
perangkat lunak dan layanan yang dirancang untuk membantu
mengoptimalkan kinerja aset dan efisiensi O&M di seluruh peralatan,
pabrik, dan seluruh armada.

Gambar 3.10 Logo Perusahaan SAP


(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/SAP_SE)

Gambar 3.10 merupakan logo dari perusahaan SAP yang


merupakan salah satu produsen perangkat lunak terkemuka di dunia untuk
pengelolaan proses bisnis. SAP juga mengembangkan solusi yang
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

memfasilitasi pemrosesan data yang efektif dan merampingkan aliran


informasi di seluruh organisasi.
3.2.3.1 Kegiatan Aplikasi SAP
Perusahaan ini mengembangkan solusi yang digunakan oleh
perusahaan kecil hingga menengah, serta perusahaan besar. Dengan aplikasi
standar, solusi industri, platform, dan teknologi, setiap proses bisnis dapat
dipetakan dan dirancang dengan menggunakan perangkat lunak SAP.

Sistem ini bekerja dengan mengumpulkan dan memproses semua


data dalam satu platform, mulai dari pembelian bahan baku hingga produksi
dan kepuasan pelanggan. Solusi SAP dapat diinstal "on premise" di lokasi
pengguna atau digunakan dari cloud.

Solusi SAP dapat digunakan untuk membantu perusahaan


menganalisis dan merancang seluruh rantai nilai secara efisien, serta
membuat prakiraan, seperti kapan sebuah mesin perlu diperbaiki atau
bagaimana pendapatan akan berkembang dalam setengah tahun ke depan.

SAP menawarkan solusi di berbagai bidang:


• ERP dan Keuangan
• CRM dan Pengalaman Pelanggan
• Manajemen Jaringan dan Pengeluaran
• Rantai Pasokan Digital
• SDM dan Keterlibatan Karyawan
• Manajemen Pengalaman
• Platform Teknologi Bisnis
• Transformasi Digital
• Usaha Kecil dan Menengah
• Solusi Industri
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

Gambar 3.11 Grafik indikator kapabilitas di SAP Asset Performance Management


(Sumber: https://www.sap.com/products/scm/apm.html#overview)

Gambar 3.11 merupakan grafik indikator kapabilitas pada SAP


Asset Performance Management yang dapat mengukur dan meningkatkan
kinerja aset serta mengoptimalkan strategi pemeliharaan.

Gambar 3.12 Dasbor Pemrosesan Pemesanan Ulang ATP di SAP S/4HANA Untuk ATP Tingkat Lanjut
(Sumber: https://www.sap.com/products/scm/apm.html#overview)

Gambar 3.12 merupakan dasbor pemrosesan pemesanan ulang


pada SAP Asset Performance Management yang dapat mengukur dan
meningkatkan kinerja aset serta mengoptimalkan strategi pemeliharaan.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

Gambar 3.13 Dasbor gambaran umum alokasi produk di SAP S/4HANA untuk ATP tingkat lanjut
(Sumber: https://www.sap.com/products/scm/apm.html#overview)

Gambar 3.13 merupakan dasbor gambaran umum alokasi pada


SAP Asset Performance Management yang dapat mengukur dan
meningkatkan kinerja aset serta mengoptimalkan strategi pemeliharaan.
Membuat keputusan pemeliharaan yang lebih cepat dan akurat
dengan aplikasi SAP Asset Performance Management. Menganalisis data
sensor IoT dan catatan pemeliharaan, memantau perilaku peralatan dari
jarak jauh, dan mendapatkan wawasan yang lebih luas melalui AI.
• Penerapan Cloud
• Solusi cloud-native pada SAP Business Technology Platform
• Perencanaan dan pemantauan strategi pemeliharaan yang efisien
• Wawasan dari data sensor dan simulasi teknik
3.2.3.2 Keuntungan
• Menyeimbangkan risiko, biaya, dan kinerja
Dapatkan nilai dengan menemukan keseimbangan antara kinerja setiap
aset, biaya kinerja tersebut, dan eksposur risiko yang ditimbulkannya.

• Kurangi biaya pemeliharaan


Memangkas biaya pemeliharaan sekaligus menurunkan risiko dan
meningkatkan output. Mengoptimalkan kinerja dengan anggaran dan
tingkat risiko yang tetap.

• Meningkatkan ketersediaan aset


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

Memberdayakan operator aset dan penyedia layanan dengan ilmu data,


membantu mereka memprediksi kegagalan lebih awal dan menerapkan
tindakan korektif.

3.2.3.3 Fitur

Gambar 3.14 Indikator kemampuan dalam Manajemen Kinerja Aset SAP


(Sumber: https://www.sap.com/products/scm/apm.html#overview)

Gambar 3.14 merupakan salah satu fitur indikator kemampuan


dalam manajemen kinerja aset SAP yang dapat meningkatkan kinerja aset.
Estimasi dan evaluasi risiko
• Memperkirakan dan menilai risiko untuk memilih metodologi keandalan
yang sesuai dengan tujuan dan meningkatkan produktivitas tim Anda

Metodologi keandalan yang telah terbukti


• Melakukan penilaian pengembangan strategi aset dengan menggunakan
analisis efek mode kegagalan, pemeliharaan yang berpusat pada
keandalan, dan lainnya
• Mengembangkan rekomendasi untuk memitigasi konsekuensi kegagalan
secara optimal

Pemeliharaan prediktif berbasis AI


• Menentukan kurva kegagalan peralatan berdasarkan probabilitas
kegagalan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

• Memperkirakan sisa masa manfaat peralatan

SAP Asset Performance Management memiliki fokus yang sama


pada proposisi nilai kepada pelanggan kami. Secara khusus, ini bertujuan
untuk menyediakan kemampuan berikut:

• Risk & Reliability Management: Menilai risiko dan peralatan secara


kritis dengan templat dan UI yang mudah digunakan. Menerapkan RCM,
FMEA, dan alat bantu lainnya untuk lebih memahami fungsi peralatan,
kegagalan fungsional, mode kegagalan, dll.

• Recommendation Management: Tentukan rekomendasi pemeliharaan


berdasarkan risiko/kekritisan, fungsi, mode kegagalan, dll.

• Maintenance Rule Management: Konfigurasikan aturan pemeliharaan


berdasarkan rekomendasi pemeliharaan menggunakan strategi seperti
berbasis risiko, berbasis kondisi, prediktif/preskriptif, dll.

• AI-based Predictive Maintenance: Menerapkan AI (Artificial


Intelligence) untuk menentukan sisa masa manfaat aset, memprediksi
kegagalan, mendeteksi anomali, dan memberikan rekomendasi.

• Performance Management: Memadukan keandalan aset, kesehatan


aset (termasuk IoT), kinerja pemeliharaan, dan data keuangan untuk
analisis dan dukungan keputusan

Gambar 3.15 SAP Asset Performance Management


(Sumber: https://www.sap.com/products/scm/apm.html#overview)

Gambar 3.15 merupakan strategi aset dan kemampuan kesehatan


aset yang terintegrasi dengan SAP EAM untuk membantu meningkatkan
keandalan dan ketersediaan aset, dan mengurangi biaya pemeliharaan.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

3.3.3 Analisis Perbandingan Asset Integrity Management System (AIMS) PT.


Y dengan AIMS PT. X dan Asset Performance Management (APM) SAP
Berdasarkan analisis yang penulis lakukan terhadap perbandingan Asset
Integrity Management System (AIMS) PT. Y dengan AIMS PT. X dan Asset
Performance Management (APM) SAP, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.4 Perbandingan AIMS PT. Y dengan AIMS PT. X dan APM SAP

Parameter AIMS X AIMS Y APM

Standar Manajemen ISO 55000:2014 “Asset management – Overview,


✓ -
Aset principles and terminology”

Rekomendasi Rekomendasi perawatan aset yang diperkaya dengan


✓ -
Perawatan Aset tindakan dan instruksi pemeliharaan

Kinerja aset, kegagalan, dan biaya pemeliharaan yang


Siklus Pengembangan dipantau untuk memungkinkan kinerja aset loop tertutup
✓ ✓
Berkelanjutan yang berkelanjutan, mitigasi risiko, dan peningkatan
keandalan

Menyeimbangkan Dapatkan nilai dengan menemukan keseimbangan


Risiko, Biaya, dan - ✓ antara kinerja setiap aset, biaya kinerja tersebut, dan
Kinerja eksposur risiko yang ditimbulkannya.

Memangkas biaya pemeliharaan sekaligus menurunkan


Kurangi Biaya
- ✓ risiko dan meningkatkan output. Mengoptimalkan
Pemeliharaan
kinerja dengan anggaran dan tingkat risiko yang tetap.

Memberdayakan operator aset dan penyedia layanan


Meningkatkan
✓ ✓ dengan ilmu data, membantu mereka memprediksi
Ketersediaan Aset
kegagalan lebih awal dan menerapkan tindakan korektif.

Memperkirakan dan menilai risiko untuk memilih


Estimasi dan Evaluasi
✓ ✓ metodologi keandalan yang sesuai dengan tujuan dan
Risiko
meningkatkan produktivitas tim Anda

Menilai risiko dan kritis terhadap peralatan dengan


templat dan UI yang mudah digunakan. Menerapkan
Manajemen Risiko &
✓ ✓ RCM, FMEA, dan alat bantu lainnya untuk lebih
Keandalan
memahami fungsi peralatan, kegagalan fungsional,
mode kegagalan, dll.

Manajemen Tentukan rekomendasi pemeliharaan berdasarkan


✓ -
Rekomendasi risiko/kekritisan, fungsi, mode kegagalan, dll

Memadukan keandalan aset, kesehatan aset (termasuk


Performance
✓ ✓ IoT), kinerja pemeliharaan, dan data keuangan untuk
Management
analisis dan dukungan keputusan

Dampak (biaya) - - • 8% Perbaikan Biaya Pemeliharaan*


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

*Perkiraan para ahli SAP berdasarkan keterlibatan


pelanggan dalam inovasi bersama
• Pengurangan biaya energi sebesar 3-4%

Menerapkan AI (Artificial Intelligence) untuk


Pemeliharaan menentukan sisa masa manfaat aset, memprediksi
✓ ✓
Prediktif Berbasis AI kegagalan, mendeteksi anomali, dan memberikan
rekomendasi.
Berdasarkan analisis yang penulis lakukan terhadap perbandingan Asset
Integrity Management System (AIMS) PT. Y dengan AIMS PT. X dan Asset
Performance Management (APM) SAP pada tabel 3.4, penulis melihat bahwa
secara keseluruhan performa AIMS dari masing-masing perusahaan dalam rangka
menjaga ataupun meningkatkan kinerja aset sudah baik.

Salah satu hal penting dalam AIMS yang dimiliki oleh PT. X dan PT. Y
adalah siklus pengembangan berkelanjutan yang berguna untuk memastikan sistem
terus diperbarui dan menjaga kualitas agar aset tetap berfungsi secara efektif,
efisien, dan aman.

3.3 Kendala Kerja dan Pemecahannya.


Bagian ini menjelaskan secara sfesifik tentang kendala-kendala yang dihadapi
selama pelaksanaan kerja dan upaya yang telah dilakukan untuk pemecahannya.
Selama melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan, penulis mengalami beberapa
kendala dan kemudian melakukan upaya-upaya untuk mengatasi kendala tersebut yang
dapat dilihat pada tabel 3.5
Tabel 3.5 Kendala dan Upaya

Kendala Upaya
Kesulitan memilih perusahaan minyak Mencari pedoman AIMS dari beberapa
dan gas bumi untuk dilakukan analisis perusahaan minyak dan gas bumi,
Asset Integrity Management System kemudian penulis memilih berdasarkan
(AIMS) isi pedoman AIMS yang lebih lengkap
Kesulitan memahami singkatan dalam Membaca daftar akronim pada pedoman,
pedoman Asset Integrity Management kemudian dicari lebih tau di internet atau
System (AIMS) diterjemahkan ke Bahasa Indonesia
Kesulitan memilih perusahaan untuk Mencari beberapa perusahaan APM pada
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat 16425
Telepon (021)7270036 Hunting, Fax (021)7270034, Hunting
Laman : http://www.pnj.ac.id e-pos : mesin@pnj.ac.id

dilakukan analisis Asset Performance internet, kemudian penulis memilih


Management (APM) berdasarkan penggunaan pada salah satu
perusahaan
Kesulitan melakukan perbandingan Penulis membuat parameter terlebih
AIMS PT. Y dengan PT. X dan APM dahulu berdasarkan poin-poin isi dari
SAP pedoman AIMS PT. X, PT. Y, dan APM
SAP, kemudian melakukan analisis
berurutan terhadap ketiganya

Anda mungkin juga menyukai