Pengawasan Mutu
Pengawasan Mutu
7.3 Validasi Bagian pengawasan mutu, melakukan validasi terhadap hal-hal berikut :
Adalah proses yang dilakukan melalui penelitian cara untuk membuktikan bahwa
karakteristik kenerja prosedur itu memenuhi persyaratan aplikasi analitik yang
dimaksud.
1. Uji Identifikasi
2. Uji Kuantitatif (Penetapan Kadar dan Potensi) Bahan aktif atau produk.
3. Uji Kuantitatif (Penetapan Kadar dan Potensi) Komponen terpilih lain dalam produk
obat.
4. Uji Kuantitatif Kandungan Cemaran
5. Uji Batas untuk mengendalikan jumlah cemaran.
Cemaran dapat berupa : logam berat, residu pelarut, senyawa sejenis, termasuk hasil
urai dan sebagainya.
c. Ketegaran (Robustness)
Kapasitas tidak dipengaruhi variasi kecil dalam Metode Analitik variasi, suhu,
kelembaban ruangan, inkubator, pH pereaksi.
d. Linieritas
e. Rentang
f. Kesfesifikasi atau selektivitas
g. Batas deteksi
h. Batas Kuantitasi
f. Uji Kesesuain system.
120
Relevansi karakteristik kenerja atau parameter analitik tergantung penggunaan parameter
kinerja untuk validasi berbagai prosedur analitik baik fisikokimia.
Keterangan :
Lambang + : Parameter ini biasanya dievaluasi
- : Parameter ini biasanya tidak dievaluasi
* : Mungkin perlu evaluasi
Parameter-parameter tambahan untuk penetapan kadar secara biologi, pengujian lama, rumit
dan penyimpanan, kenerja dan baku pembanding dalam waktu lama.
a. Front-To-Back-Test
b. Freeza Than Stability
c. Lot-To-Lot Precision
121
7.3.1.1 Prosedur Penetapan Kadar/Validasi Metode Analisis Penetapan Kadar
Pada Validasi, Prinsip Penetapan Kadar dianggap cocok untuk prosedur yang
ditetapkan.
Sediakan formulir segera atau setelah uji validasi selesai untuk membuktikan
ketepatan hasil pengukuran instrumen yang digunakan.
7.3.2 Bagian Pengawasan mutu hendaklah memberi bantuan yang diperlukan atau
mengambil bagian dalam pelaksanaan validasi berkala oleh bagian lain, terutama
bagian produksi untuk menjamin bahwa setiap produk yang dihasilkan selalu
memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
122
7.4.2.1 Petugas : Pelatihan tata cara pengambilan contoh yang tepat pada awal, secara tetap
dan teratur.
b. Protap
c. Teknik + Peralatan
7.4.2.3 Identitas suatu beth bahan baku, beberapa wadah, hanya dapat dipastikan, bila
diambil dari tiap wadah Identifikasi semua
7.4.2.4 Mutu beth bahan baku dinilai dari : Cara mengambil + menguji contoh wakil bets
dapat digunakan bets untuk Identifikasi.
Jumlah Contoh yang dapat dicampur Satu contoh komposit, pertimbang sifat
bahan, pemasok dan hemogenitas komposit
a. Contoh : Bahan awal, produk antara, ruahan diambil secara acak atas, tengah, bawah.
7.4.2.6 Pengambilan Contoh ; Tepat ; Mencegah kontaminasi dan atau efek lain yang
mempengaruhi mutu, wadah bahan yang diambil : Isi Wadah, Nama Bets, Tanggal
Pengambilan Contoh, Pengambilan Contoh dan Tanda Contoh dari Wadah itu
Tutup Rapat.
123
b. Pengambilan Contoh Bahan Pengemas
Pabrik Pembuat menetapkan sendiri tingkat mutu yang dapat diterima (AQL)
Lampiran 7.4.2.6 Rencana Pengambilan Contoh Bahan.
Rencana Pengambilan Contoh Bahan Awal Tersebut diatas diPerketat dalam Hal :
* dalam wadah tidak sesuai untuk bahan tersebut dan kondisi fisik lain dapat diterima.
Pengambilan Contoh
a. Bobot atau volume bahan baku, produk 1/2 jadi dan ruahan ; Cukup untuk minimal 2 X
pengujian lengkap spesifikasi yang disyaratkan .
c. Produk jadi terkemas : Jumlah unit cukup pengujian akhir untuk meluluskan produk jadi
tersebut ditambah jumlah untuk contoh pertinggal, bila perlu di tambah untuk uji stabilitas.
f. Peringatan khusus untuk pengambilan untuk bahan produk steril atau berbahaya
g. Kondisi penyimpanan
Untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap/oleh bahan baku yang sedang diambil
contonya, Perhatikan :
a. Pengambilan contoh dalam ruang khusus yang bersih (Kelas III/lebih baik) tambahkan alat
penghisap debu/kondisi sesuai, misal : teknik udara laminer dalam ruang kelas IV/lebih
baik.
b. Sebelumnya periksa segel/tutupwadah masih utuh, Bersihkan luar wadah, dengan kain
lembut/penghisap debu
d. Bahan/produk steril, aseptis dalam ruangan steril dengan alat pengambil contoh dan
wadah steril.
e. Alat pengambil contoh; bersih untukbets berbeda, alat baru atau yang telah dibersihkan.
7.4.3 Pengujian
Jenis pengujian yang dilakukan terhadap masing-masing contoh bahan, produk antara,
produk ruahan dan produk jadi tergantung dari spesifikasi yang ditetapkan.
PENGOLAHAN LIMBAH
125
Merupakan tanggung jawab industri karena ada kaitannya dengan ketentuan dari
pemerintah yaitu setiap pabrik harus menghasilkan limbah yang ramah lingkungan.
Pada ISO 14000 terdapat semua aktivitas harus ditekan sedemikian rupa sehingga
dihasilkan limbah yang tidak berbahaya bagi lingkungan.
2. Limbah cair
3. Limbah gas
Limbah Padat dilakukan dengan cara dibakar dengan Incenerator pada suhu tinggi (800˚c)
kemudian debu yang dihasilkan diuji apakah melebihi nilai ambang batas (NAB) yang
ditentukan oleh kementrian lingkungann hidup.
- Dialirkan ke dalam air sehingga akan menghasilkan limbah padat kemudian limbah tersebut
dapat dilakukan pembakaran.
- Dialirkan diudara (keatas) dengan ketinggian tertentu atau dengan dilewatkan pada sebuah
filter udara.
Untuk pabrik, Pengolahan limbah masih bersifat monofoli oleh pemerintah(PPLI : Pusat
Pengolahan Limbah Indonesia)
- Logam
- pH
- COD (Chemical Oksigen Demand) adalah jumlah Oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air, secara kimia. atau kebutuhan
oksigen kimia untuk reaksi oksidasi terhadap bahan buangan di dalam air.
- BOD (Biochemical Oksigen Demand) adalah Jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan
oleh organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan buangan di dalam
air.
- Bahan Terlarut
- Tersuspensi
Supaya menghasilakn limbah yang aman memenuhi syarat.
126
Unit
Pengolahan
Unit
Pengolahan
IPAL
Harus meminimalkan limbah dengan menyedot limbah yang ada diruangan dan ditampung
sehingga limbah yang dihasilkan akan lebih kecil dialirkan pada ruangan untuk bahan
berbahaya.
Koleksi
Hidrolisis
Netralisasi Contoh : pH
Catatan : Sebagian industri ada yang menambahkan mikroba untuk penguraian limbah tapi
ada pula yang tidak.
Beta laktam
127
Non Beta laktam
Kolam pH ditingkatkan
Netralkan menggunakan
asam atau HCL, as. Sulfat
Aerasi
Pengendapan
incenerator
Proses
Ekualisasi
128
Industri
129