Anda di halaman 1dari 15

Lembar

Kerja
Peserta
Didik
Pengujian Mutu Fisik
Fisiologis Bibit

SMK Kehutanan
Neg.Makassar 2023
PETA KONSEP

Pengujian Mutu Bibit


Tanaman Kehutanan

Mutu Genetik Bibit Mutu Fisik-Fisiologis Bibit

Penelusuran sertifikat mutu Pemenuhan syarat umum


benih dan syarat khusus mutu
bibit

Penentuan mutu bibit


(P, D, R)

Penerbitan sertifikat mutu


bibit
1. Kompetensi Dasar dan Tujuan Pembelajaran

Kompetensi dasar berisi kemampuan dan muatan pembelajaran untuk suatu mata pelajaran yang
mengacu pada Kompetensi Inti. Kompetensi dasar merupakan penjabaran dari Kompetensi Inti dan
terdiri atas:
1. Kompetensi dasar pengetahuan;
2. Kompetensi dasar keterampilan.

Adapun kompetensi dasar materi ini adalah :


3.14. Menganalisis pengujian mutu bibit tanaman hutan
4.14. Melakukan pengujian mutu bibit tanaman hutan

Adapun tujuan pembelajaran pada materi ini adalah :


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan TPACK dan model problem
based learning dengan diskusi kelompok dan persentasi kelompok, peserta didik berkolaborasi
dengan Guru dapat menguraikan prosedur pengujian mutu fisik fisiologis bibit tanaman kehutanan
dan melakukan praktek pengujian mutu fisik fisiologis bibit tanaman kehutanan dengan tepat secara
mandiri dan kreatif serta menunjukkan sikap kerjasama dan bernalar kritis.

2. Materi Singkat

Beberapa parameter yang diukur dan diperiksa untuk menetapkan mutu fisik – fisiologi terdiri atas
2 syarat yang harus dipenuhi, yaitu syarat umum dan syarat khusus. Syarat umum meliputi : berbatang
tunggal, lurus, sehat dan pangkal batang harus sudah berkayu. Sedangkan syarat khusus yaitu :
diameter batang, tinggi, kekompakan media, jumlah daun dan umur. Pengukuran dan pemeriksaan
dilakukan terhadap contoh bibit yang terpilih.

 Pengukuran komponen uji mutu bibit


Untuk memudahkan dalam pengukuran dan pemeriksaan, gambar berikut ini adalah cara
mengukur tinggi bibit, cara mengukur diameter bibit serta kekompakan media.
(a) (b)

Gambar (a) Cara mengukur tinggi bibit (b) Mengukur tinggi bibit dengan penggaris

(a) (b)

Gambar (a) Cara mengukur diameter bibit (b) Mengukur diameter dengan kaliper
(a) (b)
Gambar (a) Tingkat Kekompakan Media (b) Media kompak pada bibit meranti

 Penentuan Mutu Bibit


Berdasarkan data hasil pengukuran dan pemeriksaan terhadap masing – masing parameter
tersebut dapat dilakukan perhitungan dengan menggunakan Blanko Perhitungan Hasil Pengukuran Bibit
yang isinya memuat :

1. Syarat umum

Jumlah bibit berbatang tunggal


1). % bibit berbatang tunggal = -------------------------------------- x 100 % = ...... %
Jumlah contoh bibit yang diperiksa

Jumlah bibit berbatang lurus


2). % bibit berbatang lurus = --------------------------------------------- x 100 % = ...... %
Jumlah contoh bibit yang diperiksa

Jumlah bibit berkayu


3) % bibit berkayu = --------------------------------------------- x 100 % = ...... %
Jumlah contoh bibit yang diperiksa
Jumlah bibit sehat
4). % bibit sehat = --------------------------------------------- x 100 % = ...... %
Jumlah contoh bibit yang diperiksa

3. Syarat khusus

a. % bibit yang tingginya memenuhi standar :

Jumlah bibit yang memenuhi standar tinggi


= ---------------------------------------------------- x 100 % = ...... %
Jumlah contoh bibit yang diperiksa

b. % bibit yang diameternya memenuhi standar :

Jumlah bibit yang memenuhi standar diameter


= ------------------------------------------------------- x 100 % = ...... %
Jumlah contoh bibit yang diperiksa

c. % bibit yang medianya kompak


Jumlah bibit yang memenuhi standar media
= ---------------------------------------------------- x 100 % = ...... %
Jumlah contoh bibit yang diperiksa

d. % bibit yang jumlah daunnya/nilai LCR memenuhi syarat


Jumlah bibit yang memenuhi standar jml daun
= ---------------------------------------------------- x 100 % = ...... %
Jumlah contoh bibit yang diperiksa

%a+%b+%c+%d
Rata-rata persyaratan khusus = -----------------------------
4
 Penentuan Mutu Bibit Tanaman Kehutanan

Penetapan standar mutu bibit didasarkan pada nilai persyaratan umum dan persyaratan khusus
yang diperoleh dari hasil pemeriksaan dan pengukuran persyaratan tersebut dan diklasifikasikan sebagai
berikut :
1. Mutu Pertama (P)
@ Semua syarat umum > 95 %
@ Rata – rata syarat khusus > 90 %
2. Mutu Kedua (D)
@ Syarat Umum > 75 % - 95 %
@ Syarat Khusus >70 % - 90 %
3. Bibit yang tidak memenuhi mutu pertama dan kedua tidak diterbitkan sertifikat.
4. Pemasangan label. Label bibit dicetak dan dipasang oleh produsen bibit, dimonitor dan
dievaluasi oleh Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota yang menangani urusan kehutanan atau Balai
yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang perbenihan tanaman hutan.
3. Kegiatan Praktek

1. Tujuan
Pengukuran dan pemeriksaan terhadap tingkat parameter-parameter yang diperlukan
bertujuan untuk mengetahui kondisi fisik-fisiologi bibit.

2. Alat dan Bahan


Alat / bahan yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah :
a. Bibit yang akan diperiksa
b. Alat pengukur tinggi bibit (penggaris)
c. Alat pengukur diameter bibit (caliper/jangka sorong)
d. Alat tulis menulis
g. Blanko/tally sheet pengujian/penilaian
h. Alat hitung/kalkulator
i. Pisau tajam atau cutter

3. Prosedur kerja
a. Persiapan
1) Menyiapkan bibit yang akan diperiksa
2) Menyiapkan alat ukur yang akan dipakai
3) Melakukan pengukuran dan pemeriksaan pada tiap contoh bibit yang sudah diambil dan
dipisahkan.
b. Pelaksanaan pemeriksaan dan pengukuran
Pada masing-masing contoh bibit dilakukan pemeriksaan/pengukuran terhadap:
1. Syarat umum, yang meliputi :
a. Bibit berbatang tunggal dan lurus
b. Bibit sehat terbebas dari serangan hama penyakitdan warna daun normal (tidak
menunjukkan kekurangan nutrisi dan tidak mati pucuk)
c. Batang bibit berkayu, diukur dari pangkal batang sampai setinggi 50 % dari tinggi bibit.
2. Syarat khusus, yang meliputi :
a) Tinggi bibit, diukur mulai dari pangkal batang sampai pada titik tumbuh teratas.
b) Diameter batang, diukur pada pangkal batang
c) Kekompakan media, yang ditetapkan dengan cara melihat kekompakan perakaran
dengan media. Pemeriksaan kekompakan media dilakukan dengan cara mengangkat
bibit dari wadah tabung atau menyobek kantong plastik (polybag) dari beberapa jumlah
contoh bibit. Kekompakan media dibedakan dalam 4 kategori, yaitu utuh, retak, patah
dan lepas ( lihat gambar berikut)
d) Jumlah daun, sesuai dengan jenisnya. Untuk jenis tanaman yang berdaun banyak
seperti Pinus sp., Paraserianthes sp., parameter yang digunakan adalah Live Crown
Ratio (LCR). LCR adalah nilai perbandingan antara tinggi tajuk dan tinggi bibit dalam
persen.
e) Umur sesuai dengan jenisnya

3. Pendokumentasian hasil pengujian


a) Lakukan pengisian hasil pengukuran pada kolom LKPD yang telah disediakan.
b) Lakukan penghitungan persentase pada setiap parameter yang diukur dan diisi .
c) Buatlah kesimpulan pada hasil pengujian dengan mengisi pada kolom LKPD yang
disediakan
LAPORAN HASIL PRAKTEK

TOPIK :
PENENTUAN MUTU FISIK FISIOLOGIS
BIBIT
PERTANIAN
OR
Tanggal Pengujian : .....27-03-2023....................

OLEH :

DIRMAN HIWAL NGGADUNG


……………………………………….…….

SMK KEHUTANAN NEGERI MAKASSAR


2023
Tugas Praktik 1.Lakukan Pengukuran Bibit berdasarkan Syarat Umum dan Syarat Khusus dan isilah tally
sheet di bawah

Jenis :
Jumlah populasi :
Jumlah sampel :

SYARAT
SYARAT KHUSUS
UMUM ( ( SESUA
N0 CEKLIS ) I JENIS )
BT L S BB T D KM DAUN UMUR
( CM ) ( MM )
1 v V V V 15,39 2 , 71 UTUH 11 6 BULAN
2 V V V V 4,49 5, 75 UTUH 8 6 BULAN
3 V V V V 22,59 6, 80 UTUH 12 6 BULAN
4 V V V V 21,55 5, 74 UTUH 11 6 BULAN
5 V V V V 26,67 5, 30 UTUH 11 6 BULAN
6 V V V V 12,32 2, 59 UTUH 11 6 BULAN
7 V V V V 18,47 6, 11 UTUH 13 6 BULAN
8 V V V V 27,69 3, 58 UTUH 11 6 BULAN
9 V V V V 32,82 6, 26 UTUH 18 6 BULAN
10 V V V V 23,69 4, 43 UTUH 13 6 BULAN
% Mmemenuhi 100% 100% 100% 100% 100 100 100% 100 100%
syarat

CatataN
Bt : Batang Tunggal
L : Lurus
S : Sehat
BB : Bibit Berkayu

T : Tinggi
D : Diameter
KM : Kekompakan Media
U : Umur

Tugas Praktik 2. Lakukan Penetapan standar mutu bibit dengan ketentuan


Mutu Pertama (P)
 Semua syarat umum > 95 %
 Rata – rata syarat khusus > 90 %
Mutu Kedua (D)
 Syarat Umum > 75 % - 95 %
 Syarat Khusus >70 % - 90 %

Syarat Umum Bibit yang diuji :

Batang Tunggal : …100……..%


Lurus ;…100……….%
Sehat : …100……….%

Bibit berkayu : ……100……..%

Rata-Rata Syarat Khusus Bibit yang diuji :

% bibit yang T memenuhu syarat + % bibit yang D memenuhu syarat +% bibit yang KM memenuhu syarat + % bibit
yang T jumlah daun memenuhu syarat + % bibit yang U memenuhu syarat

= 100………….% + 100………….% + …100……….% + …100……….% + …100……….%

5
100%
= …………………………….

Kesimpulan Hasil Pengujian =

Dari hasil pengukuran dan perhitungan diperoleh bahwa bibit yang diuji memiliki nilai syarat umum…100%…,

sehingga bibit yang diuji…100%… masuk dalam Mutu PERTAMA…


Kriteria
No. Jenis Bibit
Diameter Tinggi Kekompakan Jumlah Umur
(mm) (cm) Media Daun/LCR (bl)
KELOMPOK JENIS
CEPAT TUMBUH

1. Octomeles sp. >7 > 25 Utuh > 3 pasang 5-6

2. Anthocephalus sp. >7 > 40 Utuh > 4 pasang 2-3

3. Acacia mangium >2 > 20 Utuh > 3 pasang 3- 6


4. Acacia crassicarpa > 2 > 20 Utuh > 3 pasang 3–6
5. Eucalyptus pelita >2 > 20 Utuh > 3 pasang 3- 6
6. Gmelina arborea >4 > 30 Utuh > 3 pasang 3- 4
KELOMPOK JENIS
LAMBAT TUMBUH
1 Agathis sp. >6 > 30 Utuh > 4 pasang 18-24
2 Eusideroxylon sp. >6 > 40 Utuh > 4 pasang 12-24
3 Shorea spp. >5 > 40 Utuh > 4 pasang 6 – 10

4 Shorea stenoptera >6 > 50 Utuh > 4 pasang 4–6


5 Tectona grandis (jati) >3 > 20 Utuh > 3 pasang 3-6

6 Pinus merkusii >4 > 30 Utuh LCR >30 % 10-12


7 Paraserianthes sp >4 > 30 Utuh LCR >30 % 4–6
Kriteria

No. Jenis Bibit Diamete Tingg Umur


Kekompakan Jumlah
r i (bln)
Media Daun/LCR
(mm) (cm)

1. Alstonia sp. (pulai) ≥5 ≥ 40 Utuh ≥9 6 - 10


2. Aquilaria malaccensis ≥ 3,5 ≥ 32 Utuh ≥8 5-8
(gaharu)
3. Avicenia sp.(api-api) ≥5 ≥ 30 Utuh ≥6 4-6
4. Diospyros sp.(eboni) ≥3 ≥ 30 Utuh ≥ 10 6 - 10
5. Dipterocarpus sp. (keruing) ≥4 ≥ 40 Utuh ≥8 5 - 10
6. Dyera sp (jelutung rawa) ≥6 ≥ 35 Utuh ≥8 6-8
7. Dryobalanops sp. (kapur) ≥ 3,5 ≥ 35 Utuh ≥ 10 5-7
8. Hibiscus macrophyllus ≥5 ≥ 30 Utuh ≥ 10 4-6
(tisuk)
9. Instia bijuga (merbau) ≥ 4,5 ≥ 30 Utuh ≥6 3-6
10. Lagerstomia speciosa ≥4 ≥ 35 Utuh ≥6 4-6
(bungur)
11. Melia azedarach (mindi) ≥ 3,5 ≥ 35 Utuh ≥8 3-6
12. Mimosops elengi (tanjung) ≥5 ≥ 45 Utuh ≥ 10 3–6
13. Palaqium alovium (nyatoh) ≥3 ≥ 28 Utuh ≥8 4–7
14. Peronema canescens ≥4 ≥ 30 Utuh ≥9 4–6
(sungkai)
15. Rhizophora apiculata ≥5 ≥ 35 Utuh ≥4 4–7
(bakau)
16. Rhizophora mucronata ≥ 16 ≥ 50 Utuh ≥4 5–7
(bakau)
17. Rhizophora stylosa (bakau) ≥ 14 ≥ 35 Utuh ≥4 5–7
18. Shorea balangeran ≥4 ≥ 40 Utuh ≥8 5 – 10
(balangeran)
19. Shorea leprosula (meranti) ≥ 3,5 ≥ 40 Utuh ≥7 6–8
20. Shorea levis (bangkirai) ≥4 ≥ 50 Utuh ≥8 10 –
12
21. Shorea parvifolia (meranti) ≥ 3,6 ≥ 34 Utuh ≥ 10 6–7
22. Samanea saman (trembesi) ≥5 ≥ 35 Utuh LCR >30 4 – 12
%
23. Swietenia macrophylla ≥ 3,5 ≥ 35 Utuh ≥8 4–8
(mahoni)
24. Terminalia catapa ≥5 ≥ 30 Utuh ≥8 5 – 10
(ketapang)

Anda mungkin juga menyukai